Pindah ke Apartemen

Setelah makan pagi Nabila dan Denis kembali ke kamar kamar kembali ke kamar kamar mereka. Nabila tampak sibuk mengemasi pakaian dan barang-barangnya ke dalam koper. Sedangkan Denis hanya menonton dan sesekali memainkan ponselnya.

"Masih lama?", tanya Denis sambil melihat jam tangannya.

"Sebentar lagi", jawab Nabila tanpa melihat kearah orang yang bertanya.

"Tak perlu bawa semua pakaianmu, yang perlu-perlu saja. Jika kurang kita bisa membelinya kapan-kapan", kata Denis.

"Ini juga sudah yang penting-penting saja tuan", ucap Nabila dengan masih sibuk berkemas.

"Tuan? Jangan kau sebut aku lagi dengan nama itu, gatal kupingku mendengarnya", kata Denis ketus.

"Terus aku harus panggil apa? Kanda? Kakak? Atau babang genteng?", kata Nabila, diikuti suara kekehannya.

"Panggil aja dengan panggilan yang baik kalau suami istri", jawab Denis yang sebenarnya jengkel dengan candaan istrinya.

Nabila yang mendengar ucapan Denis ingin tertawa, tapi di tahannya dengan menutupkan telapak tangan kirinya ke mulut.

"Terus apa? Mau dipanggil sayang?" Kata Nabila sambil masih menahan tawanya.

"Sayang? Kau bahkan tak sayang denganku tapi mau memanggilku sayang", jawab Denis sambil masih sibuk dengan ponselnya.

"Siapa juga yang mau memanggilmu dengan sebutan itu? Ge-er", ujar Nabila dengan wajah yang sudah bersemu merah.

" Terserah.... Terserah.... malas bicara denganmu", suara Denis nampak Jengkel

Nabila yang mendengar ucapan Denis itu hanya tersenyum.

10menit kemudian.

"Akhirnya selesai juga", kata Nabila dengan menggoreskan tangan kanannya ke kening untuk mengusap peluhnya.

"Segera masukkan ke mobil, kuncinya ada di meja itu", kata Denis sambil menunjuk meja rias Nabila.

"Siapa? Aku? Yang benar saja, masak perempuan disuruh membawa barang-barang berat begini", kata Nabila

Denis bangun dari duduknya, hendak mendekati koper Nabila, sambil berkata " Baiklah... Baiklah.... Dasar manja!", kemudian dia membawa koper-koper itu ke mobil.

Nabila yang mendengar kata-kata Denis hanya terkekeh.

Setelah mereka berdua berpamitan pada mami, mereka langsung meluncur ke apartemen.

Sampai di apartemen, Denis memasukkan barang-barang Nabila ke sebuah ruangan. Nabila hanya mengikuti saja dari belakang.

"Nabila, ini kamarmu", kata Denis, sambil meletakkan barang-barang Nabila ke lantai. Kemudian duduk di penggiran tempat tidur.

Nabila hanya menganggukan kepala. Sedari awal pernikahan mereka, dia sadar bahwa pernikahan ini tidak pernah di dasari cinta. Sehingga dia tidak berharap mendapat perlakuan sebagaimana layaknya seorang istri.

Nabilapun sama sekali tidak keberatan jika harus tidur terpisah dengan suaminya. Karena dia mengerti bahwa pernikahan ini terjadi semata-mata karena adanya ancaman dari suaminya dan motif lain dari suaminya, yang sampai saat ini belum dia mengerti. Tapi yang jelas bukan motif cinta.

"Seminggu dua kali bi Atik, pelayan dari rumah mama akan kesini untuk bersih-bersih, mencuci dan menyetrika baju, jadi kau tidak usah repot melakukan pekerjaan-pekerjaan itu", kata Denis.

"Mulai hari ini, tak perlu meminta bi Atik untuk datang kesini. Aku yang akan melakukan pekerjaan-pekerjaan itu", ucap Nabila sambil menata pakaiannya ke dalam lemari.

"Tak perlu Nab, biar bi Atik saja. Kau kan juga bekerja dari pagi hingga sore, jika kau tetap harus mengerjakan pekerjaan itu, kau akan kelelahan", kata Denis.

"Aku sudah biasa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan itu", kata Nabila.

"Biasanya kamu kan dibantu mami. Disini siapa yang membantumu? Aku? Jangan harap aku ikut mengerjakan pekerjaan itu", kata Denis.

" Aku sudah menikah denganmu, urusan pekerjaan rumah adalah tanggung jawabku. Bagaimanapun kondisi pernikahan kita, aku tetap istri, jadi biarkan aku melaksanakan kewajibanku", kata Nabila sambil menghentikan sesaat pekerjaannya.

Kata-kata Nabila mengusik Denis hingga membuatnya tak nyaman berada di tempat itu. Dia memutuskan keluar dari kamar Nabila.

Sebelum keluar dia sempat berkata, "terserah kau saja. Lakukan jika itu maumu"

Nabila seketika menyadari ada yang salah dengan perkataannya. Dia ingin memanggil Denis yang sudah sampai dipintu dan menjelaskannya, namun diurungkan. Nabila hanya duduk dipinggiran tempat tidur sambil merenung.

Selesai membereskan barang-barangnya, Nabila segera pergi ke dapur. Ia berniat untuk memasak karena dia melihat jam sudah menunjukkan waktu makan siang.

Nabila memeriksa isi kulkas dan persedian bahan makanan lainnya di dapur, tapi tak ada apa-apa disana. Dia memutuskan untuk meminta tolong Denis mengantarnya ke supermarket.

Tok... Tok... Tok... Nabila mengetuk pintu kamar Denis. Pemilik kamar membukakan pintu. Tapi Nabila tiba-tiba membalikkan badannya membelakangi Denis.

Saat itu Denis bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendek.

"Cepat pakai pakaianmu!" Perintah Nabila

Denis pun mengikuti perintah Nabila, ia masuk dan segera mengenakan pakaian. Kemudian keluar lagi.

"Sudah! Ada apa menggangguku?", tanya Denis dengan suara parau khas bangun tidur.

Nabila membalikkan tubuhnya menghadap Denis.

"Aku mau masak buat makan siang, tapi gak ada bahan makan sama sekali. Maukah mengantarku berbelanja ke supermarket?", kata Nabila.

"Pergilah sendiri, aku masih ngantuk", kata Denis kemudian menutup pintu kamarnya.

Nabila sebenarnya ingin protes, tapi ya sudahlah, dia pikir tidak sulit juga kalau harus berbelanja sendiri. Dia bisa melihat aplikasi di ponsel untuk melihat supermarket yang terdekat dengan apartemen.

Setelah bersiap-siap, dia keluar dari kamar dan melanjutkan niatnya pergi ke supermarket.

Nabila sudah keluar dari gedung apartemen dan berjalan menuju jalan raya untuk mencari taxi, tapi tiba-tiba ada mobil berhenti di sebelahnya. Membuat Nabila sedikit kaget.

Namun kekagetan Nabila hilang, setelah melihat pengendara mobil itu membuka kaca mobilnya, dan berkata "Ayo masuklah, aku antar ke supermarket"

Flashback on

Denis hendak meneruskan tidur siangnya, tapi matanya tak mau dipejamkan lagi. Pikirannya tertuju pada penolakannya terhadap permintaan Nabila untuk mengantarkannya ke supermarket tadi.

Dia memutuskan untuk bangun. Setelah mencuci muka, dia berganti pakaian dan keluar dari kamar. Dia memanggil-manggil nama Nabila, tapi yang dipanggil sama sekali tidak menyahut panggilannya.

Denispun membuka pintu kamar Nabila, tapi kamar nampak kosong. "Sialan, dia sudah tidak ada. Semoga dia masih disekitar sini", gerutunya.

Denis bergegas mengambil kunci mobil dan segera keluar dari apartemen.

Saat di pelataran apartemen dia melihat Nabila berjalan menuju jalan raya. Denis melajukan mobilnya, dan berhenti tepat di samping Nabila.

Flashback off

Terpopuler

Comments

flora sweet

flora sweet

cuek2 u skr....kl udah bucin....sweet dah jdinya.....😂😂😂😂😍😍😍😍😍

2020-12-30

0

astri rory ashari

astri rory ashari

Seettdah mulai bucin lagak2nya Denis😁

2020-11-01

0

lihat semua
Episodes
1 Terlambat
2 sombong sekali
3 Tidak mau ada penghianat
4 Mirip Seseorang
5 Bertemu Mamimu
6 Belum Mau Menikah
7 Makan Siang
8 Apa Salahku
9 Meminta Jawabanmu
10 Minggu Depan
11 Mengajak Ke Butik
12 Restu
13 Sah
14 Panas
15 Pindah ke Apartemen
16 Status
17 Bekal Makan Siang
18 Menghindar
19 Yang Pertama
20 Planten un Blomen
21 Calon Tunangan
22 Pengalaman Pertama
23 Aku Ingin Pulang
24 Patah Hati
25 Keributan
26 Denis Selamatkan Aku
27 Menemukanmu
28 Jalan-Jalan
29 Belum Siap
30 Managih Janjimu
31 Jangan Lama-lama
32 Ikuti Aku
33 Berhak Atas Diriku
34 Kalian Cocok
35 Istri Saya
36 Pacar Sheila
37 Baju Tidur
38 Tawaran
39 Kamu Bahagia?
40 Mendampingimu
41 Pantai Senggigi
42 Kau Mencintainya?
43 Tamu
44 Komentar Pedas
45 Teman Baru
46 Teguran
47 Membiarkan Sendiri
48 Visualisasi Pemain
49 Bertemu Sepupumu
50 Hujan sore
51 Hipotermia
52 Pertemuan Tak Terduga
53 Benih Cinta
54 Pertemuan Menjengkelkan
55 Maafkan Aku Sayang
56 Masih Mencintai?
57 Kecewa
58 Mencari Maaf
59 Pengumuman Besar
60 Tidak Melibatkan Perasaan
61 Menikmati Sore
62 Menginap
63 Jadi Pemenang
64 Belum Memaafkanmu
65 Penolakan
66 Hadiah Sederhana
67 Baju Seksi
68 Wedding Organizer
69 Jangan Cantik-cantik
70 Pengantin Baru
71 Tuduhan Menyakitkan
72 Pria Egois
73 Bukan Siapa-siapa
74 Berani Melirik
75 Melamar
76 Mundur
77 Tertekan
78 Anak
79 Mintalah Cerai
80 Mawar Merah
81 Hanya Kamu
82 Kasihan
83 Mama Denis
84 Menikah Lagi
85 Kangen
86 Dekat
87 Lebih Cantik
88 Jahat
89 Hanya Kakak
90 Kesal
91 Gadis Judes
92 Berjanji
93 Anakku
94 sangat mencintaimu
95 Roti Bakar
96 Perang
97 Memilih
98 Biarkan
99 Tak Akan Membiarkan
100 Mengalah
101 Terbongkar
102 I Love You
103 Komporku
104 Cemburu
105 Tiap Hari Digendong
106 Menyebalkan
107 Pengumuman
108 Kepercayaan
109 Ada Apa?
110 Ketahuan
111 Nyonya Boss
112 Merasakan Kesedihan
113 Pulang
114 Pagi yang Sama
115 Jangan Menyusahkan
116 Perpisahan
117 Jangan Sedih
118 Nyata atau Mimpi
119 Mulas
120 Penantian
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Terlambat
2
sombong sekali
3
Tidak mau ada penghianat
4
Mirip Seseorang
5
Bertemu Mamimu
6
Belum Mau Menikah
7
Makan Siang
8
Apa Salahku
9
Meminta Jawabanmu
10
Minggu Depan
11
Mengajak Ke Butik
12
Restu
13
Sah
14
Panas
15
Pindah ke Apartemen
16
Status
17
Bekal Makan Siang
18
Menghindar
19
Yang Pertama
20
Planten un Blomen
21
Calon Tunangan
22
Pengalaman Pertama
23
Aku Ingin Pulang
24
Patah Hati
25
Keributan
26
Denis Selamatkan Aku
27
Menemukanmu
28
Jalan-Jalan
29
Belum Siap
30
Managih Janjimu
31
Jangan Lama-lama
32
Ikuti Aku
33
Berhak Atas Diriku
34
Kalian Cocok
35
Istri Saya
36
Pacar Sheila
37
Baju Tidur
38
Tawaran
39
Kamu Bahagia?
40
Mendampingimu
41
Pantai Senggigi
42
Kau Mencintainya?
43
Tamu
44
Komentar Pedas
45
Teman Baru
46
Teguran
47
Membiarkan Sendiri
48
Visualisasi Pemain
49
Bertemu Sepupumu
50
Hujan sore
51
Hipotermia
52
Pertemuan Tak Terduga
53
Benih Cinta
54
Pertemuan Menjengkelkan
55
Maafkan Aku Sayang
56
Masih Mencintai?
57
Kecewa
58
Mencari Maaf
59
Pengumuman Besar
60
Tidak Melibatkan Perasaan
61
Menikmati Sore
62
Menginap
63
Jadi Pemenang
64
Belum Memaafkanmu
65
Penolakan
66
Hadiah Sederhana
67
Baju Seksi
68
Wedding Organizer
69
Jangan Cantik-cantik
70
Pengantin Baru
71
Tuduhan Menyakitkan
72
Pria Egois
73
Bukan Siapa-siapa
74
Berani Melirik
75
Melamar
76
Mundur
77
Tertekan
78
Anak
79
Mintalah Cerai
80
Mawar Merah
81
Hanya Kamu
82
Kasihan
83
Mama Denis
84
Menikah Lagi
85
Kangen
86
Dekat
87
Lebih Cantik
88
Jahat
89
Hanya Kakak
90
Kesal
91
Gadis Judes
92
Berjanji
93
Anakku
94
sangat mencintaimu
95
Roti Bakar
96
Perang
97
Memilih
98
Biarkan
99
Tak Akan Membiarkan
100
Mengalah
101
Terbongkar
102
I Love You
103
Komporku
104
Cemburu
105
Tiap Hari Digendong
106
Menyebalkan
107
Pengumuman
108
Kepercayaan
109
Ada Apa?
110
Ketahuan
111
Nyonya Boss
112
Merasakan Kesedihan
113
Pulang
114
Pagi yang Sama
115
Jangan Menyusahkan
116
Perpisahan
117
Jangan Sedih
118
Nyata atau Mimpi
119
Mulas
120
Penantian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!