Bertemu Mamimu

"Berhenti dan kembali ke tempat dudukmu!"

Nabila nampak tidak peduli dengan perintah Denis, dia kemudian tetap melanjutkan untuk keluar ruangan. Tapi belum sampai ke pintu tangan kirinya di cengkeraman oleh tangan Denis.

"Lepaskan! apa maumu?", dengan pandangan marah Nadia berusaha melepaskan tangannya dari Denis, meski semakin dia berusaha melepaskan tangannya, Denis semakin menguatkan cengkeramannya.

"Dengar nona, ini adalah kantorku, aku atasanmu dan kau bawahanku, maka selama kau ada di tempat ini kau harus patuh terhadap perintahku", kata Denis dengan tatapan dingin dan mematikan.

"Saya memang bawahan anda wahai tuan Denis Raditya Setya Gumilang, tapi perlu anda tau bahwa sebagai atasan, anda harusnya tidak kasar dan berbicara sopan terhadap bawahan anda, atau mereka akan meninggalkan anda", balas Nabila tidak kalah mematikan.

"Dan apakah sampai urusan kamar mandi seorang bawahan harus menunggu perintah atasannya ha?", ejek Nabila.

Mendengar ucapan Nadia, Denis melepaskan tangan Nadia dengan kasar.

Nadia tampak memegangi bekas cengkeraman Denis yang sebenarnya terasa sakit namun ditahannya. Kemudian dia bergegas keluar dari ruangan itu.

Nabila sebenarnya tidak ingin ke kamar mandi. Tadi perkataannya di depan Denis hanya sekedar alasan untuk dia bisa keluar ruangan.

Didalam ruangan, Denis menarik rambutnya dengan kedua tangannya seolah olah terlihat seperti orang yang sedang frustasi. Dia merenungi kata-kata yang baru saja diucapkan Nabila.

"Apa benar dia berniat lepas dari perusahaan ini dan akan menerima tawaran yang lain?", batinnya bertanya-tanya.

"Aku harus segera menyelesaikan urusan ini, atau kalau sampai dia lepas pasti papa akan murka", pikirnya

15 menit kemudian beberapa orang sudah masuk ke ruang meeting, begitu juga Nabila. Meeting pun dimulai.

Nabila yang saat itu dapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya, dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan cukup membuat Denis puas.

Sepanjang meeting, Denis sebenarnya masih kepikiran dengan perkataan Nabila tadi. Sampai tak sengaja pandangannya mengarah pada Nabila cukup lama.

Nabila yang menyadari hal itu, membalas pandangan Denis dengan pandangan tajam, membuat Denis akhirnya memalingkan pandangan ke arah lain.

*******

Tengah malam di apartemen.

"Hallo Arsyad tolong periksakan jadwalku besok!", perintahnya sambil memeriksa beberapa dokumen diatas sofa empuknya.

" Besok ada meeting dengan klien jam 10.00 boss, kemudian makan siang di restoran Nirwana dengan tuan Greg Sebastian", Jawab orang tersebut di ujung telponnya.

"*Ok, tolong cari tau alamat rumah Nabila, setelah makan siang besok, antarkan saya kesana"

"Ada apa boss? Boss mau apa*?", tanya Arsyad penasaran.

" Cerewet, lakukan saja pekerjaanmu, jangan banyak tanya!", kemudian segera menutup sambungan telponnya tanpa mendengarkan lagi jawaban dari lawan bicaranya.

Denis berharap keputusan yang diambilnya adalah keputusan yang baik, yang akan memajukan perusahaannya dan tentu saja akan membuat papanya bangga kepadanya.

******

Makan siang dengan tuan Greg Sebastian sudah selesai dengan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang di harapkan akan membawa keuntungan bagi kedua belah pihak yang telah bertemu itu.

Denis kembali masuk ke dalam mobil yang dikendarai oleh Arsyad. Sesuai dengan rencananya semula ia akan berkunjung ke rumah Nabila untuk menemui orang tuanya. Tak lupa Denis meminta Arsyad untuk mampir ke toko kue untuk membeli beberapa kue sebagai hadiah untuk orang tua Nabila.

Tidak cukup sulit untuk menemukan rumah Nabila karena keluarga Nabila cukup dikenal di daerahnya, sehingga cukup bertanya dengan 1 orang saja, mereka akan menemukan posisi rumahnya. Bahkan saat itu orang yang ditanyai posisi rumah Nabila dengan senang hati mengantar Denis sampai di depan rumah Nabila.

Denis mengikuti langkah si petunjuk jalan itu masuk sebuah gang yang tidak terlalu sempit. Sebelumnya dia memerintahkan Arsyad untuk tetap di dalam mobil, dia tidak ingin Arsyad ikut mendampinginya.

Si petunjuk jalan berhenti di depan sebuah rumah sederhana bercat biru dengan bunga-bunga dalam pot tertata rapi. Di ketuknya pintu rumah itu beberapa kali, hingga muncul seorang wanita bule paruh baya yang masih nampak cantik untuk wanita seusianya.

"Bu Asep, ada apa tumben kesini? Biasanya kok mampirnya ke toko", tanya wanita itu dengan senyum mengembang.

" Tadi memang mau ke toko, tapi mas ini tadi tanya rumahnya mbak Nabila, jadilah saya antar sekalian kesini", sambil melihat ke arah belakang tempat Denis berdiri.

Maminya Nabila nampak memperhatikan pria muda di hadapannya dari ujung atas sampai kebawah, kemudian tersenyum.

"Ini maminya mbak Nabila mas, Mami Elsa. Saya tinggal dulu ya mas?" pamit Bu Asep pada Denis.

"Terimakasih bu, sudah mengantarkan saya kesini", jawab Denis dengan sedikit senyuman.

Setelah Bu Asep berpamitan pada mami Elsa, mami Elsa membuka pintu rumahnya lebar - lebar.

" Silahkan masuk nak!"

Denis tersenyum kemudian masuk kerumah itu. Dia duduk di kursi berhadapan dengan mami Elsa yang sudah duduk lebih dulu. Tak lupa dia meletakkan oleh-oleh yang tadi di bawanya di atas meja.

"*Tidak perlu repot-repot nak...?"

"Denis, tante*", sahutnya sambil tersenyum.

" *Iya nak Denis. Nak Denis mencari Nabila ya? Nabila jam masih di kantor nak."

"Bukan tante, saya kesini bukan mencari Nabila saya kesini ingin bertemu tante*."

Mami Elsa nampak agak bingung dengan jawaban Denis. Dia memandang Denis dengan tatapan seolah-olah minta penjelasan. Namun belum sempat Denis menjawab, Mami Elsa mengalihkan perhatiannya.

"Fen... Fendi, sini nak?", tampak memanggil orang yang ada di dalam rumah.

Sekejap kemudian muncul seorang laki-laki muda dengan pakaian rumah yang wajahnya mirip Nabila. Ia mendekat ke arah meja.

" Ada apa mi?", sejurus kemudian pandangannya beralih kepada tamu yang sedang duduk.

"*Tolong buatkan kopi sayang, untuk nak Denis!"

"Tidak usah tante, saya baru saja minum kopi*", Denis menyahut.

" Kalo begitu ambilkan air putih ya nak!"

Tak berapa lama Fendi kembali dari dalam membawa segelas air putih dan meletakkan di meja di depan tamu itu. Ia kemudian masuk lagi ke dalam.

"Sudah lama sekali tidak pernah ada teman laki - laki Nabila datang ke rumah ini. Bahkan saya sudah lupa kapan terakhir Nabila bercerita tentang teman laki - lakinya. Jadi tante agak sedikit kaget tiba-tiba ada teman laki-lakinya ke sini, itupun tidak mencari dia tapi mencari tante", wanita itu tertawa kecil

" *Sejak kapan kenal Nabila?"

" Belum lama, tan*."

Mami Elsa hanya mengernyitkan dahinya.

"*Dimana kenal Nabila?"

"Kita teman satu kantor, tan."

"Apa Nabila tau kamu kemari?"

"Tidak, tan."

"Ah, nampaknya tante terlau banyak bertanya ya, sampai lupa menyuruh nak Denis minum. Ayo nak Denis, diminum dulu*", sambil mengarahkan tangannya ke arah gelas yang ada di meja.

Denis mengambil gelas tersebut dan meminum isinya beberapa tegukan.

" Oh ya tadi katanya nak Denis kesini pengen ketemu Tante, memang ada apa ya?"

Denis menundukkan kepalanya, kemudian mengambil nafas dan membuangnya dengan kasar.

"Emmm, Tante bolehkah saya melamar anak tante?"

Terpopuler

Comments

flora sweet

flora sweet

what????? gercep amat yak....👍👍👍👍👍🤣🤣🤣🤣

2020-12-30

1

💞🌹fikadiani🌹💞

💞🌹fikadiani🌹💞

hhhhhaaaa,,Presdir nya takut Nabila prgi lgsung dtng nglamar,jentle bgt🤭😜

2020-11-07

0

astri rory ashari

astri rory ashari

ehhh Busyeeettt dah nie Wakil Presedir gercep banget...lu pikir Nabila cewe gampangan...gw yakin Nabila bisa ngamuk dengernya...😁

2020-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Terlambat
2 sombong sekali
3 Tidak mau ada penghianat
4 Mirip Seseorang
5 Bertemu Mamimu
6 Belum Mau Menikah
7 Makan Siang
8 Apa Salahku
9 Meminta Jawabanmu
10 Minggu Depan
11 Mengajak Ke Butik
12 Restu
13 Sah
14 Panas
15 Pindah ke Apartemen
16 Status
17 Bekal Makan Siang
18 Menghindar
19 Yang Pertama
20 Planten un Blomen
21 Calon Tunangan
22 Pengalaman Pertama
23 Aku Ingin Pulang
24 Patah Hati
25 Keributan
26 Denis Selamatkan Aku
27 Menemukanmu
28 Jalan-Jalan
29 Belum Siap
30 Managih Janjimu
31 Jangan Lama-lama
32 Ikuti Aku
33 Berhak Atas Diriku
34 Kalian Cocok
35 Istri Saya
36 Pacar Sheila
37 Baju Tidur
38 Tawaran
39 Kamu Bahagia?
40 Mendampingimu
41 Pantai Senggigi
42 Kau Mencintainya?
43 Tamu
44 Komentar Pedas
45 Teman Baru
46 Teguran
47 Membiarkan Sendiri
48 Visualisasi Pemain
49 Bertemu Sepupumu
50 Hujan sore
51 Hipotermia
52 Pertemuan Tak Terduga
53 Benih Cinta
54 Pertemuan Menjengkelkan
55 Maafkan Aku Sayang
56 Masih Mencintai?
57 Kecewa
58 Mencari Maaf
59 Pengumuman Besar
60 Tidak Melibatkan Perasaan
61 Menikmati Sore
62 Menginap
63 Jadi Pemenang
64 Belum Memaafkanmu
65 Penolakan
66 Hadiah Sederhana
67 Baju Seksi
68 Wedding Organizer
69 Jangan Cantik-cantik
70 Pengantin Baru
71 Tuduhan Menyakitkan
72 Pria Egois
73 Bukan Siapa-siapa
74 Berani Melirik
75 Melamar
76 Mundur
77 Tertekan
78 Anak
79 Mintalah Cerai
80 Mawar Merah
81 Hanya Kamu
82 Kasihan
83 Mama Denis
84 Menikah Lagi
85 Kangen
86 Dekat
87 Lebih Cantik
88 Jahat
89 Hanya Kakak
90 Kesal
91 Gadis Judes
92 Berjanji
93 Anakku
94 sangat mencintaimu
95 Roti Bakar
96 Perang
97 Memilih
98 Biarkan
99 Tak Akan Membiarkan
100 Mengalah
101 Terbongkar
102 I Love You
103 Komporku
104 Cemburu
105 Tiap Hari Digendong
106 Menyebalkan
107 Pengumuman
108 Kepercayaan
109 Ada Apa?
110 Ketahuan
111 Nyonya Boss
112 Merasakan Kesedihan
113 Pulang
114 Pagi yang Sama
115 Jangan Menyusahkan
116 Perpisahan
117 Jangan Sedih
118 Nyata atau Mimpi
119 Mulas
120 Penantian
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Terlambat
2
sombong sekali
3
Tidak mau ada penghianat
4
Mirip Seseorang
5
Bertemu Mamimu
6
Belum Mau Menikah
7
Makan Siang
8
Apa Salahku
9
Meminta Jawabanmu
10
Minggu Depan
11
Mengajak Ke Butik
12
Restu
13
Sah
14
Panas
15
Pindah ke Apartemen
16
Status
17
Bekal Makan Siang
18
Menghindar
19
Yang Pertama
20
Planten un Blomen
21
Calon Tunangan
22
Pengalaman Pertama
23
Aku Ingin Pulang
24
Patah Hati
25
Keributan
26
Denis Selamatkan Aku
27
Menemukanmu
28
Jalan-Jalan
29
Belum Siap
30
Managih Janjimu
31
Jangan Lama-lama
32
Ikuti Aku
33
Berhak Atas Diriku
34
Kalian Cocok
35
Istri Saya
36
Pacar Sheila
37
Baju Tidur
38
Tawaran
39
Kamu Bahagia?
40
Mendampingimu
41
Pantai Senggigi
42
Kau Mencintainya?
43
Tamu
44
Komentar Pedas
45
Teman Baru
46
Teguran
47
Membiarkan Sendiri
48
Visualisasi Pemain
49
Bertemu Sepupumu
50
Hujan sore
51
Hipotermia
52
Pertemuan Tak Terduga
53
Benih Cinta
54
Pertemuan Menjengkelkan
55
Maafkan Aku Sayang
56
Masih Mencintai?
57
Kecewa
58
Mencari Maaf
59
Pengumuman Besar
60
Tidak Melibatkan Perasaan
61
Menikmati Sore
62
Menginap
63
Jadi Pemenang
64
Belum Memaafkanmu
65
Penolakan
66
Hadiah Sederhana
67
Baju Seksi
68
Wedding Organizer
69
Jangan Cantik-cantik
70
Pengantin Baru
71
Tuduhan Menyakitkan
72
Pria Egois
73
Bukan Siapa-siapa
74
Berani Melirik
75
Melamar
76
Mundur
77
Tertekan
78
Anak
79
Mintalah Cerai
80
Mawar Merah
81
Hanya Kamu
82
Kasihan
83
Mama Denis
84
Menikah Lagi
85
Kangen
86
Dekat
87
Lebih Cantik
88
Jahat
89
Hanya Kakak
90
Kesal
91
Gadis Judes
92
Berjanji
93
Anakku
94
sangat mencintaimu
95
Roti Bakar
96
Perang
97
Memilih
98
Biarkan
99
Tak Akan Membiarkan
100
Mengalah
101
Terbongkar
102
I Love You
103
Komporku
104
Cemburu
105
Tiap Hari Digendong
106
Menyebalkan
107
Pengumuman
108
Kepercayaan
109
Ada Apa?
110
Ketahuan
111
Nyonya Boss
112
Merasakan Kesedihan
113
Pulang
114
Pagi yang Sama
115
Jangan Menyusahkan
116
Perpisahan
117
Jangan Sedih
118
Nyata atau Mimpi
119
Mulas
120
Penantian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!