Mentari pagi mulai menampakkan sinarnya, menyapu sisa-sisa embun pagi di antara daun-daun dan rerumputan. Hari sabtu bagi karyawan seperti Nabila adalah waktu rehat sejenak dari pekerjaan-pekerjaan kantor yang serasa merengut seluruh pikiran dan energinya.
Nabila masih nampak sibuk dengan alat-alat dapur semenjak selepas sholat subuh tadi. Pagi ini dia harus menyiapkan sarapan sekaligus makan siang untuk keluarganya dan 3 karyawati ibunya yang sedari pagi buta sudah datang kerumahnya, untuk membantu maminya menyelesaikan pesanan Roti yang cukup banyak yang akan diambil siang nanti.
Setelah selesai memasak dan menata makanan di meja makan, Nabila menghampiri mami dan karyawatinya.
"Mi, mbak, ayo sarapan dulu! Biar aku yang gantikan buat bungkusin rotinya", sambil duduk menghadap roti-roti yang siap dibungkus.
Selepas membereskan meja makan dan mencuci piring bekas makan dirinya dan orang-orang, Nabila berganti pakaian dan bergegas keluar dari kamarnya.
"Mi aku ke kedai bentar ya? kemarin Sarah nelpon banyak barang yang habis. Cuma bentar aja, ntar aku segera balik terus bantuin mami", pamit Nabila sambil mencium pipi maminya.
Di halaman, Fendi sudah menunggu kakaknya diatas motor. Setelah kakaknya naik, dia melajukan motornya menuju kedai milik kakaknya.
*******
Sementara di apartemen, Denis yang selesai mandi, keluar dari kamar mandi dan memakai baju yang baru diambilnya dari lemari bajunya. Dia memilih untuk memakai kaos berwarna navy longgar lengan 3/4 dan bawahnya dipadu dengan celana kanvas berwarna krem tua.
Dia nampak tetap tampan, meski melepaskan pakain formalnya yang biasa melekat sehari-hari. Hari ini dia bermaksud kembali datang ke rumah Nabila, melanjutkan rencana untuk melamar wanita cantik itu.
Dia menyetir mobil dengan kecepatan sedang. Tak lupa ia mampir mengambil cincin pesanannya di sebuah toko perhiasan dan membeli buah-buahan untuk Mami Elsa.
Mobil Denis berhenti di halaman rumah Nabila. Dia keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu rumah Nabila yang sudah terbuka. Diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Tak lama kemudian muncul wanita muda dari dalam rumah.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?", sapa Nita sembari melihat Denis dari atas sampai ke bawah.
"Tante Elsa ada?", tanya Denis.
"Mami ada di dalam, sebentar saya panggilkan. Silahkan duduk tuan", sambil merapikan ruang tamu yang penuh dengan kotak roti, kemudian masuk ke dalam.
Tak lama kemudian keluar mami Elsa dari dalam. Dia tersenyum pada tamunya itu. Denis segera berdiri dan menyalami tangan mami Elsa, kemudian kembali duduk ditempat semula.
"Nabila masih di kedai, tapi sebentar lagi sudah pulang kok", cerita mami Elsa membuka percakapan.
Denis hanya menganggukkan kepala.
"Tante kelihatannya sibuk sekali?", sambil mengamati sekeliling.
Tersenyum tipis kemudian berujar, "Alhamdulillah nak Denis, ada orang punya hajatan pesen roti kesini"
"Kalau begitu silahkan tante lanjutkan saja kerjaannya, biar saya disini menunggu Nabila pulang", kata Denis sopan.
"Masak tante membiarkan tamu tante sendirian, sudah nggak papa, Nak Denis", ujar Mami Elsa.
"Klo gitu, saya ikut tante ke dalam aja, tante biar bisa tetep kerja. Siapa tau tenaga saya juga dibutuhkan", kata Denis.
"Oh, gapapa kalau nak Denis mau, ayo!", sambil berdiri dan melambaikan tangan ke Denis.
Mereka berdua masuk ke ruang tengah, yang disana sudah ada karyawan mami.
"Nak Denis duduk disini aja ya, nanti sambil ngobrol-ngobrol sama tante", kata Mami sambil membersihkan sofa.
"Nggak usah tante, saya mau disini saja sambil bantu tante", Denis langsung duduk di lantai dan ikut membungkus roti-roti ke dalam kotaknya.
Mami Elsa yang melihat sikap Denis hanya tersenyum -senyum. Mereka ngobrol ringan sembari melakukan pekerjaan. Sedangkan karyawan-karyawan mami bergantian curi-curi pandang ke arah Denis.
30menit kemudian Nabila dan Fendi tiba di rumah. Mereka nampak heran ada mobil mewah terparkir di halaman rumah mereka.
"Mobil siapa kak, keren banget", tanya Fendi pada Nabila sambil mengelus-elus mobil itu.
Nabila hanya mengangkat kedua bahu. Dia merasa tidak pernah melihat dan mengenal mobil itu. Dia segera masuk rumah. Ketika dia menyibak gorden ruang tengah, betapa kagetnya dia melihat Denis sudah duduk dilantai bercengkrama dengan maminya.
"Tuan Denis! sedang apa anda disini?", perkataan Nabila membuat Denis terperanjat kemudian menengok ke arahnya.
Namun sejurus kemudian Denis kembali memalingkan mukanya dari Nabila dan kembali fokus terhadap apa yang sedang dikerjakannya.
Mami Elsa menghampiri Nabila dan menepuk pundak anaknya, kemudian berkata, "Ajak nak Denis kedepan, ibu akan segera menyusul"
"Nak Denis, ayo ke depan, biar pekerjaannya diselesaikan yang lain. Lagi pula kamu tadi sudah terlalu lama membantu", senyum mami Elsa tulus.
Denis beranjak dari tempat duduknya, kemudian berjalan ke ruang tamu dan duduk kembali ke kursi yang tadi di dudukinya. Di situ sudah ada Nabila duduk tanpa melihat Denis sama sekali. Kemudian mami Elsa datang dan duduk di sebelah Nabila.
"Tante saya kesini sebenarnya ingin menemui tante dan Nabila untuk silaturahmi sekaligus mendapatkan jawaban atas lamaran saya tempo hari", tutur Denis membuka percakapan dengan suara yang lembut namun tegas.
"Seperti yang saya bilang kemarin, nak Denis. Semuanya saya serahkan pada Nabila karena dia yang akan menjalani semuanya", kata mami Elsa dengan senyum yang tulus. Ia kemudian menarik satu tangan anaknya, mengusap lembut punggung tangan itu dan tersenyum lembut kepada anaknya yang menatapnya.
"Bagaimana Nab, apa kamu menerimaku", kata Denis penuh pengharapan
______________
**hemmm....... bagaimanana kelanjutan kisah Nabila & Denis? ikuti terus novel ini.
Jangan lupa like, komen dan votenya ya. terimakasih 😃**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
astri rory ashari
jangan Nab mamggil ahh Niss..ntar dipikir Jaenab lagi😅 manggil kek...Nana..apa Billa atau Nabil...biar cute gitu😁
2020-11-01
0