Kita Manusia Bukan Kucing Yang Tahunya Kawin!

Reza segera menyusul Hanna ke dalam kamar. Pria tampan itu melihat Hanna tidur membelakangi nya, punggung wanita itu bergetar menandakan sedang menangis.

"Oh ya ampun … apa yang harus aku lakukan? Seumur hidup aku tidak pernah berhadapan dengan perempuan yang sedang menangis! Bahkan, dulu saat mama nangis karena aku kecelakaan, aku hanya diam tidak tahu harus apa!" gumam Reza pelan.

Pria itu adalah pria yang tak peka dan memiliki ego tinggi. Dia menyugar rambutnya lalu tak sengaja melihat remote control pendingin ruangan.

Dia mengambilnya lalu segera menurunkan suhu AC membuat suasana semakin dingin. Hanna yang hanya memakai lingerie seksi pun menggigil.

"Kenapa tiba-tiba dingin?" gumam Hanna dengan suara serak.

Degg.

Sebuah pelukan hangat tiba-tiba Hanna dapatkan membuat wanita itu membeku. Dia tahu siapa pemilik tangan tersebut karena hanya ada Reza di rumah.

"Lepasin." Hanna memberontak membuat Reza semakin mengeratkan pelukannya.

"Dingin! Enaknya yang hangat-hangat," bisik Reza pelan membuat pipi Hanna merona.

Wanita itu merasa malu, kesal dan deg-degan. Malu karena mendengar kata-kata ambigu yang keluar dari lisan Reza.

Kesal karena bukannya kata maaf yang Reza ucapakan. Degdegan karena baru pertama kalinya Reza memeluk tubuhnya. Dia tak habis pikir bagaimana bisa ada laki-laki yang egonya tinggi seperti Reza.

Hanya tiga kata yang Hanna butuhkan saat ini yaitu AKU MINTA MAAF. Akan tetapi, tiga kata itu sangat susah keluar dari lisan Reza.

"Sana cari gorengan yang hangat-hangat, bukan malah peluk aku!" ketus Hanna dengan suara serak karena habis menangis.

"Benar juga! Apalagi kalau makan bakso di pinggir jalan, pasti makin hangat!" balas Reza melonggarkan pelukannya membuat Hanna kembali menangis.

"Dasar, suami gak peka! Introvert, egois, es kutub!" teriak Hanna dalam hati.

"Pergi sana dan gak usah kembali lagi!" sungut Hanna menelungkupkan wajahnya ke dalam bantal membuat Reza semakin leluasa melihat punggung mulus Hanna.

Pria itu menarik tali lingerie Hanna lalu mengecup bahu dan punggung mulus Hanna membuat wanita cantik itu meremang.

Aku tahu, Hanna. Kamu pakai pakaian kurang bahan ini karena ingin menunjukkan kemolekan tubuh mu padaku. Kamu minta di sentuh oleh ku … oh ayolah, pastinya kamu juga tidak akan tahan bila menyentuh dada bidang dan perut sixpack ku yang mirip dengan idol Korea batin Reza penuh percaya diri.

Pria tampan itu menyingkap selimut yang menutupi tubuh mereka berdua. Membuat paha mulus Hanna terekspos.

Reza membalikkan tubuh Hanna telentang lalu memasang senyum kecil di wajah tampan dan tengilnya itu.

Reza berdiri di atas lututnya lalu membuka kaos oblong yang melekat pada tubuhnya membuat Hanna menelan ludah kasar ketika melihat tubuh kekar suaminya.

Selama ini Hanna tak pernah berani menatap dada dan perut sixpack Reza karena jantung nya pasti berdegup kencang seperti orang yang sedang lari maraton.

"Aku tahu … kamu marah pasti karena aku tidak menyentuh mu, 'kan? Ayolah Hanna … lain kali bila kamu menginginkan ku tinggal bilang saja, aku bukan cenayang yang bisa tahu apa isi kepalamu Hanna!" ujar Reza dengan suara yang serak menahan gairah.

Hanna tersadar dari kekaguman nya di kala mendengar perkataan Reza. Wanita itu kembali merasa kesal karena suaminya itu tak pernah peka.

Reza menindih Hanna dan ingin mencium bibir ranum Hanna, namun dengan gerak cepat wanita cantik itu mendorong dada bidang Reza hingga pria itu terjungkal ke samping.

Lagi dan lagi Hanna menolaknya di saat hasrat Reza telah sampai ke ubun-ubun membuat pria tampan mengepalkan tangan erat.

"Bukan hanya sentuhan yang aku inginkan, tapi juga pengakuan dari mu kalau aku istrimu. Perhatian dan kasih sayang sebagai seorang istri. Pernikahan itu ibadah bukan hanya sekedar tempat pelepas naf$u belaka! Karena kita manusia bukan kucing yang tahu nya kawin!" tegas Hanna menohok hati Reza.