Happy Reading. Sorry bgt kalo lama up, reviewnya agak lama sebelum benar" bisa di up. Viewenya memang masih sedikit, tapi like dan coment sangatlah kuharapkan. Salam sayang dariku, Kenny, Scout dan Harry.
***
Kenny POV
Aku memilih tinggal di rumah. Menurutku, kondisi tubuhku belum fit sepenuhnya jadi tinggal di rumah adalah pilihan bagus. Aku menghabiskan waktuku di dalam perpustakaan. Membaca beberapa buku tentang musik.
Aku butuh bekal. Yah.. Aku sadar, cepat atau lambat aku harus meninggalkan tempat ini. Aku yakin perceraian itu akan datang namun tidak sekarang. Di saat waktu itu datang, aku akan berada di dunia luar dan aku butuh kemampuan untuk bertahan hidup.
Aku tidak yakin bisa menata hubunganku kembali dengan Harry, tidak setelah aku menjadi janda. Well... Orangtua Harry pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, bukan?
Terkadang aku masih mempertanyakan ketulusan Scout. Apa yang membuat dia begitu lembut dan kooperatif padaku. Aku tidak mengerti maksud tersembunyinya. Tetapi apa pun itu, itu tidak akan cukup untuk memperbaiki luka di hatiku.
Setelah orangtuaku meninggal dan semua masalahku hadir karenanya. Jadi tidak ada alasan bagiku bersamanya. Aku sudah cukup kuat sekarang untuk melawannya dan kuharap kekuatanku benar-benar membuahkan hasil yang baik.
"Hai..." pikiranku tiba-tiba ambyar karena suara menjijikkan Jennifer.
"Cuaca dingin sekali di luar, bukan?" tanya lagi saat aku tidak menjawabnya.
"Lumayan.." dia bergerak di sepanjang rak buku. Lalu membuka buku entah apa. Aku harus mengabaikan si sialan yang satu ini.
"Benjamin dan Samantha." aku mengangkat kepalaku padanya. Menatap dia saat mengucapkan nama orangtuaku. Well... Omong kosong apa lagi yang akan dia ucapkan.
"Itu nama orangtuamu, bukan?"
"Bukan urusanmu." aku kembali fokus pada bukuku. Jenn membuka tiap helai kertas dengan sangat keras yang dibuat-buat.
"Scout menceritakannya padaku."
Aku diam.
"Dia cukup sering mengunjungiku karena Scout selalu mengatakan bahwa isterinya tidak menyenangkan."
"Omong-omong, aku tidak peduli." aku menjaga suaraku tetap datar walau ucapannya benar-benar menyakitiku.
"Kau pasti berpikir Scout yang membuat orangtuamu meninggalkan?"
Si sialan ini benar-benar memuakkan. Omong kosong apa itu, hah?
"Nyatanya tidak. Kau hanya hanya terlalu naif... Scout akan membuangmu pada akhirnya."
"Aku yang akan membuangnya dan segala urusanku bukan urusanmu." koreksiku.
"Atau aku yang akan membuangmu." Nah.. Dia benar-benar tidak memakai otaknya
"Apa yang kau inginkan?"
"Aku ingin memberitahumu sebuah kenyataan di balik kisah tragismu. Scout tidak salah. Namun otakmu terlalu kecil untuk mencerna apa yang terjadi."
Aku menutup bukuku. Lancang sekali mulutmu.
"Apa masalahmu sebenarnya?" aku bangkit berdiri mendekat padanya.
"Kau adalah masalahnya."
"Itu urusanmu. Jangan berkoar-koar tentang omong kosong."
"Sayangnya itu bukaan omong kosong. Kau hanya terlalu naif dan bodoh.." dia tertawa keji. Sejujurnya nampak menyedihkan karena perban di tubuhya.
"Aku bisa mencelakaimu jika aku mau." ancamku. Dan aku tinggal beberapa langkah darinya.
"Kau bisa apa, hah?"
"Nona manis, kau duduk sekarat di atas kursi roda. Dan aku tidak."
"Scout menyayangiku. Akan tetapi, hanya karena kau..."
"Aku isterinya dan kau seorang tamu." aku menunjuk dirinya dengan jari tengahku.
"Isteri? Hahha.." dia tertawa terbahak-bahak. Kuharap dia mati secara tiba-tiba karena tertawa karena kudengar-dengar banyak kasus kematian seperti itu.
"Dia hanya menganggapmu sebagai sepotong daging hidup. Tidak lebih!!" dia setengah berteriak sekarang.
Kata-katanya benar-benar menyakitiku sekarang.
"Diam kau...." teriakku
"Jika dia benar-benar menyayangimu, tidak mungkin dia datang ke tempatku dan menceritakan betapa payahnya isterinya."
Sialan... Aku melangkah mendekat sebelum dia mendorong dirinya secara sengaja ke lantai dan membuat beberapa buku jatuh ke lantai. Hah??
"Ken... Apa yang kau lakukan?" aku melihat ke belakang dan menatap Scout. Dan mataku memincing ke Jenn. Luar biasa Jenn sialan...
****
Scout POV
Aku pulang lebih awal karena pekerjaanku selesai. Aku akan mengajak Ken makan malam di sebuah restoran jika cuaca tidak semakin buruk. Aku bahkan sudah membeli buket bunga untuknya dan sebuah kalung. Wanita suka kejutan manis seperti ini, bukan? Akan tetapi, aku tidak menyangka aku akan melakukan hal seperti ini. Perbuatan manis bukanlah aku.
Aku melihat buket bunga itu. Semoga dia suka. Aku melihat sekali lagi surat kecil yang kutulis. Aku berharap dia menyukainya. Aku bahkan menghabiskan waktuku dengan mencari tahu kesukaan wanita di internet. Jadi pastinya Ken menyukainya karena itu yang disebut di sana.
Supir melajukan mobilnya di jalanan yang tidak terlalu ramai.Udara menusuk daging hingga tulangku. Cuaca dingin adalah yang terburuk. Aku keluar dari mobil seraya memegang buket bunga dan paper bag kalung itu.
Pelayan mengambil tas kerjaku setelah aku masuk dan bertanya di mana Kenny. Setelah di beri tahu, aku menuju perpustakaan. Aku senang dia tidak kemana-mana hari ini.
Huff.. Sejujurnya aku gugup. Sialan.. Apa seharusnya aku tidak perlu berlebihan seperti ini? Ini benar-benar bukan aku.Tapi aku yakin Ken tidak akan membuangnya, suka tau tidak, Ken akan menerimanya. Karena itulah dia, merasa tidak enakan jika menolak. Baik dan naif. Semakin memikirkannya, semakin membuatku gugup dan berdebar.
Aku masuk dan mendengar suara perdebatan. Aku masuk lagi mencari sumber keributan. Lalu yang kulihat adalah Jenn yang ada di lantai. Sialan.
"Ken... Apa yang kau lakukan?" aku berjalan cepat. Aku melempar buket dan paper bag lantai sesampainya di sana.
"Scout.... Tolong.. Ken tiba-tiba.... ." wajah Jenn penuh kesakitan. Tentu saja sakit, dia seorang pasien yang belum pulih. Jenn menangis. Pasti sakit. Sialan.
"Well... Scout, ini tidak seperti yang kau lihat."
Persetan Ken.
Aku menggendong Jenn kembali ke kursi rodanya sebelum dia melenguh kesakitan.
"Aw... Terasa sakit saat duduk.."
****
Kenny POV
"Aw.. Terasa sakit saat duduk.." Jenn Sialan. Dia bahkan menangis?! Sialan. Aku memegang lengan Scout.
"Scout.... Ini hanya tipu dayanya. Percayalah." Namun segera Scout menepis lenganku. Dia menggendong tubuh Jenn. Dan aku bersumpah melihat senyum kemenangan di wajah sialannya.. Berjalan meninggalkanku. Lalu dia berhenti sejenak. Aku menatap punggungnya.
"Ken... Kau di luar perkiraanku." ucap Scout dan segera meninggalkanku. Aku melihat lengan Jenn yang menggantung di leher Scout. Jenn memberiku jari tengah.
Aku jatuh ke lantai. Benar-benar.... Aku menangis sekarang. Sial. Apa-apaan?! Aku menangis tersedu. Aku menolak menangis namun air mataku tidak bisa di kontrol.
Aku melihat buket bunga dan paper bag di dekat kakiku. Dengan air mata di pipiku, aku mengambilnya. Melihat sepucuk surat di bunga.
"Bunga ini indah dan harum seperti dirimu, Ken. Love, Scout"
Lalu setelahnya aku semakin menangis dan menangis dalan kesunyian. Ini benar-benar menyiksaku.
****
MrsFox
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Dwi Sasi
Tamu memuakkan
2023-10-23
1
Nina Melati
tdk adil u/ kenny atas semua yg terjadi, semoga kamu kuat ken
2022-11-23
0
dewi
😭😭😭😭👊
2022-03-31
0