Azlan kemudian membuka kembali bola mata nya, laki-laki itu kembali menatap Nadine untuk beberapa waktu.
Jemari nya secara perlahan membenahi rambut yang tergerai indah tersebut secara Perlahan.
"Kamu menjadi dewasa dengan begitu baik"
Bisik Azlan lagi kemudian lantas secara perlahan laki-laki itu mencium lembut kening gadis tersebut.
Ditengah ciuman lembut nya, tiba-tiba seseorang menyeruak masuk kedalam ruangan nya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Kak...aku..."
Seorang gadis muda seumuran Nadine tiba-tiba masuk kedalam ruangan nya diikuti oleh gadis lainnya, gadis yang didepan itu adalah si bungsu Del Piero, Najwa sang adik perempuan Azlan.
Melihat sang kakak nya melepaskan ciuman nya dari kening seorang gadis, seketika gadis itu mengerutkan keningnya sedangkan gadis yang ada dibelakang adiknya itu membelalak kan bola matanya.
Azlan sama sekali tidak menampilkan ekspresi nya.
Alih-alih terkejut atau merasa malu karena kepergok, laki-laki itu terlihat berdiri dari posisi nya, menatap adik nya dan gadis dibelakang adiknya Tersebut.
"Bukankah dikeluarga kita punya tradisi mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan atau rumah orang lain?"
Tanya Azlan sambil meletakkan kedua tangannya kedalam kantung celananya.
Bayangkan gadis atau perempuan mana yang tidak akan tergila-gila pada gaya dingin dan datar laki-laki tersebut.
Bahkan gadis dibelakang Najwa sudah terlalu lama mencari cara untuk bisa meluluhkan hati laki-laki tersebut.
Secercah kecemburuan dan sedikit api kemarahan Tampak berkobar dibalik bola matanya.
Azlan tahu ini hari pertama kedatangan gadis tersebut ke Indonesia.
Jika bukan karena alasan ingin mengejar nya, lalu apa lagi?!.
Dia benar-benar benci kriteria gadis murahan yang mengejar laki-laki hingga rela kehilangan urat malu dan harga diri.
"Maafkan aku kak, aku tidak bermaksud untuk tidak mengetuk terlebih dahulu"
Najwa bicara dengan tidak enak hati.
Dia tahu kakak nya sangat tidak suka type orang yang menghilang kan etika dan tata cara.
Karena gadis dibelakang nya, dia menjadi sedikit khilaf.
Sebenarnya dia enggan menemani gadis tersebut untuk datang ke perusahaan dan menemui kakak nya, tapi gadis itu selalu punya trik agar kemauan nya bisa di turuti.
Memangnya Apalagi jika tidak menggunakan kuasa Daddy gadis itu agar bicara dengan Paman Low mereka dan terhubung dengan Daddy mereka.
Gadis itu benar type penjilat, tidak heran jika kak Azlan nya begitu tidak menyukai gadis itu.
Usia dewasa namun pemikiran masih terlalu kekanak-kanakan.
"Apa ada hal penting yang ingin kalian bicara? Najwa? Rima?"
Tanya Azlan kemudian.
Gadis yang dipanggil Rima Mulai berusaha berjalan mendekati Azlan, entah apa yang dibawah di tangan kanan nya tersebut, yang Azlan tahu gadis itu membawa paper bag berwarna cream.
"Aku membawa oleh-oleh untuk kamu"
Gadis itu bicara sambil mencoba mengembangkan senyuman nya, memberikan paper bag di tangan nya tersebut sambil bola matanya melirik kearah kursi sofa.
Najwa juga melirik kearah Kursi sofa, cukup penasaran siapa yang tertidur disana.
Azlan tahu Najwa menatap bingung kearah dirinya, semua orang begitu paham karakter Azlan.
Tidak ada satu gadis pun yang pernah bisa meluluhkan hati Azlan meskipun Mommy mereka sudah Ribuan kali mengatur kencan untuk putra nya itu.
Bisa Azlan lihat ekspresi Najwa, adiknya seolah-olah tahu siapa gadis yang tengah terlelap tersebut.
"Kembalilah ke rumah, aku masih punya banyak pekerjaan"
Ucap Azlan kemudian.
Mendengar ucapan Azlan yang terdengar seperti nada mengusir tersebut, membuat Rima langsung menekukkan wajahnya.
"Apa dia pacar mu, aku fikir kamu tidak pernah memutuskan untuk berkencan dengan siapapun?"
Tanya Rima dengan nada yang terdengar tidak begitu baik,gadis itu terlihat menatap kesal kearah kursi sofa di sisi kanan nya itu.
"Sejak kapan aku harus memutuskan berkencan atas izin dari orang lain?"
Dan bayangkan bagaimana jawaban yang dilontarkan oleh Azlan saat ini?!.
Laki-laki itu memang tidak suka memberikan kesempatan, berlaku baik pada gadis Atau Perempuan yang tidak membuat dia tertarik.
Aneh nya semakin dingin Azlan kepada gadis yang ada dihadapan itu, semakin gencar gadis itu mencoba mengejar dirinya.
"Bukan seperti itu, bukankah sangat aneh seseorang yang bukan pasangan terlihat berada di ruangan tertutup berdua? itu akan menimbulkan persepsi lain dari orang lain"
Gadis itu kembali bicara sambil berusaha menahan perasaan nya.
Alih-alih menjawab Azlan berjalan mendekati Rima, dia menatap tajam bola mata gadis tersebut kemudian berkata.
"Apa kau adalah ibu ku? sudah berapa lama kamu mengenal ku? sejak kapan seseorang boleh mengatur kehidupan ku?"
Mendengar ucapan laki-laki dihadapan nya tersebut seketika membuat Rima menelan salivanya, gadis itu seketika memundurkan langkahnya sambil tangan kanan nya mengepal dengan sempurna.
Oh god.
Najwa terlihat berusaha menahan nafasnya, dia fikir Rima benar-benar ingin mencari mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Budiwati
👍👍👍👍
2023-03-23
0
Wislan Thu Wislan
wah. jdi prempuan nggak da malunya
2022-09-16
0
Bulan Yanti
Rima percaya diri sekali
2022-09-10
0