Hadiah

Happy Reading.

****

Kenny POV

Aku menghabiskan waktu yang menyedihkan dengan menangis di ruang perpustakaan. Aku meringkuk di sofa sambil menatap buket bunga dan paper bag yang tidak berani ku buka isinya di meja.

Aku tidak tau sudah pukul berapa ini. Aku merasa aneh saat Scout tidak membelaku. Aku tidak salah. Tapi, Scout hanya melihat yang nampak di mata. Aku memejamkan mataku.Akuu benar-benar kecewa dan sakit hati. Lalu, ponselku berdering. Harry. Oh, aku bersyukur. Kuharap keadaanku membaik mendengar suaranya.

"Hallo, Ken?"

"Hai.."

"Kau menangis? Suaramu terdengar serak."

"Tidak.. Aku hanya baru bangun.."

"Bagaimana keadaanmu?"

"Sudah membaik.... Terimakasih untuk waktu itu"

"Tidak, justru aku yang meminta maaf padamu. Karena kejadian itu... Seharusnya aku memeriksa makanan itu mengandung kacang atau tidak."

"Sudahlah.. Yang berlalu biarlah berlalu."

"Ken.. Kau mau bertemu besok?"

Harry... Jangan berharap apapun padaku.

"Entahlah.... Aku akan memulai belajar musik. Jadi aku ingin mencari tempat yang cocok untukku memulai karier di bidang musik."

"Keluargaku punya studio, kau bisa jika kau mau."

"Harry...." suaraku setengah memohon.

"Yah..."

"Bersikap baiklah pada Lolita, mulutnya memang kasar, tetapi ku pikir dia orang yang baik."

"Kenapa kau bicara begitu?"

"Apapun tentang kita sudah berakhir." Ini yang terbaik.

"Apa yang di katakan Scout padamu?" suaranya meninggi sekarang.

"Tidak ada Harry. Tidak ada. Aku tidak ingin memutuskan hubunganku denganmu, kau adalah orang yang kusayangi." Aku tidak tau kau kusanyangi dari segi apa, Harry.

"Ken.. Jangan menyerah untukku. Dan aku pun begitu. Aku akan membantu perceraianmu jadi jangan menyerah. Akan kututup. Selamat malam." lalu Harry segera menutup telepon. Lalu aku menangis lagi. Sial. Kenapa cengeng. Aku yang mengusirnya, kenapa aku pula yang sakit hati? Kenapa hati sialan ini begitu egois. Menginginkan kasih sayang dari kedua belah pihak?

Aku menguatkan diriku, menyalakan musik di ponselku dan berhenti menangis. Aku meresap lantunan musik piano itu. Menenangkan jiwa. Aku harus berpikiran jernih sekarang dan menata hati. Dan aku mulai memantapkan hati untuk bercerai dan meninggalkan kisahku dengan Harry saat dulu.

****

Scout POV

"Dia baik-baik saja.. Tidak ada cedera yang parah." ucap dokter. Lalu aku bernapas lega. Baguslah. Kupikir Ken membunuhnya.

Dokter itu pun pergi dan aku masuk ke dalam kamar. Jenn berbaring dan tersenyum padaku. Aku menghampirinya.

"Yah.. Kenny sedikit kasar dan tidak terduga,bukan?"

"Jangan melecehkannya."

"Aku senang kau membelaku. Kupikir kau akan membela pelaku dan bukan korban."

"Jenn... Aku tidak tahu apa masalah kalian berdua. Tapi Ken tidak melakukan sesuatu tanpa mendasar. Aku tidak sepenuhnya membelamu."

"Aku hanya mengobrol sedikit tapi dia marah dan mendorongku."

Sial. Mendengarnya menyalahkan Ken membuatku marah.

"Aku akan pergi."

"Tidak bisakah kau menemaniku, Scout?" dia menahanku dengan tangannya memegang tanganku.

Aku menghela nafas.

"Jenn.. Kau kuanggap karena kau putri dari orang yang dihormati keluargaku dan aku sendiri. Jika bukan karena itu, kau tidak akan di sini."

"Dia tidak menyayangimu."

"Dia akan... Mungkin tidak sekarang, namun nanti."

"Scout.. Dia menyukai pria lain. Mengapa kau menghabiskan tenaga dan pikiran pada orang yang tidak menginginkanmu di saat ada aku yang tulus padamu?"

"Aku tidak segan-segan mematahkan lenganmu yang sehat sekarang jika kau tidak melepaskanku."

"Scout... Kumohon..."

Aku menghela napas. Lalu melepas tanganku darinya.

"Beristirahatlah.. Kau harus segera sembuh dan pergi dari sini."

Lalu aku bergerak meninggalkan kamar itu. Aku berjalan menuju perpustakaan. Aku menyesal mengatakan hal seperti tadi pada Kenny. Sejujurnya aku tidak tau kisah yang sebenarnya. Tapi langsung menghakimi. Namun, melihat Jenn di posisi itu dan raut marah wajah Ken seolah menjelaskan semuanya.

Aku berjalan ke arah sofa dan melihat Ken tertidur di sana. Aku duduk di seberang sofanya. Jelas dia menangis. Ditambah wajahnya memerah begitu. Dia sngat cengeng. Dari dulu sampai sekarang

Aku melihat juga kartu ucapanku sudah di baca. Apa dia sudah melihat hadiahnya? Seharusnya hari ini aku membuat dia tersenyum tapi itu lebih susah dari pada yang kuharapkan.

Aku bersandar pada punggung sofa. Menatapnya penuh sedih. Dia akan segera meninggalkanku. Aku tau itu. Di tambah dengan keberadaan Harry di sini. Proses perceraian akan lebih mulus mengingat kekuasaan Harry dan segala koneksinya.

Sial... Seharusnya aku bersikap manis dan mengontrol emosiku. Tapi... Selalu begini. Terus begini. Tidak bisa menahan emosi. Bayangan Kenny meninggalkanku semakin jelas di kepalaku sekarang.

Aku bangkit berdiri dan menuju ke arahnya. Lalu bertumpu pada kakiku dan mensejajarkan wajahku padanya. Dia selalu nampak cantik. Dari dulu awal aku mengenalnya. Dari remaja. Yah, aku sudah mengenalnya sejak kami masih remaja. Tapi dia tidak.

Aku mengelus wajahnya. Lalu aku mengangkat tubuhnya dan menggendong penuh kehati-hatian. Tapi dia tetap terbangun.

"Scout.... Turunkan aku." suaranya rendah dan serak.

"Aku ingin menggendongmu." ucapku seraya berjalan.

"Bungaku tertinggal." Aku berhenti.

"Kau suka?"

"Tidak juga. Hanya saja sulit melhat hunga semekar itu di musim gugur."

"Aku akan membeli lebih banyak."

"Scout, aku ingin bicara. Dan aku bukan pasien seperti Jenn yang harus digendong-gendong."

Suaranya dingin sekali. Aku menyerah dan melepasnya. Dia lalu berjalan menuju soffa dan aku mengikutnya.

Kami duduk berseberangan. Dia diam dan aku pun diam.

"Apa isinya?" dia tersenyum pada paper bag dan membukanya.

"Bukalah..." aku antusias melihat senyumnya.

Di membuka dan melihat kalung emas putih dengan liontin bulat berhias permata hitam. Sederhana. Aku sengaja memilih itu karena Ken tidak suka perhiasan.

"Bagus.. Kau yang memilihnya?" Oh, dia benar-benar menyukainya.

"Yah.. Aku sengaja memilih yang sederhana karena kau tidak suka perhiasan." Aku sekarang bahkan tidak bisa menahan senyum malu-maluku. Sial. Aku pasti nampak konyol sekarang.

"Apa memiliki makna?"

"Ada, penjualnya berkata liontinnya bermakna hadiah." Yah, dan kau adalah hadiah yang selalu kuinginkan.

"Kau mau memakaikannya padaku?" aku terkejut bukan main. Kupikir dia hanya akan memuji lalu menyimpannya menjadi fosil seperti cincin nikah kami. Namun aku segera berjalan ke arahnya dan membantu memasang kalung itu.

Aku menyisihkan rambutnya, aroma mengguar dari tubuhnya. Aku bahkan mabuk kepayang hanya dengan aromanya.

Jemariku yang dingin menyentuh kulitnya yang hangat. Aku harus segera menyelesaikan ini tauaku akan memaksa nafsu padanya seperti waktu-waktu dulu.

Setelah itu aku buru-buru kembali duduk. Aku harus menjaga jarak aman. Dan.. Well... Itu cantik. Kulitnya memang tidak putih, namun cenderung cokelet. Tapi itu cocok untuknya.

"Cantik...." ucapku.

"Terimakasih... Untuk hadiahnya. Aku tidak tau alasanmu menjadi baik padaku. Namun itu berarti banyak padaku."

"Ken... Maaf soal tadi. Aku tidak tahu masalah sebenarnya namun langsung menghakimi."

"Aku memang tidak menyukainya dan begitu pun dia. Namun sebenci-bencinya aku pada seseorang, aku tidak akan mencelakai orang tersebut."

"Seperti aku misalnya." ucapku tanpa sadar dan dia menatapku sendu seolah membenarkan apa yang kukatakan.

"Mungkin... Aku selalu bertanya-tanya kenapa kau begitu baik secara tiba-tiba? Padahal dulu kau begitu......." Dia tidak meneruskannya dan aku tau apa yang dimaksud.

"Aku...." Aku menyukaimu. Itu yang ingin kuucapkan namun mulutku berat sekali mengucapkannya. Dia menatapku penuh harap namun aku hanya diam seperti orang bodoh.

"Scout... Apapun itu, itu tidak akan memperbaiki apapun di antara kita. Baik masa lalu maupun masa depan. Jangan memaksakan dirimu karena itu malah membuatku merasa bersalah pada seseorang yang seharusnya kubenci." Dengan itu dia segera pergi membawa buket bunga itu. Dan aku hanya memikirkan kembali ucapnya. Aku sakit hati. Aku tidak menyalahkan perkataanya. Aku pantas di benci, namun jangan saat setelah dia membuatku melayang dengan senyumnya dan membuatku jatuh, rasanya menjadi dua kali lebih menyakitkan. Dadaku sesak dan perih. Apakah sungguh tidak ada harapan untuk kami?

****

MrsFox

Terpopuler

Comments

Dwi Sasi

Dwi Sasi

Sedihnyaaaa

2023-10-23

0

dewi

dewi

😭😭😭😭

2022-03-31

0

lusi arinta

lusi arinta

I love your story'❤️❤️❤️

2021-07-05

0

lihat semua
Episodes
1 Lembaran Baru
2 Tidak Terduga
3 Thankyou..
4 Berbeda..
5 Aku sedang Berusaha
6 Menyalahkan pada yang tak ada
7 Blind Date
8 Bertemu lagi...
9 Izinkan aku menyentuhmu
10 Aku akan berubah untukmu
11 Kembali mengingat
12 Menerkammu
13 Kegiatan normal 1
14 Badai di mulai..
15 Badai lain menggoncang
16 Rubah Pertama
17 Rubah yang lain
18 Lawan
19 Tipu Daya
20 Hadiah
21 Hari baik
22 Pelampiasan
23 Keegoisan
24 Lesung pipi
25 Alasan
26 Pria Lain
27 Panas
28 Perpisahan
29 Melewati Batas
30 Apa ini kesalahan?
31 Kesalahan
32 Perkara?
33 Penggoda.
34 Alasan
35 Happy Ending?
36 Kencan
37 Kencan (2)
38 Penjelasan
39 Kepercayaan
40 Just Do It
41 Permulaan.
42 Cerita Manipulasi
43 Play with you
44 Melangkah terlalu Jauh (2)
45 Badai...
46 Perlahan Retak
47 Kesalahpahaman?
48 Kacau
49 Saputangan
50 Mulai terbongkar
51 Kebenaran...
52 Bukan begitu....
53 Semakin memburuk..
54 Say something....
55 Devil
56 It's over..
57 Episode 58
58 Bagasi yang lain...
59 Kebenaran dan Keputusan
60 Hidup Baru
61 Episode 62
62 Welcome New York, Welcome New Story
63 Party
64 Lonely man..
65 Rujuk?
66 Another Chance (21+)
67 Don't Give Up
68 Mengertilah..
69 Can't Help Falling in Love with You
70 Beauty In white
71 Just Wiggle Baby
72 Truth or Dare? (21+)
73 New Home, New Guest
74 No Hope
75 Please....
76 My Man, My Love, My Husband
77 Tiga atau satu?
78 Fix You
79 Welcome Guys
80 The Last and last (21+)
81 Epilog
82 New Era,New Place, New Story
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Lembaran Baru
2
Tidak Terduga
3
Thankyou..
4
Berbeda..
5
Aku sedang Berusaha
6
Menyalahkan pada yang tak ada
7
Blind Date
8
Bertemu lagi...
9
Izinkan aku menyentuhmu
10
Aku akan berubah untukmu
11
Kembali mengingat
12
Menerkammu
13
Kegiatan normal 1
14
Badai di mulai..
15
Badai lain menggoncang
16
Rubah Pertama
17
Rubah yang lain
18
Lawan
19
Tipu Daya
20
Hadiah
21
Hari baik
22
Pelampiasan
23
Keegoisan
24
Lesung pipi
25
Alasan
26
Pria Lain
27
Panas
28
Perpisahan
29
Melewati Batas
30
Apa ini kesalahan?
31
Kesalahan
32
Perkara?
33
Penggoda.
34
Alasan
35
Happy Ending?
36
Kencan
37
Kencan (2)
38
Penjelasan
39
Kepercayaan
40
Just Do It
41
Permulaan.
42
Cerita Manipulasi
43
Play with you
44
Melangkah terlalu Jauh (2)
45
Badai...
46
Perlahan Retak
47
Kesalahpahaman?
48
Kacau
49
Saputangan
50
Mulai terbongkar
51
Kebenaran...
52
Bukan begitu....
53
Semakin memburuk..
54
Say something....
55
Devil
56
It's over..
57
Episode 58
58
Bagasi yang lain...
59
Kebenaran dan Keputusan
60
Hidup Baru
61
Episode 62
62
Welcome New York, Welcome New Story
63
Party
64
Lonely man..
65
Rujuk?
66
Another Chance (21+)
67
Don't Give Up
68
Mengertilah..
69
Can't Help Falling in Love with You
70
Beauty In white
71
Just Wiggle Baby
72
Truth or Dare? (21+)
73
New Home, New Guest
74
No Hope
75
Please....
76
My Man, My Love, My Husband
77
Tiga atau satu?
78
Fix You
79
Welcome Guys
80
The Last and last (21+)
81
Epilog
82
New Era,New Place, New Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!