The Athlete 4

Happy reading!😊😘

*****

Sebelum terjadi penggebrakan di toko milik putrinya, Jerome mendapat telepon dari teman lamanya waktu mereka masih sama-sama bekerja di bawah naungan Dario Company. Temannya itu mengajaknya minum di sebuah bar dengan maksud merayakan kebebasannya dari belenggu dosa yang ia ciptakan semasa bekerja.

Sewaktu meneguk minumannya untuk yang kesekian kalinya, ia merasa tubuhnya ada yang aneh. Pandangan matanya berkunang-kunang dan kepalanya berdenyut sakit, tidak seperti biasanya ia meminum vodka. Pasti ada sesuatu yang salah dengan minuman itu, begitu pikirnya. Sebelum ia benar-benar tertidur karena hal itu, samar-samar ia bisa melihat temannya itu menyeringai dengan wajah datar.

"Kau bodoh, Abraham."

Ia tidak tahu bahwa minumannya itu diberi obat bius berkadar tinggi oleh temannya itu disetiap sloki vodka itu. Ia tidak menyadari tatapan tidak suka Hugo padanya karena ia meyakini hatinya tentang pertemanan mereka murni tanpa ada cela.

Bagi Hugo, tidak ada pertemanan yang terjalin tanpa ada tujuan tertentu. Seperti sekarang ini, ia terpaksa berteman dengan Jerome karena tuntutan pekerjaan demi beberapa lembar kertas tipis untuk bekal hidup anak dan istrinya.

Ia rela melakukan apapun demi benda tipis itu bahkan menghabisi nyawa orang lainpun ia melakukannya. Dari sanalah ia mengenal Jerome, pria paruh baya dengan senyum cerianya dan pantang menyerah dalam hal apapun. Jika saja menghabisi nyawa Jerome berlaku juga untuk tugasnya, ia pasti sudah melakukannya bertahun-tahun yang lalu tanpa bersusah payah dekat dengannya. Akan tetapi, tugasnya hanya sebatas menjadi teman pura-pura dan tidak lebih dari itu.

Bukan hanya senyum ceria Jerome yang membuat Hugo gampang masuk ke kandang pertemanan itu dengan mudah, tetapi tutur katanya menggambarkan bahwa dia orang yang lemah lembut dan berkharisma. Tetapi ia mengemban tugas yang berbanding terbalik dengan sifatnya.

Mereka sama-sama menjadi penembak jitu milik Silvester Dominique Dario, yang tidak akan mengenal siapa kawan dan siapa lawan saat diberi tugas untuk membunuh.

Tuntutan untuk berteman dengan Jerome itu berasal dari seseorang yang statusnya juga sebagai atasan dan tidak bisa ia bantah. Karena itulah ia membius Jerome dan membawanya kepada orang itu.

Dan di sinilah Jerome sekarang. Di dalam sebuah ruangan gelap dengan pencahayaan minimum, hanya cahaya dari lampu sorot kecil yang disorotkan langsung pada tubuhnya yang menerangi ruangan itu. Ruangan itu nampak sekilas seperti gudang yang tidak terpakai dan tidak dibersihkan karena banyak debu yang menempel di atas benda-benda yang ada di sana.

Ia didudukkan di sebuah kursi dengan tangan dan kakinya terikat ke belakang. Seorang pria tua duduk di hadapannya, tersenyum menyeringai dengan sebilah pisau menari-nari di antara jemarinya yang sudah keriput.

Saat Jerome membuka mata, ia terkejut mendapati dirinya berada di hadapan orang yang selama ini dihindarinya. Seseorang yang membuatnya gemetaran hanya dengan melihat sehelai rambutnya saja.

"Ka... ka... kau?"

Pria tua itu terkekeh. "Kau mengenalku? Ah, sayang sekali padahal aku ingin memperkenalkan diriku dengan bangga di hadapanmu." Tatapan abu-abu miliknya menyorot tajam ke manik cokelat milik Jerome. Ia memajukan kursinya mendekat. Jerome menelan ludahnya kasar. Pikiran negatif langsung menyambar otaknya ketika menyadari adanya pisau di tangan pria tua itu.

"A... ap... apa yang kau inginkan?"

Kegugupan melandanya sehingga apapun yang keluar dari mulutnya tidak terucapkan dengan fasih.

"Melenyapkanmu."

Kilat amarah dan kebencian langsung menyeruak keluar dari manik abunya, membuat Jerome menahan napasnya. Tatapan matanya tajam seolah ada peluru yang menembus langsung ke dalam kepala Jerome. Ia ketakutan sekarang. Meskipun sudah berkali-kali ia bahkan beratus kali ia pernah melenyapkan musuh pribadi Tuannya, tetapi untuk mati konyol dalam keadaan seperti ini ia tidak mau. Masih ada anak gadisnya yang membutuhkannya kasih sayangnya.

Melihat ketakutannya, pria tua itu tertawa terbahak-bahak. "Tentu saja aku akan melenyapkanmu dengan tanganku yang indah ini kalau kau berani mengatakan hal yang tersembunyi itu kepada Silver. Tetapi sekarang, aku tidak mengizinkan tanganku kotor oleh darahmu yang busuk ini. Karena itulah, aku melepaskanmu dan membiarkanmu masuk sendiri ke dalam mulut Bunglon Hijau kesayanganmu itu."

Deg.

Jantungnya seolah diremas oleh tangan tak kasat mata. Sakit yang teramat sangat. Ia tahu saat seperti ini akan terjadi dalam hidupnya. Karena itulah, ia memohon dan memelas agar ia berhenti dari pekerjaannya. Ia ingin mati tanpa ada yang merasa rugi karena masih banyak pekerjaan belum ia selesaikan.

Hal tersembunyi yang dimaksudnya itu, Silver tidak mungkin mempercayai orang lain dari pada keluarganya sendiri, terlebih pria tua bermanik abu ini adalah paman kandung Silver, Alfonso. Mustahil kalau Silver mempercayainya. Dan bagaimanapun juga, Silver tidak pernah terlibat percakapan serius dengannya selain tentang tugas yang harus ia lakukan.

"Tenang saja, gadis kecil berada di tempat yang aman sekarang. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya. Yang harus kau lakukan sekarang adalah tunduk di bawah kakiku tanpa banyak bertanya."

Wajah Jerome berubah pias ketika membahas tentang putrinya. Ia ingat, ia meninggalkan Sue pada saat gadis itu sedang tertidur pulas.

Senyum puas tercetak di bibir Alfonso ketika air muka Jerome berubah ketika membahas tentang putrinya.

"Aku akan mempertemukan kalian berdua disaat dan tempat yang mengagumkan nanti."

*****

"Astaga. Sangat menakjubkan."

Sue memandang takjub pada bangunan megah di hadapannya yang memanjang dari timur ke barat. Mansion pribadi milik idolanya, Silvester. Mansion itu sangat besar dengan tinggi mencapai empat lantai. Ia tidak menyangka akan memiliki kesempatan emas untuk memasuki gerbang raksasa itu.

"Akan sangat menakjubkan lagi kalau kau masuk ke dalamnya." Silver langsung menarik tangannya masuk ke dalam.

Mereka memasuki mansion itu dengan Silver di depan kemudian disusul Sue. Mata Sue menjelajahi seluruh gaya interior mansion itu inci demi inci. Dan benar saja apa kata Silver tadi kalau di dalam sangat menakjubkan lagi. Buktinya sekarang Sue melebarkan matanya dan menggerakan kakinya lambat-lambat agar setiap sudut mansion itu ia kenali.

Seorang pria paruh baya langsung menghampiri ketika Silver memasuki gedung utama mansion itu. Pria itu langsung menunduk hormat padanya.

"Apa itu mainan baru, Tuan?"

Ia mengedipkan matanya dan menunjuk dengan wajahnya ke arah Sue yang berjalan perlahan ke arahnya.

"Tutup mulutmu dan lakukan saja tugas yang sudah kuberikan padamu, José. Jangan mencampuri urusanku yang satu ini. Dia adalah bagian yang kunantikan dalam adegan hidupku."

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Silver menarik tangan Sue. "Cepatlah, kau tidak akan sampai kemanapun kalau jalanmu seperti kura-kura."

"Maafkan saya, Tuan."

"Ikuti aku, José!"

Tatapan tajamnya disertai seringai iblis di bibirnya membuat Sue bergidik. Ini pertama kalinya ia melihat senyuman seperti itu milik Silver. Biasanya, pria itu tersenyuman manis dengan sangat menggoda di depan kamera.

Apa ini sisi dirinya yang lain?

Ia memukul kepalanya agar menyadarkannya dari pikiran anehnya. Ia tidak menyukai pemikiran yang seperti ini. Tidak mungkin. Ia tidak mau berpikiran negatif tentang idolanya. Ia mengidolakan Silver, tidak pantas menyukai sisi baik darinya saja tanpa menerima sisi terburuknya.

Seperti dalam sebuah hubungan percintaan, seburuk-buruknya kekasihmu di mata orang lain tentu dia yang terbaik di matamu 'kan? Begitu juga yang dirasakan seorang fans terhadap idolanya. Ketika banyak yang membenci, menolak, mencaci bahkan menghina idolanya, ia pasti akan memasang badan menerima lemparan-lemparan kalimat laknat dari para haters.

Begitulah Suelita, gadis manis berusia tujuh belas tahun ini begitu mengidolakan Silvester, seorang atlet sepakbola yang sangat memikat hati wanita manapun. Ia mendukung dan menyoraki idolanya setiap pertandingan meskipun itu di lakukannya di depan televisi. Ia tidak pernah menonton langsung pertandingan itu di stadion meskipun jarak stadion itu dari toko tidak terlalu jauh karena harinya ia habiskan dengan bekerja.

Dan sekarang ia terhubung langsung dengan pria idolanya. Pria yang telah menjadi penyelamat toko bunganya yang telah dirampas. Meski pria itu membantunya dengan sebuah syarat, ia tidak mempermasalahkannya karena berada satu atap dengan pria itu membuatnya bahagia luar biasa.

"Kau harus bekerja untukku agar bisa melunasi hutangmu padaku."

Itulah syarat yang diajukan pemilik manik emerald itu padanya. Bekerja? Tentu saja ia antusias. Ia terbiasa bekerja, jadi pekerjaan apapun ia bisa menyanggupinya agar hutangnya terlunasi. Untuk itulah ia berada di sini sekarang, bekerja untuk Silver dan melunasi hutang-hutangnya.

Tanpa sadar, ia sudah berada di sebuah ruangan yang elegan. Silver langsung duduk dan menyilangkan kakinya di sofa tunggal dengan warna senada dengan tembok bangunan itu.

"José, beritahu dia apa yang harus dilakukannya di sini dan aturan tempat ini yang harus ditepati dan tidak boleh dilanggar."

"Baik, Tuan."

Ia membawa Sue keluar dari ruangan itu meninggalkan Silver sendirian. Mengelilingi mansion sebesar itu tentu saja tidak akan ada habisnya jika dilakukan hanya dalam sehari saja. Jadi, José hanya memberitahunya tentang tugas pokoknya saja. Membersihkan dan menata ruangan, membantu di dapur dan menambahkan namanya di daftar orang-orang yang harus ikut ke pasar untuk membeli perlengkapan dapur. Dan memperkenalkannya pada para maid yang ada di sana.

"Siapa namamu, gadis kecil? Dari tadi aku berbicara panjang lebar tanpa tahu namamu."

Sue terkekeh. "Nama saya Suelita, Tuan. Anda bisa memanggilku Sue."

"Oh baiklah, Sue. Untuk memasak, semua itu tugasnya dia. Namanya Martha." José menunjuk pada seorang wanita paruh baya yang langsung menundukkan kepalanya ketika merasa dirinya disebut. "Untuk tugas-tugasmu yang lainnya akan dijelaskan lebih lanjut oleh temanmu yang lain. Kau bisa menanyakan apa saja pada mereka kalau seandainya aku di luar jangkauan."

Kemudian, ia mengantar Sue ke sebuah kamar yang berada di lantai dasar di dekat dapur.

"Ini kamarmu, bersebelahan dengan teman-temanmu yang lainnya dan dekat dengan dapur."

"Baik, Tuan. Terima kasih."

"Satu lagi, ini poin yang paling penting yang harus kau ingat selama bekerja di sini. Jangan mencampuri urusan orang lain. Apapun yang terjadi di mansion ini, usahakan informasinya tidak mencuat keluar. Jika itu terjadi, maka terimalah amarah seekor Bunglon Hijau."

Sue mengerutkan keningnya ketika mendengar sebutan seekor bunglon hijau. Bunglon? Mana mungkin seekor bunglon bisa marah dan menyakiti manusia. Namun, dari pada urusannya lebih panjang ia memilih untuk mengangguk.

"Baiklah, saya mengerti, Tuan."

Seorang pria yang disebut dengan julukan Bunglon Hijau itu tersenyum miris.

"Kau masuk dalam perangkapku, tikus kecil. Selamat datang di neraka yang sesungguhnya, yang kau dan ayahmu ciptakan dalam keluargaku di masa lalu."

*****

Ig @xie_lu13

Terpopuler

Comments

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

kayaknya silver salah paham dech sama jerome

2021-11-10

0

miongmiw

miongmiw

balas dendam nih silver

2021-01-09

2

Listiana Ngawi

Listiana Ngawi

balas dendam ternyata

2021-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 The Athlete 1
2 The Athlete 2
3 The Athlete 3
4 The Athlete 4
5 The Athlete 5
6 The Athlete 6
7 The Athlete 7
8 The Athlete 8
9 The Athlete 9
10 The Athlete 10
11 The Athlete 11
12 The Athlete 12
13 The Athlete 13
14 The Athlete 14
15 The Athlete 15
16 The Athlete 16
17 The Athlete 17
18 The Athlete 18
19 The Athlete 19
20 The Athlete 20
21 The Athlete 21
22 The Athlete 22
23 The Athlete 23
24 The Athlete 24
25 The Athlete 25
26 The Athlete 26
27 The Athlete 27
28 The Athlete 28
29 The Athlete 29
30 The Athlete 30
31 The Athlete 31
32 The Athlete 32
33 The Athlete 33
34 The Athlete 34
35 The Athlete 35
36 The Athlete 36
37 The Athlete 37
38 The Athlete 38
39 The Athlete 39
40 The Athlete 40
41 The Athlete 41
42 About DSOTA
43 The Athlete 42
44 The Athlete 43
45 The Athlete 44
46 The Athlete 45
47 The Athlete 46
48 The Athlete 47
49 The Athlete 48
50 The Athlete 49
51 The Athlete 50
52 The Athlete 51
53 The Athlete 52
54 The Athlete 53
55 After Marriage 1
56 After Marriage 2
57 After Marriage 3
58 After Marriage 4
59 After Marriage 5
60 After Marriage 6
61 After Marriage 7
62 After Marriage 8
63 After Marriage 9
64 After Marriage 10
65 After Marriage 11
66 After Marriage 12
67 After Marriage 13
68 After Marriage 14
69 After Marriage 15
70 After Marriage 16
71 After Marriage 17
72 After Marriage 18
73 After Marriage 19
74 After Marriage 20
75 After Marriage 21
76 After Marriage 22
77 After Marriage 23
78 After Marriage 24
79 After Marriage 25
80 After Marriage 26
81 After Marriage 27
82 After Marriage 28
83 After Marriage 29
84 After Marriage 30
85 After Marriage 31
86 After Marriage 32
87 After Marriage 33
88 After Marriage 34
89 After Marriage 35
90 After Marriage 36
91 After Marriage 37
92 After Marriage 38
93 Extra Part 1
94 Extra Part 2
95 Info
Episodes

Updated 95 Episodes

1
The Athlete 1
2
The Athlete 2
3
The Athlete 3
4
The Athlete 4
5
The Athlete 5
6
The Athlete 6
7
The Athlete 7
8
The Athlete 8
9
The Athlete 9
10
The Athlete 10
11
The Athlete 11
12
The Athlete 12
13
The Athlete 13
14
The Athlete 14
15
The Athlete 15
16
The Athlete 16
17
The Athlete 17
18
The Athlete 18
19
The Athlete 19
20
The Athlete 20
21
The Athlete 21
22
The Athlete 22
23
The Athlete 23
24
The Athlete 24
25
The Athlete 25
26
The Athlete 26
27
The Athlete 27
28
The Athlete 28
29
The Athlete 29
30
The Athlete 30
31
The Athlete 31
32
The Athlete 32
33
The Athlete 33
34
The Athlete 34
35
The Athlete 35
36
The Athlete 36
37
The Athlete 37
38
The Athlete 38
39
The Athlete 39
40
The Athlete 40
41
The Athlete 41
42
About DSOTA
43
The Athlete 42
44
The Athlete 43
45
The Athlete 44
46
The Athlete 45
47
The Athlete 46
48
The Athlete 47
49
The Athlete 48
50
The Athlete 49
51
The Athlete 50
52
The Athlete 51
53
The Athlete 52
54
The Athlete 53
55
After Marriage 1
56
After Marriage 2
57
After Marriage 3
58
After Marriage 4
59
After Marriage 5
60
After Marriage 6
61
After Marriage 7
62
After Marriage 8
63
After Marriage 9
64
After Marriage 10
65
After Marriage 11
66
After Marriage 12
67
After Marriage 13
68
After Marriage 14
69
After Marriage 15
70
After Marriage 16
71
After Marriage 17
72
After Marriage 18
73
After Marriage 19
74
After Marriage 20
75
After Marriage 21
76
After Marriage 22
77
After Marriage 23
78
After Marriage 24
79
After Marriage 25
80
After Marriage 26
81
After Marriage 27
82
After Marriage 28
83
After Marriage 29
84
After Marriage 30
85
After Marriage 31
86
After Marriage 32
87
After Marriage 33
88
After Marriage 34
89
After Marriage 35
90
After Marriage 36
91
After Marriage 37
92
After Marriage 38
93
Extra Part 1
94
Extra Part 2
95
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!