Transmigrasi Sexy Mafia

Transmigrasi Sexy Mafia

Chapter 1

Di sebuah lorong terdengar suara seorang wanita yang berteriak teriak.

"Tolong!! Tolong!! Tolong!!."

"Siapa pun tolong aku!! Aku terjebak di sini!!."

Entah sudah berapa lama wanita itu terus saja minta tolong tapi tidak ada satu orang pun yang datang menolongnya.

Wanita itu terus saja berlari dengan sisa tenaganya berharap menemukan ujung dari lorong itu agar bisa segera keluar dari sana.

Hah ... Hah ... Hah ...

Di saat wanita itu sudah kehilangan semua tenaganya, ia memilih untuk berhenti sejenak. Tak lama terlihat sosok tubuh yang menyerupai manusia berdiri di hadapannya.

Sosok itu sangat tampan, tinggi, putih dan bersinar. Sosok itu menggunakan jubah hitam panjang sampai menutupi kakinya sehingga sosok itu terlihat seperti melayang.

Melihat ada orang di hadapannya, wanita itu sangat senang karena akhirnya ada seseorang yang bisa membantunya keluar dari lorong itu.

"Kau bisa membantu ku keluar dari lorong ini?," tanya si wanita itu.

"Florencia Grizelda."

"Iya, itu nama ku. Kau mengenal ku?."

"Maaf kan aku, karena aku kau terjebak di lorong ini."

"Hah? Maksudnya?."

"Aku akan menjelaskannya, tapi sebelum itu aku akan memperkenal kan diri ku terlebih dahulu."

"Terserah kau sajalah, yang penting kau harus membantu ku keluar dari lorong ini."

"Nama ku Ruben. Aku adalah malaikat maut."

Ha ... Ha ... Ha ...

Suara tawa Florencia menggema di lorong yang sangat gelap dan sepi itu.

"Apa menurut kau aku akan percaya dengan omong kosong yang kau ucapkan itu?," tanya Florencia yang sangat tidak percaya dengan ucapan sosok di hadapannya itu.

"Kau ingat bagaimana caranya kau bisa berakhir di lorong gelap ini?."

Florencia memutar otaknya berusaha untuk mengingatnya dan..

"Haaa ... " Florencia membulatkan matanya sempurna.

"Bukankah tadi aku sedang menikmati makan malam ku, tapi kenapa aku bisa ada di sini?," tanya Florencia bingung.

"Kau ingat apa yang terjadi saat kau makan malam?."

"Ck! Aku bertanya tapi dia malah menjawab pertanyaan ku dengan pertanyaan juga," kesal Florencia dalam hatinya.

"Aku tanya sekali. Apa kau ingat apa yang terjadi saat kau makan malam?."

Dengan perasaan kesal Florencia berusaha mengingat kembali apa yang sudah terjadi padanya. Kanapa dirinya bisa sampai berakhir di lorong gelap dan sepi itu.

"Tersendak." kata Florencia kala ia mulai mengingat sesuatu. "Iya aku ingat, aku tersendak saat makan malam. Aku tersendak tulang ikan."

"Setelah itu apa yang terjadi?."

"Karena tersendak aku jadi sulit untuk bernapas, rasanya seperti ada yang mencekik leher ku. Setelah itu semuanya gelap dan mungkin aku pingsan."

"Iya kau benar, kau hanya pingsan. Setelah itu kau di bawa ke rumah sakit. Dan di sanalah aku melakukan kesalahan yang sangat besar."

"Kau jangan membuat ku bingung. Katakan saja langsung, kesalahan apa yang kau lakukan pada ku hingga aku berakhir di sini?."

"Aku salah karena telah mencabut nyawa mu. Seharusnya bukan kau, tapi wanita yang di sebelah mu."

"Hah?!."

FLASH BACK ON

Dua mobil ambulance memasuki pelataran rumah sakit secara bersamaan. Satu ambulance membawa seorang wanita dengan luka yang sangat parah di kepalanya dan ambulance satunya lagi membawa Florencia. Mereka berdua di bawa ke ruang UGD.

Florencia dan wanita itu di rawat di ruangan yang sama. Brankar pasien mereka bersebelahan hanya gorden saja yang memberi skat di antara ke duanya. Para Dokter dan Suster tengah sibuk merawat mereka.

"Dia sangat beruntung karena segera di tangani, jika tidak dia bisa saja kehilangan nyawanya. Walau hanya tersendak tulang ikan saja, jika tidak segera di tangani akan berakibat fatal," kata Dokter yang menangani Florencia.

"Pindah kan pasien ke ruang inap sus dan terus awasi kondisinya," sambungnya lagi.

"Baik dok."

Sementara Dokter yang menangani wanita itu sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena kondisi wanita itu sudah sangat kritis. Tidak ada yang bisa Dokter lakukan lagi untuk menyelamatkan nyawanya.

Di sisi lain Ruben sang malaikat maut berdiri di antara ke dua wanita itu.

"Ini adalah hari kematian mu Innara Havika. Ucapkanlah selamat tinggal pada dunia."

Ruben mengayunkan tongkatnya untuk mencabut nyawa Innara tapi sialnya lagi dan lagi tongkat Ruben mengalami kerusakan.

Tidak ada yang terjadi, Innara masih hidup.

"Oh ayolah jangan sekarang, aku harus menjalan kan tugas ku. Jangan sampai terjadi masalah lagi."

Ruben menggerakan tongkatnya itu asal, berharap tongkat itu berfungsi lagi dan..

"Tidak! Ini terjadi lagi!."

"Dokter, detak jantung pasien berhenti" panik Suster yang akan memindah kan Florencia tapi ia malah di kejutkan saat melihat monitor alat pendeteksi detak jantung yang menampilkan garis lurus di sana.

"Apa? Bagaimana itu mungkin?," Dokter kembali memeriksa keadaan Florencia.

"Maafkan aku. Aku akan memperbaiki ini." lirih Ruben.

FLASH BACK OFF

"Oh god.. Masa iya aku mati karena tersendak tulang ikan?," gumam Florencia dalam hatinya.

"Jadi sekarang aku sudah mati? Dan kau benar benar malaikat maut? Malaikat maut yang sudah mencabut nyawa ku?," tanya Florencia.

"Tapi kau tenang saja, hari ini bukan hari kematian mu dan aku akan membuat mu hidup kembali."

"Apa aku sedang bermimpi? Hey.. Flo ayo bangunlah, ini mimpi yang sangat buruk," Florencia menepuk-nepuk pipinya sendiri.

"Ini bukan di alam mimpi, lorong ini adalah jalan menuju akhirat."

Flo terkekeh. "Hey kau, siapa pun kau aku tidak peduli, yang penting sekarang cepat kau hidupkan aku kembali!!."

"Aku akan melakukannya. Sekali lagi maaf atas kesalahan ku."

"Ck!! Dasar bodoh!! Bagaimana bisa seorang malaikat maut bisa salah mencabut nyawa orang?."

"Aku pikir malaikat maut itu menyeramkan tapi apa ini? Aku sama sekali tidak merasa takut saat bertemu dengannya. Di mata ku dia terlihat sangat bodoh." kata Florencia dalam hatinya.

"Aku bisa mendengar apa yang kau katakan dalam hati mu itu."

"Hah? Kok bisa?."

"Kau lupa, aku seorang malaikat."

"Oh Iya, maaf kan aku. Aku tidak bermaksud untuk menghina mu."

"Aku memaaf kan mu. Kau bersiaplah, tutup mata mu. Aku akan menghidup kan mu kembali."

"Tunggu ..." cegah Flo.

"Kenapa? Apa kau berubah pikiran? Kau tidak ingin kembali hidup?."

"Tidak bukan itu. Aku hanya ingin bertanya pada mu."

"Tanyakanlah."

"Apa aku bisa bertemu dengan orang tua ku yang sudah meninggal jika aku tetap di sini?."

"Tentu saja, kau bisa bertemu lagi dengan mereka. Jadi apa keputusan mu? Kau akan tetap di sini atau kembali ke kehidupan mu sebelumnya?."

"Seperti yang kau katakan tadi, hari ini bukanlah hari kematian ku. Aku akan kembali," kata Florencia yakin.

"Sesuai keinginan mu."

"Aku akan membalas kematian orang tua ku. Tunggulah aku pria tua!! Akan ku pastikan kematian mu itu datang dengan cara yang sangat menyakitkan," gumam Florencia dalam hatinya.

Florencia menutup matanya dan Ruben sang malaikat maut itu pun memperbaiki kesalahannya, membuat Florencia hidup kembali.

Aneh memang, bukankah Ruben itu malaikat maut yang tugasnya mencabut nyawa? Tapi kini ia malah menghidupkan kembali orang yang sudah ia cabut nyawanya.

Tapi itulah bedanya Ruben dengan malaikat lainnya. Ruben adalah malaikat maut yang ceroboh. Entah sudah berapa kali ia melakukan kesalahan seperti itu hanya karena tongkatnya yang tiba tiba mengalami kerusakan. Konyol sekali!!!

Apakah itu adalah kesalahan Ruben yang terakhir? Tentu saja tidak!! Ruben sang malaikat ceroboh itu kembali melakukan kesalahan dan kali ini kesalahan yang ia lakukan akan merubah seratus delapan puluh derajat kehidupan seorang Florencia Grizelda sang bos Mafia.

"Sekali lagi maaf kan aku Florencia, mungkin ini memang takdir yang sudah tuhan berikan untuk mu, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi."

**

Suara dari mesin EKG terdengar begitu nyaring di dalam ruang ICU. Ruangan di mana seorang wanita masih tertidur dengan banyak selang yang menempel pada tubuhnya.

"Kak Nara!! "

Pekik seorang gadis kala ia melihat pergerakan di jemari wanita itu. Perlahan namun pasti kelopak mata itu mulai terbuka.

Gadis yang bernama Laura itu menekan sebuah tombol untuk memanggil tim medis dan tak lama kemudian datang seorang laki laki mengenakan seragam putih di ikuti dua orang wanita di belakangnya yang juga mengenakan pakaian yang sama.

Mereka pastilah Dokter dan Suster yang akan memeriksa kondisi wanita yang di panggil Nara itu.

"Dokter, bagaimana keadaan kakak ipar saya?," tanya Laura.

"Dia sudah berhasil melewati masa kritisnya dan sekarang kondisinya baik-baik saja" kata sang Dokter.

"Terimakasih dok, terimakasih" kata Laura tulus.

"Kalau begitu saya permisi" Dokter dan kedua suster itu melangkah kan kakinya keluar dari ruangan serba putih itu.

"Kak Nara aku seneng banget, akhirnya kak Nara sadar," Laura memeluk erat wanita yang baru sadar itu.

"Aku akan hubungi papa dan kak Vano, pasti mereka seneng kalau tau kak Nara udah sadar"

Gadis itu mengambil benda pipih dari dalam hand bagnya kemudian menghubungi orang yang di sebutnya tadi.

"Kak Nara istirahatlah, mereka akan segera datang."

Wanita yang di panggil Nara itu menatap Laura bingung.

"Siapa Nara? Aku bukan Nara? Kau pasti salah orang? Menyebalkan! Pergilah! Dasar gadis bodoh!! Apa kau tidak bisa melihat dengan jelas," wanita itu menghempas kan tangannya di udara meminta gadis bernama Laura itu untuk keluar dari ruangan.

"Di mana Axel dan Alexa?,"

Wanita itu mengedarkan pandangannya mencari dua orang yang di kenalnya, tapi nihil mereka tidak ada di sana.

"Ck! Kemana mereka pergi?,"

"Kak Nara, kau kenapa? Siapa Axel dan Alexa?,"

"Kau, kau masih di sini? Bukankah tadi aku sudah mengusir mu? Apa kau tuli hah? Cepat pergilah!,"

"Kak Nara ... " lirih Laura.

Netra indah berwarna coklat itu terlihat berkaca kaca. Laura tidak mengerti kenapa kakak iparnya yang sangat baik dan lembut itu mengusirnya bahkan sampai menghinanya juga.

Akhirnya laura keluar dengan perasaan sedih tapi ia juga terlihat sangat khawatir dengan kondisi sang kakak ipar. Laura kemudian pergi memanggil Dokter.

Sementara di dalam ruangan, wanita yang di panggil Nara itu berusaha untuk bangkit tapi terhenti kala ia merasakan sakit di bagian kepalanya yang teramat sangat.

"Akh ... Kenapa kepala ku sakit sekali?," rintihnya.

Wanita itu memegang kepala yang di perban seraya menutup matanya. Dan saat itu ia kembali mengingat kejadian yang di alaminya saat berada di sebuah lorong yang sangat gelap dan sepi.

"Haahh.. Hampir saja aku mati karena malaikat ceroboh itu. Aku berharap aku tidak akan pernah bertemu lagi dengannya."

"Konyol! Bagaimana bisa dia melakukan kesalahan seperti itu?."

"Di mana dua orang bodoh itu? Kenapa mereka meninggalkan ku di tempat seperti ini? Awas saja mereka!!."

Wanita itu bermonolog sendiri.

"Akh ... "

Pekik wanita itu saat mencabut paksa selang infus yang menempel di tangannya.

Dengan menahan rasa sakit di kepalanya, wanita itu berjalan keluar dari ruangan ICU itu. Ia berjalan melewati lorong dengan masih memakai baju pasien. Kemudian ia memasuki lift untuk keluar dari rumah sakit.

"Aaaaa ... "

Wanita itu berteriak saat ia melihat pantulan dirinya sendiri di cermin yang ada di dalam lift.

"A-apa ini? T-idak mungkin! Aku pasti salah lihat," mengerjapkan matanya berkali-kali berharap apa yang di lihatnya itu salah tapi tetap saja itu tidak merubah apa pun.

"T-tidak ... Tidak mungkin! Itu bukan aku! Siapa wanita gendut itu?," menunjuk pantulan dirinya sendiri di cermin

"Florencia, kau tenanglah. Kau hanya berhalusinasi, kau baru sadar. Bukankah itu hal yang wajar? Iya, ini pasti efek obat yang di berikan Dokter. Entah obat apa yang di berikan Dokter itu pada ku?," menghela napasnya dalam berkali-kali mencoba untuk menenang kan dirinya sendiri.

Lift tiba tiba terhenti dan semuanya menjadi gelap.

"Eoh ... Kenapa ini? Kenapa liftnya berhenti? Gelap sekali, aku tidak bisa melihat apa pun."

"Florencia Grizelda."

Ruben sang malaikat ceroboh itu kembali muncul.

"Kau ... Kau lagi? Untuk apa lagi kau menemui ku?."

"Aku ingin kembali meminta maaf pada mu atas kesalahan yang sudah ku buat untuk yang kedua kalinya"

"Kesalahan? Kesalahan apa yang kau lakukan kali ini?,"

"Kau sudah melihat tubuh mu berbeda bukan?,"

"Aku merasakan hal buruk akan segera terjadi"

"Itu bukan halusinasi, itu adalah tubuh mu yang sekarang. Sekarang kau harus hidup di dalam tubuh orang lain. Kali ini aku tak bisa memperbaikinya, karena ini memang sudah kehendak tuhan. Maaf kan aku Florencia, kau mulailah hidup baru mu di tubuh mu yang sekarang dan terimalah takdir ini"

Setelah mengatakan itu Ruben sang malaikat ceroboh itu menghilang meninggalkan Florencia yang entah bagaimana keadaannya.

"Tidaaaaaaaakkkk ... "

Florencia Grizelda, wanita yang sangat cantik nan sexy berusia 20 tahun. Gadis bermata biru itu di anugerahi wajah dan bentuk tubuh yang sangat sempurna. Jika melihat penampilannya mungkin orang akan berfikir Florencia itu adalah seorang model tapi tidak Florencia bukanlah seorang model, Florencia adalah seorang bos Mafia.

Florencia sangat ahli dalam hal bela diri. Ia tidak akan melepaskan siapa pun lawannya. Karena itulah ia di kenal sebagai 'Dewi Kematian'.

Sebelumnya Florencia tinggal di Italia, baru dua minggu ini ia tinggal di Indonesia. Florencia datang ke indonesia dengan satu tujuan yaitu menemukan orang yang sudah memb***h kedua orang tuanya. 'Balas Dendam' itu adalah tujuan hidupnya.

Hati Florencia di penuhi dengan rasa dendam yang sangat besar karena itu ia tumbuh menjadi orang yang sangat kejam.

Di Italia, Florencia menjalankan perannya sebagai bos mafia dari kelompok bernama 'VALUENZ' yang sangat di takuti.

'VALUENZ' adalah organisasi bawah tanah yang sangat di segani di daratan Eropa. Serangkaian kejahatan seperti pemerasan, penyelundupan senjata dan barang-barang ilegal lainnya adalah sedikit dari rangkaian tindak kriminal yang di lakukan kelompok mafia ini.

Selain melakukan tindak kejahatan, Valuenz terkenal akan kedermawanannya dan sering membantu masyarakat yang kesulitan. Meskipun demikian, Valuenz tidak segan melakukan kejahatan kejam kepada orang orang yang di anggapnya pantas menerima kejahatan.

"Bagi ku tidak ada yang lebih harum dari bau darah. Melihat darah membuat tubuh ku bergejolak. Darah adalah penyemangat hidup sekaligus alarm untuk terus mengingatkan ku akan balas dendam"

~Florencia Grizelda~

Tapi sekarang semuanya berubah dalam sekejap.

Florencia Grizelda sang bos mafia yang cantik nan sexy itu harus terjebak dalam tubuh seorang wanita bernama Innara Havika dengan bobot delapan puluh lima kilogram.

Sifat dan sikap mereka sangatlah berbeda. Innara Havika, berusia 30 tahun adalah seorang wanita yang sudah menikah dan sangat mencintai suaminya. Ia memiliki hati yang sangat baik, sabar, lembut dan penuh kasih sayang. Senyum selalu menghiasi wajah cantiknya.

Innara tidak pernah mengatakan 'Tidak' dalam hidupnya. Ia terlahir sebagai seorang wanita yang sangat penurut, tidak pernah mengecewakan orang lain dan selalu ingin membuat orang orang di sekitarnya bahagia walau pun ia harus menderita karena itu.

Terpopuler

Comments

na.prj_

na.prj_

baguss..

2024-04-21

0

Rehan Tolol

Rehan Tolol

.

2024-04-05

0

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2024-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!