FRAGMEN 19: MEMBAWANYA PULANG

“Wei Linglong, apa kau sudah selesai bersenang-senang?”

Wei Linglong langsung tertegun saat dia mengetahui pemilik suara. Murong Qin berdiri dengan ekspresi menakutkan di hadapannya, menatapnya seperti ingin memakannya hidup-hidup. Atmosfer di dalam ruangan tiba-tiba berubah drastis. Beberapa orang memilih untuk mundur.

Nyonya Wang, yang sejak awal ingin menjadikan Wei Linglong sebagai pelayannya jelas marah. Siapa pria ini? Mengapa mengganggu bisnisnya? Wei Linglong adalah aset berharga yang langka. Wajahnya yang cantik begitu memikat, tubuhnya juga ramping dan kulitnya halus. Jika dia bekerja di sini, Nyonya Wang bisa mendapat keuntungan yang besar.

“Tuan Muda, kau di sini?” tanya Wei Linglong dengan wajah sumringah. Ekspresinya langsung berubah. Baguslah ada Murong Qin di sini. Mungkin, pria itu bisa menjawab kebingungannya mengapa dia naik ke atas panggung dan dipandangi banyak lelaki. Dia lupa kalau dirinya sedang melarikan diri.

“Turun!”

“Memangnya kau siapa? Kalau kau ingin membeli gadis ini, kau harus mengantri!” cegah Nyonya Wang.

“Menjual? Nyonya Wang, apa maksudnya? Mengapa kau ingin menjualku?” tanya Wei Linglong. Murong Qin semakin marah. Dia melompat ke atas panggung, merebut Wei Linglong dari tangan Nyonya Wang. Komandan Bu hendak bertindak, tetapi dicegah lewat isyarat.

“Nona, kau adalah gadis cantik. Kalau kau bekerja di sini, kau akan makmur seumur hidup!”

Wei Linglong mengalihkan pandangan pada Murong Qin, lalu berbisik,

“Yang Mulia, apa maksud Nyonya Wang tadi?”

“Kau tidak tahu ini tempat apa?”

“Memangnya ini tempat apa? Bukankah hanya sebuah restoran?”

“Rumah bordil!”

“Rumah bordil? Rumah apa? Apa seperti pabrik kain? Aku lihat memang ada banyak kain bagus menjuntai di sini. Tapi, tidak ada satu pun penenun yang aku lihat.”

Wei Linglong yang tidak akrab dengan dunia malam hanya bisa mengandalkan Murong Qin untuk memuaskan semua kebingungannya. Orang mungkin bertanya, mengapa ada gadis dari dunia modern yang tidak tahu tempat hiburan malam seperti ini? Di dalam buku dan drama bahkan sering menyebutkan ini. Pengetahuan Wei Linglong sebagai mahasiswa terbatas karena dia selalu melewatkan bagian ini ketika membaca buku atau menontron drama. Pantas saja dia tidak tahu.

“Tempat hiburan malam.”

“Tempat hiburan malam? Tunggu, itu artinya…”

Wei Linglong mengalihkan pandangan pada Nyonya Wang.

“Kau ingin menjadikanku wanita penghibur? Nyonya Wang, kau menipuku!”

“Memangnya kenapa? Kau hanya gadis miskin dari luar kota! Menjadikanmu pekerjaku sudah cukup menguntungkan!”

Murong Qin menarik pedangnya. Bilah putih bercahaya yang sangat tajam kemudian menempel di leher Nyonya Wang. Tatapan mematikan yang lebih dingin dari es membuat nyali Nyonya Wang menciut. Kemarahan Murong Qin sudah mencapai batas tertinggi. Bergerak sedikit saja, kulit leher Nyonya Wang bisa robek. Mereka yang ada di bawah panggung bergidik ngeri, bertanya-tanya siapakah pemuda tampan yang menakutkan ini.

“Selir kekaisaranku tidak bisa kau hina!”

Tidak dapat dibayangkan perubahan ekspresi yang terjadi pada wajah Nyonya Wang. Yang jelas, semua orang di sana langsung berlutut tanpa diperintah. Identitas Murong Qin sepertinya terbongkar. Nyonya Wang seperti ingin pingsan, tetapi tidak mampu melakukannya. Apa yang tersisa di dalam dirinya sekarang hanyalah sebuah ketakutan yang luar biasa.

Musik berhenti sejak tadi. Semua wanita penghibur berlutut. Para pelayan memilih bersembunyi di dapur. Orang yang berada di ruang pribadi lantai atas mungkin sedang terlena hingga tak mendengar keributan yang terjadi di lantai dasar. Suasana menjadi semakin mencekam tatkala Komandan Bu naik ke panggung, mengikat tangan Nyonya Wang dengan borgol besi.

“Se-Selir kekaisaran?” tanyanya pelan.

“Nyonya Wang, kau berani menjebak Selir Chun, bahkan ingin menjualnya. Hukumanmu sepertinya tidak akan ringan.”

Dunia berakhir bagi Nyonya Wang. Matanya yang jeli tidak tahu kenapa malah begitu rabun hari ini. Dia merasa dirinya bodoh, mengenali orang hanya dari penampilan luar. Lihat, sekarang dia malah membuat dirinya berada di tiang gantungan karena telah menjebak seorang wanita yang sebenarnya berstatus sebagai selir kekaisaran.

“Robohkan gedungnya!” perintah Murong Qin.

“Yang Mulia, bagaimana dengan para pekerjanya?”

“Jadikan pelayan!”

Komandan Bu menuruti perintah. Para pelayan dan wanita penghibur dikeluarkan dari Paviliun Baihua. Pasangan cabul di lantai dua dipaksa keluar walaupun belum berpakaian dengan sempurna. Tidak ada rasa malu yang melebihi rasa malu malam ini. Orang-orang ini seperti mainan yang dilemparkan berkali-kali, ditampar oleh kenyataan yang memalukan. Terutama mereka yang berbuat cabul saat selir Kaisar mereka dijebak, nama mereka ditulis dalam daftar hitam pejabat kerajaan.

Orang-orang yang kebetulan lewat menyaksikan perobohan Paviliun Baihua secara langsung. Wanita penghibur dan pelayan Pavilun Baihua bersedih menyaksikan tempat tinggal mereka hancur karena kecerobohan Nyonya Wang. Kaisar memang penguasa, apa yang dia perintahkan harus dilaksanakan saat itu juga. Dalam hitungan kurang dari tiga jam, bangunan Paviliun Baihua sudah rata dengan tanah.

Siapa suruh mereka mempermainkan keluarga kerajaan!

“Yang Mulia, kau benar-benar gila. Gedung sebesar itu hancur dalam hitungan jam,” ucap Wei Linglong di samping Murong Qin. Keduanya belum pergi. Dia dan Murong Qin sama-sama menyaksikan perobohan Paviliun Baihua di depan penduduk kota.

“Kau lebih gila.”

“Aku tidak gila. Aku hanya ceroboh sesaat.”

“Pulang!”

Di depan reruntuhan Pavilun Baihua, Komandan Bu menyuruh para pekerjanya pergi ke Balai Pekerjaan Umum untuk mendaftarkan diri menjadi pelayan. Bagi mereka yang ingin bebas, runtuhnya gedung tersebut adalah sebuah keberuntungan karena mereka akhirnya bisa pergi dari tempat kotor yang tidak hanya menjamahi tubuh mereka, tetapi juga menjamahi batin mereka.

Murong Qin berjalan lebih dulu. Langkahnya lebar hingga Wei Linglong kesulitan menyusul. Dia tidak pernah tahu kalau kemarahan Murong Qin dampaknya sangat mengerikan. Entah mengapa dia menyesal telah melarikan diri. Lihat, akibat perbuatannya, ada puluhan orang yang kehilangan pekerjaan dalam satu malam. Tidak, ini bukan salahnya juga. Dia dijebak. Dia juga korban di sini.

“Kenapa melarikan diri?”

“Yang Mulia, apa kau tidak bisa menunggu sampai kita tiba di istana? Aku lelah. Lihat, wajahku sudah seperti badut penghibur acara ulang tahun! Nyonya Wang sialan, dia sudah menipuku!”

Murong Qin tiba-tiba berhenti. Dia melepas jubahnya, kemudian menyampirkannya ke bahu Wei Linglong. Setelah itu, dia berjalan lagi.

“Udaranya dingin.”

“Oh. Yang Mulia, kenapa kau tidak meminta bawahanmu saja? Kaisar sepertimu kurang pantas turun secara langsung. Bagaimana jika pejabat-pejabatmu mempermasalahkannya?”

“Kau khawatir tentang ini? Lalu apa kau pernah memikirkannya sebelum kau pergi dari istana? Kalau aku tidak mencarimu secara langsung, sekarang kau sudah menjadi penghuni tetap Paviliun Baihua!”

Di belakang Murong Qin, Wei Linglong memainkan jemarinya, seperti sedang menghitung sesuatu. Dia mengabaikan pertanyaan Murong Qin hingga pria itu tiba-tiba berbalik badan.

“Apa yang kau lakukan?”

“Wah, Yang Mulia, ini adalah kalimat terpanjang yang kau ucapkan padaku! Lihat, aku sudah menghitungnya! Kau mengucapkan tiga kalimat, total kata yang kau gunakan dua puluh delapan kata!”

Oh, Murong Qin yang malang!

Mengapa dia setuju membiarkan wanita aneh ini masuk ke istana?

Malam semakin larut. Kuda yang ditunggangi Murong Qin dan Wei Linglong menembus kegelapan Kota Yongjing. Keduanya sampai di istana pada tengah malam. Di sana, Xiaotan dan Kasim Liu sudah menunggu harap-harap cemas. Begitu pintu terbuka dan sosok Murong Qin beserta Wei Linglong muncul, Xiaotan langsung berlari, memeluk Wei Linglong dengan erat.

Tangisannya membuat Wei Linglong tercubit. Ah, jadi dia telah membuat seseorang yang menyayanginya bersedih seperti ini? Aneh, rasanya memang begitu aneh. Seumur hidupnya, dia baru tahu ada seseorang yang begitu khawatir padanya saat dia pergi.

“Sudahlah. Xiaotan, bukankah aku sudah kembali?”

“Untung saja Yang Mulia mau mencari nyonya. Nyonya, ayo kita kembali. Kau pasti lelah, aku akan memijat kakimu.”

Saat kedua wanita itu hendak pergi, Murong Qin berdehem.

“Siapa yang mengizinkan kalian kembali?”

“Yang Mulia, ini sudah malam. Bukankah kau harus tidur? Besok, kau harus bekerja bukan?”

“Kita sudah sampai di istana. Kau lupa?”

Matilah! Murong Qin menginginkan sebuah penjelasan darinya!

“Kau yang jelaskan atau aku yang bertanya?”

Sosok dingin nan otoriter yang melekat pada diri Murong Qin muncul kembali. Pria itu sudah cukup marah pada Wei Linglong yang mencoba melarikan diri. Terlebih, dia lebih marah karena wanita itu begitu ceroboh hingga ditipu orang. Murong Qin seperti seorang suami yang kehilangan kendali atas istrinya sendiri. Baru kali ini ada selir yang melarikan diri.

Wei Linglong menemui jalan buntu. Dia harus menjelaskannya pada Murong Qin jika tidak ingin pria itu semakin marah. Sudah cukup baginya melihat dampak kemarahan yang berakibat robohnya Paviliun Baihua. Wei Linglong tidak boleh memperovokasi orang ini. Ada pepatah bilang, kejujuran lebih baik meski menyakitkan. Dia akan mencobanya.

“Kenapa kau melarikan diri?”

“Karena aku takut.”

“Takut?”

“Yang Mulia memberiku banyak hadiah hari ini. Ibu Suri dan Permaisuri Yi apakah bisa tetap diam? Kalau aku dikuliti oleh mereka bagaimana?”

“Aku yakin ini bukan satu-satunya alasan.”

“Benar. Ini memang hanya salah satu. Alasan lainnya adalah karena aku takut telah membuatmu tertarik. Yang Mulia, tujuan hidupku adalah menjalani kehidupan dengan damai. Jika aku menjadi selir yang disayangi olehmu, bukankah hidupku dalam bahaya? Aku sudah ditinggalkan keluargaku, sekarang hidupku ada di tanganmu.”

Dari mana datangnya kepercayaan diri yang begitu tinggi ini?

Murong Qin mengapresiasi kejujuran wanita itu. Wei Linglong begitu terbuka dan berani mengatakan isi hatinya secara langsung. Ini pertama kalinya ada wanita yang mengaku  takut disayangi olehnya secara terang-terangan. Hal yang sangat berbeda, berbanding terbalik dengan para selirnya yang lain. Murong Qin tidak perlu mengkonfirmasinya lagi, dia sudah cukup yakin bahwa apa yang dikatakan oleh wanita itu adalah perkataan yang berasal dari lubuk hatinya. Dia melihat kekhawatiran yang tersirat lewat tatapan mata Wei Linglong.

“Pergilah!”

“Yang Mulia tidak marah?”

“Kau ingin aku bagaimana?”

“Kau tidak menghukumku?”

“Hukumanmu dikirim besok.”

“Baiklah. Jika Yang Mulia ingin menghukumku, hukum saja. Asalkan jangan hukuman menjadi pelayan, aku akan sangat berterima kasih.”

“Kau bernegosiasi?”

“Ya.”

“Tidak ada tawar menawar. Pergilah!”

Wei Linglong dan Xiaotan akhirnya keluar dari Istana Yanxi. Mereka diantar Kasim Liu ke Istana Fenghuang. Angin malam menusuk kulitnya yang hanya dibalut kain tipis. Jubah milik Murong Qin sudah dikembalikan kepada pemiliknya beberapa saat yang lalu. Danau Dongting airnya menjadi gelap, permukaannya memantulkan bayangan bulan.

Kejadian malam ini tidak akan pernah dia lupakan seumur hidup. Murong Qin benar, jika pria itu tidak datang langsung, dirinya yang bodoh benar-benar akan menjadi penghuni Paviliun Baihua. Kini, niatnya untuk kembali melarikan diri perlahan menyusut. Hari ini hanya rumah bordil, bagaimana jika besok atau pada saat dia melarikan diri lagi, dia diculik dan disuruh menjadi istri bandit atau disuruh menjadi pengemis? Oh, betapa mengerikannya itu!

Wei Linglong benar-benar tidak bisa lari.

***

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sejahtera

2022-10-20

1

Asmi Pandansari

Asmi Pandansari

jadi malas baca duduk di bangku kulia rumah bordil tidak tahu.bukan linglongnya yang bodoh tapi penulisnya yang bodoh.

2022-10-03

2

lihat semua
Episodes
1 FRAGMEN 1: HARI UNTUK LINGLONG
2 FRAGMEN 2: ISTANA DINGIN
3 FRAGMEN 3: INGIN KEMBALI
4 FRAGMEN 4: AKAR TERATAI DUA JUTA DOLAR
5 FRAGMEN 5: ANAK KECIL YANG MANIS
6 FRAGMEN 6: BERTEMU KAISAR
7 FRAGMEN 7: IDENTITAS YANG TERBONGKAR
8 FRAGMEN 8: ISTANA BARU
9 FRAGMEN 9: KISAH PERMAISURI PERTAMA
10 FRAGMEN 10: KEDATANGAN TAMU
11 FRAGMEN 11: UNDANGAN PERJAMUAN
12 FRAGMEN 12: MENOLAK TERLIBAT
13 FRAGMEN 13: LATAR BELAKANG
14 FRAGMEN 14: SISI LAIN
15 FRAGMEN 15: SELIR PENGANGGURAN
16 FRAGMEN 16: HADIAH PERJAMUAN
17 FRAGMEN 17: GAGAK YANG KEHILANGAN SUARA
18 FRAGMEN 18: PAVILIUN BAIHUA
19 FRAGMEN 19: MEMBAWANYA PULANG
20 FRAGMEN 20: MENYANGKAL TUDUHAN
21 FRAGMEN 21: BERPIKIR
22 FRAGMEN 22: MULAI BERTINDAK
23 FRAGMEN 23: SOSOK PANGERAN
24 FRAGMEN 24: TERKENA MARAH
25 FRAGMEN 25: MEMULAI PERJALANAN
26 FRAGMEN 26: NILAI KESEDERHANAAN
27 FRAGMEN 27: SUNGAI BEKU JIANGZHOU
28 FRAGMEN 28: DESA KECIL JIANZHU
29 FRAGMEN 29: MALAM MUSIM DINGIN DI JIAZHU
30 FRAGMEN 30: MEMULAI PEMBANGUNAN
31 FRAGMEN 31: KETIDAKSEDERHANAAN IDENTITAS
32 FRAGMEN 32: ANTARA KEHORMATAN DAN KEJUTAN
33 FRAGMEN 33: TIDAK BISA TENANG
34 FRAGMEN 34: MENGAKHIRI PERJALANAN
35 FRAGMEN 35: SURAT PEMBERITAHUAN
36 FRAGMEN 36: RACUN TUJUH WARNA
37 FRAGMEN 37: TAMU DARI NEGERI LAIN
38 FRAGMEN 38: KEJUTAN DI AWAL MUSIM SEMI
39 FRAGMEN 39: DUA WANITA
40 FRAGMEN 40: RATU LI ADALAH SAUDARAKU
41 FRAGMEN 41: MENGANCAM TANPA MENYENTUH
42 FRAGMEN 42: ARENA BERPASIR
43 FRAGMEN 43: SAMPAI JUMPA LAGI
44 FRAGMEN 44: LANGKAH KAKI MISTERIUS
45 FRAGMEN 45: HAMPIR KEHILANGAN DIA
46 FRAGMEN 46: TIDAK BISA MENUTUP MATA
47 FRAGMEN 47: PERINGATAN KECIL
48 FRAGMEN 48: TIDAK SADAR
49 FRAGMEN 49: RUANG RAHASIA DAN PERASAAN TIDAK KARUAN
50 FRAGMEN 50: TUGAS SUCI DARI YANG MULIA
51 FRAGMEN 51: BAJAK MEMBAJAK
52 FRAGMEN 52: MASUK JEBAKAN
53 FRAGMEN 53: SERANGAN BALASAN
54 FRAGMEN 54: BELAJAR MEMAHAMI
55 FRAGMEN 55: SEBUAH PENOLAKAN
56 FRAGMEN 56: MEMBERIKAN POSISI
57 FRAGMEN 57: RAHASIA TUJUH TAHUN
58 FRAGMEN 58: PROFESOR QIN
59 FRAGMEN 59: OPERASI SAPU BERSIH
60 FRAGMEN 60: ORANG YANG HARUS WASPADA
61 FRAGMEN 61: PENJAHAT TAK TERSENTUH
62 FRAGMEN 62: MENGHAJAR PRIA TAMPAN
63 FRAGMEN 63: KETIKA PERASAAN ITU DATANG
64 FRAGMEN 64: BERPURA-PURA
65 FRAGMEN 65: DIA TERLUKA
66 FRAGMEN 66: MEMELUKNYA
67 FRAGMEN 67: BERMAIN TRIK
68 FRAGMEN 68: ORANG YANG LEBIH PINTAR
69 FRAGMEN 69: TANGAN BERTUAH
70 FRAGMEN 70: DARAH TAK BERTUAN
71 FRAGMEN 71: OPERASI SAPU BERSIH (2)
72 FRAGMEN 72: MENANGKAP PENJAHAT CANTIK
73 FRAGMEN 73: MEREBUT NAGA EMAS YUAN
74 FRAGMEN 74: LONGQIN
75 FRAGMEN 75: LONGQIN DALAM PURNAMA
76 FRAGMEN 76: PENYAKIT RINDU
77 FRAGMEN 77: KENCAN MUSIM PANAS
78 FRAGMEN 78: DI BALIK LAYAR
79 FRAGMEN 79: KEANEHAN
80 FRAGMEN 80: BADAI BARU
81 FRGAMEN 81: TIDAK BAIK
82 FRAGMEN 82: HANYA KAMU
83 FRAGMEN 83: LAPORAN PERANG
84 FRAGMEN 84: ADU STRATEGI
85 FRAGMEN 85: MENUNDA RENCANA
86 FRAGMEN 86: MALAM KELAM
87 FRAGMEN 87: HAMPIR KALAH
88 FRAGMEN 88: DUA SITUASI
89 FRAGMEN 89: MEDAN YANG SESUNGGUHNYA
90 FRAGMEN 90: MELON KEBERUNTUNGAN
91 FRAGMEN 91: BERITA UNTUK KAISAR
92 FRAGMEN 92: TRIK
93 FRAGMEN 93: SERGAPAN
94 FRAGMEN 94: HADIAH PERTEMUAN
95 FRAGMEN 95: MENGAIS RINDU
96 FRAGMEN 96: KEKHAWATIRAN SEPERTI PISAU BERMATA DUA
97 FRAGMEN 97: SATU LANGKAH LEBIH DEKAT
98 FRAGMEN 98: LICIK YANG SESUNGGUHNYA
99 FRAGMEN 99: DALANG SEMUA DALANG
100 FRAGMEN 100: MENUAI KARMA
101 SIDE STORY 1: LIKE A DREAM
102 SIDE STORY 2: FORECAST
103 SIDE STORY 3: SOMETHING ELSE
104 HALO KARYA BARU!
105 Mampir Dulu Yuk!
106 Pengumuman
Episodes

Updated 106 Episodes

1
FRAGMEN 1: HARI UNTUK LINGLONG
2
FRAGMEN 2: ISTANA DINGIN
3
FRAGMEN 3: INGIN KEMBALI
4
FRAGMEN 4: AKAR TERATAI DUA JUTA DOLAR
5
FRAGMEN 5: ANAK KECIL YANG MANIS
6
FRAGMEN 6: BERTEMU KAISAR
7
FRAGMEN 7: IDENTITAS YANG TERBONGKAR
8
FRAGMEN 8: ISTANA BARU
9
FRAGMEN 9: KISAH PERMAISURI PERTAMA
10
FRAGMEN 10: KEDATANGAN TAMU
11
FRAGMEN 11: UNDANGAN PERJAMUAN
12
FRAGMEN 12: MENOLAK TERLIBAT
13
FRAGMEN 13: LATAR BELAKANG
14
FRAGMEN 14: SISI LAIN
15
FRAGMEN 15: SELIR PENGANGGURAN
16
FRAGMEN 16: HADIAH PERJAMUAN
17
FRAGMEN 17: GAGAK YANG KEHILANGAN SUARA
18
FRAGMEN 18: PAVILIUN BAIHUA
19
FRAGMEN 19: MEMBAWANYA PULANG
20
FRAGMEN 20: MENYANGKAL TUDUHAN
21
FRAGMEN 21: BERPIKIR
22
FRAGMEN 22: MULAI BERTINDAK
23
FRAGMEN 23: SOSOK PANGERAN
24
FRAGMEN 24: TERKENA MARAH
25
FRAGMEN 25: MEMULAI PERJALANAN
26
FRAGMEN 26: NILAI KESEDERHANAAN
27
FRAGMEN 27: SUNGAI BEKU JIANGZHOU
28
FRAGMEN 28: DESA KECIL JIANZHU
29
FRAGMEN 29: MALAM MUSIM DINGIN DI JIAZHU
30
FRAGMEN 30: MEMULAI PEMBANGUNAN
31
FRAGMEN 31: KETIDAKSEDERHANAAN IDENTITAS
32
FRAGMEN 32: ANTARA KEHORMATAN DAN KEJUTAN
33
FRAGMEN 33: TIDAK BISA TENANG
34
FRAGMEN 34: MENGAKHIRI PERJALANAN
35
FRAGMEN 35: SURAT PEMBERITAHUAN
36
FRAGMEN 36: RACUN TUJUH WARNA
37
FRAGMEN 37: TAMU DARI NEGERI LAIN
38
FRAGMEN 38: KEJUTAN DI AWAL MUSIM SEMI
39
FRAGMEN 39: DUA WANITA
40
FRAGMEN 40: RATU LI ADALAH SAUDARAKU
41
FRAGMEN 41: MENGANCAM TANPA MENYENTUH
42
FRAGMEN 42: ARENA BERPASIR
43
FRAGMEN 43: SAMPAI JUMPA LAGI
44
FRAGMEN 44: LANGKAH KAKI MISTERIUS
45
FRAGMEN 45: HAMPIR KEHILANGAN DIA
46
FRAGMEN 46: TIDAK BISA MENUTUP MATA
47
FRAGMEN 47: PERINGATAN KECIL
48
FRAGMEN 48: TIDAK SADAR
49
FRAGMEN 49: RUANG RAHASIA DAN PERASAAN TIDAK KARUAN
50
FRAGMEN 50: TUGAS SUCI DARI YANG MULIA
51
FRAGMEN 51: BAJAK MEMBAJAK
52
FRAGMEN 52: MASUK JEBAKAN
53
FRAGMEN 53: SERANGAN BALASAN
54
FRAGMEN 54: BELAJAR MEMAHAMI
55
FRAGMEN 55: SEBUAH PENOLAKAN
56
FRAGMEN 56: MEMBERIKAN POSISI
57
FRAGMEN 57: RAHASIA TUJUH TAHUN
58
FRAGMEN 58: PROFESOR QIN
59
FRAGMEN 59: OPERASI SAPU BERSIH
60
FRAGMEN 60: ORANG YANG HARUS WASPADA
61
FRAGMEN 61: PENJAHAT TAK TERSENTUH
62
FRAGMEN 62: MENGHAJAR PRIA TAMPAN
63
FRAGMEN 63: KETIKA PERASAAN ITU DATANG
64
FRAGMEN 64: BERPURA-PURA
65
FRAGMEN 65: DIA TERLUKA
66
FRAGMEN 66: MEMELUKNYA
67
FRAGMEN 67: BERMAIN TRIK
68
FRAGMEN 68: ORANG YANG LEBIH PINTAR
69
FRAGMEN 69: TANGAN BERTUAH
70
FRAGMEN 70: DARAH TAK BERTUAN
71
FRAGMEN 71: OPERASI SAPU BERSIH (2)
72
FRAGMEN 72: MENANGKAP PENJAHAT CANTIK
73
FRAGMEN 73: MEREBUT NAGA EMAS YUAN
74
FRAGMEN 74: LONGQIN
75
FRAGMEN 75: LONGQIN DALAM PURNAMA
76
FRAGMEN 76: PENYAKIT RINDU
77
FRAGMEN 77: KENCAN MUSIM PANAS
78
FRAGMEN 78: DI BALIK LAYAR
79
FRAGMEN 79: KEANEHAN
80
FRAGMEN 80: BADAI BARU
81
FRGAMEN 81: TIDAK BAIK
82
FRAGMEN 82: HANYA KAMU
83
FRAGMEN 83: LAPORAN PERANG
84
FRAGMEN 84: ADU STRATEGI
85
FRAGMEN 85: MENUNDA RENCANA
86
FRAGMEN 86: MALAM KELAM
87
FRAGMEN 87: HAMPIR KALAH
88
FRAGMEN 88: DUA SITUASI
89
FRAGMEN 89: MEDAN YANG SESUNGGUHNYA
90
FRAGMEN 90: MELON KEBERUNTUNGAN
91
FRAGMEN 91: BERITA UNTUK KAISAR
92
FRAGMEN 92: TRIK
93
FRAGMEN 93: SERGAPAN
94
FRAGMEN 94: HADIAH PERTEMUAN
95
FRAGMEN 95: MENGAIS RINDU
96
FRAGMEN 96: KEKHAWATIRAN SEPERTI PISAU BERMATA DUA
97
FRAGMEN 97: SATU LANGKAH LEBIH DEKAT
98
FRAGMEN 98: LICIK YANG SESUNGGUHNYA
99
FRAGMEN 99: DALANG SEMUA DALANG
100
FRAGMEN 100: MENUAI KARMA
101
SIDE STORY 1: LIKE A DREAM
102
SIDE STORY 2: FORECAST
103
SIDE STORY 3: SOMETHING ELSE
104
HALO KARYA BARU!
105
Mampir Dulu Yuk!
106
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!