Sepanjang perjalanan, tak ada percakapan apapun. Sesekali Ayeuna melirik pria disampingnya. Pria itu hanya terdiam dengan ekspresi yang dingin. Ayeuna tak berani bertanya atau membuka obrolan. Ia takut malah akan membuat Damian marah.
Jam menunjukkan pukul 11.30 malam. Ayeuna berjalan di belakang Damian sambil menundukkan kepalanya. Ia merasakan aura gelap dari pria itu.
"Tunggu. Mau ke mana kamu?"suara tegas itu terdengar juga. Damian menghentikan langkah ayeuna saat wanita itu hendak menuju kamar miliknya.
A.....aku ke kamarku,"ucapnya dengan sedikit gugup. Meski demikian telah menjadi dewa penolongnya di itu, tapi ia merasa bahwa pria itu akan tak ikhlas melakukannya. Wajah Damian terlihat tak bersahabat sejak kejadian tadi
"Duduk!"titahnya lagi. ayeuna menurut dan duduk di sofa yang ada di ruang keluarga.
"Kau belum menjelaskan padaku soal yang tadi."pria itu ikut duduk dan menyilangkan kakinya. Tatapannya begitu tajam akan menghunus Ayeuna yang terlihat semakin gugup.
"Aku.... aku...."Ayeuna menghentikan kalimatnya tenggorokannya tercekat saat akan mengatakan bahwa ia hanya ingin membantu Riana, teman kuliahnya. Tapi ia ragu Apakah Damian akan percaya padanya atau tidak?
"Apa kau memang sudah lama memiliki pekerjaan sampingan itu?
"Wah...... luar biasa ternyata kau, Ayeuna. kau menjadi guru dan pedoman bagi murid-murid mu. Tapi di luaran kau Tak ubahnya seperti wanita murahan!"Damian tersenyum sinis setelah mengucapkan hal tersebut. Ia masih tak menyangka Ayeuna bisa bekerja pada sebuah bar yang notabene adalah tempat untuk orang-orang mabuk dan para cassanova yang tentu akan terus terburuk wanita untuk memuaskan hasrat mereka.
"Aku baru sehari ini bekerja part time di bar itu. itu juga karena aku menolong temanku yang tak bisa bekerja selama beberapa bulan karena ibunya yang sakit.sungguh aku tak tahu juga di tempat itu akan mendapatkan perlakuan seperti tadi!"ucap Ayeuna jujur.
"Bohong!"katakan saja dengan jujur Jika kau bekerja di tempat itu karena keinginanmu! apa uang dariku kurang? aku melihatmu seperti gadis biasa yang tak memiliki gaya sosialita. tapi mengapa kau mau maunya bekerja pertanyaan seperti itu?"
Ayeuna bergeming. Rasanya percuma berdebat dengan Damian. Pria itu tetap tak percaya pada penjelasannya.
"Aku sudah menawarkan kompensasi padamu untuk kesalahanku waktu itu. Berapapun Yang kau minta akan aku berikan. Asalkan tinggalkan dunia malam itu dan tinggalkan pekerjaan haram mau sekarang juga!"kita Damian dengan tegas
"APA....? jadi menurutmu pekerjaanku ini adalah haram?"Ayeuna tak terima.
"Atau kau memang menginginkannya? kau menginginkan hal baru dalam hidupmu setelah kesucian Mu itu aku ambil. Kepalang tanggung, kau mencari kehidupan malam itu untuk kesenangan mu. Apa kau ketagihan dengan rasanya malam itu?"
Ayeuna terbelalak atas penuturan sarkas dari Damian. Ia yang tadi terlihat pasrah dengan intimidasi dari Damian kini menatap pria itu dengan tajam. kali ini dia sungguh marah.pria tampan bermulut lemes itu benar-benar tak bisa menjaga ucapannya. Pikiran ayeuna akan terbawa pada kejadian malam itu. Malam di mana Damian merenggut kesuciannya saat wanita itu sedang mabuk.
Ayeuna menghentakkan Tangannya di atas meja. Ia berdiri dengan badan yang sedikit condong. Ditatapnya wajah Damian itu dengan nyala
"Dengar ya, tuan Damian. Aku sudah berkata jujur padamu bahwa aku bekerja di malam ini karena menggantikan temanku yang berhalangan. Dan tadi apa yang kau bilang, Tuan Damian yang terhormat? kau bilang bahwa aku ini pekerja haram dan aku ketagihan dengan hal menjijikan itu? Jika saja aku bisa akan aku ganti tubuhku ini dengan yang baru.
Sesungguhnya jijik rasanya karena telah tersentuh oleh!" Ayeuna berbicara dengan sangat lantang dan tegas. Nampak sekali kebencian yang besar pada diri Damian. Meski demikian kini adalah majikan, tapi tak berarti dia itu bisa seenaknya menginjak harga dirinya seperti saat ini.
Dengan geram, Ayeuna meninggalkan Damian yang bergeming tanpa ekspresi. Pria itu tak menyahut apalagi membalas ucapan kasar dari Ayeuna.
Terdengar hentakan kaki Ayeuna yang sangat marah pada Damian. Terdengar juga suara pintu yang ditutup dengan kencang. Yakin wanita itu pasti sangat emosi dan kecewa padanya.
Pria itu mengusap wajahnya menggunakan kedua tangannya. Ia sebenarnya tak berniat menghina dan merendahkan Ayuna. Ia juga sangat tahu jika wanita itu selalu menjaga dirinya. Tapi entah mengapa ada rasa tak senang melihat Ayeuna ada di tempat-tempat seperti itu. Ia sangat marah saat melihat Ayeuna disentuh oleh pria suruhan seseorang tadi.
"Kau akan menjadi pengasuh anakku, Ayeuna. kau tak boleh dekat dengan siapapun. Aku akan terus memantau pergaulan Mu,"gumam Damian tersenyum licik dalam hati.
***
Pagi hari
Ayeuna tengah menyiapkan segala keperluan Prasetya. Meski tubuhnya lelah karena tak tidur semalaman, tapi ia harus bekerja profesional lagipula ia juga harus berangkat kuliah sore nanti. Ia harus mengatakan pada Riana bahwa dirinya tak bisa lagi membantunya untuk menggantikan pekerjaan di itu.
"Miss Ayeuna, are you okay?"tanya Prasetya. anak tampan yang sedang mengunyah sandwich itu menelisik wajah Ayeuna yang terlihat lesu dengan mata panda kas orang yang kurang tidur.
"Hemm.... i'm fine. Memangnya kenapa sayang?"tanya ayeuna dengan lembut
"Miss Ayeuna seperti sedang sakit."
"Tidak.miss baik-baik saja kok!" ujar Ayeuna dengan senyum manis mengukir wajahnya.
"Papi, lihatlah!" bis Ayeuna Sepertinya sakit. Ayo kita bawa ke dokter!" Anak itu begitu antusias. Keras kepala seperti ayahnya.
"Tidak, Prasetya. Miss Ayeuna baik-baik saja. nih Mas makan banyak, kok!" Ayeuna menyendok nasi dengan lahap. meyakinkan anak didiknya itu bahwa ia baik-baik saja.
"Kau tak boleh berbohong miss. Kau yang mengajarkan aku agar tak berbohong. Tapi Miss ayeuna saat ini berbohong!"Prasetya terlihat kecewa.
Damian sedang fokus membaca koran itu seketika menahan tawanya. lucu juga melihat wajah gusar Ayeuna yang terkena sekat mat oleh anaknya.
"Hemm.... ya sudah, nanti Miss Ayeuna akan ke dokter. Ayo cepat habiskan sarapannya. Kita akan segera berangkat."tita ayeuna yang langsung ditanggapi dengan anggukan mantap oleh anak itu.
Damian menarik sebelah sudut bibirnya melihat anaknya yang sangat menurut pada ayeuna. bahkan jika Damian menyuruhnya untuk cepat-cepat bersiap ke sekolah, anak itu selalu mengelas dengan banyak alasan. Tapi pada ayeuna, anak itu begitu penurut dan sangat manis. Sangat berbeda dengan kepribadian sehari-harinya yang biasa jahil dan sulit diatur.
Damian menggelengkan kepalanya cepat. Ia membuang rasa kagum itu dalam benaknya. Ia tak boleh tertarik pada wanita itu. Ayeuna hanya seorang guru dan pengasuh anaknya. Tak boleh lebih dari itu.
"Ayo aku antar kalian!"sahut Damian setelah Ayeuna bersiap untuk segera berangkat menuju sekolah.
"Tak perlu. aku bisa naik taksi!" Ayeuna langsung menolak. Rasanya masih kesal jika melihat wajah Damian. Bahkan pria itu tak sama sekali Merasa bersalah. Kata maaf pun sepertinya tak akan mungkin terucap dari bibirnya yang tipis.
"Jangan membantah. Kau pengasuh anakku aku berhak memerintahkan apapun padamu!"Damian berkata dengan datar lalu berjalan mendahului ayeuna menuju mobilnya.
"Dasar pemaksa!" jika aku memiliki uang dan pekerjaan baru, Aku tak akan segan-segan pergi dari sini!"ujarnya seraya berjalan cepat mengejar pria berhati dingin tersebut.
bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Mmh Rilfa
dingin tp syuuka kn !!
2022-07-14
0
Tha Ardiansyah
Koq.... masih betah sih tinggal, udah di hina juga, kalo aku jadi ayuna, udah pergi saat itu juga, harga diri harga mati
2022-06-26
0
Morata
Trimakasih kakak atas kritik dan saran yang membangun untuk outhor semoga kedepannya outhor semakin berbenah lagi. love you full kakak sudah ingatin outhor
2022-06-17
0