Akuwu Durjana 2

Guwarsa selaku pimpinan kelompok Pasukan Lowo Bengi yang di tugaskan untuk mengawasi pergerakan Istana Pakuwon Widoro terkejut melihat kemunculan Panji Tejo Laksono yang tiba-tiba.

Pengalaman nya selama puluhan tahun menjadi telik sandi jempolan di Pasukan Lowo Bengi pimpinan Tumenggung Ludaka terasa lenyap tak berbekas saat ketahuan menguntit Panji Tejo Laksono.

Pria yang berumur nyaris 4 dasawarsa ini diam seribu bahasa.

"Kau pikir aku tidak tahu kalian mengawasi pergerakan ku di istana Pakuwon Widoro tadi?

Dari awal aku sudah tahu kalau kalian diam diam mengawasi dari pohon besar itu.

Cepat katakan apa tujuan kalian? Jika tidak jangan salahkan aku jika bertindak kejam", hardik Panji Tejo Laksono.

Guwarsa segera berlutut di hadapan Panji Tejo Laksono dan menyembah pada pangeran muda itu.

"Mohon ampun Gusti Pangeran,

Kami hanya mengikuti perintah Gusti Tumenggung Ludaka untuk mengawasi Istana Pakuwon Widoro juga memastikan keselamatan Gusti Pangeran", ujar Guwarsa segera.

"Bukannya aku sombong, tapi aku tidak butuh penjagaan kalian saat ini.

Aku mengirim pesan pada Paman Ludaka, berharap agar pihak istana Kotaraja Kadiri bisa menghukum Akuwu Sastrogalih karena pihak Kadipaten Tanggulangin melindungi nya.

Aku sedang menjalani topo ngrame, tidak bisa menggunakan jati diri ku untuk menghukum Akuwu Sastrogalih. Itu adalah alasan kenapa aku menyurati Paman Ludaka. Masih kurang 20 hari lagi sebelum aku bisa menunjukkan diri ku.

Untung saja kawan ku tidak menyadari kehadiran kalian. Kalau sampai jati diri ku terbongkar sebelum waktunya, dan aku harus mengulang kembali topo ngrame ku karena ulah konyol kalian, maka kalian tahu sendiri apa yang akan ku lakukan terhadap kalian.

Apa kalian mengerti, Pasukan Lowo Bengi?", Panji Tejo Laksono menatap tajam ke arah keempat lelaki berpakaian hitam hitam itu dengan keras.

"Kami mengerti Gusti Pangeran ", jawab Guwarsa sembari mengangguk cepat.

"Tahan para prajurit Pakuwon Widoro yang mungkin sedang memburu ku. Jika bisa menggunakan nama Paman Tumenggung Ludaka, gunakan saja..

Tapi jika tidak, jangan biarkan satupun dari mereka mendekati Wanua Drenges", ujar Panji Tejo Laksono sambil berbalik arah dan berdiri membelakangi para anggota Pasukan Lowo Bengi.

"Siap melaksanakan perintah", keempat orang anggota prajurit Lowo Bengi itu membungkukkan badannya. Usai mendengar kesanggupan mereka, Panji Tejo Laksono menggunakan Ajian Sepi Angin nya, melesat cepat kearah selatan, meninggalkan kelompok Guwarsa.

"Gusti Pangeran sungguh luar biasa, ya Kang Guwarsa?

Begitu berwibawa seperti Gusti Prabu Jayengrana dalam bertindak dan memutuskan sesuatu", ujar seorang yang berdiri di dekat Guwarsa.

"Kau benar..

Dia mewarisi sifat dan sikap Gusti Prabu Jayengrana. Diantara semua putra Gusti Prabu Jayengrana, sepertinya hanya dia yang layak menjadi penerus tahta Kerajaan Panjalu. Semoga kelak dia yang menjadi Raja Panjalu agar kemakmuran negeri ini bisa terus di nikmati.

Sudahlah, sekarang saatnya kita bersiap untuk menjalankan tugas sebagai prajurit Panjalu. Tahan semua orang Istana Pakuwon Widoro yang ingin masuk ke wilayah Wanua Drenges", perintah Guwarsa segera.

Ketiga pengikut nya segera mengangguk mengerti dan mulai mempersiapkan diri di tepi hutan kecil di Utara Wanua Drenges, bersiap untuk menghadang laju para prajurit Pakuwon Widoro.

Hari semakin terang. Matahari pagi perlahan muncul di ufuk timur.

Puluhan prajurit Pakuwon Widoro yang dipimpin oleh Bekel Gentiri. Mereka berkuda cepat kearah Wanua Drenges. Saat memasuki hutan kecil, tiba tiba..

Shhhrriinggg shriingg!!

Empat anak panah melesat cepat kearah pasukan prajurit Pakuwon Widoro. Bekel Gentiri yang memimpin pasukan langsung merunduk menghindari anak panah yang meluncur ke arah nya. Dia selamat dari maut namun tidak anak buah nya.

Jleeppph jleeppph!!

Aaarrrghh aaauuuuggggghhhhh!!

Empat orang prajurit Pakuwon Widoro langsung terjungkal dengan anak panah menancap di tubuh mereka. Saat kepanikan terjadi, kembali 4 anak panah melesat ke arah mereka.

Bekel Gentiri langsung mencabut pedang di pinggangnya dan membabat anak panah yang mengincar nyawa.

Thrrraaannnnggggg trrakkk!

Satu anak panah berhasil di tangkis namun tiga lainnya berhasil menjatuhkan dua prajurit Pakuwon Widoro dan seekor kuda tunggangan prajurit. Mereka menjadi kacau-balau sembari waspada terhadap serangan gelap ini.

Melihat 6 anak buah nya tumbang, Bekel Gentiri berteriak lantang.

"Pengecut!

Beraninya menyerang diam diam. Cepat keluar kalau kalian pendekar!", teriak Bekel Gentiri sambil mengedarkan pandangannya ke arah sekitarnya.

Shrrriinnnggg shhhrriinggg!!

Kembali empat anak panah meluncur cepat kearah para prajurit Pakuwon Widoro. Namun kali ini mereka segera menahan serangan anak panah itu dengan tameng besi nya.

Thrrraaannnnggggg!!

"Kalian tidak diijinkan untuk melewati tempat ini. Kalau kalian tidak mau dengar, bersiaplah untuk mati!"

Terdengar suara berat dari balik pepohonan rimbun hutan kecil itu. Bekel Gentiri mendengus keras mendengar suara ancaman itu.

"Dasar keparat!

Kami prajurit Pakuwon Widoro. Siapa berani menghalangi tugas kami, hukuman mati menantinya", teriak Bekel Gentiri dengan keras.

"Kau baru menjadi prajurit Pakuwon saja sudah sombong!", terdengar suara berat lagi, dan....

Jleeggg jleeggg jleeggg!!

Empat sosok berpakaian hitam-hitam dengan menggenakan topeng kayu bercat biru mendarat di hadapan Bekel Gentiri dan para prajurit Pakuwon Widoro usai melesat dari balik rimbun pepohonan.

"Apa maksud kalian menghalangi jalan kami? Apa kalian sudah bosan hidup berani menantang para prajurit Pakuwon Widoro ha?", hardik Bekel Gentiri sambil melompat turun dari kudanya. Para prajurit Pakuwon Widoro yang tersisa sekitar 20 orang ikut melompat turun dari kuda mereka masing-masing.

"Aku tidak perlu repot-repot menjelaskan kenapa aku menghalangi jalan kalian.

Pulanglah ke Pakuwon Widoro, jangan teruskan perintah Akuwu Sastrogalih. Kalian tidak cukup kuat untuk meneruskan usaha kalian", ujar Guwarsa sembari tersenyum kearah Bekel Gentiri dan para prajurit Pakuwon Widoro.

"Keparat!

Kau berani menghina kami. Prajurit Pakuwon Widoro, tangkap empat orang ini. Kalau melawan, habisi saja!".

Mendengar perintah Bekel Gentiri, para prajurit Pakuwon Widoro langsung menerjang maju ke arah Kelompok Pasukan Lowo Bengi pimpinan Guwarsa.

Pertarungan sengit segera terjadi di tepi hutan kecil itu dengan sengit.

Bekel Gentiri segera melesat ke arah Guwarsa sembari mengayunkan pedangnya.

Whuuthhh!!

Guwarsa dengan lincah menghindari sabetan pedang Bekel Gentiri. Melihat serangan nya mentah, Bekel Gentiri mengayunkan pedangnya kearah leher lawan. Guwarsa kembali menghindar sembari menghantamkan tangan nya ke arah rusuk Bekel Gentiri bertubi-tubi.

Bhuuukkkhhh dhiesshhhhhhh...

Aaauuuuggggghhhhh!!!

Bekel prajurit Pakuwon Widoro itu jatuh terjengkang. Dua orang prajurit langsung mengayunkan senjata mereka ke arah Guwarsa.

Whuuthhh whhhuuuggghhhh!!

Dengan salto mundur yang cepat, Guwarsa menghindari sabetan pedang beruntun dari lawannya. Dengan cepat ia melenting tinggi ke udara, dan meluncur turun ke dua prajurit yang menyerang nya.

Dua prajurit itu segera menahan serangan Guwarsa dengan tamengnya. Saat mereka berhasil menahan serangan, dengan cepat mereka membacokkan pedang ke arah kaki Guwarsa yang menginjak tameng.

Whuuthhh!!

Guwarsa melenting mundur menghindari serangan dua prajurit Pakuwon Widoro sembari menghantam tapak tangan nya ke arah prajurit Pakuwon Widoro itu. Dua larik sinar merah menghantam tameng mereka.

Blllaaammmmmmmm!!!

Dua orang prajurit itu terpelanting ke belakang meski tameng besi melindungi tubuh mereka berdua. Mereka tewas dengan luka dalam yang serius.

Bekel Gentiri, meski dada nya masih sakit terkena hantaman Guwarsa tadi, menggenggam erat gagang pedang nya sambil bersiap untuk menyerang. Namun dari arah Utara terdengar suara langkah ratusan ekor kuda mendekati tempat itu.

"Hentikan pertarungan!!"

Suara keras nan berwibawa membuat Guwarsa dan kawan-kawan nya juga para prajurit Pakuwon Widoro menoleh ke arah sumber suara. Seorang lelaki berusia 4 setengah dasawarsa bertubuh tegap dengan kumis tebal nampak mendekati tempat itu di temani oleh seorang lelaki bertubuh tambun dengan perut buncit dan kumis tipis. Pakaian mereka yang mewah dengan banyak perhiasan emas menandakan bahwa mereka bukan orang biasa. Seorang lelaki lain yang lebih sepuh dengan tubuh kekar berotot namun jenggot dan kumis nya telah memutih mengiringi langkah mereka.

Guwarsa dan ketiga kawan nya langsung menyembah pada lelaki bertubuh tegap itu dengan cepat.

"Sembah bakti hamba Gusti Tumenggung Ludaka, Gusti Demung Gumbreg", ujar Guwarsa dengan penuh hormat. Mendengar dua nama besar itu disebut, Bekel Gentiri dan para prajurit Pakuwon Widoro terkejut bukan main.

Bagaimana tidak, semua orang di wilayah Kerajaan Panjalu mengetahui bahwa selama Prabu Jayengrana menegakkan keadilan dan hukum saat memerangi Kerajaan Jenggala dan para pemberontak yang merongrong kewibawaan Pemerintah Kerajaan Panjalu, Panji Watugunung alias Prabu Jayengrana selalu di temani oleh beberapa orang abdi setia nya. Dua diantaranya adalah Tumenggung Ludaka dan Demung Gumbreg. Mereka sangat terkenal di kalangan para prajurit dan pembesar di wilayah wilayah Kadipaten di seluruh Kerajaan Panjalu. Beberapa bahkan menjadikan mereka berdua sebagai panutan bagi para prajurit hingga para perwira muda.

Bekel Gentiri merasa bahwa dia melakukan kesalahan besar karena berani menentang Guwarsa dan kawan-kawan. Apalagi Senopati Ranadipa, punggawa paling di segani di wilayah Kadipaten Tanggulangin, nampak ketakutan di belakang Tumenggung Ludaka dan Demung Gumbreg. Kedatangan mereka benar benar tepat waktu.

Hemmmmmmm..

"Apa kalian sudah menjalankan tugas yang aku berikan pada kalian?", tanya Tumenggung Ludaka dengan santainya.

"Hamba sudah berusaha keras Gusti Tumenggung, namun para prajurit Pakuwon Widoro ini bersikeras untuk menerobos masuk jadi terpaksa kami menggunakan kekerasan", Guwarsa melapor ke Tumenggung Ludaka.

"Ranadipa,

Begini cara mu mendidik anak buah mu?

Kau tahu bahwa menghalangi tugas para prajurit khusus Kerajaan Panjalu bisa dianggap sebagai tindakan pemberontakan.

Apa ini yang kau inginkan??", teriak Demung Gumbreg segera.

"Mohon ampun Gusti Demung..

Hamba sudah melakukan tugas hamba dengan baik. Kalau pun ada yang memerintahkan mereka, itu pasti adalah atasan langsung mereka", jawab Senopati Ranadipa dengan penuh ketakutan.

"Jadi jadi kalian adalah prajurit khusus Kerajaan Panjalu?

Jagat Dewa Batara,

Apa yang sudah ku lakukan?", lemas dengkul Bekel Gentiri. Pria bertubuh kekar itu langsung berlutut dihadapan Tumenggung Ludaka dan Demung Gumbreg. Para prajurit Pakuwon Widoro yang lain langsung mengikuti langkah sang pimpinan. Berbagai pikiran berkecamuk di kepala mereka masing-masing tentang hukuman yang diberikan oleh Tumenggung Ludaka.

"Aku tahu kalian hanya menjalankan perintah. Sekarang kalian semua ikut aku ke istana Pakuwon Widoro.

Waktu nya untuk menegakkan keadilan di tempat ini", perintah Tumenggung Ludaka dengan lantang.

Para prajurit Pakuwon Widoro segera mengikuti langkah Guwarsa dan kawan-kawan serta para prajurit Panjalu di bawah pimpinan Tumenggung Ludaka dan Demung Gumbreg. Mereka segera bergegas menuju ke arah Istana Pakuwon Widoro.

Akuwu Sastrogalih sama sekali tidak menduga bahwa hari itu menjadi hari terakhir nya sebagai seorang penguasa. Tumenggung Ludaka dan Demung Gumbreg memutuskan menyeret nya ke dalam penjara sebelum di hukum gantung setelah menunjukkan bukti-bukti tindakan sewenang-wenang nya. Meski dia berusaha berkelit dari semua tuduhan, tapi kesaksian Manisri yang merupakan korban terakhir nya membuat nya tak berkutik.

"Senopati Ranadipa,

Tolonglah aku. Aku tidak mau mati. Aku mohon, aku adalah saudara sepupu Adipati Tanggulangin", ujar Akuwu Sastrogalih dengan penuh harap.

"Maaf Sastrogalih,

Gusti Adipati Prangbakat pun tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong mu karena Tumenggung Ludaka memegang lencana emas bergambar Candrakapala yang merupakan tanda perintah Gusti Prabu Jitendrakara.

Maafkan aku", ucap Senopati Ranadipa sembari menundukkan kepalanya.

"Tidak!

Aku tidak mau mati. Aku tidak mau mati!", Akuwu Sastrogalih segera melesat cepat bermaksud untuk melarikan diri dari hadapan Tumenggung Ludaka. Dengan cepat ia menghantamkan kedua telapak tangan nya ke arah prajurit yang menghalangi jalan nya.

Blllaaammmmmmmm blammmmm!!

Puluhan prajurit terpental dan sebagian lagi melompat menghindari hantaman tangan Akuwu Sastrogalih. Kejadian itu begitu cepat hingga Tumenggung Ludaka dan Demung Gumbreg tak sempat mengejar nya dari dalam Istana Pakuwon Widoro.

Namun saat Akuwu Sastrogalih sampai di halaman istana, sebuah bayangan berkelebat cepat kearah nya dan menghantamkan tangan kanannya ke arah Akuwu Sastrogalih yang mencoba untuk kabur.

Whhhhuuuuggghhh!!!

Sinar merah menyala seperti api menerabas cepat kearah Akuwu Sastrogalih. Melihat sinar merah menyala itu, dengan gesit Akuwu Sastrogalih menghindari nya.

Blllaaammmmmmmm!

Bersamaan dengan itu para prajurit langsung mengepung tempat itu. Seorang lelaki berpakaian serba hitam mengenakan penutup wajah berdiri tegak menghadang laju pergerakan Akuwu Sastrogalih.

"Minggir kau keparat!

Aku mau pergi dari tempat ini", teriak Akuwu Sastrogalih dengan cepat.

"Dasar durjana!

Kau harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan mu. Sudah cukup kau menebar keangkaramurkaan di wilayah Pakuwon ini", ujar sang sosok berpakaian hitam-hitam itu segera.

"Bosan hidup kau rupanya. Akan ku kirim kau ke neraka!", teriak Akuwu Sastrogalih sembari menghantamkan tapak tangan nya.

Whuuthhh whhhuuuggghhhh!

Dua larik sinar biru kehitaman melesat ke arah sosok berpakaian hitam-hitam yang tidak lain adalah Panji Tejo Laksono. Pangeran muda ini segera mencabut pedangnya dan menyalurkan tenaga dalam nya untuk mengeluarkan jurus pamungkas dari Ilmu Pedang Tanpa Bayangan. Dengan cepat sang pangeran muda menebaskan pedangnya sebanyak dua kali.

"Pedang Pembasmi Iblis..

Chhiyyyyyyyyyyyyyaaaaaaaatt!!"

Dua hawa panas menyengat setipis pedang melesat cepat memapak serangan Akuwu Sastrogalih.

Whhhhuuuuggghhh..

Blllaaammmmmmmm!!

Ledakan dahsyat terdengar saat dua ilmu kanuragan tingkat tinggi itu beradu. Kalah tingkat tenaga dalam, Akuwu Sastrogalih terseret mundur beberapa langkah sambil muntah darah. Luka dalam nya tadi malam yang belum sembuh benar, membuat nya benar benar dalam masalah besar. Panji Tejo Laksono langsung melompat tinggi ke udara dan meluncur cepat kearah Akuwu Sastrogalih yang masih merasakan sesak nafas.

Satu tebasan pedang membuat Akuwu Sastrogalih berkelit ke samping kanan namun tapak tangan kiri Panji Tejo Laksono dengan cepat menghantam dada kiri nya.

Dhhhuuuaaaaarrrrrrrrr!

Akuwu Sastrogalih terpental ke belakang dan menyusruk tanah dengan keras. Dengan dada kiri hangus terbakar akibat Ajian Tapak Dewa Api, pria paruh baya itu tewas mengenaskan.

Melihat itu, para prajurit hendak menangkap sosok hitam yang baru saja melawan Sastrogalih, namun suara berat Tumenggung Ludaka langsung menghentikan langkah para prajurit.

"Apa kalian ingin mati?"

Terpopuler

Comments

Mahayabank

Mahayabank

Yaudah lanjuuuut lagiiieee 👌👌👌

2024-04-03

0

Mahayabank

Mahayabank

Mau melawan mc..../Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-04-03

0

Mr. jooosss

Mr. jooosss

lanjuuut terus

2023-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 Prahara Jurang Menjing
2 Begawan Ganapati
3 Samaran
4 Kota Pakuwon Palah
5 Gerombolan Serigala Abu-abu
6 Tanah Perdikan Lodaya
7 Pemuda Tampan Bercaping Bambu
8 Gending Pemikat Sukma
9 Pertarungan Di Tengah Sawah
10 Menuju Kadipaten Karang Anom
11 Makam Keramat Gunung Budeg
12 Makam Keramat Gunung Budeg 2
13 Kawan Baru
14 Hutan Jati Perbatasan
15 Sisa Kelompok Bulan Sabit Darah
16 Pertapaan Bukit Rance
17 Pertapaan Bukit Rance 2
18 Pakuwon Widoro
19 Akuwu Durjana
20 Akuwu Durjana 2
21 Rahasia Gayatri
22 Tantangan
23 Wiku Sesat dan Sepasang Pedang Pembunuh dari Gunung Wilis
24 Kidung Cinta Endang Patibrata
25 Mimpi
26 Tuduhan Mata-mata
27 Setan Gunung Wilis
28 Hasrat Terlarang Dewi Ambarwati
29 Panggil Aku Wiro
30 Guru Untuk Wiropati
31 Dendam Kesumat dari Tanah Blambangan
32 Salah Paham
33 Palupi dan Luh Jingga
34 Melawan Jerangkong Api
35 Pencuri
36 Istana Kotaraja
37 Ayah dan Anak
38 Pedang Naga Api
39 Bagian
40 Pertempuran Sungai Lawor
41 Pertempuran Sungai Lawor 2
42 Pertempuran Sungai Lawor 3
43 Pertempuran Sungai Lawor 4
44 Perayaan
45 Pangeran Dari Kadiri
46 Kembang Istana Kadipaten Kalingga
47 Iblis Picak dari Sungai Wulayu
48 Pengelana dari Jauh
49 Sama Gilanya
50 Perguruan Tapak Suci
51 Luh Jingga dan Gayatri
52 Akhir Hidup Kelelawar Mata Iblis
53 Utusan Istana Kadiri
54 Taruhan
55 Karena Arak
56 Setan Gendeng dari Lembah Kali Serang
57 Wasesodirjo dan Raden Sindupati
58 Kembar Tapi Beda
59 Kejutan Besar
60 Lelaki Tua Berjari Buntung
61 Pertarungan yang Melelahkan
62 Maling Hati
63 Tahanan
64 Istana Kadipaten Kalingga
65 Tantangan dari Danapati
66 Adu Jago Ilmu Beladiri
67 Tugas
68 Pertarungan di Istana Kalingga (bagian 1)
69 Pertarungan di Istana Kalingga (bagian 2)
70 Pertarungan di Istana Kalingga (bagian 3)
71 Berangkat ke Tanah Tiongkok
72 Pelabuhan Tumasik
73 Perompak Bendera Hitam
74 Pangeran Suryavarman
75 Kecantikan Putri Champa
76 Malam Panjang
77 Kota Lin'an
78 Penginapan Musim Semi
79 Hadangan Perampok Gunung Lima Singa
80 Siapa Kau Sebenarnya?
81 Gumbreg Melawan Gu Heng
82 Pesta
83 Tubuh Emas
84 Dewa Pedang Wang Chun Yang
85 Putri Lan
86 Raja Serigala Gosong
87 Perayaan Danau Naga ( bagian 1 )
88 Perayaan Danau Naga ( bagian 2 )
89 Perayaan Danau Naga ( bagian 3 )
90 Stempel Giok Naga
91 Nona Besar Song
92 Pertarungan
93 Pencuri Angin
94 Pencuri Angin 2
95 Menuju ke Kota Kaifeng
96 Hati Tiga Wanita Cantik
97 Hua Mei dan Gui Wu
98 Sekte Lembah Hantu
99 Ayu Ratna Palsu
100 Tamu Tak Diundang
101 Melawan Hauw Tian
102 Melawan Hauw Tian 2
103 Lawan Lama Ayah
104 Pertarungan di Kuil Shaolin
105 Pertarungan di Kuil Shaolin 2
106 Tiga Pukulan
107 Kisah Pilu Sepasang Kekasih
108 Ilmu Semesta Yin Yang
109 Di Tepi Jurang Terjal
110 Masalah di Kota Luoyang
111 Pelajaran untuk Fan Zhong Yan
112 Sepasang Bandit Gunung Zhengzhou
113 Sepasang Bandit Gunung Zhengzhou 2
114 Rumah Makan Bunga Persik
115 Ilmu Sembilan Matahari
116 Dewi Topeng Waja
117 Ajian Gelap Sayuto
118 Melawan Luo Fan
119 Melawan Luo Fan 2
120 Kaisar Huizong
121 Bara Api Dendam dari Rajapura
122 Pendekar Berpedang Butut
123 Mapanji Jayagiri
124 Siluman Rawa Seribu Teratai
125 Siluman Rawa Seribu Teratai 2
126 Balada Penari Tledek
127 Jasa Pengawalan Bendera Naga
128 Si Ular Kecil
129 Cinta Tak Harus Memiliki
130 Sepasang Iblis Gagak Berkaki Tiga
131 Lawan Yang Sepadan
132 Pimpinan Pasukan
133 Salah Paham
134 Madu
135 Istana Kalingga
136 Ikatan Sepuluh Cincin
137 Ikatan Sepuluh Cincin 2
138 Ikatan Sepuluh Cincin 3
139 Kejutan Yang Tidak Terduga
140 Para Prajurit Penjaga Perbatasan
141 Suasana Kadipaten Rajapura
142 Bajak Laut Tsang
143 Bajak Laut Tsang 2
144 Gegabah
145 Benteng Pertahanan Karangwuluh
146 Tanah Jawadwipa, Aku Kembali..
147 Siapa Dia?
148 Persiapan di Kalingga
149 Bantaran Kali Comal
150 Rajapura adalah Lawan
151 Para Penantang
152 Akhir Hidup Sang Otak Pemberontakan
153 Pesona Putri China
154 Telik Sandi
155 Pengorbanan Nyi Kenikir
156 Penyerbuan Rajapura
157 Diatas Langit Masih Ada Langit
158 Apa Mau Mu?
159 Ilmu Pangiwa
160 Kematian Junggul Mertalaya
161 Pertempuran Sesungguhnya
162 Empat Calon Istri Panji Tejo Laksono
163 Rencana
164 Pilihan
165 Situasi Istana Kadipaten Rajapura
166 Pertarungan di Malam Buta
167 Rencana Selanjutnya
168 Membangun Kembali Rajapura
169 Pendekar Pedang Gading dari Pesisir Selatan
170 Prasangka
171 Adu Pedang di Depan Gerbang Istana
172 Menuju ke Kota Kalingga
173 Persiapan Pernikahan Panji Tejo Laksono dan Ayu Ratna
174 Resi Sanggabuana
175 Suara Tanpa Wujud
176 Kedatangan Prabu Jayengrana
177 Wejangan
178 Malam Pertama
179 Tanah Lungguh
180 Ajian Bayu Swara
181 Wasiat Terakhir Sang Adipati Sepuh
182 Kelompok Bulan Sabit Darah
183 Sebelas Bayangan
184 Ksatria Lama
185 Upacara Penyucian Jiwa
186 Persiapan Penobatan
187 Dukungan
188 Paksijandu dan Nalini
189 Pangeran Adipati Panji Tejo Laksono
190 Penjara
191 Hidup atau Mati
192 Jimat Keong Buntet
193 Lelaki Bertudung Hitam dan Si Tabib Putih
194 Panji Manggala Seta
195 Pakuwon Weling
196 Di Pertapaan Panumbangan
197 Tewasnya Sang Pimpinan Ketujuh
198 Nyi Dadap Segara dan Ki Pancatnyana
199 Tantangan Ki Pancatnyana
200 Pedang Tulang Iblis
201 Maharesi Padmanaba
202 Syarat dari Dyah Kirana
203 Dyah Kirana
204 Ajian Chanda Bhirawa
205 Istri Kelima
206 Kediaman Lurah Wanua Ranja
207 Perempuan Cantik Berkemben Hijau
208 Ki Kalawisesa dan Wigati
209 Tawon Raksasa
210 Akhir Sebuah Dendam
211 Iblis Gunung Kawi
212 Nawala dari Prabu Jayengrana
213 Kedewasaan Gayatri
214 Kroco
215 Dewa dari Kahyangan
216 Menuju Pakuwon Tumapel
217 Kawan Baru
218 Lelaki Di Dalam Kabut
219 Malam di Tepi Hutan
220 Titah Prabu Jayengrana
221 Pendekar Golok Angin
222 Sandyakala di Langit Seloageng
223 Sandyakala di Langit Seloageng 2
224 Racun Penghancur Hati
225 Situasi Genting
226 Mengejar Penculik Ayu Ratna
227 Padepokan Ular Siluman ( bagian 1 )
228 Padepokan Ular Siluman ( bagian 2 )
229 Padepokan Ular Siluman ( bagian 3 )
230 Pasukan Jenggala Mulai Bergerak
231 Persiapan
232 Bantuan dari Lodaya
233 Saatnya Telah Tiba
234 Rencana Kedua
235 Senjata Cadangan Jenggala
236 Siapa Dia Sebenarnya?
237 Kemenangan di Selatan
238 Pasukan Gajah
239 Pimpinan Sementara
240 Mimpi Dewi Anggarawati
241 Orang-orang Wanua Karang Pulut
242 Orang-orang Wanua Karang Pulut 2
243 Perang Kota Kunjang
244 Perang Kota Kunjang 2
245 Perang Kota Kunjang 3
246 Perang Kota Kunjang 4
247 Perang Kota Kunjang 5
248 Akhir Perang Kota Kunjang
249 Akhir Perang Kota Kunjang 2
250 Benteng Pertahanan Wanua Sungging
251 Rencana Busuk Mapanji Jayawarsa
252 Bidadari Gunung Arjuna
253 Pangeran Ganeshabrata
254 Bantuan Yang Di Janjikan
255 Akhir Peperangan
256 Tabir Yang Mulai Tersingkap
257 Kembali ke Kotaraja Daha
258 Mulut Seorang Pelacur
259 Putri Akuwu
260 Sepasang Iblis Pemotong Kepala
261 Intrik Istana
262 Bukan Pendekar Sembarangan
263 Pulang ke Seloageng
264 Pasar Besar Kota Gelang-gelang
265 Permintaan Eyang
266 Utusan Padepokan Anggrek Bulan
267 Dewi Anggrek Bulan
268 Gerimis
269 Ki Jatmika
270 Kisah Kelam Anggrek Perak
271 Wangsit
272 Pertapaan Gunung Penanggungan
273 Rajah Smaradahana
274 Menuju Kotaraja Kahuripan
275 Putri Uttejana
276 Adu Jago
277 Bidadari Bertopeng Perak
278 Melawan Nini Raga Setan
279 Ajian Malih Rupa
280 Bahaya Besar
281 Ilmu Sembilan Matahari Tahap Kedelapan
282 Menantang Para Petinggi Kelompok Bulan Sabit Darah
283 Mpu Purwa
284 Keruwetan Demung Gumbreg
285 Warung Kembang Sore
286 Nyi Kembang Sore Sang Ratu Pemikat
287 Istana Perut Bumi
288 Istana Perut Bumi 2
289 Wanita Berambut Api
290 Jati Diri Dyah Kirana
291 Jati Diri Dyah Kirana 2
292 Pernikahan Panji Tejo Laksono dan Dyah Kirana
293 Pralaya Pertapaan Gunung Mahameru ( bagian 1 )
294 Pralaya Pertapaan Gunung Mahameru ( bagian 2 )
295 Dewi Lembah Wilis
296 Dewi Lembah Wilis 2
297 Dewi Lembah Wilis 3
298 Hutan Larangan
299 Wujud Yang Tidak Berjasad
300 Cerita Sepasang Kekasih
301 Para Penghadang
302 Adipati Arya Natakusuma
303 Misteri Hilangnya Dewi Sekar Kedaton
304 Sayembara Panjalu
305 Mencari Pujaan Hati
306 Pendopo Agung Istana Katang-katang
307 Setan Berwujud Manusia
308 Melawan Prabu Gendarmanik
309 Melawan Prabu Gendarmanik 2
310 Gayatri Hamil?
311 Lodaya Menagih Janji
312 Pemberontakan Adipati Arya Natakusuma ( bagian 1 )
313 Pemberontakan Adipati Arya Natakusuma ( bagian 2 )
314 Pemberontakan Adipati Arya Natakusuma ( bagian 3 )
315 Pemberontakan Adipati Arya Natakusuma ( bagian 4 )
316 Perubahan
317 Singgasana Panjalu
318 Lelaki Tua Berambut Merah
319 Demung Gumbreg
320 Rencana Busuk Para Pejabat
321 Kebimbangan Hati Adipati Anjuk Ladang
322 Ulah Rara Kinanti
323 Utusan dari Anjuk Ladang
324 Iblis Bukit Manoreh
325 Malam Pertama Rara Kinanti
326 Janda Sinting dari Lembah Selaksa Bunga
327 Janda Sinting dari Lembah Selaksa Bunga 2
328 Keangkuhan
329 Woro dan Wati
330 Menuju Ke Barat
331 Perbatasan Kadipaten Lewa
332 Rampok Kelabang Merah
333 Salah Masuk
334 Saatnya Memenggal Kepala Sang Iblis
335 Melawan Iblis Bukit Manoreh ( bagian 1 )
336 Melawan Iblis Bukit Manoreh ( bagian 2 )
337 Melawan Iblis Bukit Manoreh ( bagian 3 )
338 Suasana Kadipaten Anjuk Ladang
339 Rencana Selanjutnya
340 Mengorek Keterangan dari Mpu Klinting
341 Teka Teki
342 Putri Pertama
343 Murid Padepokan Padas Putih
344 Saudara Seperguruan
345 Bupati Baru Gelang-gelang
346 Hal Yang Ditunggu
347 Kadiri Kesaput Surup
348 Prahara Kotaraja Daha ( bagian 1 )
349 Prahara Kotaraja Daha ( bagian 2 )
350 Prahara Kotaraja Daha ( bagian 3 )
351 Prahara Kotaraja Daha ( bagian 4 )
352 Prahara Kotaraja Daha ( bagian 5 )
353 Prahara Kotaraja Daha ( bagian 6 )
354 Maharaja Rakai Sirikan Sri Bameswara Parakrama Digjaya Uttunggadewa
Episodes

Updated 354 Episodes

1
Prahara Jurang Menjing
2
Begawan Ganapati
3
Samaran
4
Kota Pakuwon Palah
5
Gerombolan Serigala Abu-abu
6
Tanah Perdikan Lodaya
7
Pemuda Tampan Bercaping Bambu
8
Gending Pemikat Sukma
9
Pertarungan Di Tengah Sawah
10
Menuju Kadipaten Karang Anom
11
Makam Keramat Gunung Budeg
12
Makam Keramat Gunung Budeg 2
13
Kawan Baru
14
Hutan Jati Perbatasan
15
Sisa Kelompok Bulan Sabit Darah
16
Pertapaan Bukit Rance
17
Pertapaan Bukit Rance 2
18
Pakuwon Widoro
19
Akuwu Durjana
20
Akuwu Durjana 2
21
Rahasia Gayatri
22
Tantangan
23
Wiku Sesat dan Sepasang Pedang Pembunuh dari Gunung Wilis
24
Kidung Cinta Endang Patibrata
25
Mimpi
26
Tuduhan Mata-mata
27
Setan Gunung Wilis
28
Hasrat Terlarang Dewi Ambarwati
29
Panggil Aku Wiro
30
Guru Untuk Wiropati
31
Dendam Kesumat dari Tanah Blambangan
32
Salah Paham
33
Palupi dan Luh Jingga
34
Melawan Jerangkong Api
35
Pencuri
36
Istana Kotaraja
37
Ayah dan Anak
38
Pedang Naga Api
39
Bagian
40
Pertempuran Sungai Lawor
41
Pertempuran Sungai Lawor 2
42
Pertempuran Sungai Lawor 3
43
Pertempuran Sungai Lawor 4
44
Perayaan
45
Pangeran Dari Kadiri
46
Kembang Istana Kadipaten Kalingga
47
Iblis Picak dari Sungai Wulayu
48
Pengelana dari Jauh
49
Sama Gilanya
50
Perguruan Tapak Suci
51
Luh Jingga dan Gayatri
52
Akhir Hidup Kelelawar Mata Iblis
53
Utusan Istana Kadiri
54
Taruhan
55
Karena Arak
56
Setan Gendeng dari Lembah Kali Serang
57
Wasesodirjo dan Raden Sindupati
58
Kembar Tapi Beda
59
Kejutan Besar
60
Lelaki Tua Berjari Buntung
61
Pertarungan yang Melelahkan
62
Maling Hati
63
Tahanan
64
Istana Kadipaten Kalingga
65
Tantangan dari Danapati
66
Adu Jago Ilmu Beladiri
67
Tugas
68
Pertarungan di Istana Kalingga (bagian 1)
69
Pertarungan di Istana Kalingga (bagian 2)
70
Pertarungan di Istana Kalingga (bagian 3)
71
Berangkat ke Tanah Tiongkok
72
Pelabuhan Tumasik
73
Perompak Bendera Hitam
74
Pangeran Suryavarman
75
Kecantikan Putri Champa
76
Malam Panjang
77
Kota Lin'an
78
Penginapan Musim Semi
79
Hadangan Perampok Gunung Lima Singa
80
Siapa Kau Sebenarnya?
81
Gumbreg Melawan Gu Heng
82
Pesta
83
Tubuh Emas
84
Dewa Pedang Wang Chun Yang
85
Putri Lan
86
Raja Serigala Gosong
87
Perayaan Danau Naga ( bagian 1 )
88
Perayaan Danau Naga ( bagian 2 )
89
Perayaan Danau Naga ( bagian 3 )
90
Stempel Giok Naga
91
Nona Besar Song
92
Pertarungan
93
Pencuri Angin
94
Pencuri Angin 2
95
Menuju ke Kota Kaifeng
96
Hati Tiga Wanita Cantik
97
Hua Mei dan Gui Wu
98
Sekte Lembah Hantu
99
Ayu Ratna Palsu
100
Tamu Tak Diundang
101
Melawan Hauw Tian
102
Melawan Hauw Tian 2
103
Lawan Lama Ayah
104
Pertarungan di Kuil Shaolin
105
Pertarungan di Kuil Shaolin 2
106
Tiga Pukulan
107
Kisah Pilu Sepasang Kekasih
108
Ilmu Semesta Yin Yang
109
Di Tepi Jurang Terjal
110
Masalah di Kota Luoyang
111
Pelajaran untuk Fan Zhong Yan
112
Sepasang Bandit Gunung Zhengzhou
113
Sepasang Bandit Gunung Zhengzhou 2
114
Rumah Makan Bunga Persik
115
Ilmu Sembilan Matahari
116
Dewi Topeng Waja
117
Ajian Gelap Sayuto
118
Melawan Luo Fan
119
Melawan Luo Fan 2
120
Kaisar Huizong
121
Bara Api Dendam dari Rajapura
122
Pendekar Berpedang Butut
123
Mapanji Jayagiri
124
Siluman Rawa Seribu Teratai
125
Siluman Rawa Seribu Teratai 2
126
Balada Penari Tledek
127
Jasa Pengawalan Bendera Naga
128
Si Ular Kecil
129
Cinta Tak Harus Memiliki
130
Sepasang Iblis Gagak Berkaki Tiga
131
Lawan Yang Sepadan
132
Pimpinan Pasukan
133
Salah Paham
134
Madu
135
Istana Kalingga
136
Ikatan Sepuluh Cincin
137
Ikatan Sepuluh Cincin 2
138
Ikatan Sepuluh Cincin 3
139
Kejutan Yang Tidak Terduga
140
Para Prajurit Penjaga Perbatasan
141
Suasana Kadipaten Rajapura
142
Bajak Laut Tsang
143
Bajak Laut Tsang 2
144
Gegabah
145
Benteng Pertahanan Karangwuluh
146
Tanah Jawadwipa, Aku Kembali..
147
Siapa Dia?
148
Persiapan di Kalingga
149
Bantaran Kali Comal
150
Rajapura adalah Lawan
151
Para Penantang
152
Akhir Hidup Sang Otak Pemberontakan
153
Pesona Putri China
154
Telik Sandi
155
Pengorbanan Nyi Kenikir
156
Penyerbuan Rajapura
157
Diatas Langit Masih Ada Langit
158
Apa Mau Mu?
159
Ilmu Pangiwa
160
Kematian Junggul Mertalaya
161
Pertempuran Sesungguhnya
162
Empat Calon Istri Panji Tejo Laksono
163
Rencana
164
Pilihan
165
Situasi Istana Kadipaten Rajapura
166
Pertarungan di Malam Buta
167
Rencana Selanjutnya
168
Membangun Kembali Rajapura
169
Pendekar Pedang Gading dari Pesisir Selatan
170
Prasangka
171
Adu Pedang di Depan Gerbang Istana
172
Menuju ke Kota Kalingga
173
Persiapan Pernikahan Panji Tejo Laksono dan Ayu Ratna
174
Resi Sanggabuana
175
Suara Tanpa Wujud
176
Kedatangan Prabu Jayengrana
177
Wejangan
178
Malam Pertama
179
Tanah Lungguh
180
Ajian Bayu Swara
181
Wasiat Terakhir Sang Adipati Sepuh
182
Kelompok Bulan Sabit Darah
183
Sebelas Bayangan
184
Ksatria Lama
185
Upacara Penyucian Jiwa
186
Persiapan Penobatan
187
Dukungan
188
Paksijandu dan Nalini
189
Pangeran Adipati Panji Tejo Laksono
190
Penjara
191
Hidup atau Mati
192
Jimat Keong Buntet
193
Lelaki Bertudung Hitam dan Si Tabib Putih
194
Panji Manggala Seta
195
Pakuwon Weling
196
Di Pertapaan Panumbangan
197
Tewasnya Sang Pimpinan Ketujuh
198
Nyi Dadap Segara dan Ki Pancatnyana
199
Tantangan Ki Pancatnyana
200
Pedang Tulang Iblis
201
Maharesi Padmanaba
202
Syarat dari Dyah Kirana
203
Dyah Kirana
204
Ajian Chanda Bhirawa
205
Istri Kelima
206
Kediaman Lurah Wanua Ranja
207
Perempuan Cantik Berkemben Hijau
208
Ki Kalawisesa dan Wigati
209
Tawon Raksasa
210
Akhir Sebuah Dendam
211
Iblis Gunung Kawi
212
Nawala dari Prabu Jayengrana
213
Kedewasaan Gayatri
214
Kroco
215
Dewa dari Kahyangan
216
Menuju Pakuwon Tumapel
217
Kawan Baru
218
Lelaki Di Dalam Kabut
219
Malam di Tepi Hutan
220
Titah Prabu Jayengrana
221
Pendekar Golok Angin
222
Sandyakala di Langit Seloageng
223
Sandyakala di Langit Seloageng 2
224
Racun Penghancur Hati
225
Situasi Genting
226
Mengejar Penculik Ayu Ratna
227
Padepokan Ular Siluman ( bagian 1 )
228
Padepokan Ular Siluman ( bagian 2 )
229
Padepokan Ular Siluman ( bagian 3 )
230
Pasukan Jenggala Mulai Bergerak
231
Persiapan
232
Bantuan dari Lodaya
233
Saatnya Telah Tiba
234
Rencana Kedua
235
Senjata Cadangan Jenggala
236
Siapa Dia Sebenarnya?
237
Kemenangan di Selatan
238
Pasukan Gajah
239
Pimpinan Sementara
240
Mimpi Dewi Anggarawati
241
Orang-orang Wanua Karang Pulut
242
Orang-orang Wanua Karang Pulut 2
243
Perang Kota Kunjang
244
Perang Kota Kunjang 2
245
Perang Kota Kunjang 3
246
Perang Kota Kunjang 4
247
Perang Kota Kunjang 5
248
Akhir Perang Kota Kunjang
249
Akhir Perang Kota Kunjang 2
250
Benteng Pertahanan Wanua Sungging
251
Rencana Busuk Mapanji Jayawarsa
252
Bidadari Gunung Arjuna
253
Pangeran Ganeshabrata
254
Bantuan Yang Di Janjikan
255
Akhir Peperangan
256
Tabir Yang Mulai Tersingkap
257
Kembali ke Kotaraja Daha
258
Mulut Seorang Pelacur
259
Putri Akuwu
260
Sepasang Iblis Pemotong Kepala
261
Intrik Istana
262
Bukan Pendekar Sembarangan
263
Pulang ke Seloageng
264
Pasar Besar Kota Gelang-gelang
265
Permintaan Eyang
266
Utusan Padepokan Anggrek Bulan
267
Dewi Anggrek Bulan
268
Gerimis
269
Ki Jatmika
270
Kisah Kelam Anggrek Perak
271
Wangsit
272
Pertapaan Gunung Penanggungan
273
Rajah Smaradahana
274
Menuju Kotaraja Kahuripan
275
Putri Uttejana
276
Adu Jago
277
Bidadari Bertopeng Perak
278
Melawan Nini Raga Setan
279
Ajian Malih Rupa
280
Bahaya Besar
281
Ilmu Sembilan Matahari Tahap Kedelapan
282
Menantang Para Petinggi Kelompok Bulan Sabit Darah
283
Mpu Purwa
284
Keruwetan Demung Gumbreg
285
Warung Kembang Sore
286
Nyi Kembang Sore Sang Ratu Pemikat
287
Istana Perut Bumi
288
Istana Perut Bumi 2
289
Wanita Berambut Api
290
Jati Diri Dyah Kirana
291
Jati Diri Dyah Kirana 2
292
Pernikahan Panji Tejo Laksono dan Dyah Kirana
293
Pralaya Pertapaan Gunung Mahameru ( bagian 1 )
294
Pralaya Pertapaan Gunung Mahameru ( bagian 2 )
295
Dewi Lembah Wilis
296
Dewi Lembah Wilis 2
297
Dewi Lembah Wilis 3
298
Hutan Larangan
299
Wujud Yang Tidak Berjasad
300
Cerita Sepasang Kekasih
301
Para Penghadang
302
Adipati Arya Natakusuma
303
Misteri Hilangnya Dewi Sekar Kedaton
304
Sayembara Panjalu
305
Mencari Pujaan Hati
306
Pendopo Agung Istana Katang-katang
307
Setan Berwujud Manusia
308
Melawan Prabu Gendarmanik
309
Melawan Prabu Gendarmanik 2
310
Gayatri Hamil?
311
Lodaya Menagih Janji
312
Pemberontakan Adipati Arya Natakusuma ( bagian 1 )
313
Pemberontakan Adipati Arya Natakusuma ( bagian 2 )
314
Pemberontakan Adipati Arya Natakusuma ( bagian 3 )
315
Pemberontakan Adipati Arya Natakusuma ( bagian 4 )
316
Perubahan
317
Singgasana Panjalu
318
Lelaki Tua Berambut Merah
319
Demung Gumbreg
320
Rencana Busuk Para Pejabat
321
Kebimbangan Hati Adipati Anjuk Ladang
322
Ulah Rara Kinanti
323
Utusan dari Anjuk Ladang
324
Iblis Bukit Manoreh
325
Malam Pertama Rara Kinanti
326
Janda Sinting dari Lembah Selaksa Bunga
327
Janda Sinting dari Lembah Selaksa Bunga 2
328
Keangkuhan
329
Woro dan Wati
330
Menuju Ke Barat
331
Perbatasan Kadipaten Lewa
332
Rampok Kelabang Merah
333
Salah Masuk
334
Saatnya Memenggal Kepala Sang Iblis
335
Melawan Iblis Bukit Manoreh ( bagian 1 )
336
Melawan Iblis Bukit Manoreh ( bagian 2 )
337
Melawan Iblis Bukit Manoreh ( bagian 3 )
338
Suasana Kadipaten Anjuk Ladang
339
Rencana Selanjutnya
340
Mengorek Keterangan dari Mpu Klinting
341
Teka Teki
342
Putri Pertama
343
Murid Padepokan Padas Putih
344
Saudara Seperguruan
345
Bupati Baru Gelang-gelang
346
Hal Yang Ditunggu
347
Kadiri Kesaput Surup
348
Prahara Kotaraja Daha ( bagian 1 )
349
Prahara Kotaraja Daha ( bagian 2 )
350
Prahara Kotaraja Daha ( bagian 3 )
351
Prahara Kotaraja Daha ( bagian 4 )
352
Prahara Kotaraja Daha ( bagian 5 )
353
Prahara Kotaraja Daha ( bagian 6 )
354
Maharaja Rakai Sirikan Sri Bameswara Parakrama Digjaya Uttunggadewa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!