Ray mulai masuk ke ruangan Shesa, di lihatnya sang Mama yang tengah sibuk dengan pelanggannya, Ray memutuskan untuk menunggu mama nya sembari duduk di sebuah kursi sembari melihat-lihat suasana Butik yang baru pertama ia kunjungi.
Ray tampak kagum melihat keluwesan sang Mama dalam melayani pelanggan nya, tak heran Butik The Modis sangat terkenal dengan pelayanannya yang sangat ramah dan selalu bertanggung jawab, konsisten dan selalu membuat pelanggan puas. Apalagi yang memiliki Butik itu adalah Desainer terkenal. Lengkap sudah pamor butik The Modis terkenal hingga kalangan artis dan pejabat.
Tampak para karyawan yang saling berbisik, mereka membicarakan Ray yang sedang duduk dengan satu kaki ia angkat ke atas pahanya, sementara punggung kekarnya ia sadarkan pada kursi yang berdesain Wing Chair dengan sandaran yang tinggi, sementara satu tangannya ia sadarkan pada sayap kursi dengan menahan sedikit berat badannya.
"Beehh...meleleh hati lihat Tuan muda Ray setampan itu"
"Ketampanannya bikin aku lemes ah..."
"Tuan muda Ray calon suami yang sempurna"
"Mimpi lo mana mungkin dia mau sama gadis macam kita, pasti incarannya itu gadis cantik dan kaya"
"Kapan ya kita punya calon suami kayak Tuan muda Ray"
"Entar...sampai linggis ngambang"
Bisik-bisik pegawai sembari senyum-senyum memandang wajah Ray yang begitu menggoda. Kulit putih, rahang tegas yang menunjukkan gurat ketampanannya, meskipun Ray belum pernah menunjukkan senyumnya kepada para gadis, namun pesona Ray sudah mampu membuat para gadis tergila-gila.
Tatapan matanya yang tajam bak elang yang siap memangsa korbannya, membuat siapa saja yang menatap bola mata Ray seakan terhipnotis olehnya.
Suasana dalam Butik itu semakin ramai, tampak pengunjung yang mulai berdatangan, dan sesekali pengunjung yang kebanyakan wanita-wanita muda tampak memperhatikan sosok Ray yang tengah duduk di sebuah kursi mewah milik Shesa.
Sesekali wanita-wanita itu saling berbisik membicarakan Ray, mereka tampak senyum-senyum kepada Ray, seolah-olah mereka ingin diperhatikan oleh putra Shesa itu. Namun Ray sama sekali tidak mengindahkan mereka, perhatian Ray justru tertuju pada sosok wanita yang berseragam security yang dengan luwesnya menyambut kedatangan pengunjung dengan ramah, tampak senyum Luna mulai terlihat.
"Selamat datang di Butik The Modis, silahkan" Luna tampak sibuk menyambut pelanggan yang keluar masuk Butik. Sementara itu Ray terus tertarik memperhatikan sikap ramah Luna.
"Bisa senyum juga tuh cewek...hm manis juga" gumam Ray sembari memicingkan matanya.
Sementara itu Luna belum menyadari bahwa Ray tengah memperhatikannya, Luna merasa haus dan ia mengambil botol minuman mineral yang ada di disampingnya. Pandangan Ray terus setia pada sosok wanita yang membuatnya penasaran.
Setelah Luna mengambil botol berisi air mineral itu, ia langsung membuka tutup botol dan meminumnya, Luna meminum air itu langsung dari botolnya, pemandangan itu membuat Ray tidak berkedip dan ikut menelan ludahnya kasar saat melihat leher jenjang Luna yang mulus tak bernoda.
Setelah beberapa teguk Luna minum, akhirnya ia menutup botol minuman itu kembali sembari memperhatikan sekitar, dan tanpa sengaja Luna melihat Ray yang tengah melihat kearahnya. Spontan Luna melihat ke dibelakangnya, mungkin saja Ray melihat arah lain.
"Eh...lihatin siapa tuh cowok?" pikirnya sembari menoleh ke belakang.
"Nggak ada siapa-siapa?" ucapnya lirih
Luna melihat Ray terlihat masih memperhatikannya, kemudian Luna mulai berjalan tiga langkah ke kanan berharap pandangan Ray tidak mengikutinya, tapi tetap saja mata Ray masih mengikuti kemanapun Luna pergi, lagi-lagi Luna berjalan ke arah kiri sebanyak tiga langkah juga. Dan hasilnya pun tetap sama, bola mata Ray terus mengikuti kemanapun langkah Luna.
"Yee...nih orang lihatin gue mulu" gumam Luna salah tingkah. Luna tampak menyembunyikan wajahnya dibalik manequin di samping Luna. Agar pandangan Ray terhalang oleh patung boneka itu.
Tampak Ray kehilangan jejak sang Security, kemudian Ia berdiri dan beranjak pergi dari duduknya.
Setelah beberapa saat Luna merasa sudah cukup lama dirinya sembunyi di balik manequin.
"Hmm...mungkin sekarang dia sudah tidak lihatin gue lagi" gumamnya
Akhirnya Luna mencoba mengintip sedikit, perlahan dilihatnya kursi yang ditempati Ray tadi sudah kosong, Luna akhir nya bisa bernafas dengan lega. Kemudian Ia beranjak berdiri dan ke luar dari persembunyiannya di balik patung manequin tesebut. Luna tampak celingak celinguk, berharap Ray sudah pergi dari sana.
"Huffftyy akhir nya...dia pergi juga" ucap Luna sembari mengelus-elus dadanya.
"Siapa yang kamu cari!" Tiba-tiba saja Luna dikejutkan dengan suara Ray yang menggema di telinganya, dan spontan Luna terperanjat dan kaget.
"Aaaaaaa..." Spontan Luna berteriak sehingga Ia tidak mampu menahan keseimbangan tubuhnya. Membuat tubuh Luna terjatuh, namun dengan cepat Ray menangkap tubuh gadis itu, sehingga tubuh Luna kini tak sengaja berada dalam pelukan Ray.
Ray menahan tubuh Luna, sementara pandangan keduanya mulai berbicara, bias bias kekaguman itu mulai tumbuh.
"Kenapa perasaanku jadi seperti ini? Luna jangan sampai kamu terpesona oleh pria yang sudah membuatmu emosi"
"Setiap aku memandang bola matanya, entah kenapa ada getaran aneh berdesir dalam diri ini, hal ini tak pernah kurasakan pada wanita manapun"
Setelah beberapa detik, Luna tersadar bahwa sudah banyak pasang mata yang sedang menyaksikan adegan mereka berdua. Dengan cepat Luna melepaskan tangan Ray dari pinggang nya, begitu pun dengan Ray segera ia melepaskan tubuh Luna.
"Waahh so sweet banget"
"Andai aku yang jadi security itu"
"Beruntung nya security itu, dipeluk sama tuan muda Ray"
"Sepertinya mereka cocok sekali, tampan dan cantik"
"Sayang gadis itu cuma security, mana mungkin Tuan muda Ray jatuh cinta pada gadis miskin itu"
"Nggak level kalau gadis itu dengan Tuan muda"
Secara tidak sengaja ucapan wanita-wanita itu terdengar di telinga Luna. Luna sadar siapa dirinya, wanita-wanita itu memang benar adanya, Luna bukanlah gadis dari golongan orang kaya. Ayahnya hanyalah seorang petani, sedangkan sang ibu kini sudah tiada. Ray melihat gurat kesedihan terpampang nyata pada wajah Luna.
Karena Luna sadar akan dirinya, kemudian Luna beranjak pergi dari sana, Ray yang mengetahui perasaan Luna mencoba menahannya dengan meraih tangan Luna. Dan itu membuat Luna sangat terkejut.
"Kenapa kau menahanku, biarkan aku pergi" seru Luna sembari melihat tangan kekar Ray yang menggenggam erat tangannya.
Tampak wanita-wanita itu tercengang dengan sikap Ray.
"Kalian dengar semua, gadis ini adalah kekasihku, dan sebentar lagi dia akan menjadi istriku, mulai saat ini siapa pun yang menghinanya berarti dia juga sudah menghina aku, dan bersiap-siaplah berhadapan dengan diriku, Ray Adiputra Perkasa" ucapan Ray sontak membuat wanita-wanita itu terkejut bukan main. Dan membuat mereka merasa takut dengan ancaman Ray.
Ray tampak menggandeng mesra tangan Luna, sementara Luna dibuat kikuk oleh sikap Ray yang tiba-tiba.
"Nih cowok maunya apa sih?" gumam Luna
BERSAMBUNG
❤❤❤❤❤
...Hayo loh mereka berdua sudah terjebak dalam perasaan masing-masing...hmm gimana kisah selanjutnya ya???😊...
^^^Tetap dukung kisah Ray dan Luna ❤❤^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Ita rahmawati
eh main ngaku² aj 😅😅
2023-08-13
0
Kenyang
lnjut😂🤭💞💞💞💪
2023-06-24
0
Dede Dahlia
si Ray maen bilang kekasih juga calon istri pula 🙉😂😂
2023-06-17
0