"Sayang mommy tidur dulu ya? daddymu sudah sangat rewel." bisik Ella. Rewel bagaimana? Atau daddy ingin minta yang lain? Tingkahnya semakin lama semakin jadi.
"Iya mom, kalian tidurlah." ucap Adrian dan mengecup kening Ella.
Bagi Adrian. Ella adalah penolongnya. Di saat dia tak mendapatkan kasih sayang seorang ibu, Ella-lah dulu yang menggantikan sosok ibu dan memberikan kasih sayangnya pada Adrian. Sampai akhirnya Victor mengajak Ella untuk menikah. Ah lucu sekali daddy-nya jika ingat itu.
Adrian melihat Vio yang masih membereskan dapur dan meja makan. Dia menghampirinya dan duduk di pantry.
"Vio kau juga tidurlah di sini. Kau bisa menggunakan kamar Naura." ucap Adrian sambil menyeruput teh yang di siapkan Vio untuknya tadi.
'Kenapa aku harus menginap di sini? Bukankah aku sudah ada kamar di apartement sebelah? Aku tak nyaman jika tinggal di sini. Bisakab alu menolaknya saja?' ucap Vio dalam hatinya.
"Untuk apa tuan? Saya kan sudah ada kamar di sebelah tuan." ucap Vio. Sudah di beri apartement, sekarang malah di suruh menginap di sini. Tidak. Vio tak akan mau.
"Bukankah kau sudah lihat ada kedua orang tuaku datang kemari? Nanti jika mereka membutuhkan apa-apa di saat kau tak di sini bagaimana?" ucap Adrian dengan santainya.
Sedang Vio hanya bisa menarik nafasnya saja. Karena kalau sudah seperti ini jelas tak akan bisa di bantah. Bossnya sangat keras.
"Baik tuan." jawab Vio pasrah.
Dengan terpaksa Vio tinggal di sana. Dia akan pulang dulu ke apartementnya, untuk mengambil pakaian tidurnya serta baju ganti untuk besok bekerja dan beberapa alat make up.
Semuanya sudah beres, dan Vio memilih langsung tidur. Karena waktu sudah masuk hari esok. Sekarang sudah jam 1 malam. Sedang besok pagi-lagi sekali Vio sudah harus menyiapkan makanan untuk keluarga bossnya.
Sungguh lelah sekali hari ini. Pekerjaan Vio seakan tak pernah habis. Saat merebahkan tubuhnya, Vio langsung tertidur dengan nyenyaknya.
Sementara Adrian masih saja bekerja. Dia mengecheck laporan yang di berikan Morgan padanya tadi yang belum sempat Adrian check.
Tapi semakin lama kenapa kepala Adrian semakin pusing? Bukankah tadi dirinya sudah minum obat dari Vio?
"Pusing sekali kepalaku. Apa Vio sudah tidur? Aku ingin meminta bantuannya untuk memijat sebentar kepalaku. Kenapa sekarang jadi sangat pusing sekali? Sial!" Adrian langsung mengambil ponselnya dan segera menghubungi Vio. Sekali tak di angkat, dua kali tak di angkat juga. Sampai tiga kali juga sama.
Adrian berdiri dengan memegang kepalanya menuju kamar Vio dengan tubuh yang sedikit sempoyongan. Mungkin memang Adrian butuh refreshing sejenak dari pekerjaannya ini.
"Vio.." panggil Adrian sambil mengetuk pintu kamarnya.
"Vio kau sudah tidur?" panggil Adrian sekali lagi. Andai saja kepalanya tak terlalu pusing seperti ini, Adrian tak mungkin mau tengah malam begini memanggil asisten wanitanya hanya untuk membantu memijat kepalanya.
"Vio." masih tak ada jawaban dari dalam. Apa Vio pulang pikir Adrian. Bukankah tadi memang Vio sepertinya tak ingin menginap di sini.
Vio bukan wanita nakal. Bukan. Tak seperti wanita di luaran sana yang dengan mudah menjajakan dirinya pada pria tampan seperti Adrian. Vio justru sangat-sangat menjaga dirinya dari hal hina seperti itu.
"Kemana dia?" Adrian memilih langsung masuk saja. Dia akan melihat apa Vio ada di dalam atau tidak.
Klek..
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORITE DAN HADIAH YA KAKAK. TERIMA KASIH ❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Intan Dpw
ceritanya beda dari yang lain
2023-03-08
0