Ironi

Renata meremas tanah merah yang sudah di penuhi dengan bunga itu, isaknya tak dapat berhenti. Renata ingin menentang takdir jika ia kuasa, namun Renata hanya manusia biasa yang akhirnya hanya bisa menangisi kepergian Tama.

“ Ayo kita pulang Re, sudah hampir maghrib " Ajak Diana.

“ Kemana aku pulang Bu ? Kak Tama satu satu nya tempat ku pulang hiks .. " Kenyataan itu membuat hati Renata semakin pilu.

“ Pulanglah bersama Ibu, kita ke rumah Ibu. Kami punya rumah sewaan disini. Setidaknya untuk beberapa saat kamu perlu di temani " Bujuk Diana.

“ Pergilah Bu, Aku ingin menemani Kak Tama disini. "

“ Renata, berhenti menyusahkan dirimu sendiri. Kamu kira Tama akan bahagia disana mengetahui kamu begini ? " Ucap Bian menusuk.

“ Bian ! " Bentak Diana.

“ Mami .. Cepat atau lambat Renata harus sadar dan menerima kepergian Tama karena itu cuman satu satu nya cara untuk dia bertahan hidup dan mewujudkan permintaan kakaknya "

“ Bukankah Tama meminta mu untuk merawat diri dan kuliah yang benar ? " Lanjut Bian.

“ Apa kamu hanya akan berdiam saja, atau kamu ingin ikut di kubur dengan kakak mu ? Sadarlah kamu bisa mati kedinginan dan kelaparan jika kamu terus menangisi nya disini. " Tambah Bian semakin memojokkan Renata.

“ Apa peduli mu hah ? Pergi saja jika itu mau mu " Jawab Renata frustasi.

“ Ayo ! Menangislah sepuas mu di rumah nanti. " Bian menarik tangan Renata dengan segera Alvin pun ikut membantu membopong tubuh gadis itu memaksanya masuk ke mobil meninggalkan area pemakaman.

Bian masih terus menarik tangan gadis lemah itu hingga masuk ke dalam rumah lalu menghempaskannya di sofa.

“ Kamu kejam ! " Teriak Renata

“ Andai kamu tidak bersikeras menyiksa dirimu sendiri, aku masih bisa berlembut dan sedikit berbelas kasihan. "

“ Cukup Bian hentikan, Renata sedang berduka. Pergilah biar Mami yang mengurusnya. " Diana segera melerai keduanya.

Mendengar perintah dari Diana, Bian pun pergi menuju taman belakang di susul Alvin.

“ Ck wanita sialan. Belum apa apa sudah merepotkan " Gerutu Bian.

“ Ayolah Bi, dia sedang berduka berhenti memperlakukannya sekasar itu. "

“ Apa Lo pikir gue sekejam itu kalo gadis itu bisa di atur ? Lagian mau dia nangis sampe mati pun kakaknya gak akan bisa bangun lagi " Kesal Bian.

“ Perlahan Bi, dia akan menerima keadaannya nanti. Udahlah Bi Lo emang udah waktunya balik ke Jakarta. Makin lama disini Lo bisa bikin anak orang jadi depresi. Gue bakal bujuk Mami buat ijinin Lo balik " Ucap Alvin menenangkan Bian.

Bian tak lagi menjawab Alvin, Bian memilih melenggangkan kaki nya menuju kamar. Tubuh dan pikirannya butuh rehat sejenak, bagaimanapun Bian sama sama shock dengan keadaan ini. Dalam waktu kurang dari seminggu banyak hal terjadi dalam hidupnya. Siapa sangka akan ada orang asing yang kini ikut bergantung dalam hidupnya ? Padahal Bian sendiri manusia paling anti berhubungan dengan siapapun jika bukan urusan bisnis.

Keesokan harinya, semua tengah menyantap sarapan di meja makan. Hanya Renata yang tidak ikut bergabung, Renata masih mengunci diri di kamar mencari ketenangan untuk dirinya sendiri. Wajah Bian sedikit cerah pagi ini karena Diana sudah mengijinkannya untuk kembali. Setelah selesai sarapan Bian pun bergegas merapikan segala keperluan yang akan di bawanya kembali, tak berapa lama Bian menghampiri Diana.

“ Mi .. Bian pulang dulu ke Jakarta ya ? Terimakasih udah ijinin Bian. "

“ Iya Bi, rawat dirimu baik baik disana. Sementara waktu Mami akan disini merawat Renata sampai stabil. Kamu mau pamit dulu sama Renata ? "

“ Haruskah ? " Bian mengerutkan keningnya.

“ Bagaimanapun Renata kini bagian dari kita Bi. "

“ Baiklah Mi .. " Bian menurunkan jaket dan tasnya terlebih dulu ke sofa lalu berjalan malas menuju lantai dua dimana kamar Renata berada.

“ Re ini saya Bian. " Bian mengetuk pintu kamar Renata.

“ Masuk .. " Jawab Renata pelan. Tenaga Renata sudah banyak terkuras sejak seminggu yang lalu hingga kini sudah malas lagi untuk berdebat dengan Bian.

Tumben gak ngedumel dulu Batin Bian

“ Kenapa ? " Tanya Renata yang bangkit dari ranjang lalu duduk perlahan menghadap Bian.

“ Saya mau balik ke Jakarta. Mami nyuruh saya pamitan ke kamu, Mami juga bakal temenin kamu disini. "

“ Ya makasih .. " Jawab Renata singkat

“ Re jangan hasut Mami saya dengan kisah menyedihkan kamu ! Jangan pernah berpikir kamu bisa jadi bagian kami. Kamu hanya akan tinggal sementara lalu pergi. Kamu ngertikan ? " Bian mendekatkan wajahnya pada Renata.

“ Saya tau sejak awal, kamu tidak menyukai saya. Jangan khawatir saya tidak akan merenggut apapun dari kamu .. " Jawab Renata tegas.

“ Baguslah, semoga lekas sembuh " Bian tersenyum smirk lalu pergi meninggalkan Renata.

Bian mengecup tangan Diana lalu melangkahkan kaki menuju mobil nya meninggalkan halaman rumah berlantai dua itu, Alvin pun ikut kembali ke Jakarta. Bian berharap Renata memegang ucapannya dan ini adalah saat terakhirnya mereka bertemu.

“ Seseneng itu Lo Bi ? " Tanya Alvin yang melihat wajah Bian tersenyum girang begitu meninggalkan kota.

“ Jelas ! Gue serasa di penjara seminggu ini. " Jawab Bian santai.

“ Lo sadarkan lagi berbahagia di atas penderitaan orang lain ? Andai Tama gak dateng nyelamatin Mami, yang saat ini di posisi sengsara itu harusnya Lo sama Gue Bi "

“ Tapi enggak kan ? Gak usah drama Vin. "

“ Dasar manusia gak punya simpati Lo Bi " Alvin menatap kesal pada Bian.

Di lain tempat, Diana dan Renata sedang berbicara empat mata dengan serius dari hati ke hati. Renata saat ini sudah cukup terbuka dan tegar akan takdir yang di gariskan Tuhan untuknya.

“ Bu, Rere ucapkan terimakasih karena selama Kak Tama sakit Ibu sudah merawat kami dengan baik. Mohon maaf awalnya Rere menyalahkan Ibu, Rere gak maksud begitu bu .. " Mata Renata berkaca.

“ Ibu mengerti Re, penderitaan yang kamu rasakan saat ini pun Ibu penyebabnya "

“ Enggak Bu, yang salah manusia kejam yang telah menikam Kak Tama. Kepergian Kakak sudah takdir Tuhan, Rere sudah siap mengikhlaskannya. " Renata menggenggam tangan Diana.

“ Rere ikut ibu ya ke Jakarta ? Ibu bakal rawat kamu seperti anak ibu sendiri. " Ajak Diana.

“ Maaf bu sebelumnya, Renata gak bisa. Rere ingin menemani Kak Tama disini. Rere juga sudah daftar kuliah, seperti pesan Kak Tama. Rere harus merawat diri sendiri dan melanjutkan kuliah. "

“ Tapi Re .. "

“ Gak papa Bu, Rere baik baik aja. Mari kita kembali ke kehidupan kita masing-masing Bu. Mari jangan bertemu lagi. Hanya itu yang Rere mau "

Seakan tersambar petir, Diana tak menyangka Renata akan meminta hal seperti ini padahal niat awal Diana adalah mengangkat Renata menjadi anaknya dan mengurusnya hingga Renata memiliki keluarganya sendiri.

“ Rere mohon ya Bu .. Rere ingin kembali ke kehidupan Rere meski kini tak ada Kak Tama. Masuk ke dalam kehidupan Ibu terlalu jauh dan Rere tidak akan siap. Biarkan Rere memilih jalan Rere sendiri bu. " Pinta Renata dengan wajah sendu memohon.

“ Baiklah Re jika itu keputusan mu, besok Ibu akan kembali ke Jakarta. Ibu tak akan mengganggu kehidupan mu, tapi berjanjilah kapanpun kamu butuh. Segera hubungi Ibu ya Re ? "

“ Pasti Bu, terimakasih ya sekali lagi Bu. Rere juga titip salam sama mas Bian dan mas Alvin. Mereka sudah berbaik hati merawat Rere padahal mereka pasti sangat sibuk. " Renata memeluk Diana erat seolah memeluk Ibunya.

Dalam hati Renata sebenarnya mendamba sosok Ibu seperti Diana, namun Renata tidak bisa mengingkari janjinya pada Bian dan juga ingin membuktikan bahwa Renata tidak seperti yang Bian pikirkan. Pada akhirnya kehidupan pun akan kembali seperti semula.

Bian, Diana dan Alvin kembali pada kehidupan normalnya tanpa kekurangan satu apapun sedangkan Renata kembali pada kehidupannya nya yang sudah kehilangan segalanya. Ironis bukan ?

Terpopuler

Comments

Lanjar Lestari

Lanjar Lestari

semua krn kata2 Bian jd Renata harus buat keputusan untuk tdk ikut ke jakarta

2024-05-06

0

Benazier Jasmine

Benazier Jasmine

bian jahat bgt, semoga u secepatnya jatuh cinta sm renata biar kapok ditolak renata.uda jahat sm renata

2022-11-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!