Setelah beberapa menit, akhirnya Luna tiba di kantor Vano yang sangat besar itu.
"Astaga...aku belum pernah melihat kantor segede ini" Seru Luna kagum. Tampak Luna masih berdiri di halaman kantor PT Elang Perkasa Company, Ia masih tak percaya bisa menginjakkan kakinya di perusahaan besar ini.
Tiba-tiba saja suara klakson mengagetkan Luna yang masih berdiri di tengah halaman.
"Tinnnnnn"
"Eh...kadal...eh monyong...eh setan...aduuhh bikin jantungan aja" seru Luna yang kaget dengan suara klakson dari mobil mewah yang melintasi halaman kantor. Luna mengelus-elus dadanya, berharap detak jantungnya masih ada.
"Syukur...jantungku masih berdetak, ini gara-gara mobil itu...awas saja" umpat Luna kesal. Kemudian spontan meneriaki pengendara mobil mewah itu dan mengumpatnys habis-habisan.
"Hei...tunggu, dasar bikin orang kaget aja, gue sumpahin lo biar mobil lo kejedot tembok, untung nggak mati berdiri gue" umpatnya dengan menggebu-nggebu. Tiba-tiba saja mobil itu berhenti dan itu membuat Luna membulatkan matanya.
"Eh berhenti tuh mobil" ucap Luna sembari menenangkan dirinya.
Pintu mobil itu mulai terbuka, terlihat kaki jenjang dengan sepatu pantofel super mewah tengah turun dari mobil mewah berwarna merah itu.
Luna mengedipkan matanya beberapa kali, saat melihat punggung tegap itu mulai menampakkan bentuknya. Perlahan terlihat seorang pria dengan postur tubuh atletis, tinggi tegap, rambut yang begitu modis, mulai berbalik badan dan menghampiri Luna yang masih berdiri di tempatnya.
Pria itu melepas kacamata hitam yang menghiasi wajah tampannya. siluet seksi terlihat dari bulu dada yang terlihat sedikit mengintip di dada bidangnya, setelan jas dengan kemeja yang ia kancingkan sebatas dadanya itu, membuat penampilan pria itu terlihat sangat mempesona.
"Waduh...dia datang kemari" gumam Luna yang sedikit gugup.
Perlahan pria itu menghampiri Luna dan menatapnya sinis. Tampak Luna memperhatikan pria yang mulai menginvasi dirinya. Luna mulai merasa jika dia pernah melihat pria ini.
"Kayak pernah lihat nih cowok, Oohh...ya ya, aku ingat nih cowok yang berada dalam mobil bersama paman Mario, yang marah-marah nggak jelas, hmm kesempatan nih untuk omelin dia" gumam Luna
Begitupun dengan Ray, dia juga melihat wajah yang tak asing baginya. Dengan spontan mereka berucap.
"Kamu...!" keduanya mengatakan bersamaan sambil menunjuk satu sama lain.
Keduanya saling menatap, pandangan itu beradu untuk pertama kali, entah kenapa ada desir-desir aneh pada keduanya, terlalu dalam tatapan itu membuat Ray dan Luna tak bisa melepaskan pandangannya masing-masing.
Tiba -tiba saja suara klakson mobil lain mengagetkan keduanya.
Luna dengan segera membuang pandangannya, begitu pun dengan Ray, dengan gaya elegannya Ray mencoba bersikap tenang.
"Lain kali, lihat kanan kirimu Nona, sadar kamu sedang berada di mana? mengganggu orang lewat saja" ucap Ray sembari berlalu meninggalkan Luna begitu saja. Merasa tak terima Luna mengumpat balik ucapan Ray.
"Hai Tuan, jangan kira aku lupa dengan ucapanmu tempo hari, kamu sudah menyalahkan aku, sekarang di ulangi lagi, kau menyalahkan aku lagi, benar-benar tidak punya hati, kalau saja ini bukan karena perintah bos, aku malas datang kesini hanya untuk melihat orang sombong seperti kamu" umpat Luna sambil berkacak pinggang.
Namun Ray tidak memperdulikan ucapan Luna, dengan santainya Ray langsung masuk ke dalam mobil, dan kemudian melajukan mobilnya sembari melihat pantulan Luna dari spion mobil.
"Cantik tapi ganas" gumam Ray dengan senyum smirknya.
Luna melihat pria itu pergi begitu saja, tanpa meminta maaf kepadanya, membuat Luna semakin kesal dibuatnya.
"Awas saja jika ketemu lagi, gue bikin perhitungan sama tuh cowok, nyebelin banget" gerutu Luna sembari masuk ke dalam kantor besar tersebut.
Kemudian Luna mulai memasuki pintu utama kantor PT Elang Perkasa Company, Luna disuguhkan dengan pemandangan kantor yang super rapi dan luas, suasana yang sangat nyaman dan menyenangkan.
"Waah...kantor ini luas banget, pasti sangat senang bekerja di tempat seperti ini" ucapnya memuji kantor milik Vano.
Tiba-tiba saja ada seseorang yang menghampiri Luna yang tengah memakai serangan securitynya.
"Maaf Mbak, ada yang dapat kami bantu?" seru seorang wanita yang berpenampilan rapi.
"Oh...iya, maaf mbak saya mau menyampaikan pesan dari bu Shesa kepada pak Vano!" seru Luna sambil menunjukkan amplop warna cokelat itu.
"Oh baiklah nanti akan saya sampaikan" ucap wanita itu.
"Kalau begitu saya permisi, terima kasih" pamit Luna, dan wanita itu pun mempersilahkan Luna pergi, tiba-tiba Luna merasa ada suara yang ia kenal tepat di belakangnya.
"Apa papa sudah datang?" tanya Ray kepada wanita yang baru saja berbicara kepada Luna.
"Belum Tuan muda, Pak Vano masih dalam perjalanan, mungkin sebentar lagi akan datang" balas wanita itu. Tampak Luna merasa hangat saat Ray berada tepat di belakangnya.
"Kayak suara tuh cowok, kenapa wanita ini memanggilnya Tuan muda?" pikir Luna. Kemudian spontan Luna berbalik badan dan tiba-tiba saja badan tinggi tegap itu menghadang jalannya, dan membuat Luna tak sengaja menabrak dada bidang seorang Ray.
"Hah..."
Lagi-lagi tatapan mereka bertemu kembali, namun kini semakin dekat karena kedua tangan tangan Luna yang menempel pada dada bidang Ray yang berbulu itu.
Dengan cepat Luna menjauh dari tubuh Ray yang menghadang langkahnya.
"Minggir-minggir, aku mau lewat, ngerepotin aja" gerutu Luna sembari beranjak meninggalkan Ray. Namun tiba-tiba Ray menghentikan langkah Luna dengan memegang lengan Luna dan membawa kembali Luna di hadapannya. Mau tidak mau Luna harus menatap kembali bola mata yang membuatnya gugup itu.
"Aduuh...ngapain lagi sih nih orang" gumam Luna yang mulai tak nyaman.
"Apa ini sikap security kepada atasan? Seharusnya kamu memberi hormat kepadaku, Luna!" Ucap Ray sembari menatap nama yang tertera di dada Luna. (Lihat namanya apa lihat dadanya ya😁)
"Apa maksudmu? Memangnya kamu siapa? Menyuruhku untuk hormat kepadamu? Hello dengar ya Tuan sombong, kantor ini milik Pak Vano, dan aku hanya hormat kepada beliau, bukan kamu cowok sombong dan belagu, bikin kesel tau nggak" ucap Luna cuek.
Dan tiba-tiba saja seseorang memanggil Ray.
"Pak Ray, sepertinya pak Vano hari ini sedikit terlambat, beliau mengatakan supaya Anda yang menggantikan beliau memimpin rapat nanti" ucap pria itu. Dan tiba -tiba saja Luna berceletuk.
"Apa? Cowok ini memimpin rapat? Emang siapa dia? Emangnya dia bisa? Gue nggak yakin, bisa apa dia, dia tuh bisanya cuma bikin kesel dan emosi" umpat Luna
"Maaf Mbak, yang dihadapan Anda sekarang adalah pak Ray, anak dari pemilik Perusahaan ini, beliau anak pak Vano" ucapan pegawai tesebut sontak membuat Luna terperanjat.
"Apa? Anaknya pak Vano?" seru Luna terkejut.
"Oohhh...jadi ini yang dibicarakan banyak gadis diluar sana, jadi ini yang disebut-sebut cowok ganteng, kaya, tajir, keren, cool dan bla bl bla....hah, jangan harap aku akan terpesona seperti wanita-wanita itu, bagiku kamu hanyalah cowok yang ngeselin, nggak lebih...permisi" ucap Luna sembari beranjak pergi meninggalkan Ray yang tampak terdiam.
"Siapa cewek itu? Sudah berani dia padaku, kita lihat saja nanti, aku akan membuatmu menyesal telah mengatakan itu kepada Ray, kau belum tahu siapa Ray sebenarnya, gadis aneh" gumam Ray bersumpah
BERSAMBUNG
❤❤❤❤❤
Haduh haduh...perang sudah dimulai gaes😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Dyah Oktina
emang kla pakai jas berarti pakai kemeja juga .... bisa kelihatan dada berbulu... kan ke tutup thor?????
2023-11-11
0
Ita rahmawati
makany jd cwo jgn kasar sm cwe giliran digituin balik main sumpah² aj 😏😏
2023-08-13
0
S
22 nya kan lumayan rejeki nompolok wkwkw
2023-06-06
0