Tanpa tengok kanan kiri Maya buru-buru ngejar angkot untuk meluncur ke lokasi kerjanya. Hingga tanpa sadar sebuah mobil sport hitam tiba-tiba sudah berada di sampingnya. Suara rem yang berdecit menandakan kalau mobil itu berhenti mendadak. Untung belum sampai menyenggol Maya, mobil pas berhenti. Kedua insan dengan berbeda posisi itu sama-sama kaget, satu di belakang kemudi satunya di depan mobil.
Dia lagi.....gerutu Bara
Maya sambil membungkuk dan menangkupkan kedua tangannya langsung berlalu begitu saja, tanpa tahu siapa yang berada di dalam mobil itu karena takut tidak bisa mengejar angkot.
Bara yang saat itu menunduk, tak tahu kalau Maya sudah berlalu.
"Hei kau" teriak Bara sambil membuka kaca mobil, setelah menyadari Maya sudah menjauh. Tapi Maya sudah tidak mendengar karena sudah masuk ke dalam angkot.
Sial, batin Bara. Dua kali ketemu dalam keadaan kurang pas. Dua kali bertemu menambah rasa penasaran Bara. Wajah itu, netra itu..samar-samar terasa tidak asing dalam ingatan Bara. Tapi di mana???? Dalam lamunan, terdengar klakson mobil di belakang Bara. Bara pun akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Dirgantara Grub.
Sesampai di Dirgantara Groub, Bara langsung ke ruang CEO di lantai teratas lantai sepuluh. Karyawan di Dirgantara Grub sudah tau siapa Bara. Di lantai itu hanya ada ruang CEO dan ruang asisten. Keluar lift khusus, Bara menyapa sekertaris kakaknya.
"Sin, pak Mayong ada di tempat???" tanya Bara ke Sinta sekertaris Mayong. "Pak Mayong masih ada rapat Mas Bara, silahkan ditunggu di ruangan beliau" jawab Sinta dengan sopan.
Mayong Saputra Suryolaksono, CEO Dirgantara Grub. Penerus kedua Dirgantara Grub. Kakak dari Bara Saputra Suryolaksono. Seorang yang jenius dalam bisnis, pandai memanfaatkan peluang dan keadaan. Meski ayahnya masih gesit untuk menjalankan perusahaan, tapi sudah waktunya untuk melimpahkan wewenang ke putra pertama untuk meneruskan perusahaan. Sudah dua tahun Mayong melanjutkan perusahaan yang dirintis oleh ayahnya. Di tangan seorang Mayong, perusahaan Dirgantara Grub semakin berkembang dan maju. Pak Suryo, biasa disapa dan mama Clara adalah orang tua Mayong dan Bara. Pak Suryo indonesia asli, sementara Mama Clara asli Amerika. Kedua mata biru Mayong dan Bara pasti didapat dari Mama Clara.
Sementara Bara, dari awal memang sudah tidak berminat untuk mengikuti jejak sang kakak. Bara sudah menemukan passionnya sendiri, yaitu dunia medis.
Sambil menunggu Mayong, Bara mengotak atik ponselnya, tanpa berkeinginan membuka setumpukan kertas di meja kakaknya.
Terlihat pintu terbuka, nampak di sana Mayong masuk bersama Doni asistennya.
"Bar, dari tadi kah?" sapa Mayong. "Nggak kak, paling setengah jam an" Bara tau kalau kakaknya itu selalu sibuk. Bahkan untuk memikirkan kehidupan pribadinya saja, Kakaknya itu tidak punya waktu. Entah ada trauma atau karena kesibukannya sehingga tidak sempat memikirkan wanita.
"Kak, ada apa nyuruh aku ke sini kak?" tanya Bara. "Ada sesuatu yang penting kah?"
"Apa kalau aku menelponmu pasti ada yang serius Bar? tukas Mayong. "Aku hanya kangen sama calon dokter ni..sudah berapa lama kita tidak ketemu ya Bar?" ucap Mayong sambil duduk di samping Bara. Mereka berdua memang kakak adik, tapi sudah tinggal terpisah. Masing-masing tinggal di apartemen yang berbeda. Sesekali aja mereka pulang ke mansion orang tuanya.
"Sudah waktunya makan siang, yuk keluar cari makan!!!! ajak Mayong tanpa bisa dibantah Bara.
"jadi aku disuruh kesini, cuma untuk nemani kakak makan siang?" gerutu Bara. "Ayolah Bara, kayak cewek aja kamu itu...Mayong sambil berlalu.
"Makanya kak, cari cewek sana biar setiap saat ada yang nemani" sarkas Bara, tapi tetap mengikuti Mayong melangkah ke luar ruangan. "Sin, kalau mau makan siang, silahkan. Ajak sekalian Doni yaa !!!" perintah Mayong ke sekertarisnya.
Di dalam lift, Mayong melanjutkan perkataan yang sempat terhenti, karena pamitan ke sekartarisnya tadi. Meski Mayong seorang atasan, tetap harus ada ramah ke bawahan, wibawa seorang akan nampak sendirinya bila kita bisa menempatkan diri.
"Bara...kamu tau gak, kalau cewek sekarang tu banyak yang palsu" lanjut Mayong. Bara menaikkan alisnya.
Kok bisa kakaknya menyimpulkan hal seperti itu. "Cewek banyak yang senang dimanja, dikasih kartu black card, diberi hadiah barang branded. Ketulusan sudah hilang. Mereka kebanyakan menarget orang-orang kaya untuk mencapai keinginan mereka, seperti kita" jelas Mayong panjang lebar. Bara terdiam tanpa menjawab.
Bara bukanlah anak kecil lagi. Meskipun tidak pengalaman dalam pacaran, setidaknya Bara juga paham apa yang disampaikan kakaknya.
Mereka berdua sebenarnya sudah masuk kaum jomblowan premium...he..he...
"Kak, makan di resto dekat kampusku aja yaaa? Lumayan enak juga kok di sana, meski resto baru" tawar Bara.
"Oke, ngikut kamu aja.
Mereka memasuki mobil sport Bara. Mayong sengaja tidak membawa mobil dan sopirnya, karena hanya ingin makan siang dengan adiknya. Lama gak ngobrol dengan adiknya, kadang juga kangen.
Mayong duduk di samping Bara.
"Gimana kuliah kamu Bar? Lancar?" tanya Mayong
"Lancar lah kak, siapa dulu donaturnya? Mayong...ha..ha..." canda Bara.
"jangan sampe kesendat yaa kuliahmu..awas saja kamu" ancam Mayong.
"emang kalau kesendat kenapa?" goda Bara.
"Dasar kamu yaa..diajak serius becanda mulu. Ku blokir black cardmu" Mayong sambil tersenyum puas menggoda adiknya.
" Yaelah kak, itu pasti jurus andalan kakak. blokir memblokir". Kalau sudah urusan blokir memblokir, pasti Bara kalah telak.
Di tempat lain, Maya turun dari angkot. Maya bisa mulai kerja siang karena dosen berhalangan hadir untuk memberi mata kuliah. Begitu keluar kelas, temannya di resto telepon minta digantikan shiftnya. Kebetulan bagi Maya, ada jam kosong, bisa kerja siang. Malamnya bisa istirahat full. Kesempatan langka, pikir Maya. Dengan semangat, Maya masuk ke resto dan menyapa beberapa temannya. Tas dan buku-bukunya dia masukkan loker. Setelah berganti baju seperti teman-temannya, Maya langsung di posisinya.
Siang itu resto nampak ramai. Selain tepat jam makan siang, resto ini terkenal dengan makanan khas nusantara yang super duper lezattt dan nendang di lidah, tempat yang bersih dan nyaman. Makanya tidak salah resto tempat Maya berkerja selalu direkomkan baik dari kalangan menengah maupun kalangan atas. Resto itu juga menyediakan ruangan VIP, yang dikhususkan untuk tamu-tamu pejabat dan kalangan atas.
Maya langsung menuju tempat pelanggan baru yang baru duduk.
" Selamat siang, silahkan duduk tuan-tuan. Silahkan mencoba menu-menu dari resto kami" ucap Maya dengan sopan sambil menyodorkan buku menu. Maya berdiri sambil bersiap mencatat pesanan pelanggan VIPnya kali ini. Maya tidak menyadari kalau pelanggan yang duduk salah satunya adalah Bara. Maya hanya fokus mencatat apa yang akan dipesan pelanggannya.
"Emang begitu yaa, kalau mahasiswa kedokteran yaaa, dimana-mana selalu bawa catatan" gurau Bara. Maya menoleh...Maya hanya melongo tanpa berkomentar.
"Eh, ilermu tuch..ha..ha...." Bara semakin senang menggoda Maya.
Bara tidak menyangka, sudah tiga kali ini ketemu Maya tanpa sengaja hari ini (kayak dosis obat saja, 3xsehari)
Mayong hanya diam, sambil mengernyitkan alisnya.
#jangan lupa tinggalin jejaknya yeeee#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Epijaya
nanti jodohnya Mayong namanya Nurul.hhhh
2024-09-14
0
C2nunik987
curiga bara jodoh Maya 🤣🤣
2024-09-13
1
Irma
Sedikit informasi untuk Author, perusahaan dengan nama 'grup' itu adalah perusahaan konglomerasi yang memiliki beberapa cabang perusahaan. Contohnya: Sinarmas Grup memiliki beberapa anak perusahaan di bidang keuangan, properti, perkebunan. Yang di mana Sinarmas Grup di pinpin oleh Direktur Utama, sementara anak perusahaannya di pimpin oleh Direktur.
Sementara untuk CEO, di gunakan untuk perusahaan startup contohnya: Go Jeg, Shopee, Reku, Ajaib, ruangguru dll.
Saran: Lebih baik nama perusahaannya di ganti misalnya Dirgantara, perusahaan rintisan digital yang bergerak di bidang pendidikan nonformal.
Semoga bermanfaat, sukses selalu.
2023-10-03
1