Possessive Brothers
"Lo rebut pacar gue!"
Arthan Sebastian masuk ke dalam kamar kembarannya dan melempar pria itu dengan tas miliknya yang berat, ya bagaimana tidak berat ada laptop di dalam sana. Mendapat lemparan itu membuat Ardhan tersentak, dia bahkan sedang bermain game, tapi tiba-tiba kembarannya itu masuk ke dalam kamar dan melemparnya.
Berdecak sebal Ardhan bangun dan menatap kembarannya yang kini menatapnya dengan tajam bahkan penuh permusuhan. Saat masuk semakin dalam ke kamarnya dia juga meraih bantal yang ada di sofa lalu melempar lagi pada Ardhan.
Merasa jengkel Ardhan menghampiri kembarannya itu.
"Apasih Than?!" Kata Ardhan kesal
Arthan tak menjawab dia malah kembali melempar Ardhan dengan bantal sofa yang masih ada dua lagi.
"Gak jelas lo." Kata Ardhan sambil menepis tangan kembarannya
"Pengkhianat lo Dhan." Kata Arthan
"Kenapa lagi sih?!" Tanya Ardhan yang sudah benar-benar jengkel dengan kembarannya
"Lo rebut pacar gue! Lo jalan sama dia!" Bentak Arthan
"Hah?"
Ardhan memasang wajah bingungnya dia menatap kembarannya itu dengan tidak mengerti.
"Siapa yang jalan sama cewek lo? Jelas jelas gue di rumah terus." Kata Ardhan tak terima.
"Lo jalan sama Tania! Gak usah bohong gue tau." Kata Arthan lagi.
"Bohong apa? Gila lo ya." Kata Ardhan dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya.
"Lo jalan sama Tania kemarin sore pulang dari kampus." Kata Arthan dengan penuh penekanan.
Ardhan terdiam sejenak lalu teringat kejadian kemarin.
"Bukan jalan, dia minta antar balik, yaudah karena dia pacar lo gue antar balik lagian udah mau malem juga dia sendirian di halte." Kata Ardhan menjelaskan.
"Basi, lo suka sama Tania kan?!" Tuding Arthan.
Berdecak sebal Ardhan mengambil bantal dan melempar ke wajah kembarannya itu dengan jengkel.
"Cewek lo kali yang suka sama gue." Kata Ardhan kesal.
"ANJ.."
"Mau ngomong apa lo?! Mau ngomong apa barusan hah? Gue bilang Mami tau rasa lo." Kata Ardhan.
"Jangan deketin Tania lagi! Dia pacar gue." Kata Arthan lagi.
"Bilang ke cewek lo gue gak minat sama cewek kecentilan kayak dia." Kata Ardhan tanpa minat.
"Jangan ngomong sembarangan tentang Tania." Kata Arthan tak terima.
"Memang kenyataan, lagian udah gue bilang cari cewek tuh yang bener Than dari dulu punya cewek enggak pernah bener." Kata Ardhan.
"Berisik"
"Dih di kasih tau juga, lo ganteng cari cewek tuh yang bener ganteng ganteng, tapi kerjaannya di selingkuhin, enggak ngerti lagi gue sama lo Than." Kata Ardhan membuat kembarannya itu semakin kesal.
"Berisik banget nih bocah." Kata Arthan.
Ardhan tertawa pelan lalu mengambil ponselnya yang ada di atas ranjang.
"Laptop lo rusak mampus enggak bakal di beliin sama Papi ini udah empat kali lo ganti laptop dalam satu bulan." Kata Ardhan sambil menatap kembarannya itu dengan menyebalkan.
"Enggak rusak jatuhnya juga di kasur." Kata Arthan antara takut dan kesal.
Ardhan terdiam sejenak lalu mengambil tas Arthan dan menjatuhkannya ke bawah.
"Sengaja Than." Kata Ardhan sambil tersenyum.
Ardhan tertawa lalu berlari keluar kamar meninggalkan Arthan yang terdiam untuk beberapa saat lalu berteriak memakinya.
"ARDHAN"
Suara tawa Ardhan terdengar membuat Arthan langsung berlari keluar kamar mencari kembarannya.
Ternyata kembarannya itu sudah ada di bawah, cepat sekali kakinya panjang sih baru aja keluar masa tau tau udah sampai bawah aja, mana lagi sama Mami.
"Laptopnya rusak tuh Mi." Kata Ardhan begitu kembarannya itu datang dan duduk di samping Maminya.
"Rusak lagi? Baru satu minggu yang lalu kamu ganti laptop loh Arthan." Kata Devina sambil menghela nafasnya pelan.
"Dia yang rusakin Mi di jatuhin tas aku ke lantai." Kata Arthan sewot.
"Lo duluan ya yang lempar gue pake tas." Kata Ardhan tak terima disalahkan.
"Hus udah ah kalian ini tiap hari ribut terus." Kata Devina.
Arthan dan Ardhan kedua anak itu selalu saja bertengkar membuat Devina pusing sendiri menghadapinya. Apalagi Arthan yang kalau marah atau kesal pada Ardhan sampai sedikit berlebihan.
Jangan tanya berapa banyak barang yang sudah anak itu hancurkan, mulai dari ponsel, laptop hingga TV yang ada di kamarnya.
"Kasih tau tuh Mi cari cewek yang bener dari dulu kalau cari cewek enggak pernah bener." Kata Ardhan.
"Diem lo." Ketus Arthan.
"Memang pacar Arthan sekarang siapa?" Tanya Devina dengan penuh kelembutan.
"Tania namanya Mi dia baik kok...."
"Baik, tapi centil hobinya nempel sana sini." Kata Ardhan.
"ARDHAN!"
Ardhan hanya mengangkat bahunya acuh lalu mengambil brownis yang ada di meja dan memakannya, mengabaikan perkataan Arthan juga tatapan penuh permusuhannya.
"Dia nih Mi pengkhianat jalan sama Tania." Kata Arthan.
"Lo bener-bener ya? Udah gue bilang gue gak jalan cuman antar dia balik...."
"Basi alasan lo Dhan." Kata Arthan.
"Terserah lo." Kata Ardhan lelah.
"Udah udah jangan ribut terus." Kata Devina lagi.
Arthan masih terlihat emosi dia melempar lagi kembarannya dengan bantal membuat Ardhan yang sedang makan tersedak.
"Arthan jangan gitu sayang." Kata Devina yang langsung memberikan minum untuk anaknya.
"Mau bunuh gue lo ya?!" Maki Ardhan kesal.
Tenggorokannya jadi sakit karena tersedak, dasar Arthan kurang ajar.
"Iya!"
"Arthan jangan ngomong gitu." Kata Devina sambil menghela nafasnya pelan.
"Terserah! Mami memang belain Ardhan terus." Kata Arthan
"Tuh kan kalau lagi kesel pasti gitu." Kata Ardhan jengkel.
"Memang kenyataan ya." Kata Arthan.
Devina memijat pelan dahinya melihat Arthan dan Ardhan yang selalu bertengkar.
"Bisa gak sih kalau kesel sama gue gak usah bawa-bawa Mami?!" Kata Ardhan.
"Udah Ardhan Arthan berhenti nanti Mami bilang ke Papi kalian ya?" Kata Devina yang sudah kesal juga.
Keduanya langsung diam, tapi Arthan masih menatap dengan sengit kembarannya.
"Gak usah buta karena cewek Than masalah gini aja lo besar-besarin! Cewek lo yang memang keganjenan, bukan cuman gue cowok yang pernah antar dia balik kalau posisinya belum mau malam gue juga enggak bakal mau nganterin dia, gini-gini gue masih punya hati Than enggak mungkin biarin cewek di halte sendirian dengan posisi udah mau malam." Kata Ardhan.
Arthan tak menjawab, tapi dia masih menatap dengan tajam kembarannya.
"Gila lo karena cewek centil kayak Tania sampai kayak gini, ada banyak cewek yang mau sama lo Than." Kata Ardhan lagi.
"Udah sayang, sana pada mandi udah sore sebentar lagi malam." Kata Devina berusaha melerai.
"Lo kira gue gak tau? Lo sering beliin ini itu untuk Tania sampai minta uang lebih ke Papi diam-diam, buka mata lo lihat cewek lo kayak mana." Kata Ardhan.
Merasa kesal Ardhan langsung berjalan menjauh dan pergi ke kamarnya meninggalkan Arthan yang diam sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat. Melihat itu Devina menghela nafasnya pelan dia mendekat dan meminta Arthan untuk duduk lalu memeluknya dengan sayang.
"Udah ah jangan ribut terus sama Ardhan kadang kamu juga harus dengerin kembaran kamu, dia ada benarnya Arthan." Kata Devina.
"Iya memang cuman Ardhan yang bener." Kata Arthan.
"Bukan gitu Arthan, tapi Mami tau semenjak kamu pacaran sekolah kamu terbengkalai sayang, Mami enggak ada bedain kamu sama Ardhan." Kata Devina dengan penuh kelembutan.
Devina menangkup wajah Arthan lalu mengusap pipinya dengan sayang.
"Enggak ada yang bedain kamu dengan Ardhan, memang kalau kamu rusakin hp, tv, atau laptop Mami sama Papi marah? Mami sama Papi itu sayang sama kalian." Kata Devina.
Arthan terdiam sejenak lalu menghela nafasnya pelan dan mengangguk sebagai tanggapan.
"Sekarang ke kamar terus mandi ya? Udah jam enam jangan mandi malam-malam enggak baik." Kata Devina.
Sekali lagi Arthan mengangguk lalu berdiri dan pergi ke kamarnya.
Begitu masuk ke dalam Arthan langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang dia mengeluarkan ponselnya yang ada di saku celana. Pertama kali Arthan melihat pesan mencari pesan dari kekasihnya dan ternyata ada, tapi begitu membacanya pesan itu membuat senyumnya pudar.
Tania❤
Arthann ayo jalan nanti malam
Enggak usah marah terus ihh kalau gitu kita putus aja deh
Ardhan kan cuman antar aku
Kamu ngambekan enggak kayak Ardhan
Tak membalas pesan itu Arthan melempar ponselnya dengan penuh kekesalan tak peduli benda itu akan retak atau gimana. Menghela nafasnya kasar Arthan memejamkan matanya sejenak.
Dia mencintai Tania, tapi kata Ardhan memang benar juga dia sering minta uang tambahan pada Papi nya untuk membelikan sesuatu buat Tania, tapi gadis itu masih sering kali protes padanya. Bangun dari tempat tidurnya Arthan berdiri di dekat cermin dia menyentuh wajahnya dan menatap pantulan dirinya di cermin.
"Gue ganteng, tapi kenapa Tania masih aja deketin cowok lain sih? Bahkan termasuk Ardhan"
Arthan lalu membuka bajunya dan menatap pantulan dirinya di cermin, tubuhnya bagus karena dia rajin olahraga.
"Gue di pelet kali ya? Masa sebucin ini sama Tania ah bodo amat." Kata Arthan lelah.
Arthan lantas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, sambil menenangkan fikiran dengan berendam air hangat.
Tania, sudah setengah tahun mereka berpacaran.
Kalau di ingat sudah banyak sekali barang yang Arthan berikan mulai dari tas, baju, sepatu dan yang paling parah Arthan pernah membelikan ponsel untuk kekasihnya.
Ah sudahlah Arthan pusing memikirkannya!
°°°°
Arthan dan Ardhan si kembar itu tumbuh dengan penuh kasih sayang. Mereka selalu dimanja oleh kedua orang tuanya sejak kecil.
Keduanya juga selalu berada di satu sekolah yang sama. Sejak kecil mereka memang sering bertengkar dan berdebat, tapi mudah untuk berbaikan hingga di sekolah menengah atas perdebatan semakin sering muncul.
Arthan yang bandel dan Ardhan yang penurut.
Arthan yang pemalas dan Ardhan yang rajin.
Arthan yang playboy dan Ardhan yang anti pacaran.
Semakin lama kepribadian mereka pun semakin berbeda dan perdebatan semakin sering muncul.
Arthan pun semakin emosional dia mudah marah dan tersinggung sangat berbeda dengan Ardhan yang selalu berhasil menahan emosinya.
Terkadang Arthan tidak suka dibandingkan, tapi terkadang dia juga sadar bahwa Ardhan memang jauh lebih baik darinya. Seperti sekarang ketika malam-malam dia memilih pergi keluar untuk hangout bersama teman-teman dan kekasihnya Ardhan memilih diam di rumah.
Ardhan memilih untuk berkutat dengan kumpulan buku-bukunya.
"Arthan pulangnya jangan di atas jam sembilan ya?" Kata Devina sebelum anaknya itu pergi.
"Siap Miii." Kata Arthan.
Tapi, Arthan juga beruntung meskipun sering membedakan orang tuanya tetap sayang dia tidak pernah di marah kalau pergi main ketika malam asalkan tetap tau waktu.
Arthan berjalan keluar rumah dia memakai helm miliknya dan naik ke atas motor scoopy kesayangannya.
Sepanjang perjalanan Arthan mulai berpikir tentang banyaknya perbedaan antara dia dan Ardhan. Wajah mereka cukup mirip, tapi sifat mereka jauh berbeda.
Arthan jelas sayang dengan kembarannya, tapi dia sering merasa kesal dan marah kalau semua orang selalu membandingkannya dengan Ardhan yang memang berbeda dengannya. Sebenarnya Ardhan sangat baik dan perhatian ketika ada tugas karena tau Arthan pasti belum mengerjakan Ardhan akan masuk ke dalam kamar dan melempar bukunya.
'Tuh cepetan salin sambil di baca biar ngerti nanti balikin ke kamar gue'
Terkesan ketus, tapi sangat membantu Arthan gitu-gitu Ardhan sayang dengannya ternyata.
Dua puluh lima menit perjalanan motor Arthan berhenti di salah satu cafe yang letaknya tak terlalu jauh dari rumah. Selesai memarkirkan motornya Arthan melepas helm miliknya lalu masuk ke dalam sambil mencari yang lainnya.
"Arthan"
Suara gadis yang sangat dia suka Arthan menoleh dia melihat Tania yang melambaikan tangannya membuat Arthan mendekat, tapi senyumnya hilang seketika melihat seseorang yang duduk di samping kekasihnya.
Bima, teman Tania yang juga rivalnya ketika memperebutkan gadis itu.
Dengan wajah muram Arthan menarik kursi cukup kasar dan langsung duduk di samping kanan Tania membuat teman-temannya kini saling pandang. Ada dua teman Arthan di sana yang memang menunggu kedatangannya, mereka juga jengah dengan kehadiran Tania dan Bima.
Tapi, mengusir Tania sama saja mengundang emosi Arthan.
"Ardhan enggak di ajak?" Tanya Tania.
"Bisa enggak jangan tanya orang yang enggak ada di sini?" Tanya Arthan kesal.
Sudah di rumah dia kesal dengan Ardhan sekarang kekasihnya itu malah nambah membuat kesal.
"Aku kan cuman tanya kenapa sih galak banget enggak kayak Ardhan sama Bima." Kata Tania.
"Terserah"
Arthan mengambil minuman dingin yang masih utuh di meja dan meminumnya hingga tersisa setengah.
"Kamu nyebelin sekarang! Udahlah aku pergi aja sama Bima." Kata Tania dengan wajah cemberut.
"Yaudah sana!"
Tania berdecak kesal dan langsung mengajak Bima untuk pergi membuat Arthan mengumpat pelan begitu keduanya pergi.
"Brengsek"
"Hubungan lo udah terlalu toxic Than." Kata Sagala sambil menggelengkan kepalanya pelan.
"Lo di pelet kayaknya Than." Kata Revan dengan tawanya.
Arthan berdecak kesal, tapi memang kayaknya dia di pelet deh.
Aneh banget bisa segila ini karena Tania.
"Gue enggak ngerti sih Than kenapa lo bisa segila ini sama Tania padahal sama yang dulu di kekang aja langsung lo putusin." Kata Sagara
"Tau ah pusing." Kata Arthan.
Keduanya hanya bisa tertawa, tapi jujur sih Arthan bisa dapat cewek yang jauh lebih baik dari Tania bahkan kalau di bandingkan mantan Arthan yang dulu jauh lebih cantik dari Tania.
Bukan hanya lebih cantik, tapi lebih baik juga, memang Arthan buta hanya karena cinta.
Oh iya satu-satunya hal yang bisa membuat Arthan dan Ardhan akur hanya satu.
Zelline Naufa Sebastian.
Adik perempuan mereka satu-satunya. Si cantik yang sangat penurut dan pintar.
Gadis itu selalu mendapat peringkat tiga besar di sekolahnya hingga Zelline berhasil memangkas satu tahun sekolahnya.
Zelline yang seharusnya masih berada di bangku sekolah menengah pertama kini sudah memasuki sma.
Hanya Zelline saja yang bisa membuat kedua Kakaknya akur dan berhenti bertengkar.
Jarak usia mereka tak terlalu jauh.
Zelline sudah memasuki kelas sebelas. Sedangkan kedua Kakaknya sudah memasuki semester kedua perkuliahan.
°°°°
Oke ini di part awal aku kasih pengenalan tokoh dulu yaaaa🥰
Jadi, seperti yang udah aku bilang kemarin cerita ini berfokus pada anak-anak perempuan Devina sama Adara yaaa❣️
Nanti anak perempuan Devina sama Adara ada di satu sekolah yang sama.
Nah kalau Nathan sama Nadhin terus Arthan sama Ardhan mereka ceritanya udah kuliah yaaa🤗
Jadi, ada empat part pengenalan tokoh yang pertama Arthan dan Ardhan terus Nathan sama Nadhin.
Habis itu Zelline dan yang terakhir Naura sama Maura.
Setelah part pengenalan tokoh kita baru masuk ke jalan ceritanya supaya kalian enggak bingung, jadi yang mungkin enggak baca Istri Manja Ziko sama My Possessive Twins enggak bingung bacanya🤗
Happy reading yaa semoga kalian semua suka dengan cerita aku yang baru iniii❣️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
𝐙⃝🦜zifei
aq pengen banget anak kembar tapi maunya cowo cewe
2022-09-01
3
Maretha♚⃝҉𓆊
Hmm kasian juga arthan,,
2022-08-11
3
M⃠A ᷩQᷠIᷚLͤAᷜ OFF𝓦⃟֯𝓓
haduh sayang banget laptop hp tv pada dibanting rusak semua ganti lagi baru klo aku udah di usir sama emak 😁😁
2022-08-11
3