Hari itu juga adalah kali pertama Ray memperkenalkan dirinya pada pegawai dan karyawan perusahaan, Dan hari itu juga Ray sudah mulai mengemban tugasnya untuk membantu Vano dalam bisnisnya, tak dipungkiri putra mahkota keluarga Perkasa itu pun menunjukkan kemampuannya dalam berbisnis, kecerdasan sang ayah menurun pada sosok Ray yang selalu mendapat ide untuk memajukan perusahaan.
Hari itu juga Ray kali pertama mengikuti meeting untuk membahas bisnis properti yang mulai di perluas, Ray mempunyai gagasan untuk memperluas wilayah yang akan dijadikan lahan untuk di bangunkan perumahan-perumahan baru di daerah tertentu.
Rupanya ide putra Vano tersebut mendapat respon positif dari klien-kliennya, dan mereka setuju untuk menanam saham dan bekerja sama dalam bisnis tersebut.
"Kami aka mendukung rencana Anda pak Ray, ini akan menjadi bisnis yang menjanjikan" seru salah satu klien.
"Terima kasih atas kerja samanya, Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memajukan bisnis properti ini" ucap Ray.
"Tapi pak Ray ada satu kendala, lokasi lahan bisnis kita terletak di daerah yang penduduk nya masih enggan menjual tanah mereka, karena mereka mengandalkan lahan mereka untuk bertahan hidup, ya lahan mereka itulah tempat mereka mencari makan" ungkap salah seorang klien.
"Kita tidak perlu khawatir, kita akan membeli tanah mereka dengan harga jual tinggi, supaya mereka bisa berfikir 2 kali untuk meberikan tanah mereka kepada kita" balas Ray optimis.
"Semoga saja mereka mau, karena menurut informasi sudah ada beberapa pengembang yang gagal bernegosiasi dengan warga disana, alasan mereka ya seperti itu, tanah itu adalah warisan orang tua mereka dan satu-satunya sumber penghidupan untuk mereka" ucap klien.
Ray menghela nafas, sejenak Ia berfikir bagaimana caranya untuk membujuk warga sekitar untuk menjual tanah mereka kepada PT Elang Perkasa Company.
"Saya akan datangi lokasi itu, dan saya akan bernegosiasi dengan perangkat setempat, bagaimanapun juga warga akan menurut kepada perangkat desanya, disitu kita akan mulai membeli tanah mereka dengan harga yang sesuai" seru Ray yang diikuti anggukan klen-klennya.
Seusai Meeting Ray mendapati ponselnya berdering, dilihatnya layar ponsel yang sedang menyala itu.
"Bertrand"
Lantas Ray segera mengangkat telepon dari saudara sepupunya itu.
"Halo"
"Halo Ray! Waaah kamu keterlaluan, pulang nggak bilang-bilang, kata Mama kamu sudah pulang kemarin" seru Bertrand.
"Ya...sorry aku nggak sempat kabarin, eh gimana kabarmu?" tanya Ray pada putra Helena dan dokter Erick.
"Baik, aku baik-baik saja, oh ya Ray kapan-kapan kita ke cafe, anggap saja sebagai perayaan kamu kembali pulang ke Indonesia" seru Bertrand
"Ya oke lah, kapan kita pergi? Aku sendiri juga ingin melihat suasana kota Surabaya sekarang, setelah bertahun-tahun aku tinggalkan" balas Ray.
"Bagaimana kalau besok? Aku akan ajak Bara sekalian biar tambah seru, sudah saatnya kita reuni, setelah sekian tahun kita nggak ngumpul bareng" ajak seru Bertrand.
"Tentu saja, ini pasti sangat menyenangkan" jawab Ray senang.
Ray, Bertrand dan Bara adalah teman satu kelas SMA, mereka sekolah di SMA Harapan Bangsa, sekolah milik keluarga besar Perkasa. Dan juga Almamater Shesa dan sahabat-sahabatnya.
Setelah lulus dari SMA, Ray melanjutkan pendidikannya di luar negeri, selama 5 tahun Ray berpisah dari keluarganya, sedangkan Bertrand Ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas kedokteran mengikuti jejak sang ayah.
******
Keesokan harinya.
Hari ini kali pertama Luna bekerja sebagai Security di butik milik Shesa. Tampak Ia sudah mempersiapkan dirinya untuk berangkat lebih awal dari karyawan yang lain, jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, Ia segera berangkat dengan naik angkot, penampilan Luna yang menarik membuat siapa saja ingin melihatnya, dengan berseragam security, Luna terkesan lebih tegas dan dewasa, apalagi wajah cantiknya yang begitu mendukung penampilan Luna yang begitu mempesona.
Pagi-pagi sekali Luna sudah sampai di Butik kenamaan itu, Ia dipercaya Shesa untuk membawa kunci Butik, mengingat Luna adalah security, Shesa sudah sangat mempercayai Luna.
Setelah Luna masuk dan membereskan semuanya, mulai lah berdatangan beberapa pegawai Butik.
"Hai...kamu security baru ya?" tanya Mia, salah satu pelayan.
"Iya" jawab Luna singkat.
"Kenalin, aku Mia" seru Mia sembari mengulurkan tangannya
"Luna" balas Luna sambil menyambut uluran tangan Mia.
"Semoga kamu suka bekerja disini" seru Mia.
"Iya kak terimakasih" jawab Luna malu.
"Ya...ampun jangan panggil kakak lah, panggil namaku aja" sahut Mia gadis berambut ikal itu.
"Baiklah Mia" jawab Luna.
"Nah...gitu dong" sahut Mia senang.
Kemudian beberapa pegawai itu terlihat tengah membicarakan seseorang yang akan datang ke butik ini.
"Eh...denger-denger anaknya Bu Shesa yang dari luar negeri itu sudah kembali Ke Indonesia "
"Masa sih, anak Bu Shesa yang tampan itu? Omaigad...pasti dia tambah keren sekarang"
"Sungguh bahagianya jika menjadi pacar sang pangeran tampan"
"Jangan mimpi...dengar-dengar putra bu Shesa itu juteknya minta ampun, jarang liat dia senyum, dia pria berhati dingin, dia tidak akan ramah sama kita, percuma kita nggak bakalan dilirik"
"Iya juga sih...tapi jujur ya tuh cowok emang keren banget, ganteng , cool, udah gitu kaya lagi"
"Beda banget sama Non Jasmine, Non Jasmine orangnya baik, ramah, murah senyum udah gitu cantik lagi, beda banget sama kakaknya"
Perbincangan para pegawai itu tanpa sengaja terdengar di telinga Luna.
"Anak bu Shesa? Kakaknya Jasmine? Cowok yang bicara dengan Jasmine lewat video call itu?"pikir Luna.
"Apa benar dia cowok seperti yang mereka omongin? Jutek dan dingin? Hah bodo amat, yang penting aku bisa bekerja disini, itu sudah cukup bagiku, apalagi Bu Shesa udah baik banget, aku tidak akan mengecewakan Bu Shesa dan Jasmine" ucapnya lirih.
Hari semakin siang, terlihat Butik Shesa mulai ramai oleh pengunjung, dan beberapa saat terlihat mobil mewah milik Shesa berhenti di depan Butik, seorang wanita cantik dengan memakai setelan celana panjang dan blazer, memberi kesan bahwa dia adalah wanita yang anggun dan elegan.
"Eh...ada Bu Shesa!" seru seorang pelayan.
Shesa lantas masuk ke dalam butiknya, dan seluruh pegawai menyambut kedatangannya.
"Selamat siang Bu Shesa!"
"Siang juga" jawabnya ramah
Semua pelayan menyambutnya dengan hormat, tak terkecuali Luna, Ia juga menyambut kehadiran Shesa dengan senang.
Tampak Shesa menghampiri Luna yang terlihat berbeda hari ini.
"Luna! Bagaimana? Kamu suka bekerja disini?" tanya Shesa.
"Tentu saja Bu, Saya sangat bersyukur bisa bekerja disini" jawabnya senang.
"Syukurlah, oh iya Luna aku ada tugas untukmu!" seru Shesa.
"Siap bu, Luna siap sekali melaksanakan tugas dari Ibu" jawab Luna tegas.
"Tolong kamu antarkan ini ke kantor suamiku, tadi aku lupa memberikannya, alamat kantornya tertera disitu" seru Shesa sembari memberikan amplop warna cokelat kepada Luna. Kemudian Luna membaca alamat kantor yang dimaksud Shesa.
"PT Elang Perkasa Company, ini kantor CEO itu, dia adalah suami Bu Shesa, hmm aku akan kesana"
"Baiklah Bu Shesa, saya akan segera mengantarkannya" ucap Luna tersenyum.
Shesa menganggukkan kepalanya, entah kenapa gadis itu mengingatkan Shesa pada seseorang yang tak asing baginya.
"Gadis itu mengingatkanku tentang seseorang, bola matanya, bentuk wajahnya, dia mirip sekali dengannya, Iya... gadis itu mirip sekali dengan sahabatku dulu, sekarang mereka ada dimana? Sudah bertahun-tahun aku tidak bertemu dengan mereka, bagaimana kabar mereka? Semoga mereka baik-baik saja, aku rindu masa-masa itu, Monic, Mita, Nabila, aku rindu kalian semua" ucap Shesa lirih.
BERSAMBUNG
🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Mizu Ryuu
g sabar nungguin luna menyampaikan pesan terakhir ibuny utk sesha permintaan maaf ibuny luna utk sesha
makin penasaran dgn siapa ibuny luna
2023-04-07
0
Nayla Sasa
tnggu* thorrr bukannya bertrand dn bara seumuran dngn jasmine soalnya wkt ray lahir para orng tua mereka blm pada menikah sedang kan ray wktu itu udh lahir duluan....gmn thor klo mereka 1 SMA mngkin benar tpi klo untuk 1 kelas aku rasa gk mngkinlahh
2023-02-10
0
3oy|yoE
ooooooooo
2023-01-03
0