Rencana Lamaran

Matahari yang sempat mentereng di tengah hari kini sudah mulai merangkak turun dari singgasana. Membuat langit berwarna kuning kemerahan sekaligus pertanda jam kantor telah habis di gunakan. Dodo pada detik-detik jam pulang yang masih berada di Janitor, bergegas merapikan alat kebersihan yang di pakai tempur pada pekerjaan setiap harinya.

Setelah dirasa sudah rapi semua, laki-laki itu melangkah pergi menuju parkiran motor. Tiba-tiba suara tidak asing milik seseorang menginterupsi, menghentikan langkah semangat Dodo yang sudah ancang-ancang pulang ke rumah membawa segenap lelah yang berkah.

"DO...SINI DULU BENTAR!"

Dodo membalikkan badan. Netranya menangkap sang Leader terengah dengan tangan yang melambai-lambai.

Dodo menghampiri sumber suara dengan menenteng tas yang lumayan berat. Di dalamnya ia membawa buku-buku hasil sumbangan dari para karyawan untuk dipergunakan anak-anak di kampungnya. Ia adalah sosok pemuda yang banyak mengikuti organisasi di wilayah sekitar.

Yang Dodo sangat ingat, ada satu buku cukup menyambuk rasa empati. Sepenggal kalimat ditemukan seperti ini: Gapailah ilmu setinggi langit, sebab dia akan memberimu manfaat. Dan semenjak itulah Dodo menjadi peduli akan kegiatan belajar mengajar.

"Ada apa pak?"

"Kamu di suruh ke ruangan direktur sekarang." Pak Kunto, sang leader Dodo berbicara dengan nafas yang sepotong-sepotong.

"Bersih bersih lagi pak?"

"Waduh, kurang tahu saya. Perintahnya kamu cuma suruh ke ruangan direktur aja. Untuk ngapainnya saya juga gak tahu."

"Kamu ada masalah?" tambahnya lagi.

"Seingat saya gak ada, yaudah saya ke ruangan direktur dulu ya pak, nanti takut kelamaan ditunggu."

"Oh iya iya silahkan."

.

.

.

Dodo sudah menghadap Jesslyn Andara beserta Bram sang asisten. Meskipun di dalam ruangan bersuhu 20 derajat Celcius, laki-laki bernama Dodo berkeringat gugup yang ia sembunyikan di bawah meja.

"Siapa namamu?" Jesslyn bertanya. Diikuti pandangan tajam dari Bram.

"Nama lengkap Widodo Bu, panggilan Dodo" Dodo menjawab seperti halnya sedang wawancara kerja.

"Kamu berapa bersaudara?" tanya Jesslyn lagi.

"Tiga. Saya anak bungu dan memiliki dua kakak laki-laki."

"Kamu sudah menikah?"

"Belum."

"Kakakmu?"

"Hanya kakak tertua saja yang sudah menikah." Dodo semakin bingung.

"Nama istrinya?"

"Erma Wulandari."

*A*da apa ini?

Jesslyn menaikan sebelah alis. Lagi-lagi dia tersenyum samar yang tidak dapat terlihat oleh orang lain. Perempuan itu menyodorkan Map coklat yang di peroleh dari Bram.

"Bacalah dengan teliti, lalu tanda tangani." Perintah jesslyn. Dodo sempat berfikir apakah sekarang sedang wawancara kerja lagi untuk perpanjang kontrak?

Dia meraih mapnya, membuka dengan hati-hati lalu perlahan membaca setiap paragraf dengan teliti. Jantungnya berdegup kencang. Nafasnya seperti tercekat. Suhu badan seketika tidak konsisten, kadang panas kadang dingin. Bahkan Ia sangsi untuk mendongakkan kepala. Takut-takut kalau dia mendongak Ia mendapati Jesslyn dan Bram melemparkan death stare

"Silahkan tanda tangan." Kini Bram yang berbicara.

"Maaf, tapi saya gak mungkin.."

"Saya tidak terima penolakan." Sela Jesslyn dengan tegas. Tidak mau tahu jika lawan bicaranya bingung bukan main. "Hanya ada satu pilihan, tanda tangan lah cepat."

Akhirnya, Dodo yang berada di bawah tekanan menanda tangani perjanjian itu dengan pena yang mengikuti bahasa tubuhnya.

.............

Malam hari di rumah.

Dodo termenung di dalam kamar. Pikirannya berlarian kenapa bosnya ingin menikah kontrak dengannya bahkan dengan kondisi mereka yang sama sekali tidak pernah bertegur sapa. Masih basah dalam ingatan Dodo kejadian tadi siang, dimana Jesslyn menendang embernya saat dirinya asyik mengepel lantai yang bisa di bilang jarang terjamah lalu lalang orang.

Kalaupun Jesslyn melakukan itu, mungkin tempat yang tepat adalah lobi dan segenap ruangan lain yang sering dia pakai. Tapi ini? ini di tempat pinggiran belakang toilet security yang jarang terjamah direktur pada umumnya.

Kenapa Jesslyn berada disana? untuk apa Jesslyn sekonyong-konyong menendang ember Dodo yang sedang Dodo gunakan? lalu pulangnya wanita tersebut ingin dinikahi di atas perjanjian. Dosa apa yang mungkin telah Dodo lakukan hingga mendapat perlakuan seperti itu? atau mungkinkah Jesslyn jatuh cinta pada Dodo dengan cara yang aneh. Bisa jadi, orang kaya kalau jatuh cinta modelannya seperti ini. Mungkin.

Sebagai pengusir kegundahan, Dodo lantas pergi berwudhu, dan melaksanakan kewajibannya.

.

.

"Do..do.." Ibu unah memanggil yang tak lain adalah ibu kandungnya.

"Iya Mak." Dodo menyahut sembari menilap sajadah. Ia keluar kamar dan menghampiri sumber suara. Sebagai anak yang berbakti, ketika orang tua memanggil segeralah menghampirinya. Karena pada suatu hari nanti, panggilannya kelak akan kita rindukan.

"Kenapa Mak?"

"Nih makan, emak udah masakin ikan Jaer di pucungin, kesukaan lu." ujar Bu unah sambil menata piring, nasi, beserta lauknya.

Pak Nata, ayahnya Dodo baru saja keluar dari kamar mandi sehabis pulang mengojek. Menyapa Dodo sebentar lalu masuk ke kamarnya. Sementara itu, Dodo duduk bersama Bu unah menunggu pak Nata bergabung untuk aktivitas makan malam.

"Mak, Iyan kemana ? dari tadi gak kelihatan." Iyan adalah kakak kedua Dodo. Perbedaan usia hanya satu tahun membuatnya seperti teman. Panggilannya pun hanya berupa nama tanpa embel-embel Kakak maupun Abang. Dan hanya Iyan lah yang meneruskan kuliah dari ketiga anak di keluarga ini.

"Katanya mau ke rumah bestinya, si Karman."

"Oh"

Tak lama berselang Pak Nata keluar dan bergabung dengan mereka. Makan malam berjalan dengan singkat. Sebab keluarga mereka pada dasarnya terbiasa makan sore bukanlah makan malam. Di karenakan para pencari rupiah tiba di rumah pada malam hari, maka makan sore hari ini berubah status menjadi makan malam.

"Pak, Mak, saya mau ngomong." Pak Nata dan Bu Unah langsung menatap Dodo.

"Ngomong apa?" seru mereka berbarengan.

"Saya mau nikah, besok lamarin ya?." tidak berbasa-basi Dodo langsung bicara pada intinya.

"Eh bujug, dadakan amat si lu. Ama orang mana emang?" ujar Pak Nata.

"Emang ngapah si pak? lagian juga umurnya udah sedengnya nikah" yang ini kata Bu Unah.

"Iya si Mak, tapi kan kita emang sekarang punya tabungan?"

"Punya dong, emak kan abis keluar arisan."

"Do emang lu mau nikah Ama orang mana? perasaan emak lu kagak pernah bawa perempuan kemarih." Bu Unah mencermati situasi. Memang Dodo betulan belum pernah mengenalkan seorang wanita pada orang tuanya.

Orang mana ya?

"Besok saya langsung ajak kesana aja. Nggak usah bawa parsel atau seserahan kaya biasanya."

"Lah kok gitu?" tanya Bu unah, yang juga mewakili pertanyaan Pak Nata. Ayah Dodo tersebut hampir tersedak tulang ikan Mujair saat Dodo mengatakan tidak usah bawa seserahan.

"Dia maunya begitu."

Flash back

"Biar semua ini terlihat natural, bagaimana tradisi di keluargamu?" tanya Jesslyn.

"Sebelum menikah ada proses lamaran dari keluarga laki-laki ke rumah keluarga perempuan. Habis itu barulah menentukan tanggal pernikahan."

"Baiklah kalau begitu, besok kamu dan keluarga datang ke rumah saya. Tidak usah bawa apapun."

"Baik bu."

"Bram, tolong kau urus semua. Besok kirimkan mobil beserta supirnya untuk menjemput keluarga Dodo. Pastikan seolah mereka menaiki taxi online."

"Baik"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Alkenzie

Alkenzie

hmm ada apa dg jesslyn kok tiba2 mau nikah ya? jgn2 krn harta warisan.

2022-11-12

2

Mego Me

Mego Me

sopan ya Dodo...

2022-08-31

2

Inru

Inru

Kok bisa tiba-tiba gitu ya?

2022-08-25

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Rencana Lamaran
3 Dodo Anak Baik
4 Pernikahan Part 1
5 Pernikahan Part 2
6 Panggilan untuk jesslyn
7 Rumah Baru
8 Hari libur
9 Makan siang bersama
10 Acara
11 Isi bingkisan
12 Korslet
13 Sebuah kartu
14 Rempug
15 Makan malam
16 Transfer
17 Jesslyn dalam kesendirian
18 Pulang ngaret
19 Pertemuan kedua
20 Kesalahan Jesslyn
21 Mengendurkan penjagaan
22 Bunga-bunga ditaman
23 Malam jum'at
24 Neneng lewat
25 Tetangga usil
26 Sisi lain dodo
27 Rapuh
28 Selimut
29 Ragu
30 Rencana gagal
31 Hujan
32 Setelah hujan
33 Malam yang dingin
34 Kecewa
35 Solusi
36 Titik terang
37 Suasana panas
38 Pengakuan Dodo
39 Seperti biasa
40 Realisasi janji
41 Ide papah
42 Akhirnya
43 Kepercayaan
44 Kesedihan Bram
45 Yang ditunggu
46 Kabar merebak
47 Akhirnya terkuak
48 Pesan Iyan
49 Pagi yang ceria
50 Persiapan kotak makan
51 Ketakutan Jesslyn
52 Pengunduran diri
53 Obrolan Bram dengan Jesslyn
54 Dua hari lagi
55 Rindu berat
56 Menunggu
57 Akhirnya...
58 Dodo sakit, gak kuat menahan rindu
59 Merawat suami
60 Bolehkah aku egois?
61 Godaan
62 Telat lima menit
63 Perkunjungan Dodo dan Jesslyn
64 Rumah sakit
65 Suasana haru
66 Seperti mimpi
67 Curhatan Bram part 1
68 Curhatan Bram part 2
69 Curhatan Bram part 3
70 Jesslyn ketahuan
71 Hari pertama
72 Pengamanan untuk Jesslyn
73 Makan siang dengan Bram
74 Pengakuan
75 Jangan khawatirkan saya!
76 Bersatu kembali
77 Kondangan dulu
78 Sakit perut
79 Surat misterius
80 Ada penguntitan
81 Kalau bukan mereka lalu siapa?
82 Langkah yang diambil Dodo
83 Serius Nanya
84 Keadaan Jesslyn
85 Jangan Memelihara Benci
86 Pengumuman
87 Tugas Seorang Istri
88 Kedatangan tamu
89 Membawa perjanjian damai
90 Penyerangan
91 Jika seperti ini, pertahankanlah.
92 Penyesalan
93 Dimana papah?
94 Kembali lagi
95 Iya Non
96 Apakah harus sama dengannya?
97 Cintai dia dari sisi lain
98 Waktunya jalan-jalan
99 Jangan ngutang!
100 Jalan-jalan anti ribet
101 Berbagi
102 Hanya gelas jatuh
103 Terimakasih atas hari ini
104 Sudah berada di rumah
105 Kebingungan di pagi hari
106 Di penghujung Do'a
107 Pembicaraan Toyib dan Bu Unah
108 Kejujuran
109 Undangan
110 Malam itu
111 Merasa bersalah
112 Bram pergi
113 Nama Lengkap
114 Satu kenyataan lagi
115 Tidak Fokus
116 Ke luar kota
117 Tergopoh-gopoh
118 Tragedi
119 Saya Bodoh Non
120 Do kamu kenapa?
121 Pembicaraan serius
122 Akhir cerita
123 Kilas balik
124 Promosi
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Prolog
2
Rencana Lamaran
3
Dodo Anak Baik
4
Pernikahan Part 1
5
Pernikahan Part 2
6
Panggilan untuk jesslyn
7
Rumah Baru
8
Hari libur
9
Makan siang bersama
10
Acara
11
Isi bingkisan
12
Korslet
13
Sebuah kartu
14
Rempug
15
Makan malam
16
Transfer
17
Jesslyn dalam kesendirian
18
Pulang ngaret
19
Pertemuan kedua
20
Kesalahan Jesslyn
21
Mengendurkan penjagaan
22
Bunga-bunga ditaman
23
Malam jum'at
24
Neneng lewat
25
Tetangga usil
26
Sisi lain dodo
27
Rapuh
28
Selimut
29
Ragu
30
Rencana gagal
31
Hujan
32
Setelah hujan
33
Malam yang dingin
34
Kecewa
35
Solusi
36
Titik terang
37
Suasana panas
38
Pengakuan Dodo
39
Seperti biasa
40
Realisasi janji
41
Ide papah
42
Akhirnya
43
Kepercayaan
44
Kesedihan Bram
45
Yang ditunggu
46
Kabar merebak
47
Akhirnya terkuak
48
Pesan Iyan
49
Pagi yang ceria
50
Persiapan kotak makan
51
Ketakutan Jesslyn
52
Pengunduran diri
53
Obrolan Bram dengan Jesslyn
54
Dua hari lagi
55
Rindu berat
56
Menunggu
57
Akhirnya...
58
Dodo sakit, gak kuat menahan rindu
59
Merawat suami
60
Bolehkah aku egois?
61
Godaan
62
Telat lima menit
63
Perkunjungan Dodo dan Jesslyn
64
Rumah sakit
65
Suasana haru
66
Seperti mimpi
67
Curhatan Bram part 1
68
Curhatan Bram part 2
69
Curhatan Bram part 3
70
Jesslyn ketahuan
71
Hari pertama
72
Pengamanan untuk Jesslyn
73
Makan siang dengan Bram
74
Pengakuan
75
Jangan khawatirkan saya!
76
Bersatu kembali
77
Kondangan dulu
78
Sakit perut
79
Surat misterius
80
Ada penguntitan
81
Kalau bukan mereka lalu siapa?
82
Langkah yang diambil Dodo
83
Serius Nanya
84
Keadaan Jesslyn
85
Jangan Memelihara Benci
86
Pengumuman
87
Tugas Seorang Istri
88
Kedatangan tamu
89
Membawa perjanjian damai
90
Penyerangan
91
Jika seperti ini, pertahankanlah.
92
Penyesalan
93
Dimana papah?
94
Kembali lagi
95
Iya Non
96
Apakah harus sama dengannya?
97
Cintai dia dari sisi lain
98
Waktunya jalan-jalan
99
Jangan ngutang!
100
Jalan-jalan anti ribet
101
Berbagi
102
Hanya gelas jatuh
103
Terimakasih atas hari ini
104
Sudah berada di rumah
105
Kebingungan di pagi hari
106
Di penghujung Do'a
107
Pembicaraan Toyib dan Bu Unah
108
Kejujuran
109
Undangan
110
Malam itu
111
Merasa bersalah
112
Bram pergi
113
Nama Lengkap
114
Satu kenyataan lagi
115
Tidak Fokus
116
Ke luar kota
117
Tergopoh-gopoh
118
Tragedi
119
Saya Bodoh Non
120
Do kamu kenapa?
121
Pembicaraan serius
122
Akhir cerita
123
Kilas balik
124
Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!