Happy Reading gays, I hope you give a coment and like. It's make me happy...
****
Kenny POV
Apa?!
Apa?!
What the... Astagah.. Scout? Setan apa yang merasuki Scout? Dia bukan Scout?
"Izinkan aku menyentuhmu?"
Ucapannya terngiang lagi di telingaku. Hah? Ada apa ini? Lelucon apa itu? Kupikir sejak ada panggilan yang masuk ke ponselku dia akan mengamuk besar. Tapi yang terjadi di luar perkiraanku. Ada apa? Kenapa ini?
Pertanyaan itu memenuhi pikiranku. Tapi, ngomong-ngomong tentang ponsel, aku mengingat ada yang memanggil ponselku. Aku berdiri dari sofa seperti orang linglung sejak kepergian Scout.
Aku mengambil ponsel dan duduk di tempat tidur. Aku mematikannya karena takut Harry akan memanggilku. Aku menoleh ke belakang, ke arah kamar mandi. Dengan cepat aku menyalakan ponselku dan melihat panggilan tidak terjawab ada 10. Well, aku tidak bisa bayangkan apa yang terjadi jika ponsel ini ribut sejak tadi.
Aku mengirim pesan pada Harry dengan perasaan aneh dan canggung. Umm, karena aku tidak pernah memakai ini untuk berkirim pesan sejak Scout membelinya. Aku menarik nafas. Entah mengapa aku tegang. Pasti karena lelucon Scout tadi.
'Hey, Harry.. Kupikir jika kau ingin memanggilku, bertanyalah terlebih dahulu melalui pesan. Maaf mengabaikan panggilanmu.'
Aku tidak butuh lama untuk menerima pesannya.
'Aku hanya ingin mendengar suarumu, tapi ini sudah larut. Apa kita bisa bertemu besok?'
Aku tersenyum, entah senyum apa ini. Senang atau sedih? Entah mengapa apa yang ku perbuat ini salah.
'Tentu, jam berapa?'
30 detik....
'Akan ku kabari besok, aku akan menyesuaki ke jadwal kerjaku'
'Okay....'
'Selamat Malam, Ken.'
'Goodnight, Harry'
Setelah itu, aku menghapus riwayat pesan dan panggilan. Aku tidak menyimpan nomor ponsel Harry, namun menyembunyikannya di folder khusus. Aku harus berjaga-jaga untuk kemungkinan terburuk di masa akan datang.
Aku menaruh ponselku di meja samping dan segera berbaring. Berusaha tidur dan menghiraukan Scout. Namun aku gagal. Aku tidak bisa tidur. Ini pasti karena efek kopi tadi siang.
Aku tidur menyamping dan bertumpu pada tubuh kiriku. Lalu aku merasakan tempat tidur itu bergerak, pertanda kedatangan Scout.
Wangi sabunku memenuhi indra penciumanku. Sekarang dia memakai sabunku? Aku berusaha tampak seperti orang yang tidur secara normal.
Lalu, selimut yang ku pakai tertarik sebagian ke belakang, menandakan Scout sudah masuk ke dalam selimut.
Entah mengapa jantungku berdetak keras oleh sesuatu. Apa aku waspada? Apa ini perasaan karena aku berhubungan dengan pria lain di belakang Scout. Tapi, hey! Siapa yang peduli. Dia layak di perlakukan seperti itu.
Lalu aku merasakan lengan Scout melingkar di tubuhku. Menyatukan lekuk tubuhnya di tubuhku seperti puzzel. Lalu dia menyingkirkan rambutku, lalu mencium pundakku dengan bibirnya yang dingin. Itu memberi sensasi aneh. Apa itu?. Err... Itu karena bibirnya yang dingin. Aku menyimpulkannya sendiri.
"Goodnight, my dear.... Aku akan berubah untukmu." lalu setelah ucapannya itu, aku mencoba meresapi perkataanya. Dia berubah? Aku tau dalam konteks apa maksud Scout tentang berubah ini. Tapi kenapa? Ini bukan Scout yang biasanya, mengapa begini?
Hingga pertanyaan itu memenuhi pikiranku dan membawaku ke bawah alam sadarku yang membuatku jatuh dalam gelap.
****
Sinar matahari yang masuk dari sela-sela jendela menusuk mataku. Aku menyergit dan segera memandang langit-langit. Scout sudah tidak di kamar. Sudah jam berapa?
Aku dengan linglung bangkit dan mencari ponselku. Di layar ada nama Scout. Hah? Aku membuka pesannya, dan... Aku tertawa kecil membaca pesannya.Astaga. Kenapa jadi lucu begini, seharusnya aku waspada.
'Hari ini hari yang cerah walau dingin, lihatlah dunia. Jangan lupa makan, memakai jaket yang hangat'
Aku bertanya-tanya siapa yang di suruh untuk mengetik ini. Tak mungkin seorang Scout berbicara tentang hari yang cerah, dan sejenisnya. Bagi Scout semua hari adalah sama. Tidak ada yang istimewa.
Aku membalas pesan untuk kesopanannya dan hanya menjawab 'Ya'. Itupun sudah cukup. Kau bangkit untuk mandi karena ternyata sudah pukul 11 pagi dan aku harus segera bersiap-siap.
Setelah selesai mandi, aku melilitkan handuk di tubuhku. Membuka lemari dan memilih baju seadanya. Scout pasti akan menjadi suami idaman andai dia tidak berhati dingin dan penyiksa. Dia selalu memenuhi lemari ini dengan berbagai baju branded, tapi apa gunanya itu jika kau tidak mencintainya.
Pilihanku jatuh pada kaos putih polos sebagai dalaman, sweater turtle neck, dan jeans hitam. Aku memilih memakai coat karena suhu akan membeku di luar walau belum musim salju. Memilih memakai sepatu sneakers putih. Voila... Sempurna
Aku mengikat rambut seraya berjalan ke luar kamar. Aku menuju dapur dan di sambut seorang pelayan. Aku tersenyum padanya dan dia pun begitu. Entah mengapa aku begitu bahagia. Tidak pernah aku merasa seringan ini.
"Nonaa, ini suplement makanan dari Tuan Scout." pelayan itu memberiku berbagai botol suplement makanan di keranjang kecil saat aku menyantap makanan itu. What the... Ada amplop putih kecil di sana. Aku menatap curiga.
'Ken, jagalah kesehatanmu. Saat pergantian musim kau lebih rentan sakit-Scout'
"Uhuk.... Uhuk..." aku segera terbatuk karena makananku dan pesan sialan ini. Scout menulis ini? Dengan tangan yang hanya bisa memukul? Apa-apaan dia? Astaga... Aku tidak habis pikir. Apa yang dia rencanakan.
"Ada tak apa, Nona?"
"Aku okay... Um.. Bisa kau antar ini ke kamar kami ?" Hah.. Kami? Ada apa denganku. Aku berdehem cukup keras. "Tolong antarkan ke kamarku saja." aku berucap lagi, memperbaiki kalimatku. Aku menyimpan suratnya di kantung coatku.
****
Harry POV
Aku melihat jam tanganku. Sudah pukul 4 sore. Aku meninggalkan beberapa pekerjaan kantorku. Aku memakai coatku untuk menuju kafe tempat kami akan bertemu nanti.
Setelah mengendarai mobil dan sampai di tempat tujuan dari luar aku melihay Ken sudah di dalam dan duduk membelakangiku. Uh.. Aku tidak pernah sebahagia ini bertemu seseorang setelah dua tahun belakangan ini. Dengan riang aku masuk ke dalam kafe.
"Hai..." ucapku dengan senyum merekah dan segera duduk di depannya.
"Hai.." balasnya dan dua cangkir kopi langsung di sajikan untuk kami.
"Ehh.. Di mana bodyguardmu?" tanyaku saat mencari keberadaanya.
"Dia memilih untuk tinggal di mobil." Oh. Baguslah
Lalu kami diam saling menatap. Setelahnya, Kenny salah tingkah. Dia buru-buru sok sibuk dengan kopinya. Aku terkekeh melihatnya.
"Jadi?" tanyanya setelah meminum kopi seteguk, nampaknya dia lebih mantap setelah meminumnya.
"Ceritakan kenapa kau bisa menikah dengannya?"
Dia diam dan hanya menatapku, entah mengapa dia berubah menjadi lebih tua saat dia menghelas napas dengan berat. Dia menatapku dengan sedih.
"Berat mengatakannya, tapi baiklah. Kupikir kau pantas dan harus mendengarnya"
***
Aress.. Give me like and coment gais.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
bunga cinta
kan jadi bingung
2024-05-06
0
Dwi Sasi
Bikin penasaran...
2023-10-23
1
Dwisur
karya aress Memang oke
2023-08-20
0