Di nikmatinya pelan-pelan cake tersebut walau perutnya langsung terasa mual. Demi menghargai Pak Bos yang telah membelikannya habis juga cakenya.
Mitha pun sudah menyajikan minuman untuk Pak Andre dan Pak Faisal, berhubung Mama Anggi sedang membantu tetangga yang sedang hajatan. Jadi Mitha yang membuatkan minum untuk mereka.
Mitha dan Faisal meneruskan pekerjaannya di ruang tamu. Sedangkan Andre dan Lina di ruang tengah sibuk dengan berkasnya masing-masing.
“Pak Andre, ini ada proposal dari marketing untuk pembuatan iklan perusahaan terbaru. Mumpung bapak ada di sini, bisa sekalian diskusi!” ujar Lina.
Andre mengambil proposal dari tangan Lina. Jujur badan Lina kali ini terasa lelah, terkadang di pejamnya matanya sangking pusingnya, ditambah isi perutnya bergejolak pengen keluar.
Di sibaknya selimut yang Lina pakai, bangun dari duduknya langsung lari ke kamar mandi. Tanpa sadar Lina tidak perhatiin kalau saat ini dia hanya pakai daster yang pendek di atas lutut, hingga paha putihnya terekspos jelas.
“Huek..........huek...... huek.!” akhirnya isi perutnya keluar juga.
“Lina..........kamu gak pa-pa?” tanya Andre sambil mengetuk pintu kamar mandi.
Setelah mengeluarkan isi perutnya, Lina membasuh wajahnya.
“Kamu muntah?” tanya Andre, saat Lina keluar kamar mandi.
“Perut saya mual Pak!” sambil memegang perutnya.
Lina kembali duduk di sofa, di naikinnya kembali kakinya ke sofa. Hingga daster pendeknya semakin naik ke atas, terpampang lah paha mulusnya di hadapan Andre.
“Minum dulu!” Andre menyodorkan gelas yang ada di meja.
“Makasih Pak!” minumnya pun langsung tandas. Gelas kosongnya diambil Andre kembali.
Lina menyenderkan kepalanya sejenak ke sofa, di pejamnya kembali matanya. Tampak semakin pucat wajah Lina.
“Lin......” panggil Andre sambil memegang tangan Lina.
“Badan kamu panas Lin!” panggil Andre lagi, sambil memegang kening Lina.
“Lin.....!” Andre mengoyangkan badan Lina, yang sedari tadi tidak menyahut. Seketika Lina ambruk di hadapan Andre.
“Faisal tolong!" teriak Andre dari ruang tengah.
Faisal dan Mitha langsung ke ruang tengah setelah mendengar teriakan Andre.
“Cepat siapkan mobil!” pinta Andre.
“Ya ampun..........Lina!” Mitha mendekati Lina yang telah tidak sadarkan diri.
Andre mengendong Lina menuju mobil dengan tergesa -gesa di ikutin Mitha. Sedangkan Faisal sudah di dalam mobil.
Dengan hati-hati Andre membawa masuk Lina ke dalam mobil di bangku belakang. Sedangkan Mitha duduk di depan sebelah Faisal.
Di dekapnya Lina dalam pelukan Andre, sesaat Andre baru sadar melihat pakaian yang Lina pakai sedikit pendek, hingga pahanya terlihat kemana-mana. Sakit tapi kok sexy !!!.
Mau menyuruh Mitha mengambil selimut untuk menutupi badan Lina tapi sudah terlanjur mobil Andre sudah meluncur menuju ke rumah sakit.
“Kevin.....siapkan ruangan segera!” pinta Andre via phone.
“Siapa yang sakit?"
“Jangan banyak tanya, saya sedang menuju ke rumah sakit sekarang!”
“Ok Bro.".
Dokter Kevin segera koordinasi dengan pihak IGD dan ruang perawatan.
.
.
Mobil Andre telah sampai di depan lobby rumah sakit, tampak Kevin dan beberapa perawat sudah menanti ke datangan Andre.
Kevin langsung membuka pintu bagian belakang mobil, tampak Andre masih memangku Lina yang masih belum sadar.
Andre langsung keluar tetap mengendong Lina, dan menaruhnya di atas bankar yang telah di sediakan.
Lina segera dibawa ke ruang IGD untuk di observasi.
Andre, Faisal dan Mitha duduk menunggu di depan ruang IGD. Tampak Andre sesekali menyugarkan rambutnya.
Pintu ruang IGD tampak seorang pria berjas putih keluar. Andre segera berdiri menghampirinya.
“Kevin, ngimana keadaan Lina!” cemas Andre.
“Bro, karyawannya harus segera dirawat. Demamnya tinggi dan belum sadar. Untuk saat ini hasil tes darahnya diagnosa demam tifoid!” penjelasan Kevin.
“Berikan perawatan yang terbaik buat Lina!” pinta Andre.
“Siap Bos, sekarang Lina akan di pindahkan ke ruang perawatan."
“Pindahkan ke ruangan VVIP!” perintah Andre.
“Ok BOS!” Kevin kembali ke ruang IGD.
Wah sepertinya karyawan ini begitu spesial buat Andre, baru kali ini karyawannya ada yang dirawat tapi tidak sesuai standar ketentuan perusahaan......batin Kevin.
“Faisal. Mitha keadaan Lina harus di rawat di sini. Faisal antar Mitha ke rumah Lina untuk ambil baju Lina serta kasih kabar ke mamanya. Saya akan menemanin Lina di sini!” pinta Andre.
“Baik Pak Andre!” jawab serempak Faisal dan Mitha. Mereka segera bergegas jalan.
.
.
Di dalam ruang perawatan VVIP, tampak Lina berbaring lemah di ranjang pasien serta salah satu tangannya sudah terpasang infus. Disamping ranjangnya Andre duduk menemani Lina.
“Lina............” panggil Andre sambil mengelus salah satu tangan Lina yang tidak ada infusnya.
Hampir 2 jam belum sadar, rambut coklat panjangnya dan sedikit curly di bawahnya tergerai. Wajahnya semakin putih dengan bibir sedikit merah akibat badannya yang panas tinggi. Terlihat semakin cantik kalau di pandang. Padahal lagi sakit.
Entah kenapa Andre tidak berhenti mengelus tangan Lina. Seperti candu buatnya.
“Hiksss.......mmmm,“ suara ringisan keluar dari mulut Lina.
“Lin.......... kamu sudah sadar!” ujar Andre.
Andre segera memencet bel yang berada dekat ranjang pasien.
“Pak..........!”ujar Lina saat membuka mata, di lihatnya ada Andre di samping dia berbaring.
Dilihatnya keadaan sekelilingnya. Ruangan mewah seperti di hotel ada sofa, bed kecil, meja makan, kulkas, televisi itulah yang sekilas Lina lihat.
“Pak Andre, saya ada dimana?”
Tersadar salah satu tangannya di infus, dia meringis kesakitan.
“Kamu di rawat di rumah sakit sekarang!” ujar Andre.
Beberapa saat dokter dan perawat masuk ke ruang Lina berada.
“Dok, Lina sudah sadar!” ujar Andre.
Dokter jaga langsung periksa keadaan Lina.
“Sekarang apa yang dirasa bu?” tanya dokter.
“Badan saya terasa dingin dok, perut saya juga terasa sakit sekali. Kepala pusing sekali!”
Perawat langsung mengecek suhu tubuh, dan cek tensi.
“Badannya masih panas Dok 40’C , tensi 110/70 agak rendah," lapor perawat.
“Nanti akan di antar bubur untuk makannya ya bu, setelah itu nanti akan di berikan obat antibiotik dan penurun panasnya,” ujar dokter jaga.
“Pak, nanti istrinya banyakkin minum air putih!” pinta dokter.
Mendengar dokter menyebutnya istri, Lina malas menyanggahnya. Sedang tidak ada tenaga.
“Ya Dok....!” jawab Andre.
Dokter dan perawat meninggalkan ruang perawatan setelah periksa.
“Lin minum dulu ya!” Andre menyodorkan botol minum dengan sedotannya.
Di raihnya botol minum dari Andre dan langsung meminumnya.
“Pak Andre, bisakah saya pindah ruangan?” ujar Lina dengan suara lemasnya.
“Kenapa, kamarnya kurang bagus?”
“Bukan Pak, bukan kurang bagus. Tapi ini terlalu mewah buat saya. Saya nggak sanggup bayarnya nanti!”
“Kamu tidak perlu kuatir masalah biayanya, nanti saya talangin dulu. Pas gajian kamu bisa cicil hutangnya!”
Ya ampun lagi sakit begini si Bos ngomongnya begitu......trus pas udah sembuh gue punya hutang biaya berobat. Jadi sakit sambil mikirin hutang dong. Hu.........Hu.........Hu....
.
.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
awesome moment
dasar finance. sdg terkapar, msh ngehitung jg
2024-12-16
0
Sleepyhead
hahahaha masih sempet sempetnya
2024-12-15
0
Alanna Th
betul, gk peka; sktny lina tuh gr" andre yg ngebut khan, aq jg mabok kl sopir ugal"n spt sopir bus antar propinsi, main gas rem gas rem, perut serasa d aduk" auto skt lmbng 3 hari tuh
2024-05-19
0