...Happy Reading...
Akhir pekanpun telah tiba, malam tadi Gemintang menginap dirumah Sabrina, walau awalnya sempat tidak diberikan izin oleh William namun dengan berbagai alasan yang Gemintang berikan, akhirnya William menerimanya.
Namun dia harus kembali pulang hari ini, karena dia juga tidak bawa baju ganti, sementara ini dia mencoba menguatkan hati agar tidak terlalu dicurigai, sebelum Gemintang benar-benar memastikan perusahaannya dalam keadaan baik-baik saja dia akan tetap menjadi Gemintang yang dulu, walau dia sudah bertekad dalam hati tidak ingin berhubungan intim lagi dengan suaminya itu.
Gemintang sudah berada didepan pintu rumahnya siang ini, namun rumah itu tak lagi nyaman untuknya, hanya ada luka didalamnya, padahal dulu dia sangat menyukai rumah itu, dia selalu menunggu moment-moment saat suaminya pulang kerja, dengan bodohnya dia mondar-mandir didepan pintu jika suaminya telat pulang dari Kantor, namun ternyata selama ini kesetiaan dan perhatiannya terbuang percuma.
" Fuuh... kuat Gem.. yang kuat, kamu pasti bisa."
Gemintang akhirnya membuka pintu rumah itu setelah menghela nafas berkali-kali dan menguatkan diri sendiri.
" Sayang... kamu sudah pulang?"
Ternyata William sedang duduk berdua dengan Farah di ruang Tv dengan dua cangkir teh, menemani mereka disore itu.
Dulu Gemintang sering melihat kejadian seperti itu, namun dia tidak curiga, wajar saja ngobrol bareng sama kakak ipar menurutnya, namun sekarang pikirannya langsung mengarah ke hal yang negatif, walau mereka duduk terpisah dan beda kursi.
" Hmm.."
Gemintang hanya menganggukkan kepalanya perlahan dan melihat mereka sekilas, tanpa ada niatan untuk civm tangan kepada suaminya seperti rutinitasnya, dia lebih memilih melenggang menuju kamarnya.
" Sayang are you okey?"
Ternyata William mengikutinya masuk ke kamar dan langsung memelvk tubuhnya dari belakang setelah menutup pintu.
Argh... aku benci pelvkan hangatnya.
" Mas... aku mau mandi dulu."
Gemintang mencoba meloloskan dirinya dari pelukan suaminya, namun tidak bisa.
" Sayang... mas kangen loh, kemarin pulang dari kantor nggak ngabarin, trus tadi malam nggak pulang, sebenarnya Sabrina ada masalah apa? sampai kamu harus menemaninya?" Tanya William sambil menyembunyikan wajahnya dicervk leher istrinya.
Gemintang memang memberikan alasan bahwa Sabrina sedang membutuhkan dirinya karena ada masalah, padahal sebenarnya Gemintang sendiri yang punya masalah.
" Pacarnya selingkuh, dia hampir prustasi, masih baik dia tidak jadi bunvh diri, jadi aku menemaninya." Jawab gemintang asal.
" Owh ya... kasian sekali temanmu itu, semoga keadaan mereka segera membaik ya?"
Cih... aku yang perlu kamu kasihani, mana ada orang kepergok selingkuh trus bisa membaik.
" Boleh aku mandi dulu?" Ucap Gemintang yang ingin lepas dari pelukan Suaminya.
" Okey, mau aku ambilkan makanan ke atas? kamu pasti belum makan kan?" William mengusap lengan istrinya dengan penuh kelembutan.
Gemintang mematung sejenak, perhatian suaminya masih penuh seperti biasa, selalu membuat dirinya meleleh.
Kenapa harus kamu mas? aku begitu tersanjung dengan semua perlakuan manismu, tapi kenapa kamu tega mengkhianati aku, seoalah semua jadi sia-sia sekarang.
" Hmm."
Gemintang hanya bisa mengganguk saja, karena bingung harus ngomong apa, lagian lebih baik dia ada kegiatan makan, daripada hanya duduk diam saja didalam kamar, bisa-bisa dia diterjang sama suaminya nanti, jadi dia harus mencari kesibukan sekarang.
Gemintang sengaja mandi berlama-lama dan berendam di bath up dengan sabun aromatherapy yang menentramkan hati, hampir satu jam lebih dia didalam kamar mandi, dan akhirnya dia harus keluar, takut masuk angin jika terlalu lama didalam air, walau hangat sekalipun.
" Sini sayang, mas suapin."
Baru saja keluar dari kamar mandi, William sudah memangku piring beserta isinya. Gimana nggak sakit kalau didepannya dia terus saja manis seperti ini, namun di belakang dia menusuknya terlalu dalam dan mungkin sulit terobati.
" Aku makan sendiri aja mas." Gemintang berusaha untuk tersenyum walau Lara dihatinya membekas tidak bisa hilang.
" Mas suapin aja, biasanya kamu paling suka kalau makan mas suapin kan?"
Itu dulu mas, sekarang aku muak dengan itu semua.
" Aak... buka mulutnya dong yank?"
Dia sudah mengangkat satu sendoknya, mau tidak mau Gemintang menurut saja, bertahan walau sebenarnya makanan itu sulit masuk kedalam tenggorokannya.
" Nanti malam kita dinner yuk yank, di Kafe favorit kamu, gimana?"
Dulu saat semua kebusukan suaminya belum terungkap, Gemintang pasti akan melonjak kegirangan kalau diajak kesana, apalagi akhir pekan begini, dia sangat menyukainya.
" Aku sedikit capek mas, kurang tidur, Sabrina mewek terus seharian, jadi aku nggak bisa tidur nyenyak, ngantuk sekali, badanku juga terasa pegel-pegel, sakit semua." Keluh Gemintang dengan lemas, dia memang kurang tidur, tapi bukan karena Sabrina, karena masalahnya sendiri.
" Hmm... sayang sekali, padahal mas sudah memesannya tadi."
" Lain kali saja ya mas, aku capek banget." Akhirnya satu piring itupun ludes juga dimakan oleh mereka berdua.
" Baiklah... hmm... trus apa mas dianggurin lagi malam ini?"
Wajah William sudah berada di bahu Gemintang dan meninggalkan beberapa kecvpan hangat disana.
Fuuh... tahan Gem, tahan... kuatkan iman, bulatkan tekad, semangat!
" Mas kangen banget sayang, rindu semua tentang kamu."
Aaaaaa... sebenarnya aku juga rindu mas, tapi aku sudah tidak bisa lagi melakukan itu denganmu.
Hati wanita mana yang ikhlas jika suaminya mendua, bahkan menyentuh wanita lain selain dirinya.
" Maaf.. aku capek mas."
" Sebentar saja yank, satu ronde saja ya, mas akan pelan-pelan, kamu cukup menikmatinya saja okey?"
Cih... biasanya juga kamu menyelinap dikamar sebelah kalau malam, rindumu itu palsu mas..
Tulilut.. tulilut.. Ponsel Gemintang berbunyi disela-sela rayuan suaminya.
" Sebentar ya mas, aku angkat telpon dulu." Gemintang menyingkir dari sana karena ada nomor baru yang masuk diponselnya.
" Hmm... jangan lama-lama, aku menunggumu." William mencolek hidung mancung istrinya dengan manja, bahkan senyum manis yang selalu membuat Gemintang terlena.
" Hallo, siapa ya?"
" Chris, kita ketemuan sore ini, di Kafe XX pukul 5 sore."
" Harus sore ini kah?"
" Katanya kapanpun aku mau bisa menghubungimu, apa kamu lupa?"
" Fuuh... baiklah, aku akan kesana."
" Jangan telat walau satu detik saja, atau aku akan membatalkan perjanjian kita."
" Iya Bawel, bye!"
Gemintang langsung menutup ponselnya, sebenarnya dia nggak mood mau kesana, namun apalah daya, dia juga tidak mau rencana yang sudah dia susun gagal begitu saja.
" Kenapa sayang?"
" Aku harus pergi."
" Kenapa? Sabrina lagi?" Tanya William dengan lemas.
" Iya... ini berhubungan dengannya, aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja mas, dia sahabatku sejak dulu."
Silahkan puas-puasin bemesraan dirumah mas, anggap saja aku tidak pernah hadir didalam hidupmu.
" Aku pergi mas."
Bahkan dia tidak mengganti pakaiannya, dia hanya mengambil sweater rajut dan menggunakan jeans juga kaos oblong saja.
" Tapi yank?"
" Maaf, Sabrina membutuhkanku mas."
" Aku juga membutuhkanmu sayang?"
Cih... omong kosong, noh... istri orang nganggur dibawah sana.
" Sabrina lebih membutuhkanku kali ini, kasihan dia mas, aku tidak ingin terjadi apa-apa dengannya."
" Ya sudah, tapi kamu pulang ya?"
" Okey, tapi lihat sikon nanti ya mas."
" Jangan lupa hubungi mas ya, balas dong pesan dari mas, jangan cuekin mas terus."
Beberapa hari ini pesan darinya sering diabaikan, kalau membalaspun pendek-pendek, seperti orang yang tidak niat ngechat.
" Hmm.." Gemintang tersenyum agar suaminya tidak curiga.
" Kiss dulu." Pinta William sambil memonyongkan bibiirnya.
Gemintang langsung menyambarnya sekilas, walau setelahnya dia usap bibirnya dengan sweaternya.
Ada apa dengannya, aku benar-benar merindukan dirinya saat bersikap manja denganku.
Dengan berat hati William melepas kepergian istrinya, entah mengapa ada yang hilang dari hatinya, seharusnya dia senang karena bisa bebas bermanjaan dengan Farah didalam kamarnya, namun perubahan sikap istrinya membuat dirinya begitu kesal dan malah semakin penasaran dibuatnya. Semua kelakuannya tertutup rapat beberapa tahun ini, jadi dia tidak terlalu curiga tentangnya, karena dia selalu bermain dengan aman.
..." Perasaan paling buruk didunia adalah ketika kita sudah melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan, dan itu masih belum cukup baik dimatanya."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Vera Diani
Yg namanya bangkai itu lama lama y kecium jg la Williams 😠
2022-10-01
0
GOD BLESS
hadeh...william...kau pikir 3thn lamanya kau selingkuh bakal tidak ketahuan mau mainnya aman kek, mau gimn pun kau tutupi kebusukan itu bakal tercium suatu saat. sepandai pandai tupai melompat bakal terjatuh jg sewaktu2. begitu pula perselingkuhan yg kau tutupi bakal ketahuan juga😡
2022-09-01
0
✪⃟𝔄ʀ sⷡεͬɴͦɢͫᴏͦᴛ ʰᶦᵃᵗ🦈
wiliam
wiliam
sampai kpn km akan berasandiwara?
2022-08-10
1