Panas

Sampai di depan pintu kamar, Denis menarik nafasnya dalam-dalam kemudian membuangnya dengan kasar.

"Sialan, apa yang kulakukan, harusnya tadi tak usah peduli dengannya. Lagian kenapa aku jadi malu, dia sudah jadi istriku, wajarlah aku melihatnya", kata Denis, sambil mengacak-acak rambutnya.

Denis sampai di meja makan, dia tarik kursi di depannya kemudian duduk. Mami dan Fendi yang ada disana bertanya-tanya, melihat Denis datang sendiri dengan penampilan kusut. Ia masih memakai kemeja minus jas dan celana yang tadi dipakai akad nikah.

"Kakak nggak bawa baju ganti ya? mau kupinjami bajuku? mungkin ada yang cukup buat dipakai kak Denis", kata Fendi

Denis menggeleng, kemudian berkata, "Terimakasih Fen, nanti ada pak Gun kesini membawakan bajuku"

"Nabila kok nggak ikut kesini, nak Denis?", tanya mami.

" Masih ganti baju, tan", jawab Denis

"Kok, tante? Nak Denis sudah jadi mantu mami, jadi manggilnya juga kayak anak-anak mami ya", ucap mami sambil tersenyum tipis.

" Iya, mi", ucap Denis sambil menganggukkan kepala.

Tak berapa lama, Nabila keluar dari kamar dan ikut bergabung bersama yang lain untuk makan siang.

Kemunculan Nabila, membuat Denis kaget sekaligus kagum. Pasalnya dimata Denis, ada yang tak biasa dari penampilan Nabila. Jika biasanya dia melihat Nabila dalam kondisi pakaian yang tertutup, lengkap dengan kerudungnya, tapi tidak kali ini.

Rambut Nabila yang hitam, lurus sebahu dan terurai sempurna, memperlihatkan kecantikan yang biasanya tersembunyi dibalik kerudungnya.

Saat ini Nabila mengenakan baju rumahan, yaitu kaos hitam lengan pendek yang pas dengan badannya dipadu bawahan rok A-line selutut berwarna peach. Sehingga kulitnya yang putih nampak mencolok.

Denis yang menyadari kekagumannya atas kecantikan istrinya langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain seolah-olah tak peduli.

Nabila duduk di sebelah Denis. Seperti biasanya, dia mengambil piring maminya kemudian mengisinya dengan nasi, sayur dan lauk yang ada dimeja. Kemudian melakukan hal yang sama pada piringnya sendiri.

Ketika Nabila hendak mulai makan, tiba-tiba suara mami menghentikan aktivitasnya itu.

"Kok malah mami yang diambilkan makan, harusnya suamimu harus dilayani terlebih dahulu", kata mami.

Nabila melihat ke arah suaminya, namun Denis langsung membuang muka.

Nabila akhirnya menuruti ucapan maminya untuk mengambilkan makan suaminya.

Setelah makan siang itu, terjadi perbincangan diantara mereka.

"Nak Denis, selanjutnya kalian mau tinggal dimana? Apa mau disini saja menemani mami", kata mami kemudian terkekeh pelan.

Denis mengangkat kepalanya yang tadi tertunduk lalu melihat ke arah Nabila, sebelum akhirnya beralih pandangan ke mami. Ia menjawab, "Besok pagi saya akan membawa Nabila ke apartemen. Sementara kami akan tinggal di apartemen, sebelum kami punya rumah sendiri"

Nabila terkejut dengan jawaban Denis. Sebelumnya dia tidak pernah membicarakan masalah ini dengan Denis.

Sebenarnya ia merasa keberatan dan berharap Denis mau tinggal beberapa waktu di rumah mami. Namun, dia teringat wejangan maminya agar selalu patuh pada suami. Sehingga dia mengurungkan diri untuk protes dengan keputusan suaminya.

Malam telah datang. Setelah makan malam, sepasang pengantin baru itu masuk kedalam kamarnya.

Denis sudah merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, sedangkan Nabila masih duduk di depan cermin. Nabila nampak tak tenang. Dia bingung dengan apa yang harus dilakukannya dalam situasi seperti ini.

Hal yang sama juga terjadi pada Denis. Dia memilih duduk dan bersandar pada kepala dipan, sesekali matanya melirik ke arah Nabila yang masih setia duduk di depan cermin.

Lama sekali situasi seperti itu berlangsung, hingga akhirnya Nabila berdiri dan berjalan menuju pintu sambil berkata, "Biar aku tidur di kamar mami saja"

Belum sampai Nabila memegang gagang pintu, Denis berjalan ke arahnya dan menarik pergelangan tangannya. Hingga jarak mereka menjadi sangat dekat.

"Tetaplah disini, apakah kamu ingin membuat mami bersedih?", kata Denis, masih sambil memandang wajah Nabila yang masih sangat dekat dengannya.

Wajah Nabila bersemu merah, melihat posisinya seperti saat ini. Ia terus menundukkan kepalanya, tanpa berani memandang wajah Denis.

"Tidurlah, aku tidak akan berbuat apapun padamu!", kata Denis, kemudian melepaskan tangan Nabila dan kembali berbaring di tempat tidur tadi.

Nabila menuruti apa yang dikatakan Denis. Ia naik ke atas tempat tidur dan berbaring membelakangi Denis, yang saat itu juga membelakanginya.

Keduanya berusaha memejamkan mata, namun mereka masih tidak dapat tidur.

Nabila merasakan kasurnya bergerak-gerak, karena Denis yang sedari tadi tidak bisa tenang. Denis terus membalik-balik tubuhnya.

Nabila yang menyadari hal itu, mengubah posisinya menghadap Denis.

" Kenapa, apa kau tidak nyaman dengan kasur ini?" tanya Nabila.

Denis hanya menggeleng. Dia kembali membalikkan badannya membelakangi Nabila. Namun, sedetik kemudian dia kembali menghadap ke arah Nabila.

"Bolehkah aku melepas bajuku?" Tanya Denis.

Nabila kaget dengan pertanyaan Denis, namun dia berusaha membuang pikiran negatifnya. Dia menganggukkan kepalanya, tanda mengizinkan permintaan Denis.

Denis melepas pakaian bagian atasnya, hingga nampak perutnya yang datar dan dan lengannya yang kekar. Nabila yang melihatnya merasa malu, langsung membalikkan badan memunggungi Denis. Denis hanya tersenyum melihat tingkah Nabila.

Nabila yang masih belum tidur, masih merasakan ketidaknyamana Denis yang masih membalikkan badannya berkali-kali.

"Kenapa masih belum tidur?" Tanya Nabila yang belum merubah posisinya membelakangi Denis.

"Panas", ucap Denis sambil memelas

"Kenapa tidak bilang dari tadi", kata Nabila yang kemudian bangun dan keluar dari kamarnya.

Tak lama kemudian Nabila kembali masuk dengan membawa kipas angin besar yang dipinjam dari adiknya.

Dinyalakan kipas angin itu dengan kecepatan yang paling besar. Sebenarnya tadi Nabila sudah menyalakan kipas angin yang ada di kamarnya. Karena Denis terbiasa tidur di ruang ber AC, sehingga satu kipas angin kurang dingin baginya.

Tak berapa lama Denis akhirnya terlelap tidur, disusul oleh Nabila yang sudah sangat ngantuk.

Terpopuler

Comments

astri rory ashari

astri rory ashari

masukin aja si Denis di oven....panggang sekalian..ribet banget jadi orang😆

2020-11-01

1

Nsal24_

Nsal24_

lanjut thorr... jangan lupa mampir ya!

2020-05-10

1

lihat semua
Episodes
1 Terlambat
2 sombong sekali
3 Tidak mau ada penghianat
4 Mirip Seseorang
5 Bertemu Mamimu
6 Belum Mau Menikah
7 Makan Siang
8 Apa Salahku
9 Meminta Jawabanmu
10 Minggu Depan
11 Mengajak Ke Butik
12 Restu
13 Sah
14 Panas
15 Pindah ke Apartemen
16 Status
17 Bekal Makan Siang
18 Menghindar
19 Yang Pertama
20 Planten un Blomen
21 Calon Tunangan
22 Pengalaman Pertama
23 Aku Ingin Pulang
24 Patah Hati
25 Keributan
26 Denis Selamatkan Aku
27 Menemukanmu
28 Jalan-Jalan
29 Belum Siap
30 Managih Janjimu
31 Jangan Lama-lama
32 Ikuti Aku
33 Berhak Atas Diriku
34 Kalian Cocok
35 Istri Saya
36 Pacar Sheila
37 Baju Tidur
38 Tawaran
39 Kamu Bahagia?
40 Mendampingimu
41 Pantai Senggigi
42 Kau Mencintainya?
43 Tamu
44 Komentar Pedas
45 Teman Baru
46 Teguran
47 Membiarkan Sendiri
48 Visualisasi Pemain
49 Bertemu Sepupumu
50 Hujan sore
51 Hipotermia
52 Pertemuan Tak Terduga
53 Benih Cinta
54 Pertemuan Menjengkelkan
55 Maafkan Aku Sayang
56 Masih Mencintai?
57 Kecewa
58 Mencari Maaf
59 Pengumuman Besar
60 Tidak Melibatkan Perasaan
61 Menikmati Sore
62 Menginap
63 Jadi Pemenang
64 Belum Memaafkanmu
65 Penolakan
66 Hadiah Sederhana
67 Baju Seksi
68 Wedding Organizer
69 Jangan Cantik-cantik
70 Pengantin Baru
71 Tuduhan Menyakitkan
72 Pria Egois
73 Bukan Siapa-siapa
74 Berani Melirik
75 Melamar
76 Mundur
77 Tertekan
78 Anak
79 Mintalah Cerai
80 Mawar Merah
81 Hanya Kamu
82 Kasihan
83 Mama Denis
84 Menikah Lagi
85 Kangen
86 Dekat
87 Lebih Cantik
88 Jahat
89 Hanya Kakak
90 Kesal
91 Gadis Judes
92 Berjanji
93 Anakku
94 sangat mencintaimu
95 Roti Bakar
96 Perang
97 Memilih
98 Biarkan
99 Tak Akan Membiarkan
100 Mengalah
101 Terbongkar
102 I Love You
103 Komporku
104 Cemburu
105 Tiap Hari Digendong
106 Menyebalkan
107 Pengumuman
108 Kepercayaan
109 Ada Apa?
110 Ketahuan
111 Nyonya Boss
112 Merasakan Kesedihan
113 Pulang
114 Pagi yang Sama
115 Jangan Menyusahkan
116 Perpisahan
117 Jangan Sedih
118 Nyata atau Mimpi
119 Mulas
120 Penantian
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Terlambat
2
sombong sekali
3
Tidak mau ada penghianat
4
Mirip Seseorang
5
Bertemu Mamimu
6
Belum Mau Menikah
7
Makan Siang
8
Apa Salahku
9
Meminta Jawabanmu
10
Minggu Depan
11
Mengajak Ke Butik
12
Restu
13
Sah
14
Panas
15
Pindah ke Apartemen
16
Status
17
Bekal Makan Siang
18
Menghindar
19
Yang Pertama
20
Planten un Blomen
21
Calon Tunangan
22
Pengalaman Pertama
23
Aku Ingin Pulang
24
Patah Hati
25
Keributan
26
Denis Selamatkan Aku
27
Menemukanmu
28
Jalan-Jalan
29
Belum Siap
30
Managih Janjimu
31
Jangan Lama-lama
32
Ikuti Aku
33
Berhak Atas Diriku
34
Kalian Cocok
35
Istri Saya
36
Pacar Sheila
37
Baju Tidur
38
Tawaran
39
Kamu Bahagia?
40
Mendampingimu
41
Pantai Senggigi
42
Kau Mencintainya?
43
Tamu
44
Komentar Pedas
45
Teman Baru
46
Teguran
47
Membiarkan Sendiri
48
Visualisasi Pemain
49
Bertemu Sepupumu
50
Hujan sore
51
Hipotermia
52
Pertemuan Tak Terduga
53
Benih Cinta
54
Pertemuan Menjengkelkan
55
Maafkan Aku Sayang
56
Masih Mencintai?
57
Kecewa
58
Mencari Maaf
59
Pengumuman Besar
60
Tidak Melibatkan Perasaan
61
Menikmati Sore
62
Menginap
63
Jadi Pemenang
64
Belum Memaafkanmu
65
Penolakan
66
Hadiah Sederhana
67
Baju Seksi
68
Wedding Organizer
69
Jangan Cantik-cantik
70
Pengantin Baru
71
Tuduhan Menyakitkan
72
Pria Egois
73
Bukan Siapa-siapa
74
Berani Melirik
75
Melamar
76
Mundur
77
Tertekan
78
Anak
79
Mintalah Cerai
80
Mawar Merah
81
Hanya Kamu
82
Kasihan
83
Mama Denis
84
Menikah Lagi
85
Kangen
86
Dekat
87
Lebih Cantik
88
Jahat
89
Hanya Kakak
90
Kesal
91
Gadis Judes
92
Berjanji
93
Anakku
94
sangat mencintaimu
95
Roti Bakar
96
Perang
97
Memilih
98
Biarkan
99
Tak Akan Membiarkan
100
Mengalah
101
Terbongkar
102
I Love You
103
Komporku
104
Cemburu
105
Tiap Hari Digendong
106
Menyebalkan
107
Pengumuman
108
Kepercayaan
109
Ada Apa?
110
Ketahuan
111
Nyonya Boss
112
Merasakan Kesedihan
113
Pulang
114
Pagi yang Sama
115
Jangan Menyusahkan
116
Perpisahan
117
Jangan Sedih
118
Nyata atau Mimpi
119
Mulas
120
Penantian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!