Seketika suasana di dalam mobil hening. Belum ada yang memulai percakapan. Andre sibuk menyetir mobilnya, sedangkan Lina mengalihkan pandangan ke luar.
.
“Lina, saya tidak suka kamu genit dengan klien bisnis kita,” akhirnya Andre buka suara pertama kali.
“Baik Pak,” jawab Lina pelan.
“Kalau mau cari suami, jangan dengan klien kita. Nanti merusak image perusahaan kita!” agak tinggi nada suaranya.
“Baik Pak,” jawab Lina kembali.
Hening sejenak ...
“Perlu satu hal Pak Andre ingat, saya tidak pernah genit atau menggoda klien bisnis perusahaan Bapak. Saya hanya berusaha ramah dan baik demi perusahaan.” Tidak tahan Lina buka suara menyanggah semua tuduhan Andre.
“Dan saya juga tidak menginginkan cari calon suami dari klien bisnis perusahaan,” sanggah Lina.
“Satu hal juga saya tidak suka kelakuan Bapak saat tangan bapak di paha saya! Maksudnya apa?” tanya Lina dengan ketusnya.
“Karena saya tidak suka kamu tadi dengan Pak Andri,” ujar Andre kesal.
“Tidak suka hal apa Pak, kami hanya berbincang biasa saja, dan tidak ada yang aneh-aneh. Lagi pula saya duduk di samping Bapak ... berarti tahu semuanya.” Lina terpancing emosinya.
Suasana pun mulai memanas di dalam mobil.
“Saya melarang kamu berhubungan dengan Pak Andri!” tegas Andre.
“Loh kok melarang! Memang Pak Andre siapanya saya!” sentak Lina.
“Saya Atasan kamu Lina!!” geram Andre.
“Pak Andre yang terhormat, saya tahu Bapak atasan saya. Tapi saya berhubungan sama siapa pun itu hak saya. Pak Andre bukan bapak, kakak atau suami saya yang bisa melarang ...!”
Andre terdiam sejenak, apa yang dikatakan Lina ada benarnya, dia bukan siapa-siapanya Lina kok.
Andre pun menyetir mobil dengan kecepatan tinggi, melampiaskan amarahnya.
Semakin lama Andre berkendara dengan kecepatan tinggi, wajah Lina mulai terlihat pucat, perutnya sudah mulai terasa dikocok.
“Pak ... Pak ...jangan ngebut bawa mobilnya!” pinta Lina seraya memegang lengan tangan kanan Andre. Pria itu menghiraukan permintaan Lina. Kepala Lina sudah mulai terasa pusing.
“Pak ... Pak Andre please ...,” suara Lina mulai melemah sudah tidak tahan menahan pusing tujuh keliling.
Sekitar 45 menit mobil Andre sampai di depan lobby perusahaan dengan selamat setelah mengebut di sepanjang jalan.
Andre langsung keluar mobil dan Faisal sudah menunggunya di luar lobby. Faisal memperhatikan Lina yang belum keluar dari mobil Andre.
“Pak Andre, Lina tadi bareng kan balik ke kantor?” tanya Faisal.
“Ada, dia masih di mobil,” jawab Andre.
“Tapi kok belum keluar?” tanya Faisal, sembari melirik, kemudian sang asisten langsung mengecek ke dalam mobil.
“Astaga....!!” teriak Faisal.
Andre mendekati mobilnya.
“Lina pingsan Pak!” teriak Faisal.
Seketika Andre panik dengan cepat membuka pintu mobil, kemudian membuka seat beal Lina dan mengendong ala bride style.
“Telepon Dokter segera Faisal, suruh ke kantor segera!” perintah Andre.
Andre tergesa-gesa mengendong Lina dari lobby ke lantai 10 tempat dimana ruangannya berada, semua karyawan yang melihatnya juga kaget. Melihat CEO nya mengendong karyawannya sendiri, tanpa di bantu siapapun.
Lina dibawa ke kamar pribadinya, pria itu melihat wajah wanita itu memucat. Dipegangnya tangan Lina yang terasa dingin sedingin es.
Rini yang melihat Andre mengendong Lina langsung mengikuti Andre.
“Rini, ambilkan minyak angin. Dan bikinin teh hangat,” pinta Andre.
"Baik Pak," jawab Rini segera melaksanakan perintah Bosnya.
Andre mengusap-usap tangan Lina yang dingin biar cepat hangat.
“Lina ... Lina," bisik Andre di telinga Lina, berharap dengan memanggilnya bisa tersadar dari pingsannya.
Faisal tiba dengan Dokter yang tadi dihubungi. Dengan segera Dokter memeriksa keadaan Lina.
“Sebelum pingsan, apakah ada kejadian yang bikin shock Bro?” tanya dokter kepada Faisal dan Andre.
“Tadi saya sempat kencang saat menyetir mobil!” jawab Andre
“Pasien mengalami shock, tensinya rendah, dan kelelahan. Sementara saya kasih suntik vitamin,” ujar Dokter.
“Tapi kenapa belum sadar juga?” tanya Andre.
“Tenang aja Bro, nanti dia akan sadar. Biarkan istirahat dulu."
“Dia karyawanmu?” tanya Dokter Kevin.
“Ya, ” jawabnya singkat.
“Cantik, nanti kenalin ke aku ya Bro!”
“Dasar playboy, gak bisa lihat cewek cakep dikit!" gerutu Andre
“Udah sana balik ke rumah sakit, trus mana obatnya?”
“Sabar bro, nih lagi tulis resep obatnya!”
Resep obat langsung dikasih ke Faisal untuk ditembus di apotik. Dokter Kevin kembali bertugas.
Tinggal Andre yang menemani Lina di kamar pribadinya. Merapikan selimut yang menyelimuti Lina agar badannya terasa hangat.
Tangan Andre masih setia mengusap kedua tangan Lina agar tetap hangat.
“Mmmm.............,” suara Lina mulai terdengar, pelan-pelan mulai membuka matanya.
“Lina........kamu sudah sadarkah?”
“Pak Andre.”
Kepala Lina masih terasa pusing, sesekali masih memejamkan matanya.
“Kamu minum dulu ya,” tawar Andre.
Lina hanya menganggukkan kepalanya. Pelan pelan Andre membantu Lina untuk meninggikan bantalnya jadi posisi setengah duduk. Diambilnya teh hangat yang telah dibawakan oleh Rini di nakas.
“Minumlah ...biar menghangatkan badanmu." Andre menyodorkan gelas tersebut, lalu diminumnya pelan-pelan oleh Lina.
“Masih pusing kepalanya?”
“Masih Pak.”
“Terima kasih Pak,” Lina mengembalikan gelas yang tadi diminumnya kepada Andre.
Selimut yang dipakai Lina, dia sibakkan. Perlahan -lahan mencoba untuk bangun dari ranjang walau masih terasa pusing.
“Mau kemana Lin, kamu masih sakit?” tanya Andre sambil menatap Lina.
“Kebelet pengen ke kamar mandi Pak.” Lina mulai berdiri tapi terlihat sempoyongan.
“Aww .. Pak!” jerit Lina ketika Andre tiba-tiba sudah menggendongnya.
“Jadi mau ke kamar mandi, atau mau pipis di sini?”
“Ke kamar mandi,“ jawabnya pelan.
Lina langsung dibopong masuk ke kamar mandi.
"Udah cepetan, saya tungguin!” ujar Andre.
“Pak Andre mau tunggu saya di dalam kamar mandi?” tanya Lina sambil melotot, karena Andre belum juga keluar dari kamar mandi.
“Nanti kamu pingsan lagi di kamar mandi, saya yang repot!” ujar Andre.
“Pak, enggak lucu masa saya buang air kecil di depan bos. Bapak keluar duly dong, saya udah kebelet ini!“ pintanya sambil menahan hajatnya yang tertahankan.
“Ya udah buang air aja, saya balik badan tidak akan melihatnya!”
Astaga ini bos udah gila, sumpah demi apa !! dia bukan suami gue yang bisa ikutan nemeni di kamar mandi!!
Didorongnya badan Andre sekuat tenaganya keluar dari ke kamar mandi.
“Ehhh ... apa – apaan Lina!” teriak Andre saat didorong keluar.
Langsung ditutup pintu kamar mandi oleh Lina.
“Pintunya jangan dikunci Lin!” teriak Andre dari luar kamar mandi.
Ditunggunya Lina di depan pintu kamar mandi.
Ceklek!
Pintu kamar mandi telah terbuka, belum Lina melangkah keluar, badannya sudah terasa melayang. Ternyata Andre langsung mengendong Lina menuju ranjang.
Astaga nih orang kok seenaknya saja main mengendong gue ... hiks. Mak tolong anakmu ... hiks.
“Istirahat disini dulu, Faisal sedang menembus obatnya,” ujar Andre.
Lina kembali membaringkan dirinya, merasa kepalanya masih pusing. Sedangkan Andre setengah berbaring di samping Lina berada sambil menyibukkan dirinya dengan ipadnya.
Dipejamkan matanya yang terasa berat, sesaat kemudian dibukanya kembali matanya melihat keadaan sekelilingnya.
Aman ternyata si bos udah tidak ada dikamarnya.....batin Lina.
.
.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Sarah Yuniani
langsung jadiin yang kedua ajaa .. halalin cepetan
2024-09-20
0
YK
tambah jeles si andre... 🤣
2023-11-11
2
Bzaa
wow boss siaga 😉
2023-11-10
0