"Kakek, daddy kalian tetap di sini saja. Karena mereka tak mengenal kalian. Tapi aku harus pergi. Aku janji aku akan sering berkunjung kemari." ucap Vio saat sedang berkemas.
Dia akan pergi meninggalkan kakek dan ayahnya untuk sementara waktu. Nenek Merry dan mommy-nya sudah meninggal setahun yang lalu karena kecelakaan. Sehingga mereka hanya tinggal bertiga saja.
Vio harus pergi. Jika tak begitu dia pasti akan bertemu dengan Adrian ataupun Morgan.
"Kau tak masalah jika harus pergi sendiri sayang?" tanya daddy-nya yang sebenarnya berat membiarkan Vio pergi seorang diri.
"Daddymu benar sayang." ucap kakek.
"Aku berjanji pada kalian. Aku akan selalu memberi kabar pada kalian dan akan sering berkunjung ke sini. Aku harus pergi sekarang. Jika tidak mereka akan menemukanku. Please." mohon Vio.
Kakek dan daddy-nya hanya bisa saling pandang dan menghela nafas. Mereka akan mengijinkan Vio pergi.
"Baiklah. Tapi ingat janjimu itu sayang. Kami pasti akan merindukanmu." ucap daddy dan memeluk Vio dengan eratnya.
"Hmm, aku janji pada kalian. Aku harus pergi sekarang. Kakek dan daddy jaga diri baik-baik. Jika ada apa-apa segera hubungi aku." ucap Vio dan memeluk mereka satu persatu.
"Hati-hati sayang." ucap Kakek.
Saat Vio membuka pintu, bertepatan dengan seseorang yang akan mengetuk pintu rumah kakek.
"Vio." ucap Adrian dan Morgan bersamaan. Sedang Vio sangat terkejut bukan main. Jantungnya langsung berpacu dengan cepatnya.
"Vio kau benar Vio kan? Aku perlu berbicara denganmu Vio." ucap Adrian yang langsung memegang tangan Vio.
"Maaf tuan saya harus pergi." Vio mencoba melepaskan pegangan tangannya namun tangan Adrian terlalu kuat untuk dia lawan.
"Apa yang kau lakukan pada anakku? Dan siapa kalian?" teriak Alfred daddy Vio yang tak suka dengan cara Adrian memegang Vio yang terlalu erat.
"Maaf tuan mengagetkan anda. Tapi kami ke sini datang baik-baik dan tak ingin melakukan apapun. Kami ke sini hanya mencari seseorang dan kebetulan kami bertemu Vio asisten tuan Adrian." ucap Morgan yang menengahi.
"Apakah kami bisa bertemu dengan tuan Huseyyin?" tanya Morgan to the point.
"Ada apa kalian mencarinya? Siapa kalian?" tanya Alfred dan Vio langsung menoleh pada Morgan.
"Kami sedang mencari beliau. Kami ingin membicarakan sesuatu tentang masa lalu bersama beliau. Bisa kami bertemu dengannya?" tanya Morgan sekali lagi.
'Siapa mereka? Mereka bukan anak buah Marcell kan?' tanya Huseyyin dalam hatinya.
"Apa yang kalian ingin bicarakan? Katakan saja padaku? Akan aku sampaikan padanya." Alfred tak memberitahukan bahwa lelaki tua di belakangnya adalah orang yang mereka cari.
Morgan melirik pada Adrian yang masih setia memegang tangan Vio. Sedang Vio masih merasakan rasa takutnya, dia juga masih terkejut dengan pertemuan ìni secara tiba-tiba. Dia tak suka seorang pria menyentuhnya seperti ini. Itu sungguh mengingatkannya pada kejadian itu.
Selama ini yang dapat menyentuh Vio hanyalah kedua pria di belakangnya itu saja. Bukan pria lain. Dia jijik dengan semua pria. Mereka semua hanya butuh kepuasan dan kenikmatan dunia. Vio sungguh jijik!
"Lepaskan aku tuan." ucap Vio yang sudah meneteskan air matanya.
Adrian yang melihat Vio menangis, reflek melepas pegangan tangannya. Namun dia tak mengijinkan Vio untuk pergi.
"Maaf tuan, tapi ini masalah pribadi. Kami harus berbicara langsung pada tuan Huseyyin." ucap Morgan yang masih memaksa ingin bertemu Huseyyin.
"Aku Huseyyin. Apa yang ingin kalian katakan padaku?"
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORITE DAN HADIAH YA KAKAK. TERIMA KASIH ❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Intan Dpw
waaah,,,, bagus baguuus.
2023-03-08
0