Apakah kita hanya liburan saja ke Jepang, mas?" Tanya Laras saat dalam perjalanan menuju ke bandara.
Rangga hanya tersenyum. Lelaki berusia 36 tahun tersebut tak langsung menjawab pertanyaan sang istri. Matanya mengalihkan ke gadis yang duduk di depannya. Tampak gadis itu hanya diam tanpa bersuara sejak berangkat tadi.
"Na, kamu daritadi diam saja. Nanti kalau kamu diam terus Jakarta malah tambah lebat hujannya." Goda Rangga.
"Mas, jangan di ganggu, Ina nya." Sahut Laras.
Laras paham kegundahan hati sahabatnya. Makanya dia membiarkan Ina merenungkan diri.
"Na, Semoga kamu nggak berpikir untuk tetap berangkat. Kamu juga nggak pamit sama Alam. Bukannya kamu cinta sama dia. Aku lihat dia banyak berjuang buat kamu,Na. Kalau kamu seperti ini, jadinya nggak setimpat dengan semua yang diperjuangkan Alam."
"Kalau dia berjuang untukku. Kenapa dia mengembalikan aku sama kak Lia? Itu artinya dia menyerah atas semua yang telah terjadi diantara kami."
"Itu karena dia sadar. Kamu masih punya keluarga, aku yakin dia nggak mau lihat kamu terpisah keluargamu. Pikirkan lagi,Na." Bujuk Laras.
"Aku sudah mantap,Ras. Aku akan menyelesaikan kuliah. Menjadi wanita karier yang sukses. Dan jika berjodoh suatu saat kami akan dipertemukan lagi apapun caranya." Sahut Ina dengan mantap.
"Terserah kamu, Na." Laras sudah malas melanjutkan pembicaraan.
Laras memandang jalanan menuju perjalanan ke bandara.Jujur ini pertamakali dia naik pesawat. Apalagi saat ini dia sudah punya suami yang sangat sayang padanya. Laras bersyukur kalau Tuhan memudahkan menemukan jodohnya. Laras merasa tangannya ada yang menggenggam, ukiran senyum terpahat di bibir lelaki disampingnya.
Bulan Februari telah masuk di tahun 2022. Dimana katanya ini adalah bulan penuh cinta. Ya, bulan penuh cinta karena dia sudah menemukan keluarga baru setelah ibunya meninggal. Bulan penuh cinta karena dia juga diberi suami yang sangat sayang padanya. Laras berharap selamanya rumah tangganya akan adem seperti ini.
Mobil memasuki area bandara. Ingatan Laras berputar ketika mengantar Ina berangkat ke Jepang untuk pertama kalinya. Sekarang dia kembali memasuki area bandara bukan untuk mengantar tapi juga ikut berangkat ke Jepang. Mobil pun berhenti di depan loket penerbangan luar negeri.
"Yuk, sayang." Rangga menuntun Laras turun dari mobil.
"Makasih, mas." Jawab Laras.
"Sama-sama sayang." Rangga mengedipkan mata.
"Duh, kalian ini pacaran mulu." Sahut Ina.
Setelah Laras dan Rangga menyelesaikan resepsi Satu minggu yang lalu, mereka pun akan berbulan madu layaknya pasangan suami istri pada umumnya. Setidaknya mereka tidak dihadapkan dengan rumit sebuah pengenalan satu sama lain. Karena mereka memulai hubungan tanpa pacaran. Laras dan Rangga menikmati hubungan mereka dengan bahagia. Kedua saling membuka diri, menerima satu sama lain, dan mulai terbiasa dengan status pernikahan mereka. Rangga juga tidak menyangka status lajangnya dilepas bersama Laras bukan Ina. Setelah dia mencoba menguatkan hati, menerima Ina sebagai adik sepersusuannya. Walaupun rasa cintanya masih ada pada gadis itu.
Rencananya Rangga akan mengajak Laras ke Bali. Namun saat pihak perusahaan di Jepang mengabari ada trouble disana. Rangga memilih membawa istrinya ke Jepang. Walaupun yang mendesak mereka ke Jepang adalah Raya dan Gladys. Bagi Raya ini kesempatan Rangga membina rumah tangga mandiri tanpa meninggalkan pekerjaannya. Toh sebentar lagi valentine, rasanya akan romantis jika merayakan bulan kasih sayang di negeri sakura tersebut.
Tak lama terdengar pengumuman agar penumpang segera menaiki pesawat. Ina pun bangkit bersama sang kakak dan kakak iparnya berjalan menuju tangga penyambung. Helaan nafas pelan saat menginjakkan kaki di dalam pesawat. Rasanya dia masih bermimpi kalau dia benar-benar akan pergi ke Jepang.
Lainnya hal dengan Laras. Karena ini adalah pertama kalinya dia naik pesawat. Laras memilih duduk didekat jendela. Terdengar permintaan pramugari untuk memeriksa sabuk pengaman.
"Mas itu adeknya, ya. Bisa tolong benarkan sabuk pengaman adeknya." Ucap pramugari melihat Laras belum sempurna memakai sabuk pengamannya.
"Eh, iya mbak. Ini istri saya mbak." Sahut Rangga.
Rangga langsung membenarkan sabuk pengaman milik Laras. Wanita itu pun tak berontak saat Rangga mengecup pipi istrinya. Wajah Laras memerah bak buah tomat.
"Mama harap pulang dari Jepang kalian bawa oleh-oleh, Ya."
"Mama mau apa?"
"Mama mau cucu."
Tak berapa lama pesawat pun berjalan. Laras kaget saat pesawat mulai melandaskan tubuhnya keatas. Tangannya menggenggam erat lengan Rangga. Saking takutnya Laras memeluk pinggang Rangga dengan erat. "Mas kenapa jalannya seperti ini. Apa kita mau jatuh?"
Rangga hanya tersenyum melihat tingkah istrinya. Dia malah sengaja membiarkan ketakutan Laras agar pelukannya tidak lepas. Wajah Laras sedikit menyembul menatap kearah suaminya. Ada perasaan malu karena orang disamping Rangga melihatnya dengan tatapan penuh arti. Bisa jadi penumpang itu menertawakan atau mungkin mengejeknya.
"Duduklah, sayang. Jika kamu masih merasa ketakutan peganglah tanganku. Barusan pesawat melandas. Sekarang lihatlah ke kaca." Laras menaikkan kepalanya dan memandang kaca. Matanya takjud melihat langit dari atas awan, melihat hamparan laut yang luas.
"Maaf, mas. Aku .. aku ... belum pernah naik pesawat. Pasti aku malu-maluin, ya."
"Tenang, sayang. Aku maklum kok." Rangga mengelus pucuk rambut Laras.
Lagian dirinya emang baru pertama kali naik pesawat. Matanya kembali Fokus ke kaca menatap awan putih yang banyak membentuk. Laras menatap kagum ketika melihat pemandangan di bawahnya.
"Bu, ayah, kakak. Aku sekarang naik pesawat.Rasanya mimpi bisa jalan ke luar negeri." Batin Laras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Buna_Qaya
aduh rangga, ketuaan ya kamu di liat sama pramugari nya🤭🤭😅😅
jadi ina orang yang di cintai Rangga ya, semoga gak sampe sekarang
2022-10-10
0
Big Mommy
adek ya🤣🤣🤣
2022-05-26
0
Yunia Afida
aku juga takut naik pesawat, sama dong
2022-04-22
0