Setelah puas berjalan-jalan untuk menenangkan pikiran. Olga kembali kerumah. Dirinya tidak semurung dan seterpuruk sebelumnya.
Olga memasuki rumah dengan langkah kecil seraya memainkan melodi dengan ibu jarinya. Hingga harus terhenti, tepat diruang tamu. Matanya menyipit tajam melihat seseorang yang tidak asing, sedang duduk dengan wajah tidak sabar. Mukanya ditekuk.
Dengan tergesa-gesa, Olga menghampiri Dash. Dia berdiri didepan Dash, memperhatikan lekat wajah itu. "Sampai kapan, kamu memandangku layaknya binatang buas?" kata Dash tiba-tiba sembari mendongak. Tatapannya jauh lebih dingin dari sebelumnya. Arogan sangat arogan!
"Aku minta maaf, apa yang membuat kamu yang bermartabat ini datang kesini."
"Jangan banyak drama! Aku datang kesini untuk memastikan sesuatu, apa kamu bisa akting?" tanya Dash.
"Akting? Maybe, sedikit." ujar Olga dengan kedua tangan sudah melipat didada.
"Tck. Segeralah bersiap, kita akan bertemu ibuku!" kata Dash berjalan meninggalkan ruang tamu.
Nyonya Ellie memijat kening, kemudian menepuk pundak Olga. "Olga, lain kali jangan tidak sopan pada Tuan Yang. Jika, dia marah, kamu tidak bisa menanggungnya. Dia itu sangat kejam."
Perkataan Nyonya Ellie mengingatkan Olga pada kejadian dimana pria itu berlumuran darah. Seketika itu juga, dia sadar dengan tingkah lakunya. "Kenapa aku selalu ceroboh dan sembarangan berkata, dihadapan orang yang dianggap pengganggu? Akh...Olga kamu memang, sudah tidak waras!" batin Olga memberontak.
Nyonya Ellie kembali menepuk pundak Olga dan tersenyum menyemangati. "Jangan frustasi, setidaknya, dia tidak melakukan hal tidak baik padamu. Tuan Yang bahkan mengundangmu untuk bertemu dengan ibunya, mungkin saja setelah ini hubungan kalian akan semakin erat."
Olga tertawa kecil, "Ibu sepertinya kamu salah paham. Aku dan dia tidak mungkin memiliki hubungan yang baik seperti sepasang kekasih. Aku hanya menjalankan kontrak perjanjian yang telah disetujui." kata Olga kemudian berjalan menuju kamarnya untuk mengganti pakaian.
Didepan rumah, Dash sudah menunggu, sembari melirik jam tangan karena keburu waktu. Dia berdecak kesal, kemudian menengok kearah pintu ketika melihat wanita cantik berjalan kearahnya. Dash lekas membuka pintu untuk Olga.
Selama dimobil tidak ada perbincangan apapun. Semua sibuk dengan angan-angan dan perdebatan pikiran. Satu mobil dengan pria super dingin bisa membuat Olga menjadi patung sehari, sepatah kata tidak diucapkan. Dia juga merasa bosan karena perjalanan masih jauh, dari ibukota ke kota J.
Setelah menempuh jarak yang jauh, akhirnya mobil itu berhenti dipekarangan rumah mewah. Mereka berdua turun dengan bergandengan tangan takut dicurigai. Olga menyenggol siku Dash, "Apa yang harus kulakukan setelah ini?"
"Kamu tidak tahu?!" nampak Dash kesal. "Bukan begitu, aku hanya cukup bingung. Karena dia kan ibumu, jadi apa yang harus kulakukan untuk menyenangkan hatinya?" jawab Olga
Dash berdecak kesal kemudian dia berbisik. "Bertingkah lah terus terang dan temukan hal untuk dipuji, ibu menyukai wanita terus terang!"
"Asiap!" kata Olga asal-asalan.
Wanita dengan iris mata berwarna biru laut dan rambut pirang kekuning-kuningan, membuat Olga terpana dalam sekali lihat. Bisa dipastikan, dia adalah Nyonya Belinda. Ibu dari Dash. Dengan sigap, Olga menyalami wanita itu, senyuman manis dia perlihatkan.
"Halo, Tante. Aku Olga, kekasih dari Dash. Sudah lama sekali aku ingin bertemu dengan Tante. Kata Dash, Tante adalah seorang ibu tercantik didunia dan ternyata benar!" Nyonya Belinda tersenyum mendengar itu, kupingnya panas. "Rambut Tante sangat indah seperti matahari yang selalu memancarkan sinarnya. Mata Tante bagaikan lautan dalam yang tenang dan menghanyutkan, aku suka semuanya!" kata Olga dan kemudian Dash menarik tangan Olga menuju sofa.
Nyonya Belinda duduk disebelah Olga yang memasang wajah cemberut. Dia mencubit pipi itu dengan lembut. "Berapa usiamu?" tanyanya. "19 Tante."
Nyonya Belinda mengerutkan alis, kemudian kembali tenang seraya menyeruput teh yang baru saja dibawa pelayan. "Cukup muda dan entah bagaimana kulkas berjalan itu bisa mendapat kekasih imut dan muda sepertimu."
Olga heran, "Siapa kulkas berjalan?" kata Olga. Nyonya Belinda menunjuk kearah Dash yang sedari tadi diam dan duduk dengan arogan. "O, Dash? Tidak perlu dikatakan lagi Tante, orangnya memang seperti itu! Dia bahkan seperti tidak menganggap aku sebagai kekasih, selalu menekan aku dengan status! Dia sangat kejam dan selalu menomor duakan, aku dengan pekerjaan. Rasanya ingin putus saja, tapi berat rasanya."
Untuk memperkuat aktingnya, buliran air mata jatuh dari pipi Olga. Nyonya Belinda kasihan dan menyeka air mata dengan lembut. "Jangan menangis lagi, dia benar-benar lelaki tidak beradab! Jika selalu bersikap dingin dan dingin, bagaimana keadaan calon menantuku kedepannya? Bagaimana, jika sudah menikah. Apa yang terjadi dengan menantu-cucuku?!" kata Nyonya Belinda marah dan menatap tajam Dash yang hanya menatap tidak bersalah.
Olga terperanjat kaget. "Ee... buset, langsung mikirin nikah. Padahal'kan cuman pura-pura. Tapi, Sudahlah. Aku juga ingin membuat pria kejam ini, merasakan penderitaan dan ibunya sendiri!!" batin Olga tersenyum jahat. Baginya melihat kerutan tertekan diwajah Dash sudah cukup membuatnya puas.
Namun, salah Dash tidak merasa tertekan sedikitpun. Apapun yang ibunya katakan hanya diangguk kepala olehnya seakan mengikuti akting Olga. Sejurus kemudian matanya yang sipit menatap tajam kearah Olga. Ingin rasanya Olga berteriak saking kaget.
Olga kemudian menggigit ibu jari, dia menepuk pundak Nyonya Belinda dan menggunakan jurus terakhir. Wajah kasihan. "Tante, jangan marah-marah lagi. Dash bahkan tak berkutik, memang benar dia pria paling menyebalkan didunia!!"
"Bagus, aktingmu membuatku marah besar!" batin Dash yang sudah melewati batas kesabaran menghadapi sikap Olga yang semakin keterlaluan.
Nyonya Belinda hendak menjawab perkataan Olga, namun berhenti ketika ponsel pintarnya berbunyi. Dengan segera dia pergi. Dan kini tinggallah dua orang itu disana, dengan Olga yang sedari tadi menelan ludah kasar.
"Aku benar-benar ingin lari dari situasi menegangkan ini. Aku ingin menjauh dari pria berdarah dingin ini, sebaiknya kususul saja Tante." batin Olga bersiap pergi, namun pinggangnya ditarik paksa oleh pria disamping hingga terjatuh kesofa, menindih tubuh Dash.
Olga panik setengah mati, dia hendak berdiri, namun ditahan. "Kamu tahu kesalahanmu?" tanya Dash dengan suara berat. Olga pura-pura bingung dan memalingkan wajah "Aku tidak tahu maksudmu."
Dash tersenyum dingin, dia menarik wanita itu semakin dekat. "Sekarang siapa yang dinomor duakan? Katakan!" kata Dash yang tatapannya kini bertemu dengan tatapan Olga yang berbinar-binar ingin menangis.
Semenit kemudian lelaki itu menurunkan Olga. Dia duduk disebelah wanita itu. "Lain kali, jika disuruh akting jangan terlalu luar biasa. Membuat orang marah dan ingin menerkam mangsanya." kata Dash diangguki Olga.
Stelah beberapa menit dalam keadaan canggung, Nyonya Belinda masuk kembali keruang tamu dan menghantar anaknya beserta Olga untuk kembali pulang ke ibukota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 17 Episodes
Comments
Azura
akting yang luarbiasa
2022-05-01
1