...Happy Reading...
Pertemuan Gemintang dengan keluarga Chris pun berjalan dengan lancar, walau dipenuhi dengan tatapan yang penuh kecurigaan dari mama Chris, namun Gemintang tidak perduli.
Gemintang memperlihatkan sisi dirinya yang ceria dan mudah berbaur dengan siapa saja, sedangkan ayah Chris terlihat menerimanya dengan baik, bahkan merasa terhibur dengan candaan-candaan sekilas dari Gemintang.
" Lain kali, seringlah mampir-mampir kesini ya nak Gem? ayah kesepian dirumah." Bahkan ayah Chris sudah terlihat nyaman dengannya dan akrab walau baru pertemuan untuk yang pertama kalinya.
" Hehe... siap yah, aku sih tergantung mas Chris saja." Jawab Gemintang dengan senyuman yang tidak pernah pudar dari wajahnya.
" Dengar itu Chris, sering-sering kamu bawa pulang kekasihmu, rumah ini terlalu besar kalau hanya untuk kami bertiga, kenapa kamu tidak tinggal disini saja, jarak ke kantor kamu juga dekat dari sini."
Chris juga memiliki seorang adek tiri, bawaan dari mama tirinya.
" Lain kali ya yah, Chris sudah terbiasa hidup mandiri." Jawab Chris dengan nada santai.
" Baiklah, tapi cukup kamu ingat ayah sudah tua, dan sudah ingin sekali menimang cucu darimu, jika memang sudah mantap, hal baik harus disegerakan ya?" Ucap Ayah Chris sambil terus memandangi wajah Gemintang.
" Uhuk.. uhuk.." Gemintang langsung terbatuk seketika saat mendengar kata cucu.
Owh... itu tidak mungkin?
" Kami masih ingin mengenal satu sama lain lebih jauh dulu yah, jadi kami tidak ingin terburu-buru, takut nanti menyesal setelahnya." Jawab Chris yang langsung saja menolaknya.
" Ayah suka dengan nak Gem, dia anak yang ceria, kalau kamu menikah dengannya, kamu pasti akan hidup bahagia dengannya." Entah mengapa ayah Chris terlihat sangat mantap dengan kekasih yang dia bawa kali ini.
Hah.. yang bener bae? pernikahanku aja hancur sekarang?
Gemintang sendiri yang malah tidak percaya dengan diri sendiri, karena kegagalan menjaga keutuhan keluarga kecilnya, walau bukan dia yang berkhianat duluan.
" Yang penting ayah sehat aja dulu, masalah kami biar kami pikirkan sambil jalan, jangan terlalu banyak pikiran yah?" Ucap Chris dengan perlahan.
" Tentu... ayah pasti akan sehat, ayah juga tidak rela pergi sebelum menjadi wali dalam pernikahan kalian nanti."
Maaf.. tidak akan ada pernikahan diantara kami yah.
" Kalau begitu ayah istirahat ya, sudah malam, aku harus mengantarkan Gemintang pulang kerumahnya." Chris memang tidak pernah mau berlama-lama berada disana.
" Baiklah, jangan lupa sering bawa Gemintang kesini ya?" Tuturnya kembali.
" Kalau begitu saya permisi ya yah dan emm... tante." Gemintang menunduk dengan sopan.
Bye... mak lampir!
Gemintang tetap memanggil tante, karena dia tidak menyuruhnya mengganti panggilan seperti ayah Chris.
Akhirnya Chris membawa Gemintang pergi dari rumah besar itu.
" Kamu mau saya antar kerumahmu atau kemana?" Tanya Chris saat mobil mereka baru jalan.
" Ke Restoran tadi aja, mobilku kan ada disana."
" Aku bisa menyuruh anak buahku mengantarkan kerumahmu kalau kamu mau, dan aku bisa langsung mengantarkanmu pulang kalau kamu sudah lelah."
" Ciee... pengen tahu banget ya rumahku ada dimana?" Ledek Gemintang.
" Cih... jangan ke ge er an kamu jadi orang!" Chris langsung tidak terima.
" Haha... hayo ngaku kamu!"
" Nggak sudi, tanpa harus capek-capek aku kerumahmu juga, kalau mau tahu tinggal petik jari doang!" Ucapnya dengan sombong.
" Sak bahagiamu lah pak!" Jawab Gemintang sambil terus terkekeh melihat raut wajah Chris yang terlihat kesal.
" Aku tadi cuma kasian aja denganmu."
" Aku bukan wanita yang perlu dikasihani kok, owh ya.. boleh aku tanya sesuatu pak?" Ada satu pertanyaan yang terus mengganjal dihatinya.
" Katakan saja." Jawabnya santai sambil terus mengemudi memecah heningnya malam.
" Ibunya bapak sudah meninggal ya?"
" Entah."
" Hah? kok entah sih pak?" Gemintang langsung dibuat penasaran dengannya.
" Karena aku tidak pernah berjumpa dengannya sedari kecil."
" Tapi.. ibunya bapak berarti masih hidup?" Jiwa kepo Gemintang mulai melalang buana.
" Katanya sih begitu." Jawabnya tanpa merasa berdosa sama sekali.
" Dimana?"
" Aku tidak tahu dan juga tidak mau tahu juga!" Jawabnya dengan nada malas.
Wah... sepertinya dia keluarga broken home.
" Apa bapak tidak berusaha untuk mencarinya, sekedar untuk tahu keadaannya gitu?"
" Untuk apa? buang-buang waktu saja." Jawabnya dengan senyum yang sulit diartikan.
" Jangan begitu juga kali pak, mau sejahat apapun beliau itu tetap ibu yang sudah melahirkan bapak ke dunia ini dengan nyawa taruhannya loh." Ucap gemintang yang sok bijak.
" Aku juga tidak berharap dilahirkan kedunia ini olehnya."
Ada gurat kesedihan yang muncul dari wajah Chris, namun Gemintang tidak bisa menebaknya.
Pantesan dia seolah benci dengan semua wanita, dan tidak pernah mau percaya dengan perempuan manapun.
" Astaga.. nggak boleh ngomong gitu pak, bapak belum tahu aja rasanya, seperti aku yang sudah tidak punya ayah dan ibu." Gemintang langsung teringat dengan mendiang ayah dan ibunya.
" Ibumu mungkin tidak sepertiku ibuku."
" Hmm.. semua orang punya takdir masing-masing kan pak?"
" Untuk apa aku susah-susah mencarinya, sedangkan ibuku saja tega meninggalkan aku saat aku masih kecil."
Iya juga yah? sepertinya berat masalah keluarganya, pantes saja dia tidak mau menikah, karena mungkin dia trauma dengan kisah orang tuanya.
Akhirnya Gemintang memilih diam, dia tidak mau banyak bertanya, karena takut jika luka dihatinya karena perpecahan keluarga kembali muncul di dirinya.
Beberapa saat hening tanpa pembicaraan, akhirnya mereka sudah sampai di restoran milik Chris kembali.
" Kalau begitu saya pulang ya pak, see you kapan-kapanlah, atau kalau ini yang terakhir malah lebih bagus."
" Enak saja kamu!" Chris langsung menjeling kearahnya, seolah dia sendiri yang jadi tidak terima kalau ini menjadi pertemuan yang terakhir dengannya.
" Aku cuma nggak enak saja sama ayah bapak, kayaknya beliau orang yang baik, aku jadi merasa berdosa sudah berbohong dengannya."
" Ckk... jangan dipikirkan, itu urusanku."
" Jangan lupa juga dosanya kamu juga yang menanggungnya ya pak!"
" Pak.. Pak..! lebih enak didengar panggilan kamu saat didepan ayahku tadi." Umpat Chris yang ingin beranjak pergi masuk kembali kedalam mobilnya.
" Cie.. mau dipanggil mas ya? asiaap maszeh!"
" Nggak jelas kamu, bye!" Ucap Chris yang tanpa sadar tersenyum sendiri saat mendengarnya.
" Hati-hati ya maszeh!" Gemintang semakin meledeknya saat Chris membuka jendela mobilnya.
" Kalau ada apa-apa jangan lupa hubungi aku!" Ucap Chris yang langsung berlalu dari sana.
" Cih... ngapain juga aku hubungi kamu, emang kamu siapa aku?"
Gemintang langsung memasuki mobilnya dan bergegas ingin pulang, rasa capek dan kantuk sudah menyelimuti dirinya.
Saat dia baru saja melewati pintu rumahnya, William sudah menghadangnya di kursi tamu.
" Dari mana saja kamu baru pulang jam segini?
Masih baik aku masih sudi buat pulang ke rumah yang seperti Neraka ini.
" Aku pergi dengan Sabrina!" Jawab Gemintang dengan santai dan langsung berlalu tanpa memperdulikan kemarahan William.
" Jangan bohong kamu, kamu pergi dengan siapa, jangan main-main kamu sama aku."
Haduh... apa ada yang melihatku pergi dengan Chris ya?"
" Ikut aku ke kamar sekarang juga!"
Disaat Gemintang masih mencoba berfikir, lengannya langsung ditarik paksa oleh suaminya menuju kamar mereka dan langsung menguncinya.
..."Jangan habiskan waktumu memukuli tembok dan berharap bisa mengubahnya menjadi pintu, karena terkadang, pilihan terbaik adalah menerima."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
gracerinny ☘️
tenang dong, wiliam, ngegas gitu sama istri 🤣
2022-07-28
0
Sukliang
diri sendiri selingkuh, istri temu cowok aja udah mrh2
2022-06-30
0
𝐏𝐂𝐇|||✿༺ d꙰yaa ༻
infone mazeh wkwk
2022-06-26
0