"Cari Vio sampai ketemu Morgan. Dan urus masalah pembunuhan itu." ucap Adrian dengan pandangan mata yang sudah tak fokus.
"Begini tuan. Saat Vio keluar dari club, dia memesan taxi. Dan saat di perjalanan taxi itu... masuk jurang tuan." Morgan kembali menunduk.
Tak ada respon dari Adrian. Adrian hanya diam tak lagi berbicara. Perasaannya bergemuruh. Jantungnya sudah berdetak sangat kencang mendengar kata-kata terakhir Morgan. Dia tau dia salah. Dia yang memaksa Vio untuk ikut dengannya ke club. Oh Tuhan.. Adrian apa yang sudah kau lakukan pada gadis itu?
Adrian hanya diam menatap nanar pada Morgan. Ini kesalahan fatal yang dia lakukan pada seorang gadis. Yang bahkan belum memiliki keluarga.
"Kumpulkan tim untuk mencari Vio. Aku yakin dia masih belum meninggal. Cari dia sampai ketemu." ucap Adrian dengan tegas.
"Baik tuan. Akan segera saya lakukan." Morgan keluar dan mengerjakan tugas.
"Aaarrgh!!" Adrian membanting semua yang ada di atas meja kerjanya. Dia tak menyangka hal ini terjadi pada Vio.
Adrian ingat saat-saat di mana Vio membuat makanan di rumahnya. Tersenyum saat bermain catur dengan Alfonso. Dan semuanya kenangan bersama Vio Adrian mengingat jelas semuanya.
"Oh Tuhan. Vio maafkan aku." ucap Adrian yang sudah menjambak rambutnya.
Tiga tahun kemudian..
"Tuan, sebentar lagi konferensi pers akan segera di lakukan." ucap Morgan.
"Hmm, siapkan semuanya."
Adrian akan melakukan konferensi pers soal proyek barunya yang akan menguntungkan Negara. Bahkan banyak para investor yang ikut membeli saham untuk proyek ini.
"Lalu berapa persen perusahaan menyiapkan dana untuk proyek ini tuan?" tanya wartawan saat pers berlangsung.
"Kurang lebih sekitar 18 trilliun untuk pembangunannya sendiri." jawab Adrian dan wartawan itu sungguh kagum.
"Apa ada pertanyaan lagi? Jika tidak, kita akan menutup konferensi pers ini." ucap Morgan yang menjadi notulen Adrian.
"Ada satu pertanyaan lagi. Ini masalah pribadi. Bagaimana hubungan anda dengan nona Monica? Kapan anda akan melangsungkan pertunangan itu tuan Adrian?" tanya salah satu wartawan wanita.
"Untuk masalah ini. Nanti saja akan ada klarifikasi sendiri. Untuk para rekan wartawan saya ucapkan terima kasih dan kami mohon permisi." Morgan yang mewakili Adrian untuk menjawab pertanyaan ini.
Saat Adrian dan Morgan baru saja keluar dari convension hall perusahaan, ternyata ada Monica yang sedang menunggunya di depan ruang kerjanya bersama sekretaris Adrian.
"Hai Adrian. Bagaimana konferensi pers-nya? Lancar?" tanya Monica yang mengikuti Adrian masuk ke ruangannya.
"Hmm, semuanya lancar. Kau sedang apa? Apa ada sesuatu yang ingin kau kerjakan di sini?" tanya Adrian yang tersenyum.
"Tidak, aku hanya mampir sekalian ingin menanyakan pers hari ini saja." Monica adalah gadis yang baik. Dia anak Alfonso. Meski mereka hanya berteman tapi Monica menyimpan perasaan pada Adrian.
Sebelumnya sudah Adrian katakan, jika dia masih belum bisa menerima Monica karena memang Adrian masih belum memiliki perasaan apapun pada Monica. Adrian hanya tak ingin membuat Monica patah hati jika Adrian memberinya harapan.
"Hmm, syukurlah pers kali ini lancar." jawab adrian sambil mengerjakan pekerjaannya.
"Setelah ini bagaimana jika kita makan siang bersama Adrian?" Monica memang masih mengharapkan Adrian bisa menyukainya juga. Karena itu Monica masih berusaha mendekatkan diri pada Adrian.
"Ok. Tak masalah. Sebentar lagi juga jam makan siang." jawab Adrian.
Selesai mengerjakan semua pekerjaannya siang ini, Adrian dan Monica keluar untuk makan di restoran seberang.
"Adrian apa masih belum ada kesempatan untukku mendapatkanmu?
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORITE DAN HADIAH YA KAKAK. TERIMA KASIH ❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Intan Dpw
aaaaaa,,, udah tuga tahun aja nih thor.
2023-03-08
0