Demian menjadi lebih pendiam sejak kehadiran Sania. Wanita cantik itu pun juga tidak banyak bicara dan menjawab seperlunya pertanyaan yang dilontarkan oleh Nyonya Julia padanya. Sesekali matanya melirik pada Damian dan Ayeuna yang duduk berdampingan.
Ayeuna merasakan suasana makan malam ini sedikit kaku. Apakah memang cara makan malam orang kaya seperti ini? kaku dan membosankan. Rasanya Ayeuna ingin segera pergi dari tempat ini.
"Damian, Tolong antarkan kan Sania ke mobilnya,"Nyonya Julia memberi perintah kepada Damian sebelum Putra sulungnya itu pergi.
"Oke."Damian mengangguk setuju dan berjalan ke arah pintu. Seorang pramusaji membukakan pintu untuk mereka. Setelah berpamitan Ayeuna pun ikut turun bersama Damian dan juga Sania.
"Hati-hati di jalan."Damian membukakan pintu mobil untuk Sania. Sebelah tangannya merangkul pinggang Ayeuna dan Hal itu membuat Sania memalingkan wajahnya.
"Damian, bisa kita bicara sebentar?"tanya Sania dan tanpa menunggu jawaban dari Damian, gadis cantik itu segera membawa Damian menjauh dari Ayeuna.
"Apa maksudmu melakukan ini?"tanya Sania setelah mereka berada jauh dari Ayeuna.
"Melakukan apa?"Damian pura-pura tidak mengerti.
Ayolah Damian Jangan berlagak bodoh. Kau tahu kan, sebentar lagi kita tunangan. lantas, Kenapa kau masih membawa Gadis itu ke acara makan malam kita? Apakah segitu inginnya mempermalukanku? atau kau sengaja ingin membuat aku cemburu?"Sania terlihat menahan rasa kesalnya. Tapi wanita itu tetap dengan sikapnya yang elegan.
Damian malah tersenyum melihat Sania yang marah seperti itu.
"Kau terlalu berlebihan Sania. dan jangan terlalu percaya diri kalau kita akan segera tunangan. Sampai detik inipun aku belum pernah mengatakan kalau aku setuju bertunangan dengan mu,"ujar Damian dengan santai.
"Damian, Jangan gila kamu. Kedua keluarga kita sudah sepakat. Dan aku tahu persis kalau kau masih sangat menyukai ku."ucap Sania mengalungkan tangannya dileher Damian.
Wajah cantiknya mendongak seolah menantang Damian untuk menyentuhnya.
Kedua mata Damian memandang Sania tak berkedip. Namun perlahan pria itu menurunkan tangan Sania dari lehernya.
"Itu dulu, Sania. Sekarang tidak lagi."Damian membuang mukanya dan merasakan sesak di dadanya.
"Jangan munafik Demian. Dari dulu hingga sekarang hanya ada namaku di hatimu."Sania begitu percaya diri. Tatapan tajamnya tertuju lurus pada netra hazel Damian. Wajah terusnya menyimpan amarah yang terpendam sejak lama.
"Aku tidak ada waktu lagi, aku harus mengantarkan Ayeuna pulang."Damian mengalihkan pembicaraan.
Sania hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan sedikit kesal. Ia pun kembali berjalan ke arah mobilnya.
"Hati-hati di jalan."kalimat itu kembali meluncur dari mulut demikian sebelum menutup pintu mobil Sania. Itu masih mematung menatap kepergian mobil Sania sampai menghilang dari area parkiran.
"Ehem!"
Deheman Ayeuna membuat Damian yang tersadar dari lamunannya.
"Mobil sania sudah pergi, kau akan berdiri di sini sampai kapan?"sindir Ayeuna.
Damian menjadi sedikit salah tingkah. Tanpa banyak bicara lelaki itu pun berjalan menuju mobilnya yang tak jauh dari situ. Ayeuna memperhatikan setiap gerak-gerik Damian. sepertinya lelaki itu sebenarnya sangat menyukai Sania. Tapi kenapa dia malah membawa dirinya untuk makan malam bersama keluarganya. Bukankah kehadirannya sangat tepat jika disebut nyamuk pengganggu?
"Kau sangat menyukai Nona Sania kan?"Ayeuna mencibir saat mereka berdua sudah berada dalam mobil.
"Jangan sok tahu."Demian menjawab dengan dingin sembari memasang sabuk pengamannya.
"Bukan sok tahu, tapi hal itu jelas terlihat dari matamu Tuan Damian ,"ledak Ayeuna makin menjadi. Sebenarnya dia senang Damian mencintai wanita lain. Dengan begitu dia akan segera terbebas dari tawanan pria ini.
"Tatapanku yang mana? apakah yang seperti ini maksudmu?"Damian tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke arah Ayeuna. Hingga wajahnya berada tepat di depan wajah Ayeuna. Tatapan mata itu begitu lembut dan menghanyutkan.
lagi, Ayeuna terbius dengan ketampanan pria itu. Ditambah lagi dengan tatapan Damian yang mampu melelehkan hati setiap wanita. Pantas saja jika pria ini digandrungi banyak wanita, ternyata daya pikatnya memang sangat besar.
Hembusan nafas Damian terasa hangat menyentuh kulit wajah Ayeuna yang terkesiap. seberapa besar pun usaha Ayeuna untuk menolak, tetap saja daya pikat dan yang terlalu kuat untuk dihindari.
"K.....kau mau apa? tanya Ayeuna yang sudah berkeringat dingin saat wajah dan semakin mendekat ke arahnya. mungkinkah lelaki itu ingin....
"Pasang sabuk pengamanmu wanita bodoh."Damian menarik sabuk pengaman dari samping tubuh Ayeuna dan segera menguncinya.
Wajah gadis cantik itu sontak memerah. rupanya hanya pikirannya saja yang kotor. Damian sama sekali tidak mempunyai niatan seperti yang ada di otaknya saat ini. Ayeuna memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil. mencoba menetralisir kembali hatinya.
"Aku antar kamu pulang sekarang."Damian menarik tuas kopling dan segera menjalankan mobilnya.
Ayeuna hanya diam tergugu masih dengan menahan malunya.
Benar saja, Damian mengantarnya pulang hingga ke depan kosan Ayeuna
"Terima kasih untuk makan malam ini,"ucap Damian sebelum Ayeuna turun dari mobilnya.
"Sama-sama, Aku berharap setelah ini kita tidak akan bertemu lagi,"jawab Ayeuna dengan tegas.
Damian tersenyum tipis,"Apa kau yakin?"
"Tentu saja,"Ayeuna menjawab dengan ketus dan segera turun dari mobil Damian.
Gadis itu berbalik dan segera berjalan menuju kosannya. Namun sesaat kemudian Ia pun tertegun
Ayeuna terkejut mendapati seseorang duduk di depan pintu.
"Kak Leonardo?"Ayunan segera berlari kecil menghampiri pria yang kini berdiri menyambut kedatangannya.
"Kenapa kau datang tidak memberitahuku sebelumnya?"Ayeuna memeluk tubuh pria bernama Leonardo itu dengan erat.
"Sengaja, tadinya aku ingin membuat kejutan untukmu. Tapi ternyata aku yang malah terkejut melihat mu diantar pria bermobil mewah itu."Leonardo mencubit hidung bangir Ayeuna.
Ayeuna menoleh ke arah mobil Damian yang masih berada di tempatnya semula. Rupanya pria itu masih belum pergi juga. Apakah dia melihat kedekatannya bersama Leonardo? baguslah, dengan begitu dia pasti berpikir kalau Leonardo ini adalah kekasihnya.
"Ah,"itu dia hanya teman kok. Kebetulan kami dari tempat ulang tahun teman dan arah pulangnya searah dengan kosanku, jadinya dia berbaik hati mengantarkan kan aku pulang sekalian."Ayeuna mencari alasan spontan.
Leonardo menyelidiki mobil itu yang sepertinya sudah tidak asing baginya.
"Ayo masuk Kak."Ayeuna mengajak Leonardo untuk masuk ke dalam kosannya.
Sementara itu di dalam mobil,
"Dasar perempuan munafik. sok jual mahal. lagaknya saja seperti perempuan suci tapi kelakuannya sama saja dengan perempuan murahan lainnya. Pantas saja dia tidak mau menerima kompensasi apapun dari ku ternyata tujuannya agar dia tidak terikat dengan siapapun. Kau wanita yang cukup pintar Ayeuna,"desis Damian dengan geram.
Damian membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi menyusuri jalan ibu kota yang ramai lancar di malam yang ini. Entah kenapa suasana hatinya mendadak tidak nyaman setelah melihat Ayeuna bersama pria itu.
Siapa sebenarnya pria itu? meskipun tidak begitu jelas tapi melihat wajahnya yang sama rasanya tidak asing bagi Damian.
Apakah pria itu kekasih Ayeuna? Kenapa Ayeuna tidak pernah cerita kalau dia punya pacar?
"Ah, persetan. Peduli apa tentang hidup wanita itu. Toh Dia Bukan siapa-siapa Aku."Damian memukul kemudi mobilnya dengan penuh emosi. Mencoba meluapkan perasaan yang mengganjal di hatinya saat ini.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Yati Yati
ya udah gak maksa ko
2023-05-03
0
Mmh Rilfa
c3mburu dh tu,..
2022-07-14
1
Mmh Rilfa
roman²nya cembru tu thor,...😅😅
2022-07-14
1