Menahan Fiona

“Kenapa kau tidak menghubungiku jika kau mau makan bersamaku? Lihatlah ini sudah pukul 10 malam. Kau bisa sakit kalau tidak makan tepat waktu." Steven terlihat kembali melunak setelah melihat ekspresi wajah Fiona.

Sebenarnya Steven tidak habis pikir dengan Fiona. Kenapa dia mengabaikan kesehatanya hanya untuk menunggunya untuk makan bersama.

“Aku tidak punya nomor ponselmu, lagi pula aku tidak ingin mengganggu pekerjaanmu.”

Steven berdiri dan menarik tangan Fiona menuju ruang makan. “Makanlah yang banyak. Aku tidak ingin kau sakit nanti,” perintah Steven saat mereka sudah duduk di meja makan saling berhadapan.

Fiona mengangguk. Dia berdiri lalu mengambil piring kosong, setelah itu memasukkan beberapa makanan ke dalam piring lalu berjalan mendekati Steven. “Aku tidak tahu makanan apa yang kau suka, jadi aku memasak makanan yang aku bisa saja. Kuharap kau menyukainya.” Fiona berjalan ke tempat duduknya setelah meletakkan makanan tadi di depan Steven.

Steven terperanjat. Dia menatap Fiona yang sudah mulai memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Sebenarnya, dia sudah makan di restoran tadi setelah selesai meeting dengan client. “Apa kau juga melakukan ini kepada laki-laki lain?” tanya Steven spontan.

Fiona mengalihkan pandangannya ke Steven dengan alis menyatu. “Haahh?" Fiona tampak tidak mengerti maksud dari pertanyaan Steven. "Maksudmu?”

Steven menatap makanan yang tersedia di meja. “Apa kau terbiasa memasak dan mengambilkan makanan untuk laki-laki lain juga? Seperti yang kau lakukan kepadaku saat ini?” tanya Steven sambil memandang Fiona dengan wajah tenang. Steven berpikir kalau Fiona sepertinya terbiasa memasak dan mengambil makanan untuk pria lain, sebelum bertemu dengannya.

Fiona tersenyum manis saat mendengar pertanyaan Steven yang menurutnya konyol. “Tidak, aku belum pernah melakukannya kepada siapapun, selain ayahku. Kenapa kau bertanya seperti itu?”

“Tidak apa-apa, aku hanya ingin tahu. Lain kali, jika kau ingin memasak untukku, kau hubungi aku dulu, jadi aku bisa pulang cepat. Tadi aku ada meeting penting dengan client penting sehingga aku pulang larut." Steven memaparkan alasannya pulang malam, meskipun tanpa ditanya oleh Fiona.

“Aku tidak ingin mengganggu pekerjaamu hanya karena aku memasak untukmu. Sebenarnya, tadi Doni melarangku untuk memasak karena kata Doni kau tidak pernah makan di sini.”

Steven mengangguk pelan sambil mengunyah makanan di mulutnya. “Aku memang tidak pernah makan di sini. Biasanya aku makan di rumah orang tuaku atau di luar,” ungkap Steven yang masih terus memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Fiona mengangguk tanda mengerti. “Apakah masakanku sesuai dengan lidahmu? Jangan dipaksaan jika tidak enak. Kau tidak perlu merasa terbebani karena aku sudah memasak untukmu.” Fiona menatap wajah Steven yang tampak makan tanpa ekspresi. Padahal memang seperti itulah ekspresi wajah Steven, selain ekspresi wajah dingin, cuek, biasanya dia tidak menampakkan ekspresi apa-apa.

Steven menatap Fiona sekilas. “Aku menyukai masakanmu, ini seperti masakan ibuku, tapi sayangnya ibuku sudah tidak pernah memasak lagi, jadi aku terbiasa makan buatan koki di rumah ibu atau restoran,” ujar Steven tampak terdiam sesaat.

“Kenapa ibumu tidak pernah memasak lagi?” tanya Fiona sambil menatap Steven yang tampak terdiam.

“Semenjak ayahku meninggal, ibuku tidak mau memasak lagi karena menurutnya, itu hanya mengingatkan dia pada ayahku. Ayahku selalu memuji masakan ibuku. Bahkan, ayahku tidak suka makan selain masakan ibuku, jadi ibuku selalu memasak untuk ayahku. Setiap hari ibuku ke kantor hanya untuk mengantarkan makanan untuk ayahku,” jelas Steven panjang lebar.

Ini kali pertama, dia membicarakan masalah pribadinya kepada orang lain, terutama masalah keluarganya. Entah mengapa Steven merasa nyaman berbicara dengan Fiona. Padahal biasanya dia tidak seterbuka ini kepada orang lain, terutama orang yang baru dikenalnya.

“Maafkan aku sudah lancang bertanya seperti itu padamu. Aku tidak bermaksud menyinggung masalah keluargamu.”

Steven memandang Fiona yang tampak merasa bersalah. “Tidak apa-apa, lagi pula itu kejadian itu sudah lama terjadi. Tadi kau membeli bahan makanan ini di mana? Karena setahuku di sini tidak ada bahan makanan.”

Fiona mengangkat wajahnya setelah tadi tertunduk karena merasa bersalah pada Steven. “Aku beli di supermarket dekat sini. Aku meminta Doni untuk mengantarku.”

Fiona yang melihat Steven mengangguk, kembali membuka suaranya, “Steve, aku rasa, aku tidak bisa tinggal lebih lama lagi di sini,” ucapnya dengan pelan.

Steven terkejut mendengar perkataan Fiona. “Kenapa? Apa kau tidak betah tinggal di sini?”

Fiona menggeleng kuat. “Aku tidak bisa terus merepotkanmu.”

“Kau tidak bisa pulang ke rumahmu disaat seperti ini. Kau harus menunggu amarah ibumu mereda.”

“Untuk sementara waktu, aku akan tinggal di tempat temanku. Kebetulan dia tinggal sendiri. Aku juga sudah terbiasa menginap di apartemennya jika sedang bertengkar dengan ibuku.”

Steven tampak diam. “Apa aku membuatmu tidak nyaman? Jika memang begitu, kau bisa tinggal di sini sendiri untuk sementara waktu. Aku akan tinggal di rumah orang tuaku.”

Fiona menggeleng kuat. “Tidak, bukan seperti itu. Aku hanya merasa tidak enak selalu merepotkanmu. Kau sudah terlalu baik denganku,” ujar Fiona cepat. Dia tidak ingin Steven salah paham dengannya.

“Aku merasa tidak direpotkan,” ujar Steven dengan wajah datar.

Melihat perubahan di wajah Steven, Fiona terdiam sebentar. “Tapi Steve...." Ucapan Fiona terpotong oleh Steven.

“Kalau kau merasa terbebani, kau bisa membalas kebaikanku suatu saat nanti jika aku membutuhkan bantuanmu.”

Fiona tampak berpikir. “Baiklah, kalau seperti itu. Kau bisa bilang padaku jika kau membutuhkan bantuanku. Jika aku bisa, pasti aku akan membantumu,” ucap Fiona tersenyum.

“Hhmmm,” gumam Steven sambil mengambil gelas yang berada di samping piringnya. “Aku sudah selesai. Aku akan mandi terlebih dahulu.” Steven bangkit dari duduknya setelah meminum segelas air putih.

“Baiklah, aku akan membereskan ini,” ucap Fiona saat berdiri sambil membereskan makanan di atas meja, setelah melihat Steven sudah berjalan meninggalkan ruang makan.

Fiona berjalan menuju kamar Steven setelah membereskan meja makan. Dia bermaksud untuk menanyakan di mana kamar tamunya. Dia berpikir tidak mungkin dia tidur di kamar Steven lagi.

Fiona mencoba mengetuk beberapa kali, tapi tidak ada jawaban. Fiona memutuskan untuk masuk ke dalam. Melihat Steven tidak ada di tempat tidur, Fiona kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar. Terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Fiona memutuskan untuk menunggu Steven sampai selesai mandi. 

“Kenapa kau berdiri di situ?” tanya Steven saat melihat Fiona berdiri di dekat pintu kamarnya. Fiona menoleh saat mendengar suara berat Steven. 

"Steve, kenapa kau tidak memakai bajumu lagi?” teriak Fiona saat melihat Steven hanya mengenakan handuk yang melilit pinggangnya. 

“Maaf, aku kira kau masih di bawah tadi.” Steven berjalan dengan cepat mengambil bajunya di walk in closet lalu berjalan ke kamar mandi dan menutup pintunya. Setelah selesai memakai baju dia berjalan ke tempat tidur. 

“Kau bisa membuka matamu,” ujar Steven sambil mengeringkan rambutnya yang masih terlihat masih meneteskan air. 

Fiona membuka matanya. “Tadi aku sudah mengetuk berkali-kali, tapi tidak ada jawaban, makanya aku langsung masuk,” jelas Fiona. 

Hari ini sudah 2 kali aku melihatnya tubuhnya itu, membuatku malu saja, batin Fiona. 

“Kau tidak perlu canggung seperti itu. Sampai kapan kau akan berdiri di situ? Duduklah di sofa,” ujar Steven santai. 

Fiona langsung duduk di sofa. “Aku kemari hanya ingin menanyakan di mana kamar tamu. Aku tidak mungkin tidur di kamarmu lagi.” 

“Besok kau bisa tidur di kamar tamu, malam ini kau masih harus tidur di sini karena kamar tamu tidak pernah digunakan, kemungkinan ada banyak debu di sana. Besok aku akan meminta orang untuk membersikannya untukmu,” ujar Steven yang sedang memandangi layar ponselnya. 

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Dayu Mayun

Dayu Mayun

lanjut

2022-07-08

0

Edah J

Edah J

Uhh baik banget yg jd Stepen
semoga kebaikannya sampai akhir

2022-05-05

0

lihat semua
Episodes
1 Duka Fiona
2 Menunggunya Sadar
3 Membelanya
4 Pingsan Lagi
5 Terkejut
6 Pemandangan mengejutkan
7 Pertemuan Dengan Leon
8 Memasak Untuknya
9 Menahan Fiona
10 Terpancing
11 Harus Bertanggung Jawab
12 Ijin Dari Steven
13 Kesalahan Doni
14 Hilang Kendali
15 Dia Bukan Kekasihku
16 Salah Paham
17 Milik Steven
18 Disukai Banyak Orang
19 Tidak Memiliki Hubungan
20 Kepulangan Fiona
21 Kepergian Steven
22 Mencarinya...
23 Kesalahan Fiona
24 Pertemuan Dengan Reynald
25 Bertemu Tuan Baldwin dan...
26 Bertemu Dengannya
27 Kesalahpahaman
28 Menemuinya
29 Memaksa Bertemu Dengannya
30 Memberikan Pilihan
31 Milik Siapa?
32 Perlakuan Kasar Ibu Fiona
33 Calon Istri Steven
34 Penolakan Dari Steven
35 Tidak Bisa Bertemu
36 Terkurung..
37 Hal Yang Mengejutkan
38 Kenyataan Yang Sebenarnya.
39 Membawa Pergi Fiona
40 Tinggal di Mansion Steven
41 Bukan Pengantin Baru
42 Kunjungan ke Rumah Steven
43 Tidak Pantas Untukmu
44 Mengikuti kemauan Steven
45 Dugaan Cindy
46 Batal...
47 Mencintaimu...
48 Pertemuan Reynald dan Steven
49 Menggoda Fiona
50 Keanehan Fiona
51 Desakan Ibu Steven
52 Keinginan Sera
53 Menemani Fiona
54 Menghabiskan Waktu Berdua
55 Aku Kekasihmu, Bukan Orang Lain
56 Meminta Restu
57 Hadiah Untuk Steven
58 Peringatan Dari Steven
59 Keraguan Leon Pada Steven
60 Terkena Imbasnya
61 Penolakan Fiona
62 Kepindahan Fiona
63 Bertemu Lagi
64 Cemburu
65 Tidak Bisa Tidur
66 Kesepakatan
67 Hilangnya Fiona
68 Belum Menemukannya
69 Kemarahan Doni
70 Kemunculan James
71 Menyelamatkan Fiona
72 Ingatan Buruk Fiona
73 Hukuman Untuk James
74 Berkunjung ke rumah ibu Steven.
75 Persyaratan Yang Sulit
76 Restu Ibu Steven
77 Menjaga Kekasihku
78 Biarkan Aku Membantumu
79 Solusi Yang Tepat
80 Dalang Dari Semuanya
81 Belum Menyentuhnya
82 Kejadian Semalam
83 Arti Fiona Bagi Steven
84 Makan Malam Romantis
85 Mempercepat Pernikahan
86 Rencana Pernikahan
87 Hadiah Pernikahan
88 Menutupi Kebenaran
89 Misteri Kepergian Gwen
90 Sikap Dingin Steven
91 Menunggu Kepastian
92 Berakhir Sudah
93 Aku Pergi
94 Melakukan Pencarian
95 Tidak Bisa Melupakannya
96 Hukuman Untuk Sera
97 Aku menemukanmu
98 Kenyataan Yang Pahit
99 Melepasnya...
100 Fakta Tentang Fiona
101 Syarat Dari Leon
102 Kesempatan Kedua
103 Berusaha Menahan Diri
104 Recana Kepulangan Steven
105 Pengorbanan Leon
106 Acara Lamaran
107 Menjemput Fiona
108 Permintaan Maaf Sarah
109 Hadiah Pernikahan dari Ibu Steven
110 Hari Pernikahan
111 Meminta Cucu
112 Resmi Menjadi Milik Steven
113 Datangnya Hujan
114 Makan Malam
115 Permintaan Ayah Sonia
116 Memasak Bersama
117 Hanya Fiona, selamanya
118 Mengabadikan Moment
119 Memberikan Kebahagiaan Untukmu (END)
120 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Duka Fiona
2
Menunggunya Sadar
3
Membelanya
4
Pingsan Lagi
5
Terkejut
6
Pemandangan mengejutkan
7
Pertemuan Dengan Leon
8
Memasak Untuknya
9
Menahan Fiona
10
Terpancing
11
Harus Bertanggung Jawab
12
Ijin Dari Steven
13
Kesalahan Doni
14
Hilang Kendali
15
Dia Bukan Kekasihku
16
Salah Paham
17
Milik Steven
18
Disukai Banyak Orang
19
Tidak Memiliki Hubungan
20
Kepulangan Fiona
21
Kepergian Steven
22
Mencarinya...
23
Kesalahan Fiona
24
Pertemuan Dengan Reynald
25
Bertemu Tuan Baldwin dan...
26
Bertemu Dengannya
27
Kesalahpahaman
28
Menemuinya
29
Memaksa Bertemu Dengannya
30
Memberikan Pilihan
31
Milik Siapa?
32
Perlakuan Kasar Ibu Fiona
33
Calon Istri Steven
34
Penolakan Dari Steven
35
Tidak Bisa Bertemu
36
Terkurung..
37
Hal Yang Mengejutkan
38
Kenyataan Yang Sebenarnya.
39
Membawa Pergi Fiona
40
Tinggal di Mansion Steven
41
Bukan Pengantin Baru
42
Kunjungan ke Rumah Steven
43
Tidak Pantas Untukmu
44
Mengikuti kemauan Steven
45
Dugaan Cindy
46
Batal...
47
Mencintaimu...
48
Pertemuan Reynald dan Steven
49
Menggoda Fiona
50
Keanehan Fiona
51
Desakan Ibu Steven
52
Keinginan Sera
53
Menemani Fiona
54
Menghabiskan Waktu Berdua
55
Aku Kekasihmu, Bukan Orang Lain
56
Meminta Restu
57
Hadiah Untuk Steven
58
Peringatan Dari Steven
59
Keraguan Leon Pada Steven
60
Terkena Imbasnya
61
Penolakan Fiona
62
Kepindahan Fiona
63
Bertemu Lagi
64
Cemburu
65
Tidak Bisa Tidur
66
Kesepakatan
67
Hilangnya Fiona
68
Belum Menemukannya
69
Kemarahan Doni
70
Kemunculan James
71
Menyelamatkan Fiona
72
Ingatan Buruk Fiona
73
Hukuman Untuk James
74
Berkunjung ke rumah ibu Steven.
75
Persyaratan Yang Sulit
76
Restu Ibu Steven
77
Menjaga Kekasihku
78
Biarkan Aku Membantumu
79
Solusi Yang Tepat
80
Dalang Dari Semuanya
81
Belum Menyentuhnya
82
Kejadian Semalam
83
Arti Fiona Bagi Steven
84
Makan Malam Romantis
85
Mempercepat Pernikahan
86
Rencana Pernikahan
87
Hadiah Pernikahan
88
Menutupi Kebenaran
89
Misteri Kepergian Gwen
90
Sikap Dingin Steven
91
Menunggu Kepastian
92
Berakhir Sudah
93
Aku Pergi
94
Melakukan Pencarian
95
Tidak Bisa Melupakannya
96
Hukuman Untuk Sera
97
Aku menemukanmu
98
Kenyataan Yang Pahit
99
Melepasnya...
100
Fakta Tentang Fiona
101
Syarat Dari Leon
102
Kesempatan Kedua
103
Berusaha Menahan Diri
104
Recana Kepulangan Steven
105
Pengorbanan Leon
106
Acara Lamaran
107
Menjemput Fiona
108
Permintaan Maaf Sarah
109
Hadiah Pernikahan dari Ibu Steven
110
Hari Pernikahan
111
Meminta Cucu
112
Resmi Menjadi Milik Steven
113
Datangnya Hujan
114
Makan Malam
115
Permintaan Ayah Sonia
116
Memasak Bersama
117
Hanya Fiona, selamanya
118
Mengabadikan Moment
119
Memberikan Kebahagiaan Untukmu (END)
120
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!