Beberapa hari ini Denis sering pulang larut malam. Ada saja pekerjaan yang harus ia selesaikan sehingga memaksanya harus lembur di kantor atau pertemuan dengan klien yang tak kenal waktu.
Jam berapapun Denis pulang, Nabila selalu berusaha menunggu. Ia tidak akan masuk ke kamar sampai Denis pulang.
Begitu juga hari ini. Jam dinding menunjukkan pukul 22.00 Nabila masih setia menunggu suaminya di ruang tamu sambil menikmati siaran televisi. Tapi karena badannya terlalu lelah, ia akhirnya ketiduran di sofa.
Tak berapa lama, Denispun tiba di apartemen. Saat dia masuk dan mendapati televisi masih menyala, ia menyalakan lampu ruangan itu. Dia terkejut ketika mendapati Istrinya tertidur di sofa.
"Sudah kubilang jangan menungguku, masih saja keras kepala", gerutu Denis sambil mematikan televisi.
Dia berniat membangunkan istriya dan menyuruhnya pindah ke kamar. Namun, dia mengurungkan niatnya ketika melihat istrinya sangat lelap. Disibaknya rambut istrinya yang menutupi wajahnya dan pelan ia mengecup kening istrinya sambil bergumam dalam hati, "maafkan aku".
Diambilnya selimut dari dalam kamar istrinya dan ditutupkan ke tubuh istrinya itu. Setelah ia berganti pakaian, ia kembali ke ruang tamu. Ia membaringkan tubuhnya di atas karpet, tepat di depan sofa yang ditiduri istrinya.
**********
Menjelang subuh, Nabila terbangun. Dia bertanya-tanya ketika mendapati tubuhnya berbalut selimut. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian semalam. "Ahh, aku ketiduran semalam", gumamnya
Diapun turun dari sofa. Dia terkejut ketika mendapati kakinya menyenggol sesuatu, dengan hati-hati ia berjalan menuju saklar listrik dan menekannya.
Betapa terkejutnya ia ketika lampu menyala, mendapati suaminya tidur dilantai. Ia mengambil selimut yang tadi ia pakai, kemudian menutupkannya ke tubuh suaminya.
Nabila pun melanjutkan aktivitasnya pagi itu. Mulai mencuci baju, membersihkan rumah, dan memasak. Saat ia sedang memasak, Denis terbangun. Karena tidak mendapati istrinya di sofa ia berjalan menuju dapur dan duduk di kursi tempat makan.
Nabila yang menyadari kehadiran Denis, memalingkan tubuhnya menghadap Denis dan tersenyum, sembari berkata, " Sudah bangun? Mau kopi?"
"Hemmm", Denis menjawab singkat, kemudian menempelkan pipinya di atas meja.
Nabila meletakkan secangkir kopi di depan Denis, kemudian duduk di kursi berhadapan dengan Denis.
"Aku hari ini ada janji dengan Adam, mungkin sore atau malam baru pulang. Kau tak apa kutinggal? Atau kau mau main ke tempat mami, biar kuantar", kata Denis.
"Pergilah, aku ingin istirahat di rumah saja, hari ini rasanya lelah sekali lagi pula ada beberapa pekerjaan yang harus segera ku selesaikan", jawab Nabila.
"Istirahatlah saja, jangan bawa pulang pekerjaanmu di kantor! Aku tak mau dianggap memperkerjakan orang sewenang-wenang", kata Denis yang kemudian di anggukan oleh Nabila.
Selepas keduanya sarapan, Denispun pergi meninggalkan Nabila sendiri di rumah.
Meskipun lelah melanda, Nabila tetap tak mau diam. Berbagai pekerjaan dilakukannya di dalam apartemen.
Sore sudah datang, tapi belum ada tanda-tanda Denis akan datang. Nabila yang baru keluar dari kamar membuka laptopnya untuk memeriksa pekerjaan yang belum selesai dikerjakan sambil menikmati kue yang tadi siang dibuatnya.
Terdengar seseorang menarik gagang pintu. Sekejap kemudian Denis sudah ada di depan Nabila yang masih sibuk dengan laptopnya.
Denis langsung menutup laptop Nabila kemudian menghempaskan tubuhnya ke sofa, disebelah Nabila.
"Aku kan tadi menyuruhmu istirahat, kenapa kau masih bekerja", kata Denis, sambil menjitak kepala istrinya.
" Awww, sakit!" Kata Nabila sambil mengelus kepalanya dengan mulut penuh makanan.
Denis mengeluarkan dua lembar kertas yang tak lain adalah tiket pesawat ke Hamburg, di depan Nabila. "ambillah!" kata Denis.
Nabilapun mengambilnya. Sekilas membaca, Nabila membulatkan matanya, kemudian berucap "Ini__"
Belum sempat Nabila meneruskan kata-katanya, Denis menimpali, "apa kau suka?"
Nabila menganggukkan kepalanya, dia nampak sangat senang, kemudian memutar badannya menghadap Denis. Jarak antara mereka kini sangat dekat.
Tatapan mereka bertemu. Tiba-tiba Denis meletakkan telapak tangannya di pipi Nabila dan mengusap bibir Nabila dengan jarinya dengan lembut. Nabila menatap Denis sayu.
"Dasar anak-anak! makan kue saja masih belepotan begini", kata-kata Denis langsung membuat muka Nabila memerah karena malu. Nabila menjadi salah tingkah.
" Kau mau ini, sambil menyodorkan kue yang ada di piring", kata Nabila
"Aku cuci tangan dulu", kata Denis yang kemudian berdiri hendak mencuci tangan.
Namun Nabila dengan cepat menarik ujung jaket suaminya, hingga membuat Denis terduduk kembali ke sofa.
"Nggak usah cuci tangan, biar aku suapin saja. Aaakkk... ", kata Nabila sambil menyodorkan sepotong roti di depan mulut suaminya.
Denis pun membuka mulutnya dan mengunyah perlahan roti yang telah masuk ke mulutnya.
" Enak?", tanya Nabila sambil mengamati cara suaminya makan.
Denis hanya menganggukkan kepalanya karena mulutnya masih terisi roti.
Setelah roti di mulutnya habis Denis mengatakan, "segera siapkan barang-barang yang akan kau bawa besok kerena kita harus berangkat pagi-pagi".
Denis segera berdiri dan beranjak pergi, Namun sebelum kakinya melangkah dia dengan sangat cepat menyambar bibir istrinya dengan bibirnya sekilas.
Nabila yang tak siap hanya terbengong, sambil memegangi bibirnya yang masih menyisakan sentuhan lembut bibir suaminya. Sementara Denis hanya tertawa sambil berlalu menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
flora sweet
uluh uluh uluh.....berbunga💐🌸💮🏵🌹🥀🌺🌻🌼 hati ku
2020-12-30
0
💞🌹fikadiani🌹💞
tresno jalaran Soko kulino😂😂
2020-11-07
1
astri rory ashari
mulai ada peningkatan status😁 cinta akan tumbuh karena terbiasa....😘😘😘
2020-11-01
1