Happy reading guys, I hope you enjoy this.
****
Kenny POV
CHIT!!
Suara ban mobil kami berdecit di aspal saat mobil truk kecil tiba-tiba muncul, menghalangi jalan. Itu membuatku terdorong ke depan.
BRAK
Sekian detik kemudian, mobil kami tertabrak dari belakang dengan cukup keras sehingga membuat mobil kami maju dan menabrak mobik di depannya.
SIAL.
Aku menoleh ke kedua sisi, belakang dan depan. Oh Tuhan.. Kenapa kesialan di hari yang cerah ini.
"Are you okay, Mrs?" tanya Sarah
"Yah..." lalu Sarah keluar dari mobil saat kedua pengendara dalam kejadian ini keluar. Yang menghalangi jalan adalah seorang pria baruh bayah dan satunya adalah wanita yang mungkin seumuranku.
"Astaga...mmm!" umpat wanita itu.
"Maafkan aku, aku tidak berkonsentrasi menyetir dan tidak melihat rambu lalu lintas" aku mendengar dari dalam mobil saat mereka mulai bicara.
Lalu Sarah memasukkan kepalanya melalui jendela.
"Apa yang harus kita lakukan Mrs?"
Aku segera keluar dari mobil, untuk melihat kerusuhan yang terjadi. Untung kami tidak di jalur yang ramai mobil. Lalu aku melihat mobil wanita cantik itu adalah mobil sport. Gila.... Aku sedikit terkeju saat melihat lecet dari mobil itu. Cukup parah. Lalu membandingkan ke lecet mobilku, dan mobil pak tua itu. Yang paling parah adalah wanita cantik itu.
"Nona, saya akan ganti rugi." ucap pria itu. Aku melihat penampilannya. Sedikit kumal. Aku menarik nafas. Tidak apa. Ini hanya mobil. Mungkin dia memiliki keluarga yang harus di biayai.
"Tidak apa." ucapku tulus lalu berpaling ke wanita yang satunya "Mrs, kami akan ganti kerugian mobil anda. Nampaknya mobil anda yang paling lecet parah"
"Oh.. Tidak usah... Itu kesalahanku. Astaga.. Sir, lupakan saja seakan ini tidak terjadi..." dia langsung mengabaikan kami dan sibuk dengan ponselnya. Melihat dari pakainnya, dia nampak akan kencan atau apalah
Lalu kami kembali ke mobil seolah tidak ada yang terjadi. Kami tetap mengendarai SUV kami.
"Mobilnya lecet"
"Yes, Mrs"
"Scout tidak akan marah, ini hanya satu dari sekian mainannya." ucapku lagi tenang
"Yes, Mrs. Jadi kemana rencana anda hari ini?"
"Berkelilinglah dulu"
Lalu Sarah mematuhiku, kami berkeliling. Memasuki wilayah demi wilayah, melewati waktu demi waktu, hingga aku melihat di kejauhan Manhattan Tower.
"Sarah... Berhenti di Manhattan Tower, aku ingin makan siang." ucapku dan Sarah mematuhi dalam diam.
Setelah mobil di parkir, kami menuju lobi utama, pelayan menyambut kami. Lalu mengatakan tujuan kedatangan kami.
"Anda sudah persevasi tempatnya, Mrs?"
"Um... Belum, apakah tidak bisa jika belum persevasi tempat?"
"Bisa Mrs selama ada tempat kosong" lalu pelayan itu menunjukkan harus ke arah mana kami pergi. Lalu aku dan Sarah masuk ke dalam lift dan menekan lantai 15.
"Makanlah bersamaku nanti" ucapku dengan tegang saat melihat wajah Sarah di pantulan dinding lift.
"Yes, Mrs" Kupikir Sarah memang tidak punya mimik wajah. Datar dan datar.
Ting
Bunyi nyaring itu menandakan kami telah sampai di lantai 15, pintu terbuka dan yang kulihat pertama kali, tepat di depanku adalah Harry. Aku terkejut dan begitu pun dia.
"Ken..." ucapnya
****
Dan di sinilah aku berada, duduk di depan Harry, tentu setelah pertemuan tidak terduga itu, dia akan mengajakku bicara. Aku menarik nafas,merasakan euforia aneh. Aku khawatir dan sekaligus senang. Sarah duduk tidak jauh dariku dan menolak untuk ikut makan. Dan Sarah hanya memesan kopi dan berpura-pura tidak melihatku. Apakah Sarah akan memberi tahu Scout?
"Ken, jelaskan padaku semuanya" Duar... Inilah Harry, selalu bertanya tanpa aba-aba. Seharusnya dia menjatuhkan peluru-peluru kecil bukannya bom yang langsung menewaskanku.
"Harry..." ucapku agak memelas.
"Anda ingin pesan apa?" begitulah kedatangan pelayan menolongku. Dia memberiku menu.
"Kopi, ple--"
"Steak dengan minuman air putih dan untuk saya, kopi. Tolong." ucap Harry memotong perkataanku. Pelayan itu bingung sebenyar sebelum memilih undur diri.
"Well... Kupikir kau sudah makan."
"Bukan, itu untukmu. Bukan untukku"
"Sulit bagiku makan dalam keadaan ini."
"Walau sulit, itu tetap kebutuhan utama,Ken."
"Kau makan sendiri yah?" ucapku berbasa-basi. Mencari topik aman, apa pun asal bukan yang pertama.
"Aku seharusnya kencan buta hari ini, namun sayangnya teman kencanku berhalangan." aku merasakan hatiku tersengat dan juga bahagia. Jika dia melakukan kencan buta maka Harry tidak dalam sebuah hubungan untuk saat ini.
"Cool..." ucapku asal, tak tau harus berkata apa.
"Berhenti basa-basinya, Ken. Kau tau jelas aku tidak suka yang begini"
"Harry... " ucapku memohon. Memohon agar tidak mendesakku.
"Dia suamimu? Scout?" aku memilih menatap kota New York dari pada melihatnya
"Yeah..." ucapku.
"Lihat aku saat mengatakannya, Ken" ucap Harry lebih halus. Aku tetap tidak melihatnya.
"Kau mencintainya?"
"Bukankan saat kedua insan menikah di dasarkan cinta?" tanyaku balik. Tak sanggup mengatakan apapun. Jika aku berkata tidak, itu hanya menambah masalah. Tapi bila sebaliknya, juga berisiko bagiku. Harry tau saat kapan aku berbohong dan tidak.
"Ken.. Lihat aku saat bicara." bisiknya. Lalu aku pun melihatnya, tatapan sedih dan murung terlukis di sana. Dia masih mencintaiku, aku tau itu. Aku bersyukur atas itu dan senang namun di lain pihak aku justru sedih, karena aku tidak bisa berbuat apa-apa. Andai semua ini tidak ada, andai Scout...
Oh my..Semua ini hanya membuat beban padaku.
"Aku berharap tidak ada yang berubah antara kita"
"Harry... Aku sudah bersuami."
"Kau dan dia menyembunyikan sesuatu. Aku tau kau tidak mencintainya dan banyak lagi rahasia lainnya."
Lagi-lagi pelayan datang menolong situasiku. Namun itu hanya sebentar. Aku menatap kosong makananku.
"Makanlah.." ucap Harry.
"Siapa pun di situasiku tidak akan bisa memakan ini." aku tersenyun kecil, tersenyum betapa sedihnya keadaan ini.
Lalu jemari Harry mengangkat daguku. Aku pun menatapnya, hingga mataku menangkap mata Sarah ke arah kami. Aku segera menepis tangannya.
"Maaf Harry, bodyguardku...."
"Kenapa harus ada bodyguard? Kenapa pernikahan kalian tidak ada yang mengetahui sebelum pesta itu? Kenapa..."
"Harry... Ada banyak hal yang terjadi dan aku tidak bisa mengatakan apapun. Inilah takdir kita."
"Jangan kau mengatakan seolah kau paham tentang takdir, Ken. Ini bukan akhir tapi inilah sebuah awal dari kisah ini."
Aku diam
"Berikan aku nomor ponselmu."
Aku dengan patuh memberi kontakku padanya. Lalu Harry men test panggilan itu, apakah masuk atau tidak. Dan itu masuk.
"Ken, jika kau memilih tidak memberi tahuku apa yang terjadi. Maka aku yang mencari tahu." ucapan Harry begitu sungguh-sungguh. Tapi dia belum kenal Scout. Betapa Scout adalah manusia yang tak terkendalikan. Namun,saat dia mengatakan itu, aku hanya diam dan mulai menyantap makananku.
****
MrsFox// Aress
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
bunga cinta
ayoooook
2024-05-05
0
Nina Melati
Aku takut Scot nya ngamuk ni
2022-11-23
0
dewi
klo Scout tau Kenny ketemu Herry.... habislah dirimu Ken...
2022-03-30
0