Badai di mulai..

Happy Reading gais

*****

Kenny POV

Aku menyesal mengajak Scout makan saat ini, tatapan mencemooh itu seolah mengatakan 'jenis racun apa yang kau masukkan di sini, huh?'

Dia menatap masakanku dan aku secara bergantian dengan saksama lalu dia mengangguk kecil padaku. Anggukan itu menjengkelkan tiap sendi-sendi tubuhku.

"Dari bentuk dan aroma tidak mengecewakan. Beauty, seperti chefnya"

Omong kosong.

"Yah..."

"Tapi yang cantik biasanya mematikan, seperti ubur-ubur misalnya"

Persetan dengan penilaianmu.

"Selamat makan... Tak usah ragu, itu tidak beracun, walau aku membencimu, aku tidak akan membunuhmu." Aku langsung menyesali pemilihan kata-kataku. Astaga.Dasar mulut kurang ajar.

"Selamat makan" begitulah, Scout menyantap makannya dengan hikmat. Well, semoga kata-kataku tidak mempengaruhi rasanya.

"Tumben kau melakukan ini..." ucap Scout sesaat setelah selesai makan.

"Karena aku bisa dan ini hari minggu."

"Bukan itu... Maksudku, kenapa kau seramah ini?"

Nah... Aku terdiam. Aku melakukannya karena ingin memberimu kenangan baik sebelum kami benar-benar berceria suatu saat. Apa pun yang terjadi atau seberapa lama apa pun harus menunggu, pada akhirnya kami akan bercerai. Dan ini balas budi dari usahamu untuk berubah.

Sejujurnya aku tidak paham mengapa dia ingin berubah. Tidak ada jawaban apa pun yang terlintas dan yang pas untuk itu. Scout bukan tipe yang melakukan sesuatu secara sukarela jika tidak berguna baginya. Apapun motifnya, pada akhirnya aku akan pergi.

"Aku memasak terlalu banyak dan tidak sanggup menghabiskannya sendiri.."

"Aku senang kau mengajakku melakukan hal ini walau alasanmu tidak masuk akal."

"Baguslah... Itu baik untuk kesehatanmu."

Lalu kami diam. Seolah kami menyadari bahwa untuk pertama kalinya sepanjang usia pernikahan ini, kami bisa bicara normal layaknya pasangan lain. Biasanya Scout bicara banyak hal yang jahat dan aku hanya bisa menangis tanpa bisa melawan.

"Aku akan bereskan piringnya..."

"Ken..." tiba-tiba Scout memegang jemariku yang ingin mengambil piringnya.

"Well?" ucapku saat Scout hanya diam saja.

"Di mana cincin pernikahan kita? Milikmu?"

Eh.... Kenapa? Apa sebenarnya yang dipikirkannya? Dia selalu mengejutkanku dengan tingkah ajaibnya..

"Ku simpan." buru-buru aku menarik tanganku dan mengambil piringnya. Aku membalikkan badan darinya dan mencuci piring itu di wastafel.

"Maukah kau memakainya?" tanganku berhenti menggosok piring itu. Walaupun suaranya dingin namun begitu rapuh. Scout sudah mengejutkanku dengan banyak hal tiga bulan belakangan ini.

"Aku takut hilang." Aku harus menolak sehalus mungkin. Takut malah melukai perasaannya. Aku terus sibuk mencuci piring, padahal hanya piringku dan piring Scout.. Siapapun di posisiku akan melakukan hal yang sama! Oh My..., ini menggelikan sekaligus mengesalkan

Sepi. Hening. Mencengkam. Hanya bunyi guyuran air wastafel menyedihkan ini yang terdengar. Maafkan aku wastafel.

"Baiklah... Trims atas makanannya." Suaranya dalam, gelap, datar, namun rapuh.Aku mendengar bunyi gesekan kursi pada lantai. Kemudian keheningan melingkupi ruangan ini. Keheningan yang mencengkam.

Aku sudah sering merasakan keheningan ini. Terasa kosong dalam jiwaku. Biasanya aku hanya akan merasa hampa, namun kali ini aku merasakan nyeri. Apa ini? Yang biasanya hanya kosong dan hampa, kenapa tiba-tiba muncul perasaan baru?

Aku sudah cukup lama tidak bertemu psikologku. Apakah itu penyebabnya? Atau karena aku tidak minum obatku lagi? Aku benci perasaan-perasaan seperti ini. Perasaan yang membingungkan dan menyiksa karena aku tak paham kenapa perasaan ini bisa timbul.

****

Wanita berlipstick dengan warna merah terang itu menatap ke tangga. Dia benar-benar terdesak sekarang. Rasa takut membayangi dirinya. Dia tidak ingin di tinggalkan lagi. Tidak mau.

Hanya ini satu-satunya cara

Dia menuruni lima anak tangga. Mempertimbangkan jarak yang pas untuknya. Jarak yang cukup memberi luka, namun tak sampai membunuhnya. Jika terbunuh, semua akan sia-sia

Di sini cukup.

Dia memegang ponselnya dan menatap nomor yang tertera di sana. Scout. Dengan penuh harap dia memanggil nomor itu.Panggilan pertama di tolak. Panggilan kedua juga. Ketiga. Keempat. Dan kelima, Scout menjawab panggilan itu.

Angka lima adalah keberuntunganku.

"Hai Scout...." ujarnya nyaring.

"Ada apa lagi,!?" saut Scout di seberang dengan suara kesal yang tidak ditutup-tutupi.

"Tidak ada... Hanya kangen suaramu..."

"Persetan dengan rasa rindumu ,Jenn...."

"Jangan tutup dulu, ada yang perlu kubicarakan...." mata Jenn menatap lekat anak tangga itu. Tidak ada rasa ragu, takut atau apa pun. Hanya ada rasa haus. Haus akan kasih sayang yang membuncah di dadanya. Rasa takut akan kehilangan.Rasa yang menyiksa malam-malamnya dalam sepi. Yang membuatnya benar-benar kehilangan akal. Dan dia tau bahwa rasa ini akan segera berakhir.

Dengan mulus, Jenn menjatuhkan dirinya di anak tangga. Tubuhnya terguling. Suara teriakannya dan tumbukan badannya pada lantai anak tangga yang dingin memenuhi ruangan sepi itu. Lalu semua gelap.

****

Scout POV

Sedih.. Aku benar-benar sedih. Tak kusangka Kenny akan menolak keiginanku. Jujur, aku menyuruhnya seperti itu hanya untuk mengklaim pada siapapun, terkhusus Harry bahwa dia adalah milikku. Wanitaku.

Tapi seperti biasa dan sudah dapat kutebak sejak awal, dia akan menolak. Tapi aku bertanya-tanya.. Apakah benar dia masih menyimpannya atau membuangnya? Dia membuatku frustasi.

Dering ponselku membuyarkan lamunanku. Aku melihat layar. Setelahnya, aku berdecak kesal. Dari sekian banyaknya manusia, kenapa harus Jenn?Dia benar-benar akan membunuhku bila aku mendengar suaranya.

Aku menolak. Namun dia berusaha terus dan terus. Persetan Jenn.

"Ada apa lagi?!!...... Persetan dengan rasa rindumu, Jenn........" aku akan menutup panggilan, hingga kudengar setelahnya adalah bunyi teriakan Jenn dan suara sesuatu yang jatuh. Sial. Adrenalin memenuhiku. Firasat buruk. Aku bangkit berdiri.

"Hallo... Jenn.... Jennifer!!!..." begitulah aku berteriak di ponsel, tapi yang ku dengar hanyalah lenguhan kecil dan lenguhan itu segera digantikan oleh keheningan. Aku berdiri dan berjalan ke luar ruanganku dengan tetap memanggil-manggil Jenn.

Aku membuka pintu dan secara mengejutkan aku melihat Ken di sana, dengan ponsel tetap pada posisi di telingaku, aku melihat wajah Kenny memerah. Dia menunduk, lalu menyeka rambutnya dengan tangan kanan secara malu-malu. Cincin.

Aku kalang kabut. Pikiranku penuh oleh Jenn.

Segera aku tersadar. Aku melewati Ken dengan cepat dan masih memanggil-manggil Jenn. Aku hampir melupakan si sialan yang satu ini.

"Jenn.... Jennifer....Halo...."

***

Kenny POV

Aku merasa harga diriku jatuh saat Scout hanya melewatiku begitu saja. Sial, padahal aku sudah memberanikan diri untuk memakai cincin ini. Tapi yang ada?

Dia malah mengabaikanku dan pergi menuju seseorang bernama Jennifer. Mungkin itu simpanannya. Mana mungkin Scout hidup tanpa hubungan intim. Sudah lama Scout tidak menyentuhku, tentu saja pelariannya pada wanita-wanita simpanannya.

Aku tau. Scout dari awal memang tak ada niat ingin berubah, padahal aku berpikir dengan bodohnya dia benar-benar ingin berubah. Sampai-sampai aku memakai cincin ini, untuk menghargai perasaan dan usahanya agar nampak baik bagiku. Tapi apa ini? Mengecewakan.

Aku berjalan dengan sedih ke kamar melalui ruang kerja Scout. Aku melepas cincin itu Dan menutup wajahku dengan bantal. Sialan, Scout. Sialan. Jahat. Benar-benar jahat.

Aku kecewa dan wajar aku kecewa. Memangnya siapa yang tidak kecewa bila posisiku?Sudah berusaha malah diabaikan.Rasa nyeri membakar emosiku. Yang ada setelahnya adalah aku meneteskan air mata. Ada apa dengan air mata sialan ini. Kenapa aku menangis?

Jangan menangis. Jangan menangis. Aku merapalkannya seperti doa, namun setiap aku berusaha berhenti malah bertambah sakit. Namun akhirnya aku menyerah. Membiarkan perasaan yang tidak kupahami itu memenuhi diriku. Menguasai ku. Dan menumpahkannya dalam tangisku.

****

MrsFox//Aress....

Terpopuler

Comments

Dwi Sasi

Dwi Sasi

Tiba-tiba...
Cinta datang kepadaku...
🎶🎶🎶

2023-10-23

0

dewi

dewi

Kenny mulai ada rasa....

2022-03-30

0

Evelyne

Evelyne

udah sejauh ini gw baca...tapi kenapa gw ngerasa konflik nya kurang greget...terus kesan sakit hatinya Harry,Kenny atau Scout sulit untuk bisa bikin gw tersentuh terus nangis...gak...gak dapet rasanya... tapi sejauh ini lumayan bagus..apa lagi Lo,Thor...udah nulis dari segi perasaan mereka masing..good job..lanjut...

2022-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 Lembaran Baru
2 Tidak Terduga
3 Thankyou..
4 Berbeda..
5 Aku sedang Berusaha
6 Menyalahkan pada yang tak ada
7 Blind Date
8 Bertemu lagi...
9 Izinkan aku menyentuhmu
10 Aku akan berubah untukmu
11 Kembali mengingat
12 Menerkammu
13 Kegiatan normal 1
14 Badai di mulai..
15 Badai lain menggoncang
16 Rubah Pertama
17 Rubah yang lain
18 Lawan
19 Tipu Daya
20 Hadiah
21 Hari baik
22 Pelampiasan
23 Keegoisan
24 Lesung pipi
25 Alasan
26 Pria Lain
27 Panas
28 Perpisahan
29 Melewati Batas
30 Apa ini kesalahan?
31 Kesalahan
32 Perkara?
33 Penggoda.
34 Alasan
35 Happy Ending?
36 Kencan
37 Kencan (2)
38 Penjelasan
39 Kepercayaan
40 Just Do It
41 Permulaan.
42 Cerita Manipulasi
43 Play with you
44 Melangkah terlalu Jauh (2)
45 Badai...
46 Perlahan Retak
47 Kesalahpahaman?
48 Kacau
49 Saputangan
50 Mulai terbongkar
51 Kebenaran...
52 Bukan begitu....
53 Semakin memburuk..
54 Say something....
55 Devil
56 It's over..
57 Episode 58
58 Bagasi yang lain...
59 Kebenaran dan Keputusan
60 Hidup Baru
61 Episode 62
62 Welcome New York, Welcome New Story
63 Party
64 Lonely man..
65 Rujuk?
66 Another Chance (21+)
67 Don't Give Up
68 Mengertilah..
69 Can't Help Falling in Love with You
70 Beauty In white
71 Just Wiggle Baby
72 Truth or Dare? (21+)
73 New Home, New Guest
74 No Hope
75 Please....
76 My Man, My Love, My Husband
77 Tiga atau satu?
78 Fix You
79 Welcome Guys
80 The Last and last (21+)
81 Epilog
82 New Era,New Place, New Story
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Lembaran Baru
2
Tidak Terduga
3
Thankyou..
4
Berbeda..
5
Aku sedang Berusaha
6
Menyalahkan pada yang tak ada
7
Blind Date
8
Bertemu lagi...
9
Izinkan aku menyentuhmu
10
Aku akan berubah untukmu
11
Kembali mengingat
12
Menerkammu
13
Kegiatan normal 1
14
Badai di mulai..
15
Badai lain menggoncang
16
Rubah Pertama
17
Rubah yang lain
18
Lawan
19
Tipu Daya
20
Hadiah
21
Hari baik
22
Pelampiasan
23
Keegoisan
24
Lesung pipi
25
Alasan
26
Pria Lain
27
Panas
28
Perpisahan
29
Melewati Batas
30
Apa ini kesalahan?
31
Kesalahan
32
Perkara?
33
Penggoda.
34
Alasan
35
Happy Ending?
36
Kencan
37
Kencan (2)
38
Penjelasan
39
Kepercayaan
40
Just Do It
41
Permulaan.
42
Cerita Manipulasi
43
Play with you
44
Melangkah terlalu Jauh (2)
45
Badai...
46
Perlahan Retak
47
Kesalahpahaman?
48
Kacau
49
Saputangan
50
Mulai terbongkar
51
Kebenaran...
52
Bukan begitu....
53
Semakin memburuk..
54
Say something....
55
Devil
56
It's over..
57
Episode 58
58
Bagasi yang lain...
59
Kebenaran dan Keputusan
60
Hidup Baru
61
Episode 62
62
Welcome New York, Welcome New Story
63
Party
64
Lonely man..
65
Rujuk?
66
Another Chance (21+)
67
Don't Give Up
68
Mengertilah..
69
Can't Help Falling in Love with You
70
Beauty In white
71
Just Wiggle Baby
72
Truth or Dare? (21+)
73
New Home, New Guest
74
No Hope
75
Please....
76
My Man, My Love, My Husband
77
Tiga atau satu?
78
Fix You
79
Welcome Guys
80
The Last and last (21+)
81
Epilog
82
New Era,New Place, New Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!