Tata menghidangkan makan malam dimeja makan, meletakkan segelas jus dan segelas air putih serta semangkuk sup sapi dihadapan braice. lalu mulai menyendokkan nasi dan lauk di sebuah piring dan meletakkan dihadapan braice juga
mereka makan tanpa suara, braice merasa masakan istri kecilnya benar benar sangat enak sekali."tolong tambahkan lagi" pintanya, tata mengambilkan tambahan makanan buat suaminya
setelah makan malam selesai, tata membereskan piring kotor dan mencucinya, terlihat suaminya duduk dikursi bar sedang menatapnya.
"kau mau sarapan apa? berat atau ringan?" tanya tata tanpa menoleh
"semua yang kau sediakan akan aku makan" jawab braice
"kalau sudah bekerja, kau cukup sediakan sarapan dan makan malam, untuk makan siang aku akan mengantarnya untukmu" tata menatapnya dua detik lalu melanjutkan bersih bersihnya.
jam 20:00 tata sudah membersihkan ruang makan dan dapur, ia segera menuju ke lantai dua.
"aku akan bekerja sebentar, bisa membuatkan aku minuman apa saja dan antar ke ruang kerjaku?" tanya braice , tata tak jadi naik. ia mengangguk dan segera membuatkan suaminya minuman . braice sudah naik duluan ke ruang kerjanya.
tok tok tok
"masuklah.. " tata masuk dan meletakkan minuman disana lalu keluar
"mau kemana?" tanya braice
"menyelesaikan pekerjaanku" jawab tata tanpa menoleh
"duduklah sebentar" pinta braice, tata kembali dan duduk
"kita baru menikah, perlu adaptasi dan penyesuaian dua manusia beda kepribadian , ku harap kita bisa sama sama berusaha mewujudkan rumah tangga bahagia" tata hanya menyimak
"ada satu yang aku tegaskan dalam rumah tangga kita, kita berdua pasangan dewasa, mau sebesar apa pertengkaran, aku tidak suka ada salah satu yang pergi meninggalkan rumah"
"sebesar apapun masalah kita, sebesar apapun pertengkaran kita, mungkin kita tak bisa nenyelesaikannya hari itu, tapi kita akan menyelesaikan pelan pelan dihari lainnya"
"bila sampai ada yang meninggalkan atau pergi dari rumah, aku anggap tidak dewasa dan sudah menyerah pada rumah tangga ini"
"baiklah.. apakah sudah selesai?" braice mengangguk, tata segera keluar ruangan dan kembali masuk kekamarnya. ia mengeluarkan laptop dimeja kerja yang berada dikamar. ia memeriksa laporan perusahaannya
jam 22:00 tata mematikan laptopnya dan segera mengganti gaun tidurnya. ia masuk ke alam mimpi
sementara braice dia larut dalam pekerjaannya, saat melihat jam. ternyata sudah pukul 02:00 . ia mematikan laptop dan masuk kekamarnya.
ia melihat istrinya tidur dengan pulas. bajunya sudah tersingkap. pemandangan indah membuat pikirannya kemana mana. ia segera menarik istrinya masuk kedalam pelukannya. dan mulai melakukan atraksi disana.
terdengar d*s*h*n dari mulut tata yang masih dalam keadaan tidur. braice menjalankan aksinya dengan semakin semangat setelah mendengar suara istrinya.
tata terbangun karena merasa ada yang mengganggunya, perlahan ia membuka matanya. ia melihat braice sedang melakukan atraksi
"aku menginginkanmu amour, aku merindukanmu" bisik braice dengan suara parau. tata hanya mengangguk.
dua jam berlalu braice menyelesaikan pertarungan dengan saling meneriakan nama mereka .
tata langsung tidur tak bisa bergerak lagi . tenaganya sudah hilang semua.
"terima kasih amour, kau nikmat sekali, kau canduku" bisik braice. tata hanya mengangguk lalu masuk ke alam mimpi
***
tiga bulan kemudian
tata dan braice sudah kembali bekerja, kehidupan mereka tak ada perubahan sama sekali. tetap dingin dan ada dinding pembatas. kecuali kehidupan malam mereka tetap berlangsung panas layaknya pasutri muda.
mereka berangkat pagi pagi sekali untuk bekerja, lalu jam 17:00 keduanya wajib sudah berada dirumah sesuai komitmen mereka di awal menikah
hari ini mama elda datang ke RS mau mengajak menantu cantiknya makan siang, jam 12:00 braice dan tata ke loby menghampiri mama elda. braice mengajak makan siang tak jauh dari RS.
"mama mau memberi kalian undangan pernikahan Joseph sepupu braice. acaranya sabtu garden party" elda mengeluarkan undangan dari tasnya lalu menyerahkan pada mereka berdua
braice membukanya. lalu menyerahkan pada istrinya, "dress code hitam , hari sabtu" ucapnya, tata mengangguk
"oh ya, braice.. kapan kalian memberi mamah cucu? kalian tidak sedang menunda kehamilan kan?" tanya elda
"ahh tidak mah.. braice dan tata sedang berusaha, tiap malam juga kami selalu membuat adonan, braice juga ingin segera memiliki anak mah" jawab braice sambil bercanda. elda tergelak .
wajah tata berubah datar.
"aku tak mungkin memiliki anak dengan kondisi rumah tangga seperti ini, kecuali kelak keadaan kami sudah membaik" batin tata , tanpa sepengetahuan braice, ia selalu mengkonsumsi pil anti kehamilan sebelum berangkat kerja karena dia tak siap mengandung saat ini.
"baiklah baiklah.. mama tunggu kabar baik dari kalian . ayo kita kembali, jam makan siang kalian segera berakhir" ajak elda, mereka segera bangkit menuju parkiran
***
Sorenya tata mengemudikan mobilnya kembali ke apartemen. ia segera ke dapur dan mulai memasak. setelah memasak ia meminta maid memasukkan makanan ke mesin penghangat.
ia segera naik ke kamar membersihkan diri, badannya penat sekali. ia berendam dengan aroma therapy
braice pulang dan masuk ke kamarnya. ia tak menemukan istrinya, tapi ia melihat pintu kamar mandi tertutup dengan lampu menyala, ia juga melihat barang istrinya ada dimeja kerja, ia menduga istrinya sedang mandi
braice melemparkan jas ke sofa lalu melepaskan dasinya. ponsel tata bergetar dari dalam tasnya. braice bangkit dari sofa dan mencari ponsel istrinya didalam tas. ternyata kakak iparnya
"halo jie, tata mandi, nanti akan dihubungi kembali setelah ia keluar"
"ah tak apa.. aku hanya menanyakan besok pernikahan kolega mami, apakah ia ikut"
"siapa nama pengantinnya jie?"
"joseph dengan angelin"
"itu sepupuku, kita akan bertemu disana besok jam 19:00"
"baiklah sampai ketemu besok"
braice mau mengembalikan ponsel tata ke dalam tasnya tapi tangannya menyentuh sesuatu , seperti obat. braice mengambil dan membacanya. pil pencegah kehamilan.
braice menggeretakkan giginya dan mengepalkan tangannya . tata sudah keluar dari kamar mandi
"kau minum pil ini?" tanya braice sambil menahan kemarahannya
"ya " jawab tata datar, melihat reaksi tata braice semakin marah
"ya kau bilang? apakah kau sudah mendiskusikannya padaku? apa kau menghargaiku sebagai suami hah?" bentak braice dengan suara menggelegar
"aku dan sekeluarga besarku sungguh mengharapkan kehadiran bayi mungil darimu, kau anggap kami ini semua apa hah??"
"bagimu mungkin pernikahan ini hanya mainan sehingga kau memperlakukan aku seperti ini" teriak braice
ia mengambil jas dan tasnya
BRAKKKKK
Braice membanting pintu kamarnya, lalu keluar dari apartemen
Tata seumur umur baru dibentak seperti itu, merasa sangat terpukul, ia merasa dunianya berputar, lalu terasa semuanya gelap
Maid yang terkejut mendengar bantingan pintu tuannya, segera berlari kekamar mencari nyonyanya
dia menemukan nyonyanya terbaring dilantai , ia segera memapah tata ke ranjang. dan mengoleskan minyak angin ke leher kepala hidung tata sambil memijat tangan dan kakinya
tak lama tata siuman
"nyonya sudah bangun? saya takut sekali, nyonya mau ke rumah sakit? saya antarkan ya" ucap maid itu saat melihat tata membuka matanya , tata menggeleng
"nyonya makan dulu bubur ini sedikit baru kita minum obat ya" bujuk maid itu sambil menyuapkan bubur pada tata. tata memakan sedikit buburnya
"bi.. tolong ambilkan sebuah kotak warna perak di dalam laci lemari pakaian paling kiri" pinta tata. setelah menemukan kotak yang dimaksud , maid itu segera kembali. tata membuka dan mengeluarkan beberapa obat obatan lalu meminumnya.
"bi tolong ambilkan sepasang baju tidur saya, laptop, ipad, tas, carger, kotak obat ini dan ponsel saya , pindahkan ke kamar tamu ya" maid mengerjakan semua perintah nyonyanya
"bantu saya kekamar tamu" maid memapah tata ke kamar tamu
"bibi pulanglah , hari sudah malam, saya juga ingin istirahat, rasanya ngantuk setelah minum obat, jangan lupa beresin kekacauan dikamar dulu" ucap tata.
"tapi nyonya"
"aku baik baik saja, sebentar tuan akan pulang" maid menjalankan perintahnya lalu segera pulang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments