Sejenak Ciko berpikir, tentu saja harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari Tuan Herdi.
"Tunggu sebentar, aku akan menghubungi orang tuanya Nona dulu."
"Gak perlu, aku hanya sebentar saja." Ucap Landa yang juga tidak menoleh.
"Baiklah, saya akan mengantarkan Nona ke rumah tujuan jika hanya sebentar." Jawab sekretaris Ciko.
Landa mengangguk yang juga sama sekali tidak menoleh pada sekretarisnya.
Sambil menyetir, Ciko memperhatikan Bosnya yang tengah menunjukkan arah menuju rumah temannya. Karena tidak begitu jauh dari awal putar balik, akhirnya sampai juga dihalaman rumah temannya.
"Kamu gak ikut turun?" tanya Landa saat mendapati sekretaris Ciko yang tengah bersandar, juga tidak terlihat melepaskan sabuk pengamannya.
"Tidak, Nona. Silakan jika Nona ingin masuk ke dalam." Jawab Ciko dengan santai.
"Serius?"
Sekretaris Ciko mengangguk pelan.
"Aneh, tadi ngikutin terus. Kok, sekarang gak mau ikutan masuk." Ucap Landa yang masih ada rasa kesal.
"Untuk apa ngikutin Nona, rumah ini sudah ada yang mengawasi Nona." Jawab Ciko sengaja menakut-nakuti.
"Apa kau ini sudah gil_a, segitu ketatnya kamu mengawasi aku."
Sekretaris Ciko langsung menoleh.
"Waktu Nona tidak banyak, silakan masuk. Jangan sampai Nona marah-marah didalam mobil ini hanya akan membuang waktu Nona dengan sia-sia." Kata Ciko mengingatkan.
"Terserah kamu lah, capek akunya ngadepin kamu. Lama-lama aku bisa setr_es, tau." Ucap Landa semakin kesal dibuatnya.
Seperti yang diucapkan oleh sekretaris Ciko barusan, Landa segera turun dari mobil, dan bergegas untuk masuk ke rumah temannya.
Sudah sesuai janji diwaktu perjalanan, pemilik rumah sudah menunggu di teras rumah.
"Landa,"
"Wela, aku kangen banget sama kamu."
Keduanya langsung saling memeluk satu sama lain, dan kembali melepaskan.
"Tambah cantik aja kamunya, Lan. Oh ya, kamu sama siapa?"
"Kamu juga tambah cantik aja kok, Wel. Aku kesini sama supir pribadi aku."
"Kok gak disuruh masuk, kasihan loh." Ucap Wela yang merasa kasihan dengan supir pribadi temannya.
"Dianya gak mau, kalaupun mau, sudah dari tadi ikut keluar bersamaku. Ah sudah lah, gak perlu membahas supir aku, gak penting."
"Dih, kok gitu. Gak baik menanamkan sikap acuh kek gitu, mau gimana pun juga si supir menjaga keselamatan kamu dari rumah sampai rumah lagi." Kata Wela.
"Kok kamu belain si supir aku sih, dih." Ucap Landa mendengus.
"Lah kamunya aja yang aneh, jawabnya kek lagi ada masalah gitu. Terus, kek ada dendam kesumat sama supir kamu itu."
"Hem. Aku gak ada dendam sama supirku, cuma lagi bete aja. Habisnya aku lagi mendapat si_al."
"Si_al kenapa, Lan?" tanya Wela sambil mengajak Landa untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Entar aku ceritain, aku haus."
"Ya, tunggu sebentar, aku ambilkan minuman dulu untuk kamu. Ah ya, sampai lupa. Silakan duduk, aku mau ambil air minum dulu." Ucap Wela dan bergegas mengambilkan air minum untuk Landa, juga teringat dengan supir pribadi temannya.
Landa mengangguk, sedangkan Wela pergi ke dapur.
Tidak memakan waktu lama, Wela tengah membawakan air minum untuk Landa dan supirnya.
"Itu minuman untuk siapa, Wel?" tanya Landa saat melihat air mineral ada di atas nampan.
"Untuk supir kamu, Lan. Kasihan, pasti haus kek kamu. Sebentar ya, aku kasihkan dulu air minumnya pada supir pribadi kamu." Jawab Wela, sedangkan Landa sendiri tidak bisa menahan. Yang ada dirinya akan dicurigai, pikirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Wirda Wati
dasar Landa...
2023-01-22
1
Surtinah Tina
tuh Landa..wela aja baik..awas Ciko di ambil wela loh...
2022-10-03
2