Rekor

Luna meninggalkan kantor PT Elang Perkasa Company dengan muka cemberut, sesekali mulutnya komat kamit menyumpahi pria yang ternyata anak dari pemilik perusahaan besar itu, dan tak lain adalah anak dari Desainer, yang juga sahabat ibunya.

"Kalau bukan anaknya pak Vano, uuuhh sudah gue krues krues tuh muka, eh tunggu...kalau dia anaknya pak Vano, berarti dia anak Bu Shesa juga dong, hoo ...ya ampun, kok gue baru nyadar sih, nggak pantes banget dia jadi anak bu Shesa, bu Shesa orangnya baik, kalem, penyabar, nih cowok...juteknya minta ampun, tapi... dipikir-pikir emang ganteng juga sih, Haahhh Luna, sadar...sadar" gumam Luna sembari menepuk jidatnya berkali-kali.

Sementara itu tampak dua pasang mata tengah mengawasi Luna dari balik jendela, dan melihatnya sembari tersenyum.

"Security Luna!" ucap Ray lirih sembari menatap terus Luna yang sedang memberhentikan sebuah taksi. Setelah taksi yang ditumpangi Luna telah berlalu, lantas Ray bertanya kepada pegawai yang menerima pesan dari Luna.

"Security wanita itu dari kantor mana? Dan untuk apa dia datang kemari?" tanya Ray penasaran.

"Oh Security tadi, dia menitipkan pesan dari Bu Shesa untuk Pak Vano" jawabnya.

"Pesan dari Mama? Berarti dia bekerja di Butik Mama dong!" pikir Ray menebak.

Sejenak Ray tersenyum dan menggelengkan kepalanya, entah kenapa Ray begitu penasaran dengan gadis itu, tidak biasanya Ray bersikap seperti ini kepada wanita manapun, tapi kekonyolan gadis ini membuat Ray semakin ingin menggodanya.

"Bermain dengannya...cukup membuatku senang" gumam Ray dengan senyum smirk nya.

Kemudian Ray masuk ke ruangan nya, dan dia tengah bersiap untuk memimpin rapat hari ini. Namun tiba-tiba Vano masuk kedalam ruangan Ray.

"Papa, Papa sudah datang, ini Ray sedang menyiapkan meeting hari ini, katanya Papa datang terlambat" ucap Ray kepada Vano yang baru saja tiba.

"Iya...tadinya Papa menyuruhmu menggantikan papa untuk memimpin rapat hari ini, karena Papa sudah ada disini, berarti meeting biar Papa yang pimpin, kamu datang saja ke butik Mama, minta persetujuannya tentang rencana kamu untuk memperluas wilayah yang akan kita jadikan lahan bisnis, karena yang papa tahu, daerah itu merupakan wilayah tempat tinggal kebanyakan teman-teman Mamamu, Papa khawatir saja Mamamu tidak setuju, kamu tahu sendiri bagaiman sifat mamamu" seru Vano.

"Oke...Ray akan mencoba membujuk Mama, Ray pergi dulu Pa" pamit Ray segera pergi dari ruangannya.

"Tumben nih anak langsung pergi, biasanya nanti saja nanti saja, hmm...seperti nggak sabar ingin bertemu seseorang" pikir Vano curiga sembari memperhatikan langkah putra nya yang tampak semangat.

*****

Setelah beberapa menit, Luna tiba di Butik Shesa. Ia masuk ke dalam butik dan dilihatnya Shesa sudah menunggunya. Shesa melihat wajah Luna yang tampak cemberut.

"Bagaimana Luna? Apa amplop itu sudah kamu berikan kepada suamiku?" tanya Shesa.

"Maaf Bu, Saya tiba disana pak Vano belum datang, jadi ada pegawai pak Vano yang akan memberikannya" jawab Luna.

"Oh...ya sudah nggak papa" ucap Shesa, namun Shesa melihat wajah Luna yang masih terlihat kesal.

"Luna, kamu kenapa?" pertanyaan Shesa membuat Luna salah tingkah.

"Ah ...saya...saya nggak papa Bu, benar!" jawab Luna gugup.

"Yakin nggak papa?" Shesa bertanya sekali lagi.

"Iya benar bu, nggak papa hehe" ucapnya cengar cengir.

"Oh...ya sudah, kalau begitu saya tinggal dulu sebentar, ada pelanggan yang ingin di buatkan gaun" pamit Shesa, lantas Shesa beranjak pergi.

"Bu Shesa tunggu!" tiba-tiba Luna memanggil Shesa, sehingga membuat Shesa menengok lagi kearah Luna.

"Iya...ada yang ingin kamu katakan?" tanya Shesa.

"Saya ingin berbicara sesuatu pada ibu" seru Luna.

"Katakan, apa yang ingin kamu sampaikan?" tanya Shesa sekali lagi.

"E...itu..." belum selesai Luna mengatakan sesuatu pada Shesa, terlihat Mia memanggil Shesa.

"Maaf Bu Shesa, pelanggan sudah menunggu Anda" seru Mia

"Oh iya, Saya segera kesana, Luna! Maaf ya Saya tinggal dulu, lain kali kita bicarakan lagi nanti ya!" ucap Shesa kepada Luna.

"Baik Bu Shesa, tidak apa-apa, saya mengerti" balas Luna tersenyum.

Meskipun sedikit kecewa, karena Luna belum bisa menyampaikan pesan ibunya. Namun Luna sadar, Shesa adalah wanita yang sibuk, akan sangat sulit untuk mendapatkan waktu luang dengan Desainer itu.

"Bu Shesa kelihatannya sibuk sekali, lebih baik aku tunggu sampai Bu Shesa benar-benar punya waktu" ucapnya lirih, kemudian Luna kembali ke tempat kerjanya.

Luna bertugas menjaga pintu masuk ke dalam Butik, dan memperhatikan pengunjung-pengunjung yang baru datang, mengingat koleksi gaun Shesa yang banyak bertabur kristal asli, sangat mudah bagi pengunjung yang nakal untuk mengambil kristal-kristal Swarovsky yang menghiasi sebagian besar gaun koleksi Shesa.

Mia yang melihat Luna tampak sedih mencoba menghampirinya.

"Luna! Kamu kenapa? Kayak kelihatan kesel gitu? Kamu bosan ya kerja disini?" tanya Mia menebak.

"Bu_bukan, bukan itu...Aku kesel sama seseorang" ucapnya sambil memanyunkan bibirnya.

"Kesal sama seseorang?" tanya Mia penasaran.

"Hiya..." jawab Luna ngegas

"Waduh...Sampai segitunya" balas Mia terkejut

"Untung saja dia anaknya Pak Vano, kalau tidak gue pites tuh orang" ucap Luna dengan kesalnya sambil mengepalkan tangan dan meremat - rematnya.

"Waahh...Jadi Kamu udah ketemu sama anaknya Bu Shesa yang tampan itu? Ceritain dong gimana kalian ketemunya, pasti seru banget ketemu Pangeran tampan dari keluarga besar Perkasa" puji Mia

"Seru seru...Yang ada dia udah bikin aku jantungan setengah mati, masih untung nih aku masih hidup sampai sekarang, kalau aku beneran mati bakal aku hantuin dia seumur hidup" cerocos Luna yang tanpa Ia sadari seseorang tengah berdiri di belakangnya.

Mia tampak memberi kode kepada Luna, agar Luna diam dan tidak bicara lagi.

"Luna....Ssssttt, diam Luna...Ada...itu" ucap Mia lirih sambil menunjuk seseorang di belakang Luna.

"Apaan sih, ada apa?" Tanya Luna tidak mengerti, Luna masih saja terus melanjutkan lagi omelannya saat bertemu dengan Ray nanti.

"Pokoknya, kalau aku bertemu lagi sama dia, dia bakal aku bikin sambal pecel, aku remet -remet ampe kayak gorengan kerupuk Hmm sebel banget" seru Luna yang terus mengomeli Ray.

Tanpa sengaja tubuh Luna menabrak tubuh kekar seseorang, dan reflek Luna membalikkan badannya, betapa terkejutnya saat ia tahu dibelakangnya tadi ada Ray yang sedari tadi memperhatikan Luna yang tengah mengumpatnya.

"Ka...kamu, ngapain disini?" ucap Luna basa basi sambil mengedipkan kelopak matanya berulang-ulang, sungguh Ia tidak percaya Ray bisa berada di butik Shesa.

Ray menatap tajam bola mata Luna, Luna tidak menyadari kedatangan Ray di butik Shesa, karena Luna sibuk bercerita kepada Mia.

Ray melihat nafas Luna yang naik turun, sehingga membuat dada Luna juga ikut naik turun, Ray meraih tangan Luna dan mencoba membawa gadis itu lebih dalam lagi dekat dengannya.

"Lepaskan Aku" pinta Luna saat kedua tangan Ray meraih dua tangan Luna dan menguncinya.

"Kalau aku tidak mau, kamu mau apa?" balas Ray dengan senyum sinisnya. Sangat terasa sekali deru nafas Ray berhembus hangat pada wajah Luna, sehingga membuat Luna memejamkan matanya.

"Ray...Apa yang kau lakukan? Dia bukan gadis tandinganmu, dia cuma security yang bertugas menjaga Butik Mamamu, lepas kan dia Ray" bisik Ray dalam hatinya, dengan cepat Ray melepaskan tangan Luna dan segera pergi meninggalkan Luna yang tampak bingung dengan perlakuan Ray kepadanya.

"Awww...dasar sinting" umpatnya sekali lagi, namun Ray tak bergeming, Ia terus berlalu meninggalkan Luna yang terlihat semakin kesal kepadanya.

Sementara Mia yang melihat itu, tampak geleng-geleng kepala, dan jingkrak -jingkrak. Membuat Luna semakin di buat bingung.

"Kamu kenapa Mia?" tanya Luna sambil mengerutkan keningnya.

"Ya ampuuuunnnn Luna, kamu benar-benar hebat, hahhh kamu sudah membuat si ganteng itu menyentuh tanganmu dan menatap dirimu, huuuu...itu sungguh rekor luar biasa" ucap Mia senang.

"Hah...rekor Apaan? Benar-benar nggak ngerti aku, justru aku tuh sebel setengah mati sama tuh cowok, kok malah kamu yang bangga sih" ucap Luna heran.

"Dengar Lun, kamu tahu tidak, Tuan muda Ray seumur hidupnya belum menyentuh gadis manapun, dia tuh cowok super duper dingin, menurut berita Tuan muda Ray belum ada niat untuk mencintai seorang wanita, apalagi sampai menyentuh sedekat itu, ya ampuunnn " Seru Mia memuji Luna yang berhasil membuat sosok Ray mulai melirik seorang wanita.

"Waduhh...kalau dulu dia nggak mau ngelirik cewek, jangan-jangan tuh cowok...pisang makan pisang dong...hiiiii" gumam Luna bergidik ngeri

BERSAMBUNG

🔥🔥🔥🔥🔥

...Ayo ayo DUKUNGAN KALIAN ADALAH SEMANGAT othor 😊❤...

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

ap jgn² lahan yg dibahas ray sm vano ad hubunganny sm tempat tinggal luna 🤔
dn it ray knp tuh tetipa pergi gt aj 🤦‍♀️

2023-08-13

0

Kenyang

Kenyang

semngat seru

2023-06-24

0

Rika Hari

Rika Hari

ni parah ceritanya nih 🤭 bikin dekdekgan c lunanya🤔🤔🤔

2023-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 Lari Dari Pernikahan
2 Anti Perjodohan
3 Potret lawas
4 Video Call
5 Jasmine pulang
6 Genangan air
7 Ray pulang
8 Butuh security
9 Peramal
10 Mencari pekerjaan
11 menantu yang tak di anggap
12 Ikan Bakar
13 Bertemu Shesa
14 Diterima kerja
15 Pesan Terakhir Ibu
16 Mimpi
17 Hari pertama kerja
18 Mengantarkan pesan
19 Rekor
20 Dia Kekasihku
21 Membuktikan kepada Luna
22 Ray membenci mereka
23 Merogoh saku
24 Kisah masa lalu
25 Merayakan pertemuan
26 Mencari Ray
27 Nikahi gadis itu
28 model pengganti
29 Siapa di ruangan itu
30 Security cantik
31 Maafkan Ayah
32 Menggendong Luna
33 Kamu adalah calon istriku
34 Dekapan Ray
35 Aku khilaf
36 Demi kebaikanmu
37 Kesedihan Ray
38 Cinta Luna
39 Aku mencintaimu
40 Sah
41 Melanjutkan sesuatu yang tertunda
42 Ada apa dengannya
43 Anggur merah
44 Pulang ke rumah
45 Permintaan Mama
46 Kenapa Harus Kamu
47 Hipotermia
48 Gengsi yang terlalu besar
49 Dilema
50 Sebatas teman
51 Hubungan tanpa status
52 Abian putra Nabila
53 Aku terlalu mencintaimu
54 Tugas seorang istri
55 Proyek baru
56 Sepucuk surat
57 Luna pingsan
58 Aku hamil
59 Luna pergi
60 Mengcancel proyek
61 Bertemu Ayah
62 Kepulangan Vano dan Shesa
63 Kehadiran Nabila
64 Bawa kembali menantu Mama
65 Karunia terbesar
66 Tiba di Kampung halaman
67 Tidak semudah itu
68 Berselimutkan sarung
69 listrik padam
70 Jaka Tarub
71 Handuk
72 Setengah perjalanan
73 Nasi pecel rempeyek kacang
74 Cemburu
75 Menyelam
76 Aku Memaafkanmu
77 Kedatangan Jasmine dan Abian
78 Olive dan Bara
79 Sahabat jadi cinta
80 Pak Bayu sakit
81 Mantu Idaman
82 Suara aneh
83 Jack Matilda
84 Mirip sekali
85 Cinta buta...bonus visual
86 Belum muhrim
87 Bertrand dan Aura
88 Pengakuan Aura
89 Pusara Mita
90 Pulang ke Surabaya
91 Makan malam
92 Melupakan dendam
93 Cincin putih
94 Cariin mantu
95 Sahabat sejati
96 Uweeenak pol
97 Donor ginjal
98 Berakhir kebahagiaan
99 Pernikahan Abian dan Jasmine
100 Doa Abian
101 Aku takut
102 Kewajiban yang sempurna
103 Canduku
104 Modal tampan doang
105 Ciuman pertama
106 Baju penggoda
107 Pernikahan Bara dan Olive
108 Air mata bahagia
109 Buble gum
110 Bukan mimpi
111 Video Bara dan Olive
112 sakit pinggang
113 Jeweran Luna
114 Dimana Ray dan Luna
115 Ray pingsan
116 Reyna Lavinya Ar Rayyan (Tamat)
117 OFFICE BOY KU CEO KU
118 Bonchap Apa yang kamu pikirkan
119 Bonchap Di atas meja
120 Bonchap Sendal sisihan
121 Launching novel baru
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Lari Dari Pernikahan
2
Anti Perjodohan
3
Potret lawas
4
Video Call
5
Jasmine pulang
6
Genangan air
7
Ray pulang
8
Butuh security
9
Peramal
10
Mencari pekerjaan
11
menantu yang tak di anggap
12
Ikan Bakar
13
Bertemu Shesa
14
Diterima kerja
15
Pesan Terakhir Ibu
16
Mimpi
17
Hari pertama kerja
18
Mengantarkan pesan
19
Rekor
20
Dia Kekasihku
21
Membuktikan kepada Luna
22
Ray membenci mereka
23
Merogoh saku
24
Kisah masa lalu
25
Merayakan pertemuan
26
Mencari Ray
27
Nikahi gadis itu
28
model pengganti
29
Siapa di ruangan itu
30
Security cantik
31
Maafkan Ayah
32
Menggendong Luna
33
Kamu adalah calon istriku
34
Dekapan Ray
35
Aku khilaf
36
Demi kebaikanmu
37
Kesedihan Ray
38
Cinta Luna
39
Aku mencintaimu
40
Sah
41
Melanjutkan sesuatu yang tertunda
42
Ada apa dengannya
43
Anggur merah
44
Pulang ke rumah
45
Permintaan Mama
46
Kenapa Harus Kamu
47
Hipotermia
48
Gengsi yang terlalu besar
49
Dilema
50
Sebatas teman
51
Hubungan tanpa status
52
Abian putra Nabila
53
Aku terlalu mencintaimu
54
Tugas seorang istri
55
Proyek baru
56
Sepucuk surat
57
Luna pingsan
58
Aku hamil
59
Luna pergi
60
Mengcancel proyek
61
Bertemu Ayah
62
Kepulangan Vano dan Shesa
63
Kehadiran Nabila
64
Bawa kembali menantu Mama
65
Karunia terbesar
66
Tiba di Kampung halaman
67
Tidak semudah itu
68
Berselimutkan sarung
69
listrik padam
70
Jaka Tarub
71
Handuk
72
Setengah perjalanan
73
Nasi pecel rempeyek kacang
74
Cemburu
75
Menyelam
76
Aku Memaafkanmu
77
Kedatangan Jasmine dan Abian
78
Olive dan Bara
79
Sahabat jadi cinta
80
Pak Bayu sakit
81
Mantu Idaman
82
Suara aneh
83
Jack Matilda
84
Mirip sekali
85
Cinta buta...bonus visual
86
Belum muhrim
87
Bertrand dan Aura
88
Pengakuan Aura
89
Pusara Mita
90
Pulang ke Surabaya
91
Makan malam
92
Melupakan dendam
93
Cincin putih
94
Cariin mantu
95
Sahabat sejati
96
Uweeenak pol
97
Donor ginjal
98
Berakhir kebahagiaan
99
Pernikahan Abian dan Jasmine
100
Doa Abian
101
Aku takut
102
Kewajiban yang sempurna
103
Canduku
104
Modal tampan doang
105
Ciuman pertama
106
Baju penggoda
107
Pernikahan Bara dan Olive
108
Air mata bahagia
109
Buble gum
110
Bukan mimpi
111
Video Bara dan Olive
112
sakit pinggang
113
Jeweran Luna
114
Dimana Ray dan Luna
115
Ray pingsan
116
Reyna Lavinya Ar Rayyan (Tamat)
117
OFFICE BOY KU CEO KU
118
Bonchap Apa yang kamu pikirkan
119
Bonchap Di atas meja
120
Bonchap Sendal sisihan
121
Launching novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!