"Mau ke mana ini?"Ayeuna mengerutkan keningnya karena ini bukan jalan menujunya pulang.
"Ke rumahku."Demian menjawab dengan santai.
Ayeuna mendelik. Dia tidak ingin kembali kerumah yang menyimpan kenangan buruk baginya. Dia tidak ingin menginjakkan kakinya di sana.
"Aku tidak mau, Lebih baik aku turun disini saja."Ayeuna menolak dengan tegas. Tak peduli dengan Damian Yang sepertinya kesal padanya.
"Prasetya ingin bertemu denganmu. Kadomu baru aku berikan padanya tadi siang sepulang sekolah, jadi dia ingin mengucapkan terima kasih secara langsung kepadamu."Damian beralasan. Padahal Prasetya tidak pernah mengatakan hal itu. Ayeuna tercenung, kalau untuk masalah Prasetya sepertinya ia tidak sanggup untuk menolak.
"Baiklah, tapi aku tidak bisa lama-lama."
"Tidak masalah."Damian tersenyum tipis.
Mobil mewah itu melaju dengan kecepatan sedang. Menuju komplek perumahan mewah yang hanya dihuni oleh kelompok elite pemilik harta kekayaan berlimpah. Rumah Damian sebagai salah satu yang termegah di kompleks tersebut.
Pintu pagar tinggi itu terbuka otomatis. Mobil mewah dan memasuki pekarangan rumah yang luas.Di siang hari seperti ini kemewahan rumah terlihat jelas. Dengan sedikit kikuk Ayeuna mengikuti langkah pria tampan itu masuk kedalam rumah besar itu.
Dari arah tangga, turun seorang anak lelaki yang tampan dan dia adalah Prasetya Perez, anak tunggal Damian Perez yang sudah ditinggal ibunya meninggal saat melahirkan dia.
"Bu ayeuna!"Prasetya teriak menyambut kedatangan ibu guru cantik favoritnya.
Padahal baru tadi siang mereka bertemu, tapi Prasetya seperti sudah sangat merindukannya.
Prasetya berlari ke arah Ayeuna dan memeluk tubuh ramping gadis cantik itu. Jemari kecilnya meraih tangan Ayeuna dan menggenggamnya.
"Tumben datang ke rumahku?"Prasetya mendongakkan dan bertanya dengan wajah polosnya.
" Uhuk, bukankah kau ingin berterima kasih pada Bu Ayeuna atas kado yang sudah diberikan untukmu?"Demian lupa Jika ia belum berkoordinasi dengan Prasetya untuk melakukan kebohongan ini.
Ayeuna sudah merasa kalau Damian berbohong dari tadi, ia pun mendelik pada pria yang kini salah tingkah di depannya.
"Oh iya. Terima kasih kadonya ya Bu. Prasetya suka robot-robotan nya."Prasetya tersenyum manis. Sedangkan Ayeuna tersenyum getir.Ia yakin anak itu cuman berbasa-basi karena robot-robotan yang ia berikan hanyalah robot-robotan murah. Yang mungkin tidak seberapa bila dibanding dengan mainan mainan bagus miliknya.
"Bu ayeuna, Ayo ikut aku."Prasetya menarik tangan Ayeuna menuju piano yang berada di sudut ruangan.
"Mainkan sebuah lagu untukku Bu!"pinta Prasetya.
Ayeuna menghela nafasnya, untungnya sewaktu kecil ia sempat diajarkan bermain piano oleh mendiang ayahnya. Jadi untuk beberapa lagu anak kecil sih dia bisa.
Ayeuna mulai memainkan jemarinya di atas tust piano, senangnya Prasetya mulai larut dalam alunan musik yang dimainkan Ayeuna
"Bu, Apa kau mau jadi ibuku?"pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Prasetya setelah Ayeuna menyelesaikan lagunya.
Damian melongo mendengar permintaan anaknya. Dari siapa dia belajar mengucapkan kalimat itu?
"A…..Apa?"Ayeuna tergagap mendengar pertanyaan dadakan dari Prasetya.
"Prasetya, Sudah saatnya mandi, cepat mandi sana, bau mataharimu sudah semakin menyengat."Damian menyala perbincangan Prasetya dan Ayeuna.
"Baiklah,"Prasetya cemberut karena ia harus pergi sebelum mendengar jawaban langsung dari mulut Ayeuna atas permintaannya tadi.
Anak itu kembali naik ke atas, meninggalkan Ayeuna yang menarik nafas lega. Sejak kapan Prasetya mempunyai keinginan seperti itu.
"Ehem. Aku ingin bicara sesuatu dengan."Damian membuyarkan lamunan Ayeuna Yang Masih memikirkan pertanyaan Prasetya barusan. Tapi melihat sikap Damian yang terlihat tenang dan santai, sepertinya lelaki itu tidak terpengaruh sama sekali dengan pertanyaan anaknya tadi.
"Ok, Ayeuna kau juga tidak usah memikirkan hal itu. Ayeuna membuang nafas kasar dan mengikuti langkah dan Ian menuju ruang keluarga.
lelaki itu duduk di atas sofa. Sikap elegannya semakin menunjukkan ketampanannya. Hanya perempuan tidak normal mungkin yang tidak merasa tertarik dengan ketampanan yang dimiliki. Tunggu, Apakah Ayeuna termasuk salah satu wanita tidak normal itu?
"Duduk,"Damian menyuruh ayeuna duduk di hadapannya.
Gadis cantik dengan tubuh sedikit kurus itu terlihat menundukkan kepalanya. Sedikit penasaran, Sebenarnya apa yang ingin dibicarakan laki-laki itu padanya.
"Begini, Aku ingin menawarkan pekerjaan untukmu."Damian menatap wajah Ayeuna yang tertunduk.
Gadis itu mendongak. Pekerjaan?
"Pekerjaan apa?" Ayeuna mengerutkan dahinya.
"Jadilah guru privat untuk Prasetya, aku lihat Prasetya lemah di bidang pelajaran matematika," Pinta Damian.
Ayeuna terdiam. Ia yang sudah bertekad tidak ingin mau berhubungan lagi dengan Damien Perez kini justru ditawari untuk mengajar privat anak dari lelaki ini?" bukankah ini mengingkari tekadnya sendiri? tidak, dia tidak akan mengubah tekad yang sudah ia buat sendiri.
"Maaf, Tapi sebaiknya kau cari guru privat lain saja aku tidak bisa." Ayeuna menolak dengan tegas.
Damien Perez menatap Ayeuna dengan tajam. Baru kali ini ia mendapatkan penolakan dari seseorang. Dan itu dilakukan oleh seorang gadis seperti Ayeuna pula.
Aku akan berikan gaji lima kali lipat dari gaji yang bisa kau dapatkan dari mengajar privat." Harga diri Damien Perez merasa terusik dengan penolakan tersebut.
lima kali lipat? itu hampir setara dengan jumlah yang sangat fantastis bagi Ayeuna. Dengan mengambil satu pekerjaan ini saja. ia sudah bisa membayar biaya kuliahnya dengan aman. apa dia ambil saja pekerjaan ini?" Ayeuna berpikir sejenak.
Tapi bayangan malam pertama yang Damian renggut darinya, secara paksa membuat Gadis itu mengurungkan niatnya. Tidak, dia harus melupakan kejadian itu dan melanjutkan hidupnya tanpa bayang-bayang kejadian itu lagi dan tanpa melihat Damien Perez lagi.
Maka dari itu dengan tegas Ayeuna menggeleng.
"Terima kasih Tuan Damian Perez yang terhormat, tapi aku tetap menolak pekerjaan ini."
Jawaban dari Ayeuna membuat Damian terbengong. Sepertinya Gadis itu memang keras kepala dan sulit untuk ditaklukkan. Mau bagaimana lagi Ayeuna menolak tawaran pekerjaan darinya.
"Kalau begitu aku permisi pulang dulu." Ayeuna bangun dari duduknya. Ia berniat pulang. Tapi bayang-bayang 5 juta terus menari-nari di otaknya. gila mahal banget."
BRAK!"
Tanpa sengaja Gadis itu menabrak guci besar yang terletak di siku tembok yang menuju ruang tamu.
BYAR!"
Guci besar yang terbuat dari keramik itu pun pecah berkeping-keping. Ayeuna tertegun melihat hasil kecerobohannya.
Gawat guci itu pasti sangat mahal. Tidak ada barang murah di rumah ini.Bagaimana ini?
Ayuna menggigit bibir bawahnya seraya berpaling ke arah Damien Perez yang masih duduk di sofa.
Pria itu lantas berdiri dan menghampiri tempat Ayeuna berdiri.
Wah, itu guci kesayangan mendiang istriku."suara dingin Damien Perez terdengar jelas. Ia menatap puing-puing pecahan keramik yang berserakan di lantai dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Wajah pria itu membeku dengan ekspresi datar
Ayeuna tercengang. Ini semakin gawat. Guci ini pasti mempunyai nilai historis yang tinggi. Damian pasti tidak akan melepaskannya kali ini. Apes banget hidupnya hari ini.
A.....aku akan membelikan guci yang baru."
Ayeuna berusaha membujuk Damian dengan wajah memelas.
"Guci ini tidak akan pernah bisa tergantikan. guci ini milik istriku. Berapapun kau ganti dengan yang baru. Tetap tidak akan bisa menggantikan nilainya,"ucap Damien Perez dengan tegas.
"Terus aku harus bagaimana?"Ayeuna terlihat bingung. Gadis itu hampir Menangis Karena rasa bersalah.
"Temani aku makan nanti malam."
"APA???
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Yasashi Hikari
tiba2 gitu dia minta nya
2023-06-09
0
Mmh Rilfa
nggak dunia nyatta atau fiksi,.org kya mh bs brbuat s3suka htinya...krna byk duit...sdgkn org kecill...bs apa..?
2022-07-14
2
Sarbini Bin Salem
masa ceritanya kesannya seakan akan perempuannya murahan sekali
2022-06-29
2