"Aku antar kau pulang."Damian meraih tangan Ayeuna saat Gadis itu melenggang pergi dari hadapannya.
Ayeuna cukup terkejut saat terasa tangan dan menyentuh kulitnya. Dengan cepat Gadis itu melepaskan tangannya agar pegangan dan yang terlepas darinya. Gadis itu mendelik ke arah Damian dengan tatapan tajam.
"Tidak usah aku bisa pulang sendiri," Ayeuna menolak secara halus."
"Jangan menolak."Damian tak menggubris, iya menarik tangan Ayeuna menuju mobilnya.
Hari sudah sangat sore, tak mungkin dia membiarkan Ayeuna pulang sendirian. disamping itu, ada sesuatu yang ingin Ia bicarakan dengan gadis tersebut.
Ayeuna terpaksa menuruti keinginan Damian. iya berjalan dibelakang pria tampan itu dengan tangan yang dituntun oleh dirinya. Persis bocah kecil yang menurut.
Damian tidak langsung pulang. Ia malah mengajak Ayeuna untuk makan malam terlebih dahulu. Tak peduli walaupun Ayeuna mengomel seperti nenek-nenek padanya.
"Jangan bicara, Ayo cepat makan dulu, aku tahu kau lapar kan setelah menjaga Prasetya seharian?" ucap Damian yang cuek melihat sikap Ayeuna yang ketus.
Gadis cantik itu menelan Silvana, hidangan di hadapannya membuat perutnya keroncongan
tak ada gunanya dia mengomel karena Damian tak akan mungkin langsung membawanya pulang. Lebih baik ya nikmati dulu makan malam ini. Toh pria itu juga tak peduli akan omelannya.
Pelan Ayeuna meraih sendok dan mulai menyantap makan malamnya. Ekor mata dan melirik ke arah dan seulas senyum tersungging bibirnya.
Makan malam yang dingin. Tak ada satu patah katapun terucap dari bibir mereka.
Selesai makan malam Damian memberikan sebuah amplop coklat berisi uang pada Ayeuna itu adalah upahnya setelah seharian ini menemani Prasetya.
"Apa ini?"Ayeuna mengerutkan dahinya sembari menatap amplop coklat di depannya.
"Itu upahmu, aku tidak biasa meminta bantuan orang tanpa membayarnya. Disamping itu aku ingin mengatakan sesuatu padamu."Damian berkata dengan datar. Ayeuna menatap wajah Damian yang serius.
Gadis itu mendorong amplop coklat itu kembali ke hadapan Damian.
"Aku tidak bisa menerima ini, Aku ikhlas menemani Prasetya hari ini. Aku bukan orang yang menilai segala sesuatunya hanya dengan uang."
Damian terhenyak mendengar jawaban Ayeuna. bukan maksud dia seperti itu. Tapi Damian adalah tipe orang yang paling anti berhutang Budi pada seseorang. Akan menjadi beban tersendiri baginya. Jika ia minta tolong terus hanya ucapan terima kasih yang ia berikan kepada orang yang menolongnya. Tapi sepertinya Ayeuna tidak akan mudah menerima prinsipnya yang seperti itu.
"Ayeuna. Aku harap kau mau bekerja untukku."
Damian menatap ayeuna serius
"Bekerja apa? Ayeuna mengerutkan dahinya.
"Jadilah guru sekaligus pengasuh untuk Prasetya. Terus terang aku kewalahan dengan Prasetya yang hampir tiap hari datang ke kantor. waktuku tidak selalu 24 jam untuk Prasetya."ungkap dan berterus terang kepada Ayeuna.
Prasetya tidak mudah menerima orang lain dalam hidupnya, apalagi orang yang baru dia kenal. Kamu termasuk orang yang cukup dekat dan mudah diterima oleh Prasetya, tolong bekerjalah untukku. Mengenai gaji akan aku berikan berapapun yang kamu minta,"desak Damian dengan mimik muka serius.
Ayeuna terdiam sesaat. Niat awalnya iya tidak ingin terus berada dekat dengan demikian karena ia ingin melupakan kejadian malam itu. Kalau ia terima pekerjaan ini, itu sama saja dengan mendorong dirinya sendiri untuk terikat pada pria itu. dan itu membuat semua usahanya akan sia-sia.
"Maaf, aku tidak bisa menerima tawaran pekerjaan ini." ayeuna menggeleng tegas.
Ada raut kekecewaan di mata Damian.
"Aku beri 10 juta perbulan sebagai gajinya."
Kedua mata Ayeuna membulat. Kemarin Damian masih menawarkan pekerjaan ini dengan gaji 5 JT perbulan. dan hari ini dia menawarkan gaji dua kali lipat lebih banyak.
Jiwa materialistis Ayeuna meronta-ronta seketika. 10 juta perbulan baginya sangat banyak. Tidak usah capek-capek kerja freelance setiap akhir pekan, semua kebutuhannya akan terselesaikan dengan uang ini.
"Masih kurang? aku bisa tambahkan lebih banyak lagi atau kau bilang saja gaji yang kau inginkan padaku."Damian dengan gayanya yang membuat Ayeuna mengerlingkan matanya.
Bagi pria seperti Damian, uang bukan masalah utama. Sebuah masalah besar bagi Ayeuna Jika ia menerima tawaran itu. Bagaimana ia bisa terlepas dari bayang-bayang di malam itu jika ia sendiri malah menghampiri dan berada di lingkungan tersebut. Tidak, sampai kapanpun Ayeuna tidak akan menerima tawaran pekerjaan itu.
"Aku aku tetap tidak bisa, maaf..... Ayeuna tetap bersikukuh.
Damian semakin terlihat kecewa. Ya tidak tahu lagi harus dengan cara apa membuat gadis itu tetap berada di sisinya.
"Aku sudah selesai makan. Sebaiknya kau antarkan aku pulang sekarang."Ayeuna berdiri dan tidak ingin berlama-lama berada berada didekat Damian. Hatinya makin nelangsa jika Mengingat bahwa pria itulah yang telah merenggut kesuciannya dan membuat masa depannya suram dan kehilangan percaya diri sebagai seorang gadis.
Damian hanya bisa menghela nafas berat. keras kepala Ayeuna memang tak ada obat. iya hanya bisa menyerah dan tak berani mengharapkan Gadis itu lagi. Damian pun segera mengantarkan Ayeuna pulang.
"Selamat tinggal. Semoga setelah ini kita tidak akan pernah berjumpa kembali."ucap Ayeuna Sebelum turun dari mobil Damian.
Damian tidak menjawab ia hanya tersenyum getir melepaskan kepergian Ayeuna.
Mobil dan langsung melesat pergi setelah Ayeuna turun. 10 juta jumlah sangat banyak harus Ayeuna lepaskan. Entah kapan Ia mendapatkan tawaran pekerjaan dengan gaji sebanyak itu.
Ayeuna merenggangkan pergi menuju kontrakannya. Namun sebuah klakson mobil menghentikan langkahnya. Ayunan menoleh pada mobil yang berhenti di dekatnya. Gadis itu mengerutkan keningnya. mobil yang sudah sangat ia kenal.
Seorang perempuan setengah baya turun dari dalam mobil tersebut. Ia melangkah anggun mendekat ke arah ayunan.
Perempuan itu masih terlihat cantik meskipun umurnya sudah tidak muda lagi. Gaya dan dandanan nya terlihat sangat elegan. ia membetulkan tatanan rambutnya yang ter sanggul rapi.
Ayeuna menatap perempuan itu tanpa berkedip Dia merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.
"Apa kabar Ayeuna?"tanyanya dengan wajah dingin.
"Baik, dari mana Ibu tahu alamat kontrakan? tanya ayeuna tak kalah datar.
"Mataku ada dimana-mana, Ayeuna. walaupun kau bersembunyi di lubang semut sekalipun aku akan tetap tahu."Perempuan itu menjawab dengan penuh percaya diri. Senyum sinis terukir di bibirnya yang ber lipstik merah tebal.
Ayeuna terhenyak. Ibu tirinya ini memang mempunyai kemampuan untuk melakukan hal itu. Anak buahnya ada dimana-mana dia selalu memproteksi apapun yang sudah menjadi miliknya dengan sangat baik.
"Aku ingin bicara denganmu mengenai Leonardo."perempuan itu tak lagi berbicara basa-basi. ia menatap Ayeuna dengan tatapan tajam.
Leonardo, Ada apa dengan kakak tirinya itu? apa ada masalah?
"Tinggalkan Leonardo, dan jangan sekalipun berusaha untuk mendekati dia lagi!"
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Mariana Frutty
✔️✅
2023-01-06
0
Arin
haduh kirain ibu tirinya baik,ech ternyta sprti biasa kacng lupa kulitny
2022-09-25
0
Mmh Rilfa
ih ibu tiri ga tw dri...mzih untung tu gadis nggk nuntut..
2022-07-14
2