Gane yang seperti dikerjain kakak iparnya, langsung menyuruh asisten rumahnya untuk menyiapkan makan malam.
Sedangkan Nanney yang tidak lain saudara kandung Ciko satu-satunya, kini tengah diminta untuk memberi keputusan mengenai perjodohan yang diminta oleh Tuan Herdi, yakni orang tua Bosnya.
"Menurut kamu bagaimana, Ney? apa Kakak harus terima perjodohan dari Tuan Herdi, atau menolaknya?" tanya Ciko meminta jawaban dari adik perempuannya.
Nanney yang memang sama sekali tidak mengenal putri semata dari keluarga Ningrat, juga bingung. Pasalnya, menikah itu hanya sekali, dan bukan untuk berkali-kali, pikirnya.
"Percaya saja denganku, terima saja permintaan dari Tuan Herdi. Meski aku tidak mengenalinya, Saylanda tidak jauh beda dengan istriku. Hanya saja, dia hanya sudah dimanja sejak kecil. Tentu saja, kamu cukup merubah pikirannya menjadi lebih dewasa lagi." Sahut Gane yang juga ikut angkat bicara.
Nanney maupun Ciko, keduanya langsung menoleh ke sumber suara.
"Tapi kan, Nona Landa sudah mempunyai kekasih. Bagaimana mungkin, aku bisa meluluhkan hatinya."
Gane langsung duduk di sebelah kakak iparnya.
"Kamu ini gimana sih, itu gampang kalau hanya ingin meluluhkan hatinya. Perempuan itu hanya butuh perhatian dan pengertian, selebihnya dikuatkan dengan tindakan."
"Hem. Mentang-mentang sudah berhasil menaklukkan adikku, gak ingat saat kamu bersaing dengan adikmu sendiri."
"Ye, itu juga sudah berhasil mendapatkannya. Kamu ingin tahu resepnya? sini, aku bisikin kamu."
"Apa! gi_la kamu ini. Gak gak, aku bukan kek gitu orangnya. Itu kan, kamu. Oh, jangan-jangan yang melakukan di villa waktu itu kamu orangnya." Tuduh Ciko saat teringat dengan kejadian panas di villa tempat Gane dan Nanney terjebak dengan situasi panas yang menegang.
"Kalian berdua sedang ngomongin apaan? dengar dengar ada kata Villa, apa itu?"
Gane nyengir kuda.
"Bukan apa-apa, sayang. Tadi tuh lagi ngomongin bulan madu bersama Saylanda di Villa, katanya biar romantis, gitu." Jawab Gane beralasan.
"Oh, itu. Awas ya, kalau sampai ada sesuatu yang disembunyikan dariku. Aku bakalan ngurung kalian di rumah kosong, biar tidur bareng kecoak." Ancam Nanney pada suami, juga pada kakaknya sendiri.
"Ya sih, ya, kita gak lagi bohong. Ya gak Cik, ya 'kan?"
"I-i-ya, Ney. Yang dikatakan suami kamu itu benar, Kakak mau menerima perjodohan dari Tuan Herdi." Ucapnya dengan asal, sampai lupa dengan kalimat terakhirnya.
Gane maupun Nanney sama-sama kaget mendengarnya.
"Waduh, salah ucap." Sambung Ciko saat ia tersadar dengan apa yang sudah ia ucapkan.
"Serius nih, kamu mau menerima perjodohan dari Tuan Herdi?"
"Gak tau, aku belum siap. Menikah itu gak semudah seperti melakukan pertemuan kerja sama dengan pihak lain, Bos." Kata Ciko yang masih belum bisa memutuskan atas keputusannya.
"Sudahlah, terima saja. Ingat, usia kamu tidak lagi muda. Kamu hanya perlu memantapkan diri, itu saja." Ucap Gane yang mencoba membantu membuat keputusan.
"Ya, Kak Cik. Kapan lagi, aku setuju kalau Kakak menikah dengan putri semata wayangnya Tuan Herdi. Mungkin memang seperti ini jalan hidup Kak Ciko menuju pernikahan, semoga Saylanda memang perempuan yang ditakdirkan untuk Kakak. Bukankah kita tidak akan pernah tahu akhir dari jodoh kita, buktinya aku sendiri yang justru terperangkap dengan kakak ipar aku sendiri." Timpal Nanney ikut memberi keputusan yang terbaik untuk kakaknya.
Gane langsung berpindah tempat duduknya di sebelah istri yang dicintainya itu.
"Ya juga sih, Kakak akan mencoba untuk memantapkan diri. Jika besok pagi keputusan Kakak belum juga berubah, akan menemui Tuan Herdi untuk memberi jawaban kepada Beliau."
"Nah, gitu dong. Jadi kan, tidak lama lagi aku akan mempunyai kakak ipar." Kata Nanney penuh semangat, lantaran Kakaknya tidak lagi harus menanti sebuah pernikahan, pikirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Wirda Wati
lanjuut
2023-01-22
1
Widodarsih Solo
bagus ni ceritanya . lanjutt
2022-12-08
1