PART 11

  Setelah mengetahui kalau sahabatnya sedang sakit, Zahra langsung bergerak cepat menuju ke Rumah Sakit Graha Medika, tempat Anisa dirawat. Zahra berangkat ke Rumah Sakit sendirian dengan menaiki angkot. Dengan balutan baju gamis dan menggendong tas di bahu, Zahra terlihat sangat semangat ketika menuju ke depan komplek rumahnya untuk menunggu angkot yang lewat.

  Hampir 15 menit menunggu angkot, akhirnya angkot berwarna hijau pun lewat di depan halte tempat Zahra menunggu. Zahra langsung menaiki angkot itu dan langsung duduk di pinggir pintu angkot. Dengan suasana angkot yang berdesak-desakan, panas, tidak membuat Zahra untuk beralih memilih taxi atau transportasi lain yang lebih bagus. Zahra memang sudah terbiasa dengan suasana angkot yang panas, sumpek dan berdesak-desakan.

    Setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam, akhirnya Zahra sampai di Rumah Sakit Graha Medika. " kiri Bang." Ucap Zahra pada abang supir angkot dengan memberi uang Rp 20.000,00 sebagai ongkos. Setelah dari angkot, Zahra tidak langsung masuk ke dalam Rumah Sakit, melainkan pergi ke kedai buah di seberang Rumah Sakit Graha Medika. Zahra menyebrang jalan yang ramai itu sendirian. Zahra membelikan parsel buah untuk Anisa sahabatnya.

" Bang, paket parsel buah yang komplit ya." Ucap Zahra pada Abang penjual buah.

" Siap Dik, tunggu ya." Ucap Abang penjual buah yang sedang memilih-milih buah untuk parsel pesanan Zahra.

   Sembari menunggu parsel jadi, Zahra menikmati keramaian kota yang dipenuhi lalu-lalang kendaraan. Tiba-tiba Ponsel Zahra yang berada di tasnya berdering keras. " tringgggg tringggg." Bunyi ponsel Zahra. Dengan cepat, Zahra pun langsung mengangkat ponselnya itu. Dan ketika melihat layar ponselnya, ternyata Anisa yang menelponya.

" Assalamualaikum. Halo Nis. Syukurlah kamu ada kabarnya." Ucap Zahra.

" Waalaikumsalam, hehe iya maaf ya Ra, aku gak ada kuota." Ucap Zahra.

" Kamu kemana aja sih Nis, kok gak ada kabarnya. Enggak berangkat ke kampus pula. Kenapa sih Nis?." Tanya Zahra.

" Aku pergi ke luar kota Ra, maaf ya aku enggak bisa hubungi kamu." Ucap Anisa membohongi Zahra. Anisa tak ingin tau kalau sahabatnya itu mengetahui kalau dirinya kini di rawat di rumah sakit.

" Oh keluar kota. Kukira kemana." Sahut Zahra yang berpura-pura tak tahu kalau sebenarnya Anisa di Rumah Sakit. Padahal Zahra sedang berada di depan Rumah Sakit tempat Anisa dirawat.

" Iya Ra, udah dulu ya. Aku enggak bisa lama-lama. Assalamualaikum Ra." Ucap Anisa menutup pembicaraan dengan Zahra.

"Iya. Waalaikumsalam." Jawab Zahra.

    Tak lama setelah mematikan ponselnya. Parsel buah pesanan Zahra sudah jadi. " ini Dik, parselnya sudah jadi." Ucap Abang penjual buah dengan menyodorkan parsel buah.

" oh iya Bang, berapa nih harganya Bang?." Tanya Zahra dengan mengambil parsel buah.

"RP 250.000,00 Dik." Jawab Abang penjual buah.

" ini Bang uangnya. Kembalianya ambil aja" Ucap Zahra dengan menyodorkan uang Rp 300.000,00 ke penjual buah.

" ini kebanyakan Dik." Sahut penjual buah.

" enggak apa-apa Bang Ambil aja." Ucap Zahra sembari meninggalkan kedai buah itu.

" terima kasih ya Dik." Ucap penjual buah.

  Zahra pun berjalan terus tanpa mendengar si Abang penjual buah  mengucap terima kasih kepadanya. Dengan semangat, Zahra berjalan melewati trotoar menuju Rumah Sakit . Tak lama itu, Zahra tiba di dalam Rumah Sakit Graha Medika. Zahra langsung menuju ke kamar Anisa yang berada di lantai 3 ruang Anggrek nomor 1. Zahra melewati beberapa anak tangga dan kamar-kamar pasien sebelum ke ruangan Anisa. Zahra tak memilih naik lift karena ia ingin menjajaki rumah sakit itu, itung-itung olahraga naik tangga.

   Setelah hampir 10 menit, akhirnya Zahra sampai di ruangan kamar Anisa berada. Zahra langsung mengetuk pintu kamar ruangan Anisa. Tak lama kemudian terdengar suara Anisa dengan ciri khasnya. " Masuk." Ucap Anisa.

Mendengar suara Anisa yang menyuruh masuk, Zahra langsung masuk dengan menunduk membawa parsel buah yang diepsannya di depan Rumah Sakit. Ketika Zahra memasuki ruangan, Anisa yang terlihat tau siapa yang masuk itupun langsung menanyakan apa itu Zahra. "Eh kamu Zahra ya?." Ucap Anisa.

Namun Zahra hanya diam dan semakin mendekat ke Anisa. Dengan penasaran, Anisa langsung mencubit tangan Zahra, sontak Zahra langsung kaget dan saat itu juga Anisa mengetahui kalau itu Sahabatnya.

" Zahraaaaaa.... ih kamu. Kok bisa tau kalau aku disini sih Ra." Tanya Anisa dengan penuh penasaran.

" udah itu gak perlu kamu tau. Justru aku yang tanya, kamu sakit gini ngapain enggak bilang aku,  heee? Namanya sahabat kek gini heee?." Ucap Zahra dengan kesal.

" ih enggak gitu Ra, aku cuma gak pingin orang-orang tau kalau aku sakit. Udah dong gausah ngambek. Maafin aku ya Ra." Ucap Anisa dengan meminta maaf pada Zahra yang kecewa dengannya.

" Emm ya deh. Nih aku bawain buah. Jangan lupa dimakan ya Nis, biar cepat sembuh." Ucap Zahra.

" Makasih ya Ra." Ucap Anisa.

Merekapun langsung terjebak dalam dunia gosip. Kalau sudah bersama, Zahra dan Anisa memang selalu ngobrol, curhat, dan kadang-kadang gosip. Apalagi  kalau bahas soal laki-laki idamannya. Hampir 2 jam Zahra berada di Rumah Sakit menjenguk Anisa. Zahra pun langsung beranjak pulang.

" Nis, udah sore nih, aku pulang dulu ya." Ucap Zahra.

" Eh iya ini udah sore Ra, makasih ya Ra sudah kesini. Jangan bilang teman-teman kalau aku sakit ya Ra. Hati-hati dijalan Ra." Ucap Anisa.

" oke siap. Cepat sembuh biar bisa cepat pulang . Assalamualaikum, aku pamit Nis." Ucap Zahra.

" Waalaikumsalam, iya Ra." Jawab Anisa.

Dengan meninggalkan kamar Anisa, Zahra langsung menuju halte yang berada di depan Rumah Sakit untuk pulang.

             Selamat membaca               

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***