Olga mundur selangkah, dia tersenyum palsu kemudian kakinya tersandung akibat meja yang menghalangi dibelakang. Tubuh Olga tidak seimbang, terjatuh kepelukan Dash. Wanita itu menatap lekat wajah Dash, sungguh tampan! Tapi sayang, terlalu kejam. Bahkan, tidak melepaskan wanita malang seperti Olga.
"Sampai kapan kamu akan terus berada di pelukanku?" perkataan Dash membuat Olga tersipu malu. Wanita itu terlalu malu untuk menatap wajah Dash. Dia berdiri dan memalingkan wajah. "Bisakah ganti ruginya tidak dengan nyawa? Aku masih mau hidup!"
"Tentu saja."
Olga kembali melihat kearah Dash. Matanya berbinar senang. "Apa yang harus kulakukan?"
Dash berdiri dan memegang dagu Olga, lelaki itu tidak sedikitpun menunjukkan senyum tulus. Selalu membuat orang lain tertekan dengan hawa mencekam. "Jadilah kekasihku!"
"Hah? Kekasihmu?!"
"Jangan salah paham. Aku berbuat seperti ini, demi diriku sendiri. Ibuku sangat menginginkan aku memiliki sepasang kekasih, dia bahkan membagikan ratusan kartu nama membuat aku sangat kerepotan. Dan sepertinya kamu cocok untuk hal itu, kamu bisa membantuku dan hutangmu kuanggap lunas." katanya "Satu lagi selain menghindari perjodohan, aku ingin kamu menjadi rekanku untuk menghadapi musuh."
Olga mendorong tubuh Dash. "Aku tidak keberatan dengan syarat yang pertama tapi untuk yang kedua sepertinya aku tidak bisa. Aku lebih baik menyerahkan nyawaku saja!" Dash semakin mendekat menyudutkan Olga dimeja kecil. "Kenapa, takut mati? Bukankah tujuannya sama saja, kamu akan mati?"
"B-Bukan, karena itu." bayang terkutuk itu kembali menghantui kepala Olga. Wanita itu mengeluarkan cairan bening dari matanya. Dia mengingat senyuman ibunya, bagaimana mungkin dia bisa tahan mengikuti Dash, berarti akan banyak pertumpahan darah.
"Lalu,"
Olga semakin menangis dengan kencang. Dia duduk dimeja itu, "Aku takut bukan kerena mati, tapi aku takut dengan pembunuhan. Ibuku baru saja dibunuh, bagaimana mungkin aku bisa tenang?" Dash terkejut dengan pernyataan Olga. "Kenapa kamu, bisa berkata membunuh dan mati dengan mudah? Hiks... kamu tidak akan terbayang bagaimana rasanya ibu dibunuh oleh ayah. Sakit!Sangat sakit! Aku ingin membalas dendam ini, pada ayah bajingan itu. Dan sekarang kamu menawarkan, aku menjadi rekanmu? Aku hanya ingin ke ibukota dan memulai hidup baru. Menjadi wanita karier yang tidak serakah. Seperti yang diinginkan oleh ibuku." kata Olga mengakhiri kata-katanya dengan bentakan.
Lama Dash merenung. Dia memasang wajah kaku, tidak bersalah. Menyipitkan mata, "Itu masalahmu! Bagiku tidak ada kata pemberontakan." kata Dash "Kamu cukup menarik, bukankah kamu ingin balas dendam? Kenapa tidak gunakan kesempatan ini. Aku menyukai tekad dan nyala api dimatamu. Kamu pasti akan menjadi anggota yang berbakat." diulurkannya tangan seolah menyatakan perjanjian. Olga tertegun, benar kata Dash. Apa yang coba dia pikirkan, ibunya sudah meninggal. Ayah berengsek itu pasti akan mengambil korban lagi.
"Baiklah."
Kontrak dua pihak!
•••
"Tuan, apakah wanita itu yang selama ini Anda cari?"
"Ya. Hanya dia saja yang cocok. Aku tidak tahu apa yang terjadi, bertahun-tahun aku mencari wanita yang cocok untuk menjadi rekan perjalananku sekaligus wanita yang bisa dijadikan kekasih, namun tak kunjung menemukan. Siapa sangka, aku bertemu dengannya dilautan. Ditengah-tengah kekacauan."
"Selanjutnya apa yang akan, Anda lakukan?"
"Melihat sejauh mana kemampuannya. Leo, apa tugas yang kuberikan padamu sudah selesai?"
Leo mengambil laptop dimeja. "Berikut data yang, saya dapat. Nona Olga baru saja melarikan diri dari kediaman keluarga Oliver. Setelah saya dan tim saya menyelidiki apa yang terjadi, ternyata disana terjadi kasus pembunuhan tertutup. Semua orang yang mengikuti perjamuan subuh dan organ tubuh mereka, dikirim kenegara lain. Ini bisnis gelap. Bahkan, pemerintah tidak tahu dan menutup mata."
"Menarik sangat menarik." Dash berdiri keluar dari ruangannya menuju ketempat persenjataan dimana Olga dia tempatkan.
Olga terengah-engah melawan wanita paling lemah dalam organisasi mafia milik Dash. Sekarang, dia tahu seburuk apa kemampuannya. "Sudah cukup! Kemari!" kata Dash. Bergegas Olga menghentikan aktifitasnya dan mengikuti Dash menuju ruangan lain.
Dash duduk disofa bersama dengan seorang sepasang suami-istri yang sudah berusia kepala empat. Dash segera memperkenalkan mereka.
"Tuan Charlos, ini adalah wanita yang akan kamu adopsi."
Tuan Charlos tersenyum begitu juga Nyonya Ellie, istrinya. "Aku adalah Adam Charlos dan ini istriku Ellie Maeri. Atas permintaan Tuan Yang, kami datang kesini untuk menjemputmu sebagai anggota keluarga baru. Kebetulan kami, adalah sepasang suami-istri yang tidak memiliki anak. Sangat beruntung."
"Apa maksudnya, ini?" Olga sedikit gugup. "Jangan khawatir. Mereka akan memberikanmu, apa yang kamu butuhkan. Bukankah kamu ingin keluar dari lautan ini dan pergi ke ibukota? Akan lebih muda bagiku dan bagimu jika kamu memiliki identitas yang jelas."
"Kamu melepaskan ku begitu saja?" Olga heran.
"Kenapa tidak, kontrak sudah dijalankan. Jangan berpikir dengan kamu tinggal dengan Keluarga Charlos kamu bisa melupakan kontrak perjanjian. Identitas mu hanya untuk mempermudah ini semua."
Apa yang dikatakan oleh Dash sangat benar. Dia berkeliaran sebagai kekasih Dash hanya akan memicu konflik karena tidak memiliki latar belakang. Apalagi, wajahnya yang kerap akrab dengan anak bangsawan lain. Jika dia memiliki latar belakang akan mudah menipu mereka. "Aku akan melakukannya dengan baik." kata Olga kemudian tersenyum manis.
Dash hanya mengangguk lalu melirik sekilas ketiga dua orang tua itu membawa putri angkatnya pulang. Ada perasaan tidak rela dan kesepian menyelimuti hati Dash. Wanita itu selalu membuatnya gelisah.
Untuk pergi ke ibukota masih harus menempuh jarak yang cukup jauh. Tuan Charlos menuntun Olga menuju kapal mereka yang berada disebelah. Kapal berlayar dan bergerak menuju ke ibukota. Olga duduk disebelah ibu angkat, ditatapnya dengan ragu. "Kenapa kamu menatap aku? Kamu gugup? Wajar saja, karena kami masih orang asing bagimu. Tapi, jangan khawatir. Kami pasti akan memberimu kasih sayang, anak manis."
"Terimakasih." kata Olga.
"Tidurlah dipahaku, sebelum kita sampai di ibukota. Perjalanan masih panjang." kata Nyonya Ellie.
Untuk pertama kalinya Olga tidur dipaha seorang ibu yang bukan ibunya. Matanya terpejam karena sangat lelah, tekanan yang ada dalam dirinya seketika lenyap. Kenyamanan yang diberikan Nyonya Ellie memang tidak seperti kenyamanan yang diberikan ibunya. Namun, itu sudah lebih dari kata cukup untuk dia membaringkan kepala dan tertidur dengan lelap.
"Dia manis, ya." kata Tuan Charlos.
"Ya. Entah masalah sebanyak apa yang dia pikirkan. Hingga Tuan Yang, ingin kita mengadopsinya. Tapi, aku sangat bersyukur. Karena akhirnya, bisa mendapatkan seorang putri dan bisa membagi kasih kepadanya." senyuman khas Nyonya Ellie sangat menawan dan itulah daya tariknya. "Kita akan menjaganya, padahal dia sudah berusia 19 tahun. Namun, wajahnya bagaikan anak berusia 16 tahun. Sangat imut!"
Itu benar. Memang usia Olga 19 tahun. Tapi hatinya sangat rapuh bagaikan anak kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 17 Episodes
Comments
Azura
jadilah kekasihku untuk melunasi hutangmu. aku juga mau bangbang 🤣😭
2022-05-01
1