Happy Reading Gaizz
****
Kenny POV
"Harry?" aku melihat Harry memakai mantel panjang berwarna hitam. Dia berdiri di bawah
lampu jalan oranye, siluetnya nampak indah. Di bersandar di lampu jalan, lalu dia tersenyum padaku.
"Harry... Bagaimana kau ada di sini?"
"Aku menunggumu. Ayo kita pulang, Ken.."
"Yah.. Ayo kita pulang" aku tersenyum terharu dan berjalan mendekatinya. Hingga aku merasakan bahwa kedua kakiku di rantai. Bagaimana mungkin?
"Harry.... Harry..... Tolong aku" aku berkata dengan panik dan kepanikanku bertambah saat seroang wanita lain datang melewatiku. Dia berjalan dari belakangku dengan anggun. Aku ingin melihat wajahnya, namun tertutup oleh rambut cokletnya.
Aku bergerak-gerak dengan putus asa saat dia mendekati Harry. Dan Harry tersenyum padanya dan menggandeng tangannya. Apa?
"Harry.... Harry.... Harry... Aku Kenny...Aku Kenny, bukan dia...." suara rantai beradu ke lantai dan bunyi gemerisik yang sangat mengganggu namun Harry tetap pergi meninggalkanku dan wanita menoleh kebelakang dan dia tersenyum miring padaku, senyum ejekan dan...
"Mrs?" lalu aku tersentak bangun dan melihat wajah Sarah.
"Anda okay, Mrs?"
"Yah..." Lalu aku melihat bahwa kami sudah sampai di rumah. Aku segera turun dari mobil. Aku masuk ke dalam rumah dan memeriksa jam dinding, pukul lima sore.
Aku naik ke atas, masuk ke dalam kamar lalu melihat berkas cahaya dari ruang kerja Scout melalu celah pintu yang terbuka. Tidak biasanya dia pulang lebih cepat. Aku menghiraukannya dan segera mandi. Setelah selesai, aku melihat ruangan itu masih tetap sama.
Aku turun ke bawah untuk makan lalu sekedar berjalan mengelilingi mansion Scout yang luas untuk menunrukan makanan ke perutku. Menimbang-nimbang berapa pajak yang harus di keluarkan untuk rumah yang hanya di tinggali oleh kami berdua, kecuali pelayan.
Sepi, suram dan tak ada kehidupan. Kebanyakan hanyalah lukisan-lukisan kuno yang ku tahu bahwa itu koleksi orang tua Scout. Ada foto keluarga, hanya melalui itu aku bisa melihat rupa kedua orang tua Scout.
Semakin ke sini, semakin ku berpikir bahwa rumah ini akan lebih berwarna bila ada anak kecil yang berlarian ke sana.
Tentu bukan anakku tapi anak Scout dengan wanita lain yang mencintainya dan juga yang di cintai Scout. Tapi aku tak yakin tentang ide Scout dan seorang bayi. Emosi Scout tidak terduga, siapa yang tau apa yang terjadi jika dia dan bayi di tempatkan dalam ruang yang sama.
Lalu, aku memikirkan diriku sendiri. Aku pun ingin punya bayi. Hal yang selalu kami bicarakan dahulu bersama Harry. Bahkan kami memikirkan nama apa yang akan kami beri saat punya bayi suatu saat. Tapi... Yahh, ekspektasi tidak sesuai dengan realita.
Aku kembali ke atas. Masuk ke dalam kamar. Dan melihat keadaan kamar Scout masih sama. Aku berniat menyapanya atau sekadar bertanya apa dia sudah makan atau tidak, tapi... Memangnya sampai mana kedekatan kami hingga saling bertegur sapa? Aku memilih tidur dan berharap sikap Scout yang cukup manis tidak berubah.
***
Harry POV
"Ingat Harry, bersikaplah manis. Jam 12 siang di restoran 2006. Jangan sampai terlambat, aku sudah mengirim fotonya dan dia bilang dia akan mengenakan gaun warna peach. Harryy, kau mengerti.... Hallo... Harry" aku membiarkan Cassie berceloteh di ponselku seraya kembali meletakkan barbelku setelah hitungan yang ke-50
"Harry?!" pekiknya di seberang. Aku segera mengambil ponselku dengan jengkel.
"Seharusnya akhir pekan itu untukku beristirahat." Aku berjalan meninggalkan ruang gym pribadiku.
"Aku serius. Dia benar-benar tipemu. Jika kau mengacaukan yang satu ini. Jangan harap kau jadi adikku." Ancaman yang biasa ku dengar.
"Baiklah... Baiklah...." Aku menutup ponselku. Aku menatap kota New York dari atas apartemenku. Luas, indah dan banyak misteri. Dan salah satu misterinya adalah keberadaan Kenny.
Aku tidak tau langkah apa yang harus aku pilih. Tetap melakukan kencan buta dan tidak memerdulikan Kenny atau menghindari kencan buta serta mencari keberadaanya.
Tapi Kenny tidak lagi sendiri, dia sudah memiliki suami. Tapi entah mengapa aku merasa ada yang ganjil di antara mereka. Kabar berhembus bahwa mereka belum memiliki bayi. Kenapa? Kenny sangat suka bayi dan aku tau kenny adalah wanita yang subur. Bahkan usia pernikahan mereka sudah menginjak dua tahun.
Aku menghela nafas saat pikiran-pikiran itu memenuhi otakku akhir-akhir ini. Aku memilih segera bersiap untuk kencan butaku.
***
Aku menaiki mebilku dan mengikuti GPS menyusuri kota New York. Aku yang sudah murung sejak pagi semakin murung melihat parahnya lalu lintas New York. Aku lebih suka Eropa, kotanya lebih sepi dan menenangkan. Tidak seperti kota ini, entah kenapa semua mahkluk di seluruh bumi ingin tinggal di sini.
Aku sampai pada restoran tempat di rencanakannya kencan buta ini. Aku masuk ke dalam parkiran dan segera menuju restoran.
"Halo Tuan, ada yang bisa saya bantu?" seorang pelayan pria menyambutku.
"Saya sudah buat reservasi atas nama Harry Smith."
Dia lalu memeriksa buku hitam tipisnya dan memerika namaku..
"Tuan Harry Smith, jam 12 siang?" tanyanya
"Yah..." lalu aku mengikuti pelayan itu. Menaiki lift dan sampai pada lantai 15. Setelahnya, pelayan itu menunjukkan mejaku. Mejanya di samping kaca besar melebar dari atas bagunan ke lantai, sehingga menunjukan pemandangan kota New York. Spot seperti ini sangat membosankan.
"Apa anda akan memesan makanan sekarang, Tuan?"
"No.. Tolong air putih saja"
Aku duduk dan menanti. Sesekali aku memeriksa jam tanganku. Memastikan kedatanganku tidak terlalu cepat. Lalu pukul 12 telah lewat 15 menit. Aku memikirkan itu hal biasa. Wanita cukup lama dalam banyak hal bukan?
Lalu, ponselku berbunyi. Sebuah pesan dari nomor yang tidak kuketahui. Aku membukanya.
'Halo Mr.Smith...Aku Lolita Mainwell, wanita yang menjadi teman kencanmu hari ini. Tapi, kesialan menghampiriku... Dewi fortuna tidak berpihak padaku hari ini, aku mengalami kejadian kecil saat menuju restoran. Dan dengan berat hati, kita harus membatalkan kencan ini. Kuharap, aku tidakmembuang waktumu dan kau tidak marah... Lain kali, kita harus kencan, smith. Penuh cinta, Lolita'
Aku menghela nafas setelah membaca pesannya. Aku tidak tahu harus bersyukur karena dia tidak datang atau tidak setelah membaca pesannya. Dari cara penyampain pesannya, kupikir dia wanita yang agak... Err.. Sulit sekali mencari kata untuk wanita seperti ini.
Namun aku sudah memesan reservasi. Membatalkannya pun agak memalukan. Namun, akhirnya aku memilih memesan makanan dan memakannya sendiri untukku serta bertanya-tanya apa yang dilakukan Kenny saat ini?
*****
MrsFox//Aress
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
dewi
Kenny sedang memikirkanmu juga, Harry...
2022-03-30
0
Yenni Tantiana Ose Pehan
hmmmmm lanjut
2021-07-08
0
indah_kajoL
kok belom diceritakan knapa sikap scot k keny, begitu, msh penasaran
2021-07-05
0