Sangat kesal

Tuan Herdi yang sudah mempercayakan putrinya pada Ciko, beban Beliau sedikit berkurang. Setidaknya, putrinya dapat dikendalikan dengan caranya sendiri. Meski membutuhkan kesabaran yang cukup banyak, Tuan Herdi tidak akan pernah menyerah untuk merubah putrinya menjadi lebih baik lagi.

"Landa, ingat baik-baik pesan dari Papa. Kamu bukan anak kecil lagi, hidupmu tidak hanya untuk bersenang-senang. Dan sekarang, waktunya kamu untuk menjadi lebih baik lagi." Ucap Tuan Herdi mengingatkan putrinya.

Beliau berharap, putrinya akan berhasil dan bisa dijadikan penerus keluarga Ningrat.

"Ya, Pa." Jawab Landa sambil menahan kesal dan bergegas pergi meninggalkan rumah sambil membawa tas bawaannya.

Kini tinggal Ciko dan Tuan Herdi yang masih berhadapan.

"Ciko, saya titip Landa sama kamu. Terserah kamu mau melakukan apa saja pada dirinya, asalkan Landa dapat berubah menjadi lebih baik. Ingat pesanku, jangan biarkan Landa untuk dekat dengan lelaki mana pun." Ucap Tuan Herdi Ningrat memberi pesan pada Ciko.

"Siap, Tuan. Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk melaksanakan perintah dari Tuan." Jawab Ciko dengan tegas.

"Saya percayakan semuanya sama kamu, sekarang silakan jika kamu mau berangkat ke kantor. Jangan lupa untuk mengajari putri saya dengan baik, agar Landa dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik." Ucap Tuan Herdi kembali menambah pesan pada Ciko.

"Baik, Tuan. Kalau begitu, saya pamit untuk berangkat ke kantor." Jawab Ciko sambil membusungkan badannya tanda memberi hormat kepada Tuannya.

Usai berpamitan untuk pergi ke kantor, Ciko bergegas keluar dan meninggalkan rumah Bosnya. Ketika hendak membuka pintunya, rupanya Landa sudah lebih dulu duduk didalam mobil. Kemudian disusul oleh Ciko duduk didepan menjadi seorang kemudi.

"Nona, hendaknya pakai sabuk pengamannya terlebih dahulu ketika sudah berada didalam mobil." Ucap Ciko sambil mengenakan sabuk pengamannya dan tak lupa mengawasi yang akan menjadi Bosnya sendiri.

"Cerewet banget sih, kamu ini. Diam kenapa, mulut aja kek ember pecah." Sahut Landa dengan sungut.

Ciko yang mendengar ucapan dari calon Bosnya itu, hanya bisa menahan tawanya.

Diam adalah cara yang terbaik untuk menghindari perdebatan, pikir Ciko.

'Yang cerewet siapa juga, dasar Bos aneh sepanjang masa.' Batin Ciko dengan senyum yang tidak jelas sambil mengendarai mobilnya.

"Hei! mau cari mati rupanya kau ini." Bentak Landa yang hampir saja jantungan ketika Ciko menambahkan kecepatannya.

Tidak peduli dengan amarah yang di lakukan calon Bosnya itu, Ciko terus menambahkan kecepatannya. Tidak peduli dengan teriakan maupun umpatan dari Bosnya itu, Ciko tetap menjalankan sesuai perintah dari Tuan Herdi Ningrat.

'Rupanya selain mendidiknya tentang pekerjaan, mulutnya pun perlu dididik juga tentunya.' Batin Ciko sambil mengendarai mobil dengan kecepatan cukup tinggi. Tentu saja, Landa merasa dibuat kesal oleh sekretarisnya itu.

Ssstttt!

Ciko mendadak mengerem mobilnya, dan sampailah di depan kantor.

Dengan perasaan yang dongkol dan juga sangat kesal, Landa hanya bisa membuang napasnya dengan kasar.

"Silakan turun, Nona. Kita sudah sampai di depan kantor." Ucap Ciko membuka suara sambil melepaskan sabuk pengamannya.

"Ada gitu ya, sekretaris macam ini orang. Sudah gitu, galak, lagi. Dih, benar-benar sangat menjengkelkan, beruang kutub saja sampai kalah dengan sikap dingin dan angkuhnya itu." Gerutu Landa dengan penuh kekesalan, lantaran ulah dari seorang Ciko yang sudah membuatnya geram.

Ciko sendiri yang mendengarkannya pun, hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dan juga melepaskan sabuk pengamannya.

Masih dengan perasaan dongkol, Landa langsung bergegas keluar dari mobil tanpa harus menunggu pintu mobilnya dibuka oleh calon sekretaris nya serta bodyguardnya.

"Nona, mari saya antarkan masuk kedalam." Ucap Ciko seraya memberi hormat pada Bosnya.

Landa sendiri tidak menghiraukannya, ia terus berjalan dan masuk kedalam kantor dengan percaya dirinya.

Dengan sigap, Ciko mengikutinya dari belakang.

Ketika berada dalam kantor, tidak ada satu karyawan pun yang menyambutnya dengan hangat. Justru, semuanya tengah sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Kantor macam apa ini? satupun tidak ada yang menyambutku dengan hangat, apakah mereka semua tidak tahu, jika aku ini penerus keluarga Ningrat?" gumamnya sambil berjalan.

Bahkan, tidak ada satupun yang memperhatikan Landa ketika berjalan menuju ruang kantornya. Meskipun belakangnya ada Ciko sekalipun, mereka semuanya cuek dan juga tidak ada yang menyapa keduanya.

Ketika hampir sampai di ruang kerjanya, Ciko mempercepat langkah kakinya dan mensejajarkan dengan langkah kaki Bosnya.

Saat sudah berada didepan ruang kerja, Ciko membuka pintunya.

"Silakan masuk, Nona." Ucap Ciko dengan hormat dan tak lupa membusungkan badannya.

Landa pun masuk kedalam ruang kerjanya dan diikuti oleh Ciko dari belakang.

Betapa terkejutnya ketika mendapati meja kerja yang akan ditempati sekretarisnya itu.

"Apa-apaan ini, kenapa ada meja kerja sekretaris? memangnya tidak ada ruangan khusus untuk sekretaris?"

"Tidak ada, Nona. Semua ini yang mengatur Tuan Herdi sendiri, saya hanya mengikutinya dan melaksanakan perintahnya." Jawab Ciko dengan menunduk.

Dengan kesal dan tidak mempunyai kebebasan ketika menerima tamu, Landa meletakkan tasnya dengan kasar.

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

Rasain Landa

2023-01-22

1

Wirda Laili

Wirda Laili

dorsozpf

2023-01-13

1

Kinan Rosa

Kinan Rosa

kapok Lo Landa emangnya kamu kira akan menjadi bos yang bebas mengundang tamu gitu 👏 atau teman soping mu😁

2022-10-08

1

lihat semua
Episodes
1 Tidak bisa di tolak
2 Perintah
3 Sangat kesal
4 Serasa dikerjain
5 Perlu Waspada
6 Merayu
7 Menyetujui syarat yang diberikan
8 Tetap pada tujuan awal
9 Tidak beruntung
10 Merasa dikerjain
11 Menjadi obat nyamuk
12 Penasaran
13 Sebuah permintaan
14 Kena marah
15 Mendapatkan keputusan
16 Menerima permohonan
17 Merasa Terhina
18 Pertemuan
19 Penjagaan Yang Ketat
20 Meminta izin
21 Sangat terkejut
22 Jatuh pingsan
23 Penjelasan yang cukup akurat
24 Tidak ditemukan
25 Seperti terpojok
26 Sungguh tidak menyangka
27 Merasa sakit hati
28 Dikagetkan
29 Terpaksa berbohong
30 Bertemu
31 Saling berebut
32 Takut hatinya akan terluka
33 Berusaha untuk tidak bertengkar
34 Penjelasan
35 Mengetahui kebenarannya
36 Membuat penasaran
37 Membuat orang lain ingin tahu
38 Mendapatkan kejutan
39 Kejutan untuk sekretaris Ciko
40 Tersadar setelah diberitahu
41 Semua dibuatnya penasaran
42 Pernikahan yang sah
43 Pulang ke rumah
44 Memilih kamar
45 Ketakutan
46 Ditemani Suami
47 Gugup
48 Berusaha tetap tenang
49 Dikejutkan
50 Gugup
51 Merasa ada yang mengganggu
52 Ketahuan
53 Kejujuran
54 Memberitahu kebenaran
55 Ingin menyelidiki
56 Ketahuan
57 Tidak sabar
58 Merasa ada titik terang
59 Merasa berbeda
60 Khawatir
61 Mendapat perhatian
62 Merasa tenang
63 Merasa kesal
64 Tidak tahu malu
65 Merasa lega
66 Berterus terang.
67 Merasa terpenuhi
68 Merasa bahagia
69 Melakukan pertemuan
70 Pertemuan
71 Terkuak akan kebenarannya
72 Merasa bahagia
73 Semakin tegang
74 Merasa khawatir
75 Semakin was was
76 Kenyataan
77 Kebahagian telah didapatkan
78 BONUS CHAPTER
79 Pengumuman
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Tidak bisa di tolak
2
Perintah
3
Sangat kesal
4
Serasa dikerjain
5
Perlu Waspada
6
Merayu
7
Menyetujui syarat yang diberikan
8
Tetap pada tujuan awal
9
Tidak beruntung
10
Merasa dikerjain
11
Menjadi obat nyamuk
12
Penasaran
13
Sebuah permintaan
14
Kena marah
15
Mendapatkan keputusan
16
Menerima permohonan
17
Merasa Terhina
18
Pertemuan
19
Penjagaan Yang Ketat
20
Meminta izin
21
Sangat terkejut
22
Jatuh pingsan
23
Penjelasan yang cukup akurat
24
Tidak ditemukan
25
Seperti terpojok
26
Sungguh tidak menyangka
27
Merasa sakit hati
28
Dikagetkan
29
Terpaksa berbohong
30
Bertemu
31
Saling berebut
32
Takut hatinya akan terluka
33
Berusaha untuk tidak bertengkar
34
Penjelasan
35
Mengetahui kebenarannya
36
Membuat penasaran
37
Membuat orang lain ingin tahu
38
Mendapatkan kejutan
39
Kejutan untuk sekretaris Ciko
40
Tersadar setelah diberitahu
41
Semua dibuatnya penasaran
42
Pernikahan yang sah
43
Pulang ke rumah
44
Memilih kamar
45
Ketakutan
46
Ditemani Suami
47
Gugup
48
Berusaha tetap tenang
49
Dikejutkan
50
Gugup
51
Merasa ada yang mengganggu
52
Ketahuan
53
Kejujuran
54
Memberitahu kebenaran
55
Ingin menyelidiki
56
Ketahuan
57
Tidak sabar
58
Merasa ada titik terang
59
Merasa berbeda
60
Khawatir
61
Mendapat perhatian
62
Merasa tenang
63
Merasa kesal
64
Tidak tahu malu
65
Merasa lega
66
Berterus terang.
67
Merasa terpenuhi
68
Merasa bahagia
69
Melakukan pertemuan
70
Pertemuan
71
Terkuak akan kebenarannya
72
Merasa bahagia
73
Semakin tegang
74
Merasa khawatir
75
Semakin was was
76
Kenyataan
77
Kebahagian telah didapatkan
78
BONUS CHAPTER
79
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!