Bab 3[Karma itu nyata]

setelah beberapa tahun lamanya,setelah meninggalnya ibu hartini kini tiba-tiba ada telpon berdering dan tanpa saya duga ternyata yang menelpon adalah anak dari ibu hartini.

maksud tujuan dia menelpon saya adalah untuk menanyakan prihal ibunya yang telah ia buang di panti jompo.

"assalamualaikum...permisi ustad saya mau bertanya bagai mana keadaan ibu saya?...dan mengapa anda membawa ibu saya tanpa mendapatkan izin dari saya?..."

dengan polosnya dia bertanya kepada saya,bukan kah dia sudah tau jawabannya tanpa saya harus menjawabnya.

"kenapa anada baru menelpon saya hari ini...padahal kejadian itu sudah satu tahun lamanya...selama ini anda kemana?.."

tanya saya balik karena kesal dengan dia yang bertanya solah-olah tidak tau di mana letak kewajiban seorang anak terhadap ibunya.

solah -olah tidak mau tau bagai mana perasaan dan ke adaan ibunya setelah ia tinggalkan di panti jompo.

dengan lugunya dia menjawab

"maaf ustad saya baru sempat mengunjungi ibu hari ini...soalnya saya sibuk dengan urusan kantor saya dan betapa kagetnya saya ketika saya menjenguk kok ibu saya tidak ada dalam panti.lalu saya minta no telfon anda kepada petugas panti".

jawaban yang sungguh membuat saya semkin kesal dengan nada sedikit menahan amarah saya kembali bertanya.

"anda tau kewajiban anda sebagai seorang anak terhadap ibu?...anda tau bagai mana rasanya ketika perasaannya di sakiti oleh seorang anak?...anda tau bagai mana rasanya menderitanya hidup di dalam panti jompo?.."

lalu dengan nada amarah nya dia menjawab seakan dirinya tidak pernah melakukan kesalahan.

"ya saya tau...ibu saya terluka karena anda telah mengingatkan ibu saya kepada saya,saya tau ibu saya rindu kepada saya,maka dari itu hari ini saya datang untuk mengajaknya pulang dan tinggal bersama lagi dan lagi pula saya sudah tidak sibuk dengan urusan kantor."

"wow bisa ya anda menjawab dengan entengnya seperti itu".

bentak saya,, sudah habis kesabaran tidak habis pikir kok ada anak seperti ini.ingat kepada ibunya saat dia tidak sibu dengan pekerjaannya dan tidak merasa bersalah kepada ibunya.

"saya bisa melaporkan anda ke kantor polisi lo ustad,karena anda sudah membawa ibu saya tanpa seizin saya.emang anda pikir anda siapa bisa seenaknya main bawa ibu orang padahal jelas di sini kita tidak pernah kenal dan tidak pernah bertemu".

desak nya kepada saya,,karena dia pikir saya yang salah dan dia pikir bahwa dengan cara dia mengancam begitu saya dapat menyerahkan ibu itu.

"jika kau ingin tau dimana ibu mu maka datang lah ke rumah saya".

akhirnya saya mulai menyerah dengan sifat kerasnya.

jika tidak berbicara secara tatap muka dia tidak akan mengerti apa yang saya maksud.

"oke baik lah di mana alamat rumah anda?.."

dua pun menyetujui untuk bertemu dengan saya.

"jln ; melati

no ; 04

desa ; bunga raya".

akhirnya telefon di matikan dengan tanpa salam setelah dia tau alamat rumah saya.

mungkin kah dia akan benar-benar datang atau hanya iseng menanyakan prihal tentang ibunya?..pikir saya hampir berburuk sangka dengannya.

"ya semoga saja apa yang saya pikirkan tidak benar-benar terjadi,mungkin dia baru sadar bahwa peran ibu sangat kah penting baik di bidang mana pun".

kata saya dalam hati,lalu saya bergegas naik ke mobil dan menuju masjid tempat pengajian tersebut di laksanakan.di sepanjang jalan yang saya lalui,terasa sangat lah kurang menyenangkan seakan ada filing yang kurang enak yang saya rasakan,.

filing saya mengatakan bahwa saya akan bertemu dengan anak dari almarhumah ibu hartini,namun itu benar atau tidak saya pun tidak tau.ya saya tau karena sesungguhnya yang maha tau atas segalanya ada Allah semata.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!