"aku tak sengaja menaikkan suaraku, aku minta maaf" bisik braice saat membukakan pintu mobil untuk istrinya. tata hanya diam
dihari pertama menikah, ia sudah tak nyaman dengan suaminya ini. ntah rumah tangga apa kedepannya yang dia jalani kedepannya. ia mulai membangun benteng pertahanan untuk menjaga hatinya jangan sampai memiliki harapan pada suaminya ini
sepanjang perjalanan tata hanya diam, memeriksa ipadnya. braice tau istri kecilnya tersinggung. ia sudah minta maaf tapi istrinya masih diam. ia tak punya pengalaman menghibur wanita . akhirnya ia memilih diam sampai mobil memasuki pekarangan mansion maggie
"terima kasih sudah mengantar" ucap tata segera turun dari mobil setelah menyimpan ipadnya kedalam tasnya . braice menahan tangannya
"kau mengusirku pulang seperti biasanya saat aku mengantarmu, kau lupa kau istriku?" tanya braice dingin
"ah maaf. turunlah" ucap tata dingin. ia segera turun . braice menghembuskan nafasnya. wanita memang susah di pahami. ia segera turun dari mobil.
"siang semua..." sapa braice sopan di ruang keluarga lantai dua. ada maggie, vin, audi, irell disana, masih ada carter, nathan, nathalie yang sedang bermain game online
"siang..." balas mereka serempak
"wah pengantin baru, berapa ronde tadi malam bro?" goda vin. semua tergelak.
"dua ronde, tata sudah tak kuat" jawab braice cuek. vin melotot
"adikku sekecil itu, kau harus memberinya poin bro" semua terbahak bahak
"oh ya mi.. hari ini braice mau ijin ke mami membawa tata pindah ke apartemen rodz, selama ini braice tinggal disana kalau hari kerja" ijin braice
"akhh kalian tak mau tinggal disini?" tanya maggie
"kami baru menikah, biar kami belajar mandiri ya mi" ijin braice sopan. akhirnya maggie mengangguk pasrah
"dia anak bungsu disini, sedari kecil kami sangat melindunginya dan menyayanginya, selalu menjadi gadis kecil kami yang manja. sejak pergi ke perancis, dia sudah menjadi wanita mandiri yang berusaha kelihatan kuat padahal dalamnya rapuh" maggie terlihat sendu
"kalau dia salah , beritaulah baik baik bro jangan membentak dan memukulnya. dia akan meninggalkanmu nantinya" pesan vin
"jagalah gadis kecil kami baik baik, suatu hari kalau kau sudah tidak mampu bersabar, jangan kau lukai hati dan fisiknya, kembalikan baik baik pada kami, kami akan menerimanya" maggie meneteskan airmatanya, virell dan audi ikut menangis
"halo semua.." tata masuk membawa koper kecil. semua segera menyeka airmata mereka. tata lalu mencium pipi maminya lalu duduk disela sela antara vin dan virell. ia mendusel didada vin. vin memeluknya
"kau sudah menikah , sana bermanja pada suamimu, kau salah dada" ledek virellia , tata mencebik , semua tertawa
braice melihat interaksi mereka. sesungguhnya ia ingin tata berada di dadanya, cuma ia gengsi dan memilih diam
"kau iri sekarang bro? hahaha" ledek vin
"berikan kenyamanan dan kasih sayang pada wanitamu, mereka akan menjadikan dadamu sebagai sandaran" vin menjelaskan dengan santai sambil memeluk audi yang berada disampingnya bersamaan dengan memeluk tata
"kalian makan sianglah dulu baru berangkat, mami ada masak makanan kesukaan tata" ajak maggie
"boy girls lets go" ajak virellia ke arah 3 bocah yang sedang bermain game. ketiganya segera menyimpan ipad mereka dan memeluk maggie . lalu turun kebawah
"oma lili mau makan nuggets dan kentang" pinta nathalie saat di ruang makan
"oma akan membuatkan nugget dan kentang sebagai camilan nanti sore, sekarang makanlah dulu yang sudah tersedia" lili mengangguk patuh
setelah tata mengambilkan minuman, nasi beserta lauk ke hadapan braice. mereka makan siang dengan tenang
setelah makan mereka pamitan menuju apartemen braice. maggie, virellia, claudia memeluk tata sambil menangis. vin memeluk dan mengecup kening adiknya.
"jaga adikku baik baik, kalau kau menyakitinya, aku akan membawanya pergi" tegas vin lalu memeluk braice
"mobilmu akan aku kirim siang ini ke apartemenmu" ucap virellia , tata mengangguk
braice menjalankan mobilnya. diperjalanan tata hanya diam. ia masih sakit hati dibentak braice tadi.
"ahh apa yang kuharapkan dengan pernikahan hasil perjodohan paksa ini, tak ada gunanya kau peduli kelakuan suami terpaksamu ini tata" batinnya.
tata memilih mengambil ipadnya dan mulai memeriksa beberapa data melalui email
"turunlah kita sudah tiba" suara braice terdengar. tata menyimpan ipadnya lalu turun dari mobil. braice mengambil koper tata dibagasi belakang. lalu mereka naik ke unit braice di lantai 22
braice membuka pintu dengan kode. "kodenya ulang tahunmu"
braice masuk ke dalam dan melepaskan sepatunya . "ikutlah"
tata mengikutinya naik ke lantai dua apartemen yang sangat mewah itu
"disini ada tiga kamar, ini kamar utama kamar kita, disebelah kamar tamu, dan satunya aku ubah jadi ruang kerjaku. ini ruang keluarga" braice menunjukkan ruangan di lantai dua.
"kau bebas melakukan apapun di apartemen ini bahkan mengubahnya sesuai kemauanmu, hanya satu ruangan yang jangan di apa apakan yaitu ruang kerjaku, aku biasa tak mengizinkan siapapun masuk kedalamnya"
"dilantai satu ada sebuah kamar tamu , tiap siang sampai malam akan datang maid membersihkan apartmen, dia tidak menginap" tata hanya diam mendengarkan
braice membuka pintu kamar utama, terlihat sebuah kamar yang sangat mewah sekali, "disana walk in closetmu, warna pink. semua sudah diisi mamah dengan lengkap. yang grey milikku" tata segera menuju walk in closet meletakkan beberapa barangnya
lalu ia membersihkan diri di bathroom. dan mengambil tiga pasang pakaian braice meletakkanya disofa, piyama, baju rumahan, baju kerja .
tata turun membawa ipadnya menuju dapur. ia memeriksa isi lemari dan kulkas. peralatan memasak sudah melengkapi dapur mewah itu. kulkas juga dipenuhi bahan makanan. elda sudah melengkapi semuanya karena menurut info dari maggie, tata suka memasak
TING TONG
tata melihat layar di dinding, cctv menyorot mang dadang supir keluarganya ada didepan pintu. tata membukanya.
"non ini kunci mobilnya , tadi mamang parkir di B2, trus ini kunci apartemen dari non virell, letaknya satu lantai diatas apartemen ini, di lantai 23 tepat di sudut"
"makasih ya mang uda mau anterin" tata menyalami lima lembar uang merah pada supir yang sudah bekerja 25 tahun pada keluarganya itu
"ahh non mamang jadi ga enak, ini tugas mamang non"
"simpanlah buat anak anak, makasih ya mang" tata segera menutup pintu saat mang dadang sudah memasuki lift
"siapa yang datang?" tanya braice yang sudah dihadapan tata
"supir dirumah mengantarkan mobilku" ucap tata dingin, dia segera menuju dapur, menyiapkan bahan bahan yang mau dipakai memasak makan malam
braice duduk di kursi bar sambil menghela nafas melihat istri kecilnya menghindarinya dan kembali bersikap dingin padanya.
"makan dan minumlah" tata meletakkan sepiring kecil buah buahan dan segelas juss buah segar dihadapan braice . lalu kembali nenyibukkan diri didapur
braice bisa melihat gerakannya sangat lincah dan teliti. setelah semua beres, tata terlihat membersihkan dapur
ketika tata naik kelantai atas, braice mengikutinya dan segera memeluknya dari belakang saat mereka sudah didalam kamar
"kau masih marah?" tanya braice
"tidak.. " jawab tata dingin berusaha melepaskan diri dari braice , braice malah mengangkatnya ke tempat tidur dan mulai bermain main ditubuh tata
"aku menginginkanmu" bisiknya parau, tata hanya pasrah , mau menolak ia tau tak berguna, ia tak kan bisa melawan tenaga braice, lagipula slain dosa menolak suami, tubuhnya malah menginginkan
dua jam braice sudah menyelesaikan pertarungan sorenya bersama istri kecilnya
"terima kasih amour, kau sungguh nikmat sekali" ia mengecup kening tata dan ambruk disampingnya
tata bangkit membersihkan sisa percintaan mereka lalu turun kebawah. badannya serasa mau remuk. ia segera menyelesaikan masakannya dan tujuannya hanya satu saat ini. mandi air hangat untuk mengurangi rasa pegalnya
sehabis memasak ikan asam manis, ayam telor asin, kangkung sambel terasi, sup daging sapi untuk porsi yang secukupnya, tata segera meletakkan semua makanan kedalam mesin penghangat makanan. dan masuk ke bathroom dikamarnya.
sebelum masuk ke bathroom ia sempat melirik suami tampannya duduk didepan laptop dengan harum sabun mandi yang maskulin
30 menit kemudian ia keluar dari bathroom, badannya sudah sangat relax setelah berendam sebentar dengan aroma therapi tadi
ia segera mengumpulkan pakaian kotor kekeranjang.. meletakkannya di luar kamar, membereskan meja rias dan peralatan mandi yang tadi dipergunakan
ia sangat pembersih dan rapi. dia menyelesaikan dengan cepat.
"makan malam sudah selesai, turunlah" ucapnya dingin dan segera keluar kamar membawa keranjang pakaian kotor menuju pantri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments