Seketika tubuh Natalia membeku dengan mata terbelalak menatap netra elang tajam yang tengah menatapnya penuh intimidasi tapi paha kokoh nan kekar ini begitu nyaman menampung tubuh Natalia yang telah terperangak memucat ditempatnya.
Keduanya saling tatap lama bahkan Sam dengan jelas melihat wajah polos tanpa bedak ini tengah memandangnya dengan raut terkejut dan belum sadar akan posisi yang sedekat itu.
"Sayang!"
Sam lansung mendorong Natalia turun dari pangkuannya hingga terjatuh kelantai dengan na'as. ia berdiri dengan gagah tapi wajahnya masih tetap datar tak ada bergurat lain.
"Sayang!"
Qyara yang terlihat sudah membuka pintu kamar dengan Kimono putih itu membalut tubuh lansing semampainya. mata angkuh wanita itu memandang Natalia yang terjungkal memeggangi pinggangnya.
"Kenapa kau disitu? menjauh dari suamiku!!"
"B..Baik. Nona!"
Natalia terpaksa berdiri meredam rasa nyeri dipinggangnya lalu ingin pergi tapi Qyara mencegahnya kembali.
"Tunggu!"
"A.. Iya?" tanya Natalia menatap hangat Qyara dengan bola mata beningnya. Sam yang melihat itu hanya diam memilih merangkul pinggang istrinya mesra membuat Natalia menunduk.
"Bersihkan kamar ini. dan jaga Putraku!"
"Baik!"
"Kau jangan mencoba berbuat yang macam-macam atau.."
"Sudahlah!"
Sam menengahi kalimat arogant itu seraya memboyong Qyara untuk keluar tanpa menatap lebih Natalia yang sangat salut pada Tuannya. pria itu sudah tampan, sempurna dan begitu mencintai istrinya.
Melihat dua manusia itu Natalia teringat pada Dokter Andra yang sekarang entah apa yang terjadi? ia pun tak tahu lagi. tapi Natalia terfikir untuk menelfon Bibiknya agar tahu keadaan wanita itu.
"Aku harus meminjam ponsel."
Gumam Natalia lansung memungut selimut yang berantakan. ia sangat teliti membersihkan kamar luas ini seorang diri dengan tatapan datar bocah yang tadinya tak tidur, ia mendengar semuanya sampai melihat kilas wanita ini berpangku dengan Papanya.
Tapi, ia tak melihat wajah centil Natalia melainkan raut teggang dan memucat itu yang dipancarkan dari wajah lugunya.
"Hey. kau!"
Natalia menoleh kebelakang melihat Alfin yang sudah berdiri menyibak tirai yang kusut karna kenakalan bocah ini. tentu Natalia yang menyukai anak kecil sangat menikmati ucapan kasar Alfin yang tak ia masukan kehati.
"Ada apa? Tuan!"
"Kau menyukai Papaku?"
Natalia seketika terbahak keras sampai membuat dahi Alfin menyeringit bersandar ke pintu Balkon menatap Natalia yang masih merasa geli dengan ucapan bocah tampan ini.
"Tuan. ayolah, kau pikir babu sepertiku pantas dengan Pria seperti Tuan Sam. yang benar saja."
Jawab Natalia disela menahan kekehan yang sama sekali tak ia sembunyikan. memang ia akui pesona pria itu sangatlah kuat tapi Natalia sadar diri dengan kehidupannya yang jauh dari kata layak.
"Bahkan Pelayan sepertimu lebih cocok dari wanita liar itu!"
"Siapa?"
"Dia hanya perduli pada Papaku, ketenaran, karir dan popularitas. aku selalu ia sesali untuk hadir didunia ini karna merubah pola hidupnya. kenapa dia melahirkanku? seharusnya dia membunuhku sejak lama!!!"
Alfin terlihat emosi menarik tirai disampingnya hingga sobek. tentu kalimat itu membuat Natalia terdiam membisu menatap wajah Alfin yang dipenuhi kebencian, ia tak tahu apa yang dilakukan Nona Qyara sampai anak ini begitu jauh dari kehidupan diumurnya.
"Mereka hanya perduli Pekerjaan!! aku membencinya!!!"
Brakk..
Alfin kembali menendang keranjang mainan yang tadi Natalia kemas rapi hingga ruangan ini begitu berantakan. melihat semua itu Natalia melepas mobil-mobilan ditangannya membiarkan Alfin meluapkan seganya dengan kembali menghancurkan kamar ini.
"Aku benci kalian semua!!!"
Prankk..
Alfin terkejut saat Natalia melempar Vas disampingnya ke dinding sana. bahkan tak hanya sekali, ia kembali melempar apapun yang ada didekatnya ke dinding yang sudah tak terkira goresannya.
"K..Kau.."
"Aku ingin membantumu. tangan mungilmu tak akan bisa menghancurkan semua barang, apalagi ini mahal-mahal. jadi aku juga ingin melakukannya."
Dahi Alfin mengkerut lalu mendegus jengah masuk kekamar mandinya menutup pintu kasar dengan sangat kasar. Natalia mendudukan tubuhnya kesamping ranjang menatap kamar yang kembali berantakan, tapi ia senang karna anak itu tak lagi bersikap temprament.
"Fyuhh. kembali bekerja."
Gumam Natalia memunguti pecahan Vas yang ia lempar dengan fasih. semuanya ia lakukan sangatlah teliti dan memang benar Natalia sudah tak aneh lagi melihat ruangan yang berantakan karna di Kediaman Pramudita ia mengerjakan segala bentuk kekacauan.
Setelah beberapa lama. pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan kepala mungil Alfin yang menatap Natalia tengah fokus melepas Tirai yang sobek.
"Kau!!"
"A.. Iya. Tuan!"
Natalia berbalik menatap Alfin yang menunjuk kearah lemari besarnya.
"Handuk!"
"Sebentar!"
Natalia membukanya. seketika ia benar-benar terperangah bak melihat pemandangan di Hawai Amerika melihat deretan baju yang sangat banyak bahkan ini seperti toko pakaian.
"Aaa!!! ini persis seperti pasar senen."
"Cepatlah!!!"
Natalia meredam keterkejutannya mengambil benda itu lalu mendekati Alfin yang terlihat sudah sangat segar dengan rambut basahnya.
"Ini. Tuan!"
"Hm, berbalik!"
Natalia pasrah berbalik membiarkan Alfin memakai handuk lembutnya dengan sangat cool keturunan dari Papanya. tapi sangat disayangkan bocah itu tak bisa menyimpul handuknya dengan benar hingga berlalu begitu lama.
"Sudah?"
"Belum!"
Natalia begitu menunggu sampai akhirnya ia berbalik melihat Alfin yang kesulitan menyimpul gumpalan handuk ke pinggangnya.
"Boleh ku bantu?"
"Kau!!! kembali berbalik!!"
"T..Tuan. aku tak akan melihat apapun, lagi pula aku sudah punya kekasih."
Alfin terdiam memandang Natalia yang memberinya senyum hangat yang tak bisa ia tepis. wanita ini sangat memiliki sihir dari lengkungan bibir kecilnya yang penuh tapi tampak pucat dan natural.
"Hm. kau jangan macam-macam."
"Siap!"
Natalia berjongkok memeggang kedua ujung janduk itu tanpa melihat kebawah. ia memejamkan matanya demi menjaga marwah sang tuan kecil yang begitu sangat arogant.
"Kalau menyimpul handuk itu dilipat dulu ke pinggangmu. Tuan! jadi dia tak akan lepas."
"Kau menjaminnya?"
"Hm. nanti akan ku ajarkan, sekarang ganti baju dan aku akan membuatkan makanan."
Alfin mengangguk datar melangkah ke atas ranjang dengan tatapan yang begitu kagum melihat ruangannya yang bersih. wanita ini sangat cepat dalam bekerja.
Tanpa sadar. interaksi keduanya disaksikan oleh sepasang mata rentan yang tadinya berkunjung karna mendengar kabar kalau cucunya sakit. tapi tak ia sangka bocah yang begitu temprament seperti Putranya itu malah terlihat dekat dengan Pelayan yang tak pernah ia temui.
"Dia siapa?"
Maya yang tadi mendampingi lansung bersedia menjawab.
"Natalia. Tuan Besar! dia pelayan baru disini. Tuan kecil tadi kembali kambuh tapi syukur Natalia bisa menemaninya sampai sore ini."
Tak ada raut berlebihan dari Tuan Anderson yang lebih memilih melangka menuju Sofa didepan kamar. ia menatap kaki tangannya Minos yang mengerti melangkah menuju kamar Tuan Mudanya.
Disepanjang perjalanan menuju kamar pria itu. Minos hanya bisa menghela nafas agar tak dihadapkan dengan kemarahan Tuan Mudanya.
"Sayang! aku..aku menginginkanmu!"
Suara lemah Qyara yang jelas terdengar dari dalam sana membuat Minos terdiam lalu mengetuk pintu kamar.
"Tuan!"
Masih belum ada jawaban hingga Minos kembali mengetuk bahkan lebih keras dengan menekan tombol sensor didekat pintu hingga..
"Kenapa mencari suamiku??"
Suara benatakan Qyara yang membuka pintu kamar dengan Kimono yang tampak kusut. sudah dipastikan Tuannya melayani hasrat wanita ini lagi walau itu tak aneh karna mereka sepasang suami istri.
Sam yang tengah memakai kembali kemejanya lansung keluar menatap datar Minos yang tetap menunduk. keadaan Sam terlihat masih tampan tapi rambut pria itu sudah berantakan menambah kesan yang sangat seksi.
"Ada apa?"
"Sayang! ayo kita lanjutkan dan.."
"Tuan Besar menunggu anda didepan kamar Tuan Kecil!"
Qyara terdiam dengan wajah yang merah menahan hasrat dan kegeraman yang teramat. Ayah mertuanya itu memang tak menyukainya sama sekali.
"Suamiku sibuk. aku baru saja pulang, pantas kami memiliki waktu berdua."
"Maaf, Nona. ini perintah!"
Sam menghela nafas tenang. Dadynya pasti datang dari Negaranya kesini karna Alfin, dan ia tak bisa menolak pria paruh baya itu.
"Kau istirahatlah!"
Seketika Qyara terkejut.
"Sayang! yang benar saja."
"Dady akan marah besar. aku akan kembali sebentar lagi."
Ucap Sam mengecup kening Qyara lalu melangkah pergi dengan gontai tanpa memikirkan Istrinya tengah ingin bercinta setelah seminggu tak bersama.
"Sial!!!! pria itu memang benar-benar."
Qyara menutup pintu kamarnya kasar menelan amarah yang kuat.
Sementara Sam. ia memperbaiki tampilannya agar lebih rapi hingga disela langkah tegasnya ia melihat Tuan Anderson yang tengah duduk dengan begitu angkuh menatap lurus kedepan kamar putranya.
"Dad!"
"Duduk!"
Sam duduk di kursi singelnya dengan sama-sama berkharisma. keturunan keluarga Billions memang tak akan bisa diraggukan siapapun.
"Alfin sudah membaik."
"Tentu. ada wanita itu bersamanya."
Sam cukup tertegun sejenak tapi tak menunjukan respon lebih. ia hanya bungkam tak ingin membahas wanita lain disini.
"Hm."
"Kau ingat permintaanku. bukan?"
Sam tercekat diam. ia masih mengingat kalau Dadynya meminta untuk menikahi satu lagi wanita yang akan mengurus putranya karna Qyara tak bisa menjadi seorang Ibu yang baik.
"Aku tak bisa."
"Itu kesepakatan."
"Aku punya istri. dan bagaimana bisa aku menikah dengan wanita lain?"
Sam menggeram tak terima tapi itulah Tuan Anderson. ia tak akan membiarkan hidup Cucunya selalu ditekan oleh keadaan rumah tangga Papanya yang tak normal.
"Aku sudah mencarinya. mau tak mau kau harus menikah atau ceraikan Istrimu!!"
"Dad!!!" Sam mengepalkan tangannya kuat dengan wajah tampan yang mengeras. Minos yang melihat itu benar-benar merasa sesal. kenapa kau yang begitu sempurna masih mencintai wanita yang hanya memperdulikan karirnya, Tuan?
"Nikahi Natalia!"
Degg...
...
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Sumini Harrni
aku❤️♥️PD mu tuan Anderson..
2022-08-29
0
Mut Shemut
makanya jangan sambil marah2, handuk jadi lupa kan?
2022-07-16
0
Rini Kartini
tak ada habisnya penderitaan natalia...
2022-06-23
0