Secercah Asa Yang Mulai Tampak

Pagi itu Maya bersiap-siap berangkat kuliah. Rutinitas yang sudah berjalan beberapa bulan terakhir. Kuliah di fakultas kedokteran dengan mata kuliah padat tentu Maya harus pintar-pintar membagi waktunya. Di tambah dengan kerja part timernya di sebuah resto dekat kampus sepulang kuliah.

"Bu, May berangkat dulu yaa. Nanti pulangnya tidak usah ditunggu makan malamnya. Habis ngampus nanti Maya langsung ke tempat kerja bu" pamit Maya ke bu Harti sambil membawa buku-buku tebal khas mahasiswa kedokteran (tapi sebenarnya memang begitukah? Author serius nanya ini..he..he..)

"Iya, ibu juga mau berangkat ngajar ini, bapak malah sudah berangkat duluan. Hati-hati di jalan, jangan capek-capek, jaga kondisi" ucap bu Harti sambil tersenyum.

Maya berpamitan sambil mencium punggung tangan bu Harti. Maya sangat bersyukur lepas dari panti asuhan banyak orang baik yang bersedia menampungnya.

Turun dari angkot, sambil berlari-lari kecil Maya menuju gerbang kampus. Maya takut telat karena jam pertama adalah jam mata kuliah Prof. Abraham yang terkenal sangat disiplin, tak sengaja dia bertubrukan dengan Bara. Maya kenal tentu saja tidak, karena Maya hanyalah mahasiswa yang konsen dengan mata kuliahnya, sehingga hanya mempunyai beberapa teman cewek yang tidak terlalu dekat. Kalau ketemu pun hanya say hello. Maya tidak punya waktu seperti teman-temannya, kalau pulang ngampus hang out bareng-bareng apalagi untuk pacaran dan mempunyai komitmen dengan cowok. Maya sudah bersyukur bisa kuliah sesuai jurusan yang diinginkannya, dan tidak perlu memikirkan biaya kuliahnya yang sudah didapatkannya lewat beasiswa. Kerja sampingan tentu untuk mendapatkan uang tambahan untuk membeli buku-buku yang diperlukan, bahkan Maya tidak sungkan untuk meminjam buku ke teman-temannya.

" Hey, loe punya mata gak?" teriak Bara. Baratha Saputra Suryolaksono, terkenal dengan Bara. Tidak ada yang tidak kenal dengan Bara, mahasiswa tampan dengan mata kebiruan, tipikal serius, bahkan puluhan cewek pun banyak yang antri untuk dekat dengannya, tapi sayang dia sangat dingin dengan cewek. Bara juga mahasiswa kedokteran, cuma beberapa semester di atas Maya.

"Maaf, aku buru-buru ni" ucap Maya sambil menangkupkan kedua tangannya minta maaf.

"Enak aja, tasku jadi keluar semua ni isinya...tatain" sambung Bara dengan kedua alis yang menyatu..

"Iya iya saya beresi, maaf ya sekali lagi" Maya sambil menata buku Bara.

"Eh siapa namamu? di FK semester berapa? kok baru ketemu ini. Kalau ntar ada buku-bukuku yang rusak biar mudah nyari kamunya. Buat tanggung jawab." lanjut Bara penasaran. Sebenarnya Bara cuma modus sih, Bara sudah terpesona dengan tatapan bola mata cewek di depannya. Binar mata coklat seperti seseorang yang pernah dia kenal dulu.

"Maaf ya perkenalannya disambung nanti aja. Aku bener buru- buru nih. Ada jam nya prof. Abraham" jawab Maya sambil berlalu.

"Baru kali ini ada cewek nolak kenalan sama gue" gumam Bara sambil berlalu. Bara sudah berada di semester akhir, persiapan tugas akhirnya pun sudah delapan puluh persen siap. Tinggal menunggu persetujuan prof. Abraham yang merupakan dosen pembimbingnya.

Bara sudah janjian dengan prof. Abraham untuk konsul tugas akhirnya, dan sudah dijanjikan setelah jam pertama mata kuliah. Prof. Abraham adalah sahabat ayahnya Bara. Suryolaksono adalah nama ayah Bara, pebisnis handal. Pendiri Dirgantara group, yang mempunyai puluhan anak cabang. Mulai bisnis properti, multimedia, rumah sakit, ritel. Tidak ada yang tidak kenal dengan keluarga Suryolaksono.

Maya masuk ke ruang kelas, detik berikutnya Prof. Abraham masuk. "Alhamdulillah tidak telat" gumam Maya sambil mengelus dada. Plong rasanya tidak berdiri di depan kelasnya. Prof. Abraham adalah dosen yang tidak mentolerir mahasiswa yang telat. Bagi prof. Abraham, seorang dokter tidak boleh-boleh main dengan waktu, telat sedetik aja nyawa seorang pasien bisa melayang. Yah walaupun hidup dan mati seseorang ada di tangan Tuhan, tapi setidaknya seorang dokter sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menolong.

Maya sangat serius dengan mata kuliah Prof. Abraham, apalagi dengan mata kuliah anatomi fisiologi. Sangat menyenangkan belajar bagian-bagian tubuh manusia, apalagi dengan bahasa-bahasa medis yang menurut Maya sangat keren bila Prof. Abraham yang mengucapkannya.

Prof. Abraham memperhatikan Maya, yang karena hampir telat dapat tempat duduk di depan sendiri.

"Pede kali anak ini, duduk di depan sendiri", batin Prof. Abraham.

"Hey, nama kamu sapa?" panggil Prof. Abraham sambil menunjuk Maya.

"Baik Prof., nama saya Maya" jawab Maya kaget karena mendadak.

"Baiklah karena kamu duduk di depan sendiri, berarti kamu sangat memperhatikan mata kuliah saya...bener? sambung Prof. Abraham. Dengan niat untul menguji kesiapan mahasiswanya ini, beliau akan memberi pertanyaan mendadak ke Maya.

"Bener Prof..." jawab Maya dengan tegas. Meski dalam hati ketar-ketir kalau gak bisa jawab.

"Sekarang kamu jelasin ke teman-temanmu tentang sistem peredaran darah.." suruh Prof. Abraham

"Baiklah Prof...Sistem peredaran darah manusiaadalah ...bla...bla.....bla....demikian penjelasan saya" Begitulah jawaban dan penjelasan Maya tanpa ada yang terlewat satupun. Semua begitu rinci.(tidak kita tulis yaaa sistem peredaran darah seperti apa, nanti readers bisa browsing sendiri..he..he....). Dalam hati prof. Abraham kagum juga terhadap Maya, cerdas dan perfect.

"Baiklah, kita akhiri mata kuliah hari ini. Sampai jumpa lain waktu" tutup Prof. Abraham mengakhiri kelas.

Prof. Abraham menuju ruangannya yang ternyata sudah ditunggu oleh Bara. Selama tidak bersama-sama temannya, Bara akan memanggil Prof. Abraham dengan sebutan Om. Karena dari kecil sudah sering ketemu sama Prof. Abraham.

"Gimana kabar ayah kamu Bar? Tanya Prof. Abraham. "Baik Om, bukannya dua hari yang lalu baru ketemu ayah Om?" canda Bara.

"Iya sih..he..he..."tukas Prof Abraham

"Gimana tugas akhir kamu, yang revisi kemarin? Masak seorang Suryolaksono yunior harus beberapa kali revisi? sambungnya.

"Sudah beres Om revisinya, coba Om lihat dech..jangan sampai yaaa aku ketinggalan wisuda akhir tahun, apa kata dunia..ha...ha..."tawa Bara pecah.

Akhirnya selesai juga konsulnya Bara ke Prof. Abraham. Bara sebenarnya sangatlah cerdas...bahkan sangat cerdas. Kedokteran yang seharusnya ditempuh 8 semester kadang bisa lebih dia lima semester sudah tugas akhir...(dunia halu mah bebas yaaaaa, terserah author aja).

Bara menuju parkiran mobil. Mobil sport sudah menunggunya, dia buru-buru karena sudah janji ketemu kakaknya di Dirgantara Grub. Kalau gak ada panggilan dari kakaknya mana mungkin dia ke sana. Dia sebenarnya ogah ke perusahaan

Saking buru-buru dia tidak sengaja nubruk seorang cewek yang melintas di depan mobilnya..

Dia lagi............

#jangan lupa tinggalin jejak yaaaa, lope you smua..muach..muach...

Terpopuler

Comments

C2nunik987

C2nunik987

Maya ketabrak ma bara 🙈🙈🙈

2024-09-13

1

anita

anita

yg ketabrak n yg nbrak org yg sma...😆😆😆

2023-10-26

1

susi 2020

susi 2020

🥰🥰

2023-09-24

1

lihat semua
Episodes
1 Kisah Masa Lalu
2 Meraih Asa 1
3 Meraih Asa 2
4 Secercah Asa Yang Mulai Tampak
5 Pertemuan
6 Perkenalan
7 Kebersamaan
8 Kelulusan
9 Lamaran
10 Kenangan
11 Keseharian
12 Pengkhianatan
13 Huru hara
14 Penggelapan
15 Makan malam
16 Benang ruwet
17 Sedikit Terurai
18 Mencoba ikhlas.
19 Penculikan
20 Masih Suram
21 Cari Cara
22 Tepat Waktu
23 Rumah Sakit
24 Awal Mula
25 Pendekatan
26 Kebersamaan Mayong Maya
27 DNA
28 Tabir Masa Lalu
29 Titik Terang
30 Putri Cantikku
31 Pindahan
32 Kebiasaan Baru
33 Ziarah
34 Renovasi Panti
35 Lampu Hijau
36 Tragedi 2M
37 Rumah Sakit
38 Semakin Dekat
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Bab 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Bab 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Promo
109 Part 108
110 Part 109
111 Part 110
112 Part 111
113 Part 112
114 Part 113
115 Part 114
116 Part 115
117 Part 116
118 Part 117
119 Part 118
120 Part 119
121 Part 120
122 Part 121
123 Part 122
124 Part 123
125 Part 124
126 Part 125
127 Part 126
128 Part 127
129 Part 128
130 Part 129
131 Part 130
132 Part 131
133 Part 132
134 Part 133
135 Promo
136 info
137 Pengkhianatan
138 Dijebak (promote)
139 Promote Langit dan Jingga
140 Promote 'Nikah Untuk Bahagia'
141 Promote 'My Aluna'
142 Promo 'Bukan Benih Suami'
143 Promo 'Lost Memory'
144 Mampir Guyssss @ 'FAITHFULNESS'
145 @SECOND WIFE
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Kisah Masa Lalu
2
Meraih Asa 1
3
Meraih Asa 2
4
Secercah Asa Yang Mulai Tampak
5
Pertemuan
6
Perkenalan
7
Kebersamaan
8
Kelulusan
9
Lamaran
10
Kenangan
11
Keseharian
12
Pengkhianatan
13
Huru hara
14
Penggelapan
15
Makan malam
16
Benang ruwet
17
Sedikit Terurai
18
Mencoba ikhlas.
19
Penculikan
20
Masih Suram
21
Cari Cara
22
Tepat Waktu
23
Rumah Sakit
24
Awal Mula
25
Pendekatan
26
Kebersamaan Mayong Maya
27
DNA
28
Tabir Masa Lalu
29
Titik Terang
30
Putri Cantikku
31
Pindahan
32
Kebiasaan Baru
33
Ziarah
34
Renovasi Panti
35
Lampu Hijau
36
Tragedi 2M
37
Rumah Sakit
38
Semakin Dekat
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Bab 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Bab 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Promo
109
Part 108
110
Part 109
111
Part 110
112
Part 111
113
Part 112
114
Part 113
115
Part 114
116
Part 115
117
Part 116
118
Part 117
119
Part 118
120
Part 119
121
Part 120
122
Part 121
123
Part 122
124
Part 123
125
Part 124
126
Part 125
127
Part 126
128
Part 127
129
Part 128
130
Part 129
131
Part 130
132
Part 131
133
Part 132
134
Part 133
135
Promo
136
info
137
Pengkhianatan
138
Dijebak (promote)
139
Promote Langit dan Jingga
140
Promote 'Nikah Untuk Bahagia'
141
Promote 'My Aluna'
142
Promo 'Bukan Benih Suami'
143
Promo 'Lost Memory'
144
Mampir Guyssss @ 'FAITHFULNESS'
145
@SECOND WIFE

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!