“Bapak sama ibu memang tidak mau punya anak lagi Non. Ibu masih sangat trauma akan melahirkan, karena saat non Biru lahir, non Biru langsung masuk ruang NICU karena prematur. Hampir dua bulan non Biru di sana, dan sejak itu bu Elsa seperti ketakutan dan tidak mau memiiki anak lagi. Tapi menurut saya karena waktu itu mereka masih pada muda non, jadi wajar bila Ibu seperti itu. Terlebih saat dulu sejak bayi non Biru sudah di vonis dokter—“
“Tidak apa Pak, gak usah di terusin gapapa, Biru ngerti kok. Terimakasih Pak, sudah menjawab rasa penasaran Biru. Pak Mahdi menganggukkan kepala, dan akhirnya kembali melanjutkan perjalanan mereka.
****
Sejak kejadian kemarin, kini hubungan Biru dan Langit kembali renggang. Biru yang masih menunggu penjelasan dari Langit tentang mengapa Langit bisa menggendong Sisil dan meninggalkan nya begitu saja. Sementara Langit yang juga menunggu penjelasan Biru, mengapa saat ia kembali ia tidak menemukan Biru dan malah melihat Biru jalan berpelukan dengan seorang laki laki lain. Ya, saat Darren membopong Biru, Langit melihat nya dari lantai atas, tentu saja Langit sangat marah namun saat ia mengejar nya ia sudah kehilangan jejak.
Saat bertemu dan berpapasan di jalan, keduanya hanya diam dan saling mengabaikan membuat kedua sahabat mereka mengerutkan dahi karena bingung. Belum lama mereka melihat Langit dan Biru begitu lengket bak perangko, namun kini mereka melihat mulai retak kembali.
Gerry dan Maxim menatap pada Rina dan Sasa saat matanya bertemu, mereka kompak mengangkat kedua bahu nya dan menggelengkan kepala saat melihat raut wajah Langit dan Biru yang terkesan datar.
“Lang, makasih yah,” ucap Sisil yang tiba tiba datang menghampiri Langit, namun tak membuat langkah kaki Biru terhenti. Ia menulikan telinga nya dan masih fokus pada jalan di depan, tujuan nya saat ini adalah kantin.
“Hemm,” jawab Langit singkat lalu ia juga segera melanjutkan langkah nya untuk pergi ke Taman.
“Lang, kalian ada masalah apa sih? Kemarin masih asik loh, masih lengket,” tanya Gerry saat sudah sampai di taman. Langit langsung mendudukkan dirinya di kursi yang biasa ia duduki bersama Biru.
“Gapapa, gue mau tidur. Kalian pergi aja!” usir Langit memilih langsung merebahkan kepala nya di kursi itu dan segera menutup matanya dengan lengan tangan nya.
****
Pulang sekolah, Biru sangat senang lantaran dirinya di jemput oleh sang ayah, bukan pak Mahdi seperti biasa. Biru segera menghambur ke pelukan ayah nya hingga membuat nya menjadi pusat perhatian. Biru tidak memperdulikan sekitar, ia segera masuk ke dalam mobil dan langsung bercerita seperti biasa saat pulang sekolah.
Meski umur Biru sudah tujuh belas tahun, namun ini adalah tahun pertama dirinya sekolah di tempat umum dan memiliki banyak teman, tentu saat Biru sellau antusias setiap harinya untuk bercerita kepada orang rumah, termasuk ayah nya.
“Gila, itu siapa woy?”
“Ganteng bebs!”
“Duren kah?”
“Jangan jangan sugar daddy nya Biru?”
“Woahh, pantes aja dia putus sama Langit, ternyata dia udah dapet yang jauh lebih mateng.”
“Gila sih, kalau gue jadi Biru, gue juga pilih yang hot sugar daddy kaya gitu. Daripada sama anak sekolahan yang masih belum jelas masa depan nya.”
Bisik bisik mulai terdengar di telinga Langit, membuat laki laki itu langsung mengepalkan tangan nya dengan erat. Ia berusaha tidak perduli, namun matanya juga melihat dengan jelas bagaimana Biru berpelukan dan bahkan tak jarang dirinya di cium dan mencium lelaki dewasa itu, hingga membuat darah nya terasa semakin mendidih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Enik Della
la itu bapaknya ya wajar dong peluk cium
2023-02-15
2
Ita rahmawati
anjiiiirrr itu buapak nya wooooyyy 🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤣🤣🤣
2023-02-06
0
Ririe Handay
emang ayah bunda punya biru umur berapa
2023-01-14
0